Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 1 A
SKENARIO 3 : KEBIDANAN TERKINI

Tutor : Prof.Dr.Arni Amir, Ms

Kelompok :3
Ketua :Putri Novellin (1910332012)
Sekretaris Papan :Viorika Marsafa Putri (1910333011)
Sekretaris Meja :Rihhadatul ‘Aisy (1910333010)
Anggota :Rina Ingriani (1910331002)
Eys Enggraini (1910333018)
Anisa Ulfah (1910332010)
Humairah Faradila (1910333012)
Dita Dwi Amanda (1910332007)
Tiara Wulandari (1910331014)
Khusnul Khotia (1910331015)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
STEP IV
SKEMA
STEP V

LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu menjelaskan peran etika dalam menjalankan prosefi bidan.


2. Mahasiswa mampu menjelaskan kode etik profesi bidan.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hak dan kewajiban bidan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan hak dan kewajiban pasien/klien.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dan peran informed consent dan informed
choice.
6. Mhasiswa mampu menjelaskan prinsip bioetik dalam pengambilan keputusan etik
yang terkait dengan penelitian dan pelayanan di bidang kesehatan.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar patient safety.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar Evidence Based Midwifery.
9. Mahasiswa mampu menjelaskan peran hukum dan aturan yang berlaku dalam profesi
bidan.
STEP VII

SHARING INFOMATION

Bidan merupakan profesi yang paling erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan berkaitan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat bidan juga harus
mempunyai etika sebagai pedoman dalam bersikap atau bertindak. Seseorang yang
menekuni profesi dengan tekun disebut profesional, dimana profesional ini mengacu
pada penampilan seseorang dalam hal bekerja. Dalam memberi layanan kebidanan,
bidan harus berdasarkan pada fungsi dan moralitas yang meliputi,

ETIKA PELAYANAN KEBIDANAN 

Dalam pemberian layanan kebidanan, bidan haruslah berlandaskan pada fungsi dan
moralitas pelayanan kebidanan yang meliputi :  
 Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
 Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan
yang merugikan atau membahayakan orang lain
 Menjaga privacy setiap individu Mengatur manusia untuk berbuat adil dan
bijaksana sesuai dengan porsinya
 Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
 Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu masalah
 Menghasilkan tindakan yang benar
 Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
 Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku / perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya
 Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
 Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.

Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai nilai internal dan
eksternal suatudisiplin ilmu dan pengetahuan yang menyeluruh dalam suatu profesi
yang menuntut anggotanga dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik
digunakan untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap profesi, terjamin
kepentingan klien, pembentuk mutu moral profesi di masyarakat.
Dalam pelaksanaannya kode etik diawasi dan dikontrol oleh sanksi yang
dikenakan pelanggar kode etik, kasus pelanggaran akan dinilai oleh suatu dewan
kehormatana profesk / komite etik. Maka dibidan dibentuklah MPEB (Majelis
Pertimbangan Etika Bidan) . 1986 Disusun pertama kali 1988 Disusun dalam KONAS
IBI X Surabaya1991 Disempurnakan dan disahkan dalam KONAS IBI XII di
Denpasar Bali.
 Kode Etik Bidan Indonesia
Kewajiban Bidan Terhadap Klien Dan Masyarakat :
 Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
 Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.

 Kode etik bidan internasional

Kode etik kebidanan internasional menghargai perempuan berdasarkan HAM,


mencari keadilan bagi semua dalam memperoleh akses terhadap pelayanan
kesehatan didasarkan atas hubungan yang saling menguntungkan dengan penuh
hormat.

Kode etik bidan internasional yaitu :

 Hubungan dengan perempuan sebagai klien.


 Praktik kebidanan.
 Kewajiban profesi bidan.
 Peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan.

Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya


 Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
 Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan
kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan
konsultasi dan/atau rujukan.
 Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat
dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Dan Tenaga Kesehatan Lainnya


 Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri.


 Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik.
 Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya


 Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
 Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.

Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air.


 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan
Kesehatan Keluarga.
 Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga.

3. Hak Bidan
 Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
 Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat.
 Bidan erhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan paraturan perundangan. Bidan berhak atas privasi apabila nama baik
dicemarkan baik oleh pasien.
 Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
 Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang karir.
 Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

Kewajiban Bidan

 Bidan wajib mematuhi kewajiban RS.


 Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar
profesi dengan menghorati hak pasien.
 Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh
suami/keluarga.
 Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinannya.
 Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien.
 Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
 Bidan wajib meminta persetujuan tertulis.
 Bidan wajib mendokmentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
 Bidan wajib mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
menambah ilmu pengetahuanya melalui pendidikan formal atau non formal.
 Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan asuhan
kebidanan.

4. Hak Pasien
 Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS.
 Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
 Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
 Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
 Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.
 Pasien berhak mendapatkan informasi
 Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
 Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya.
 Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
 Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS
tsb.
 Pasien berhak meminta atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
 Pasien berhak mendapat informasi
 Pasian berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya n.Pasien berhak memolak
tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.
 Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.
 Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.
 Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di
RS.
 Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau spiritual.
 Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal
praktek.
 Hak untuk menentukan diri sendiri.
 Pasien berhak melihat rekam medik.

Kewajiban Pasien

 Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS.
 Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat
yang merawatnya.
 Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan RS.
 Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati.  

