Anda di halaman 1dari 16

Makalah Perubahan Sistem Metabolisme Pada Bayi Baru Lahir

Di buat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Asuhan Kebidanan
Neonates, Bayi dan Balita

Dosen pengajar: Ibu Rubiati Hipni, S.ST.M.Keb

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Aiayah P07124121001
Aulia Rahmi P07124121003
Farah Azizah Gustiani P07124121028
Haliza P07124121032
Nisa P07124121056
Runa Helmina P07124121072
Siti Nohasanah P07124121083

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III

TAHUN 2021-2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa pula kita haturkan
kepaada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Perubahan Sistem Metabolisme
pada Bayi Baru Lahir” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rubiati Hipni,
S.ST.M.Kes, selaku dosen pengajar mata kuliah asuhan kebidanan Neonatus,
bayi dan balita, serta ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh
pihak yang yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karenanya,
saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang
hati. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Rabu, 03 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2

A. Pengertian Bayi Baru Lahir.......................................................................2


B. Perubahan Sistem Metabolisme pada Bayi Baru Lahir.............................3

BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................7

A. Pengkajian ...............................................................................................7
B. Identitas....................................................................................................7
C. Prolog.......................................................................................................7
D. Data Subjektif...........................................................................................8
E. Data Objektif ...........................................................................................8
F. Analisa......................................................................................................8
G. Penatalaksanaan........................................................................................8

BAB IV PENUTUP..............................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai
ketika terjalin hubungan yang terus–menerus antara seorang wanita dengan
bidan. Tujuan asuhan komprehensif yang diberikan yaitu untuk memberikan
asuhan kebidanan komprehensif secara intensif kepada ibu selama masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana
sehingga mencegah agar tidak terjadi komplikasi (Pratami, 2014). Setelah
lahir, bayi harus dapat beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Hal ini dicapai melalui pemahaman
menyeluruh mengenai fungsi normal tubuh bayi baru lahir sehingga bidan
dapat membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat dan memulihkan
kondisi tubuh bayi baru lahir yang sakit. Periode adaptasi terhadap
kehidupan di luar rahim disebut periode transisi. Periode ini dapat
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa
sistem tubuh bayi.
Bayi merupakan individu yang lemah dan memerlukan proses
adaptasi. Setiap bayi harus dapat melalui proses adaptasi fisiologis dan salah
satunya yaitu pada sistem metabolisme.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bayi Baru Lahir ?
2. Bagaimana Perubahan Sistem Metabolisme pada Bayi Baru Lahir ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Menegetahui apa Apa Pengertian Bayi Baru Lahir
2. Untuk Menegetahui Bagaimana Perubahan Sistem Metabolisme pada
Bayi Baru Lahir

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah masa kehidupan bayi pertama di luar rahim
sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir di semua sistem (Cunningham, 2012). Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Manuaba,
2014).
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28 hari),
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim
menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem.
Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah
kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa berakibat
fatal (Kemenkes RI, 2020). Periode ini merupakan periode yang sangat
rentan terhadap suatu infeksi sehingga menimbulkan suatu penyakit. Periode
ini juga masih membutuhkan penyempurnaan dalam penyesuaian tubuhnya
secara fisiologis untuk dapat hidup di luar kandungan seperti sistem
pernapasan, sirkulasi, termoregulasi dan kemampuan menghasilkan glukosa
(Juwita & Prisusanti, 2020).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat (Jamil et al., 2017).
Kriteria bayi normal adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu
sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500–4000 gram, panjang
badan: 48–52 cm, lingkaran dada: 30– 38 cm, nilai Apgar 7–10 dan tanpa
cacat bawaan (Ribek et al., 2018). Lingkar kepala bayi baru lahir yang
normal adalah 34–35 cm, dimana ukuran lingkar kepala mempunyai
hubungan dengan perkembangan bayi yaitu pertumbuhan lingkar kepala
umunya mengikuti pertumbuhan otak, sehingga bila ada hambatan/gangguan

