BLOK 1 A
SKENARIO 3 : KEBIDANAN TERKINI
Kelompok :3
Ketua :Putri Novellin (1910332012)
Sekretaris Papan :Viorika Marsafa Putri (1910333011)
Sekretaris Meja :Rihhadatul ‘Aisy (1910333010)
Anggota :Rina Ingriani (1910331002)
Eys Enggraini (1910333018)
Anisa Ulfah (1910332010)
Humairah Faradila (1910333012)
Dita Dwi Amanda (1910332007)
Tiara Wulandari (1910331014)
Khusnul Khotia (1910331015)
LEARNING OBJECTIVE
SHARING INFOMATION
Bidan merupakan profesi yang paling erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan berkaitan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat bidan juga harus
mempunyai etika sebagai pedoman dalam bersikap atau bertindak. Seseorang yang
menekuni profesi dengan tekun disebut profesional, dimana profesional ini mengacu
pada penampilan seseorang dalam hal bekerja. Dalam memberi layanan kebidanan,
bidan harus berdasarkan pada fungsi dan moralitas yang meliputi,
Dalam pemberian layanan kebidanan, bidan haruslah berlandaskan pada fungsi dan
moralitas pelayanan kebidanan yang meliputi :
Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan
yang merugikan atau membahayakan orang lain
Menjaga privacy setiap individu Mengatur manusia untuk berbuat adil dan
bijaksana sesuai dengan porsinya
Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu masalah
Menghasilkan tindakan yang benar
Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku / perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya
Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai nilai internal dan
eksternal suatudisiplin ilmu dan pengetahuan yang menyeluruh dalam suatu profesi
yang menuntut anggotanga dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik
digunakan untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap profesi, terjamin
kepentingan klien, pembentuk mutu moral profesi di masyarakat.
Dalam pelaksanaannya kode etik diawasi dan dikontrol oleh sanksi yang
dikenakan pelanggar kode etik, kasus pelanggaran akan dinilai oleh suatu dewan
kehormatana profesk / komite etik. Maka dibidan dibentuklah MPEB (Majelis
Pertimbangan Etika Bidan) . 1986 Disusun pertama kali 1988 Disusun dalam KONAS
IBI X Surabaya1991 Disempurnakan dan disahkan dalam KONAS IBI XII di
Denpasar Bali.
Kode Etik Bidan Indonesia
Kewajiban Bidan Terhadap Klien Dan Masyarakat :
Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.
3. Hak Bidan
Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat.
Bidan erhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan paraturan perundangan. Bidan berhak atas privasi apabila nama baik
dicemarkan baik oleh pasien.
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang karir.
Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
Kewajiban Bidan
4. Hak Pasien
Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS.
Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.
Pasien berhak mendapatkan informasi
Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya.
Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS
tsb.
Pasien berhak meminta atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
Pasien berhak mendapat informasi
Pasian berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya n.Pasien berhak memolak
tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.
Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.
Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.
Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di
RS.
Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau spiritual.
Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal
praktek.
Hak untuk menentukan diri sendiri.
Pasien berhak melihat rekam medik.
Kewajiban Pasien
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS.
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat
yang merawatnya.
Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan RS.
Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati.
Peran bidan dalam informed choice tidak hanya membuat asuhan dalam
manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin hak wanita untuk memilih asuhan
dan keinginannya terpenuhi. Sebagai seorang bidan dalam memberikan informed
choice kepada klien harus :
8. Tujuan EBM
EBM adalah asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji
menurut metodologi ilmiah yang sistematis
1) Membantu bidan untuk membuat keputusn klinis berdasarkan bukti
yang terbaik.
2) Memberikan pelayanan medis yang berpusat pada pasien bukan
berorientasi pada penyakit
9. Peran hokum
a. Bidan sebagai tenaga kesehatan strategis yang berada pada garis terdepan
dalam pelayanan Kesehatan Ibu & Anak, Kesehatan Reproduksi Perempuan
dan Keluarga Berencana yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dengan
disahkannnya UU Kebidanan ini, menjadi dasar/landasan hukum bagi bidan
dalam melaksanakan pelayanan kebidanan yang akan memberikan
perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan bidan. Lahirnya UU
Kebidanan merupakan peluang dalam pengaturan profesi bidan secara
komprehensif mulai dari pendidikan, pelayanan dan pengembangan profesi
bidan.