5. Prinsip informed consent


Merupakan hak dan kewajiban setiap individu yang kompeten untuk
meningkatkan kehidupan spiritualnya dan kesejahteraan jasmaninya melalui
persetujuan bebasnya, atau dengan menolak memberi persetujuan atas tindakan medis
tertentu berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang keuntungan, kerugian dan
resiko yang terkait. Bagi individu yang tidak kompeten,hak dan kewajiban ini harus
diinterpretasi oleh penjamin individu tersebut (pasien) yang sah sesuai
pengetahuannya atau keinginannya yang rasional.

Prinsip Informed choice


Hal yang harus diperhatikan dalam infomed choice :
 Informed choice bukan sekedar mengetahui berbagai pilihan namun
menegrti manfaat dan resiko dari pilihan yang ditawarkan.
 Informed choice tidak sama dengan membujuk/memaksa klien
mengambil keputusan yang menurut orang baik.

Peran bidan dalam informed choice tidak hanya membuat asuhan dalam
manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin hak wanita untuk memilih asuhan
dan keinginannya terpenuhi. Sebagai seorang bidan dalam memberikan informed
choice kepada klien harus :

 Memperlakukan klien dengan baik


 Berinteraksi dengan nyaman
 Memberikan informasi objektif, mudah dimengerti.
 Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan sesuai
dengan kondisinya
 Mendorong wanita untuk memilih asuhannya.

Hal yang harus diperhatikan dalam informed choice :

 Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.


 Bidan wajib memberikan informasi secara rinci agar klien mudah
mengerti.
 Bidan harus belajar untuk mengerti klien melatih diri dalam
menggunakan haknya dan menerima tanngung jawabnya.
 Asuhan berpusat pada klien

Tujuan informed consent

Yaitu untuk melindungi pasien dan tenaga kesehatan dalam


memberikan tindakan medis baik itu tindakan pembedahan, invasif, dan
tindakan lain yang mengandung resiko tinggi maupun tindakan yang tidak
mengandung resiko tinggi, tidak invasif.

Unsur informed consent

Informed choice dikatakan sah jika memenuhi :

 Keterbukaan informasi yang diberikan


 Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan
 Kesukarelaan.
6. PRINSIP BIOETIKA
Terbagi atas 2 prinsip yaitu:
 Pricipalisme :
o Normatif
 Deontologi yaitu benar tidaknya tindakan tergantung perbuatan
atau cara bertindak.
 Teologi yaitu benar atau tidaknya tindakan tergantung pada
akibatnya.
 Virtue yaitu benar atau tidaknya tindakan tergantung norma
yang diatur.
o Moral principle
 Menghormati autonomi pasien (respect for autonomy).
 Benefience (berbuat baik).
 Non malefience (tidak merugikan orang lain).
 Justice (keadilan).
 Alternative principalism.
 Komunitariatan.
 Naratif.
 Kasih sayang.

7. Prinsip patient safety

1) Kesadaran tentang nilai keselamatan pasien rumah sakit.


2) Komitmen memberikan pelayanan kesehatan berorientasi patient safety
3) Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko penyebab insiden terkait patient
safety.
4) Kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety
5) Kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor risiko
penyebab insiden terkait patient safety.
6) Kemampuan mengidentifikasj akar masalah penyebab insiden terkait patient
safety.
7) Kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjafi untuk
mencegah kejadian berulang

 Langkah- langkah patient safety


1) Perhatikan nama obat, rupa.
2) Pastikan telah mengidentifikasi pasien.
3) Komunikasikan secara benar soal serah terima pasien.
4) Pastikan tindakan yang dilakukan benar.
5) Kendalikan cairan elektrolit pekat.
6) Perhatikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.
7) Hindari salah kateter dan salah sambung slang.
8) Gunakan alat injeksi sekali pakai.
9) Tingkatkan kebersihan tangan.

8. Tujuan EBM
EBM adalah asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji
menurut metodologi ilmiah yang sistematis
1) Membantu bidan untuk membuat keputusn klinis berdasarkan bukti
yang terbaik.
2) Memberikan pelayanan medis yang berpusat pada pasien bukan
berorientasi pada penyakit

Langkah – langkah EBM

1) Rumuskan pertanyaan klinis kepada pasien.


2) Cari bukti-bukti.
3) Lakukan penilaian kritis.
4) Terapkan bukti bukti kepada pesien.
5) Lakukan evaluasi kinerja penerapan EBM.

9. Peran hokum
a. Bidan sebagai tenaga kesehatan strategis yang berada pada garis terdepan
dalam pelayanan Kesehatan Ibu & Anak, Kesehatan Reproduksi Perempuan
dan Keluarga Berencana yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dengan
disahkannnya UU Kebidanan ini, menjadi dasar/landasan hukum bagi bidan
dalam melaksanakan pelayanan kebidanan yang akan memberikan
perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan bidan. Lahirnya UU
Kebidanan merupakan peluang dalam pengaturan profesi bidan secara
komprehensif mulai dari pendidikan, pelayanan dan pengembangan profesi
bidan.

Contoh UU tentang kebidanan

UU No 4 tahun 2019 pasal 1


Yang dimaksud kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan
selama sebelum hamil, masa kehamilan, pascapersalinan , masa nifas, bayi
baru lahir, bayi balita, dan anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi
wanita dan keluarga berencana sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

Anda mungkin juga menyukai