2
pada pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak juga biasanya terhambat
(Ribek et al., 2013).
B. Perubahan Sistem Metabolisme pada Bayi Baru Lahir
Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel.
Reaksi kimia ini akanmengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme sel
dapat dibagi menjadi dua, yaitukatabolisme dan anabolisme. Katabolisme
adalah proses penguraian senyawa untukmenghasilkan energi. Sedangkan,
anabolisme adalah prosessintesis senyawa atau komponen dalam sel hidup.
Umumnya,dalam proses metabolik melibatkan aktivitas katalis biologik yang
disebut enzim dengan melibatkan ATP Metabolisme merupakan rangkaian
reaksi kimia yang diawalidengan substrat yang diakhiri dengan produk.
Reaksi dalam seltidak terjadi bolak-balik, melainkan berjalan ke satu arah.
Tiap produk akan menjadi reaktan bagi reaksi selanjutnya. Reaksi ini
berurutan sampai produk akhir, membentuk suatu jalur metabolisme.
Di lingkungan yang dingin, pengaturan suhu tanpa mekanismemenggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginanuntuk mendapatkan
panas tubuhnya. Pengaturan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat untuk memproduksi panas. Timbunan lemak coklat
terdapat di seluruh tubuh dan mampumeningkatkan suhu 100%. Untuk
membakar lemak coklat, glukosaharus digunakan guna mendapatkan energi
yang akan mengubahlemak menjadi panas. Mekanisme terjadinya hipotermia
dimulai dari asupan makananyang kurang, lemak coklat belum berkembang
(26 minggu), permukaan tubuh lebih luas, lemak subkutan sedikit, dan
respons vasomotor kurang efektif. Mekanisme hilangnya panas terjadi
melalui
1. Konveksi : kehilangan panas karena udara yang mengalir (kipas angin ,
AC, jendela terbuka)
2. Konduksi : kehilangan panas karena menempel pada benda dingin
(stetoskop, timbangan dll)
3. Radiasi : kehilangan panas bayi karena suhu di ruanganlebih dingin dari
suhu tubuh bayi. Pencegahannyadengan mengatur suhu ruangan agar
cukup hangat, menyelimuti bayi terutma kepalanya (area terluas)
4. Evaporasi : kehilangan panas karena tubuh bayi yang basah(menguap
bersama air yang menempel di tubuhbayi). Pencegahannya dengan segera

3
mengeringkanbayi. Dampak hipotermia pada bayi dapat menimbulkan
hipoksia, hipoglikemia, asidosis metabolic, syok, DIC, atau kematian.
Kehilangan berat badan awal dapat terjadi 10 hari pertama sebesar
10% dari berat badan awal. Selanjutnya peningkatan berar badan 25g
sehari selama bulan pertama yang berlipat dua kali pada 5 bulan, dan
berlipat tiga pada akhir tahun pertama.
Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan menurun dalam waktu
cepat (1-2 jam) . koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara :
a. Melalui penggunaan air susu ibu (ASI). Bayi baru lahir sehat harus
didorong menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir.
b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(gluconeogenesis )
Gejala hipoglikemia mungkin tidak jelas dan tidak khas dan dapat
meliputi kejang, haus , sianosis, apnea, menangis, lemah, letargi, lunglai,
dan menolak makan.
1. Sistem Metabolisme Glukosa
Otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu agar mampu
berfungsi dengan baik. Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi
dipenuhi oleh Ibu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat saat bayi lahir
dan tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya
sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu
cepat 1 sampai 2 jam pertama kelahiran yang sebagian digunakan untuk
menghasilkan panas dan mencegah hipotermia. Jika cadangan glukosa
tubuh habis digunakan, sementara bayi tidak mendapat asupan dari luar,
beresiko terjadinya hipoglisemia dengan gejala kejang, sianosis, apnoe,
tangis lemah, letargi dan menolak makan. Akibat jangka panjang dapat
merusak sel-sel otak. Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan
dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini
hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.
Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen,
terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim.
Bayi yang mengalami hipotermi saat lahir, kemudian mengakibatkan

4
hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen dalam satu jam pertama
kelahiran. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi
dalam keadaan hangat. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak
sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang
sehat Pencegahan penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk
menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir)
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis)

Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai


hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua
persediaan digunakan pada jam pertama maka otak bayi dalam keadaan
beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan distress janin merupakan resiko utama,
karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum lahir.
Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas meliputi :
1. Kejang-kejang halus
2. Sianosis
3. Apnu
4. Tangis lemah
5. Letargis
6. Lunglai dan menolak makanan

Energi yang dibutuhkan neonatus pada jam pertama sesudah


kelahiran neonatus pada jam diambil dari hasil metabolisme asam lemak
. Dalam mengfungsikan otaknya , bayi baru lahir memerlukan glukosa
dalam jumlah tertentu . Pada saat pengekleman tali pusat setelah bayi
lahir , bayi tersebut harus bisa mempertahankan kadar glukosa darahnya
sendiri , dan glukosa darah bayi akan turun dalam waktu cepat dalam
waktu 1-2 jam pertama kelahiran . Cara yang bisa digunakan untuk
mempertahankan penurunan glukosa adalah dengan menggunakan ASI
yaitu bayi sesegera mungkin mendapatkan ASI , menggunakan cadangan

5
glikogen ( glikogenesis ) , dan yang terakhir melalui proses glukogenesis
yaitu pemerolehan glukosa dari pemecahan lemak . Bayi yang tidak
dapat mencerna makanan dalm jumlah tertentu akan melakukan
glikogensis , dalam hal ini bisa terjadi kalau bayi tersebut mempunyai
persediaan glikogen yang cukup . Glikogen tersimpan dalam hati pada
bulan - bulan terakhir kehidupan dalam kandungan . Bayi baru lahir
yang mengalami hipotermia bisa mengalami hipoksia , maka ia akan
menggunakan persediaan glikogen dalam jumlah besar padaa jam - jam
pertama kelahiran . Hal inilah yang menyebabkan kenapa sangat penting
menjaga kehangatan bayibaru lahir . Keseimbangan glukosa tidak
sepenuhnya bisa tercapai dalam 3-4 jam kelahiran pada bayi sehat yang
cukup bulan . Seandainya semua persediaan glikogen digunakan pada
jam pertama kelahiran , maka otak bayi bisa dalam keadaan beresiko .
Pada bayi lahir dalam kondisi kurang bulan , lewat bulan , dan yang
mengalami hambatan pertumbuhan dalam kandungan derta distres janin
merupakan resiko utama karena simpanan glukosa berkurang atau
digunakan sebelum lahir
Gejala hipoglikemi bisa tidak khas dan tidak jelas meliputi kejang -
kejang halus, sianosis, apneu, menangis lemah, letarghi, lunglaidan
menolak makanan Akibat jangka panjang yang bisa ditimbulkan karena
hipoglikemi adalah kerusakan yang luas pada sel - sel otak . Suhu
lingkungan akan menimbulkan efek yang sangat besar pada metabolisme
neonatus . Neonatus adalah homeoterm ( bersuhu panas ) , neonatus
akan merespons penurunan atau peningkatan suhu lingkungan dengan
berusaha mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran normal ( 36,5 °
C hingga 37,5 °.

6
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN


HIPOGLIKEMIA DI RUANG BAYI RSUD A BANJARMASIN
TAHUN 2018
PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Senin, 09 April 2018
Pukul : 08.45 WITA
No. RMK : 40.xx.xx.xx

IDENTITAS BAYI
Nama : By. Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 09-04-2018
Umur : 0 hari

IDENTITAS ORANG TUA

Istri Suami
Nama Ny. N Tn, H
Umur 26 Tahun 27 Tahun
Agama Islam Islam
Suku / Bangsa Banjar / Indonesia Banjar / Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Terakhir
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Tambak Anyar Ilir

7
PROLOG
Bayi lahir pada pukul 07.30 WITA di ruang vk bersalin, berjenis kelamin
perempuan, menangis spontan, ekstremitas lemah fleksi sedikit, bayi tidak mau
menyusu dan terlihat lemah, tidak ada kelainan kongenital, BB: 3.900 gram
dengan PB: 51 cm, LD: 35 cm, LK: 33 cm, LLA: 13 cm. Pemeriksaan
penunjang GDS: 42 mg/dl. Bayi dipindahkan ke ruang bati pukul 08.30 WITA

DATA SUBJEKTIF
-

DATA OBJEKTIF
Menangis kuat, warna kulit merah muda seluruhnya, Kulit tidak ikterik, muka
pucat dan simetris tidak ada oedema, gerakan sedikit, aktivitas ekstremitas
fleksi sedikit, mukosa bibir lembab, Suhu: 36,9 Derajat Celcius, Nadi:
100x/m, Respirasi: 36x/m, BB: 3.900 gram, PB: 51 cm, Reflek moro lemah,
Reflek menggenggam lemah, Reflek rooting lemah, Reflek sucking lemah,
Reflek tonik neck lemah, BAB/BAK (+/+)

ANALISA
By. Ny. N umur 1 jam dengan hipoglikemia

PENATALAKSANAAN
1. Bayi dirawat didalam inkubator.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A):
Pemberian IVFD (Intra Vena Fluid Drip)
Pemberian Antibiotik 2×250 mg IV
Pemberian oksigen.
3. Memberikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam
5 menit. Sudah diberikan
4. Memasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan, 20 tpm/menit.
Infus sudah dipasang
5. Melakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam. Pemeriksaan sudah
dilakukan

8
6. Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi baru lahir dengan
hipoglikemia dan anjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin atau
tidak terjadwal. Konseling sudah diberikan
7. Menjaga suhu bayi agar tetap hangat dengan cara bedong bayi dan
masukan bayi didalam inkubator. Sudah dilakukan
8. Menjaga kebersihan bayi dan lingkungan dengan cara mengganti popok
bayi bila basah, mengganti baju bayi bila kotor dan pastikan bayi terhindar
dari benda tajam. Sudah dilakukan
9. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara mengganti kassa bila basah
atau setelah mandi dengan cara tidak dibumbuhi apapun. Sudah dilakukan
10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam bentuk SOAP. Pemeriksaan
sudah didokumentasikan

DATA PERKEMBANGAN I

Hari/Tanggal : Selasa, 10 April 2018

Pukul : 13.00 WITA

Data Subjektif

Ibu mengatakan bayinya sudah mulai mau menyusu dengan baik

Data Objektif

KU baik, bayi bergerak dengan aktif, warna kulit merah muda, Nadi:120x/m,
Respirasi:41x/m, Suhu: 36,5 derajat Celcius, Reflek moro (+), Reflek rooting
(+), Reflek menggenggam lemah, Reflek sucking lemah, pemeriksaan
penunjang GDS: 56mg/dl

Analisa

By. Ny. N umur 2 hari dengan riwayat hipoglikemia

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan keadaan bayi pada ibu bahwa keadaan bayi sudah mulai
membaik. Ibu sudah diberitahu bahwa keadaan bayinya sudah mulai
membaik

9
2. Mencegah terjadinya hipotermi dan selalu menjaga kehangatan bayi. Bayi
sudah terjaga kehangatanya dengan cara dibedong.
3. Menjaga kebersihan bayi. Bayi sudah dijaga kebersihanya yaitu mengganti
popok bila basah dan mengganti baju bila kotor
4. Melanjutkan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu berikan infus glukosa
20 % 2cc / BB, 20 tpm/menit. Terapi sudah diberikan sesuai dengan advis
dokter.
5. Memeriksa GDS bayi tiap 4 jam. Sudah dilakukan pemeriksaan GDS bayi
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan tidak
terjadwal. Ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin
dengan tidak terjadwal

DATA PERKEMBANGAN II
Hari/Tanggal : Rabu, 11 April 2018
Pukul : 10.00 WITA

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat dan hari ini sudah
boleh pulang.

DATA OBJEKTIF
KU baik, bayi bergerak aktif, warna kulit merah muda, konjungtiva merah
muda, sklera putih, Nadi: 120x/m, Respirasi: 45x/m, Suhu: 36,7 derajat
celcius, Reflek moro (+), Reflek rooting (+), Reflek menggenggam (+),
Reflek sucking (+), pemeriksaan penunjang GDS: 66mg/dl

ANALISA
By. Ny. N umur 3 hari dengan riwayat hipoglikemia

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayinya sudah
baik. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi sudah
baik dan menyusu dengan kuat.
10
2. Menganjurkan ulang atau mengevaluasi kembali apakah ibu menyusui
bayinya sesering mungkin. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering
mungkin.
3. Memberikan KIE pada ibu tentang ASI eksklusif yaitu memberikan ASI
selama 6 bulan tanpa memberikan tambahan makanan apapun. Ibu sudah
mengerti tentang ASI eksklusif dan bersedia memberi bayinya ASI secara
eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan apapun.
4. Memberitahu ibu tentang cara merawat bayi sehari – hari dan menjaga
kebersihan bayi. Ibu sudah mengetahui cara merawat bayi sehari – hari
dan mau menjaga kebersihan bayinya yaitu mengganti popok bila basah
dan mengganti baju bila kotor. Sudah dilakukan pemeriksaan GDS bayi
setiap 4 jam dan hasilnya 70 mg/dl.
5. Mengobservasi GDS setiap 4 jam.
6. Menyiapkan bayi untuk pulang. Infus glukosa 20% sudah dilepas, Ibu
bersedia untuk kontrol ulang 3 hari lagi, Bayi sudah pulang dengan
keluarganya.

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi
kimia ini akanmengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme pada bayi
baru lahir Metabolisme tubuh bayi umumnya sama dengan metabolisme
tubuh orang dewasa. Metabolisme melibatkan beberapa tahap yang
mengubah makanan yang kita asup ke dalam bentuk zat makanan dan hasil
akhirnya akan terbentuk energi dan produk metabolik lainnya. Metabolisme
lewat ASI akan diubah dalam tubuh si kecil untuk menghasilkan energi yang
nantinya berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Energi yang terbentuk itu lah yang akan digunakan antara lain untuk
memperbaiki jaringan yang luka, seperti pada keadaan luka atau lecet,
mengatasi trauma pada tubuh, kecelakaan, atau mengeluarkan toksin dan
racun di dalam tubuhnya.

B. Saran
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus pada
saat praktik dalam bentuk manajemen 7 langkah Varney dan
SOAP

12
DAFTR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2020). Konsep Bayi Baru Lahir Normal. Retrieved from
www.repository.poltekkes-denpasar.ac.id: http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/7380/1/BAB%20II.pdf
Manuaba. (2014). Bayi Baru Lahir. Retrieved from
www.repository.poltekkes-denpasar.ac.id: http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/7378/3/BAB%202.pdf
Lowdermilk. (2013). Bayi Baru Lahir dan Sectio Caesarea. Retrieved from
www.repository.uimus.ac.id:
http://repository.unimus.ac.id/2058/3/BAB%20II.pdf
Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar keperawatan maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Burroughs A & Leifer G. (2001). Maternity Nursing an Introductory Text. 8
th Edition. Maryanti, Dwi, dkk. 2011.

Kurniarum A. 2019. Modul Teori Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.


Palangkaraya

Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: TIM. Perry dan Potter. 2006.

13

Anda mungkin juga menyukai