PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember
1966, pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat
Hindu Bali bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut di-
adakan berlandaskan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berperan
serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini berkem-
bang, meluas, dan memasyarakat.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana prinsip penerapan konsep pawongan dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan?
2. Untuk mengetahui apa hubungan antara “permata” dengan konsep
pawongan?
1
3. Untuk mengetahui contoh-contoh “Permata”dalam penerapan asuhan
Kebidanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Memelihara Diri
1. Rambut tertata rapi, janggut, kumis, dan jambang terpelihara dengan
baik
2. Kuku terpotong pendek dan rata, hendaknya tidak mengenakan cat
kuku pada saat bekerja. Pria tidak disarankan memelihara kuku
3. Mulut dan gigi terpelihara dengan baik
4. Luka atau bisul di wajah hendaknya di tutup dengan plester
Kepribadian
1. Hormatilah yang lebih tua dan mereka yang berpangkat lebih tinggi
2. Hindari sifat sombong/ menyombongkan diri
3. Jangan sekali kali menghina orang lain
4. Bertindak dan bersikaplah yang wajar
5. Tampilkanlah tata cara yang menyesuaikan pada waktu bercakap,
berjalan, duduk dan makan
4
5. Disarankan untuk berpengetahuan umum yang luas dan berwawasan
dan gunakanlah istilah-istilah yang dikuasai
6. Pada waktu memperkenalkan diri jangan sekali-kali memperhatikan
orang tersebut dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
7. Tatwam Asi mendasari penerapan etika dalam pergaulan.
Bagaimana harapan kita terhadap orang lain, hendaknya demekian
pula kita selalu bersikap.
Namaste
1. Menangkupkan kedua tangan didepan dada, jari tangan menghadap
ke atas, dan membungkukkan kepala (sedikit), dengan/ tanpa uca-
pan meberikan arti yang sama
2. Namah (menunduk, hormat, salam penuh hormat) te (padamu)
3. Engkau adalah aku, aku menghargai dan memuja Tuhan yang ada
dalam dirimu
4. Semoga jalan pikiran kita selaras
5. Semoga karunia-Nya memberkatimu
6. Saya menghormati anda-menghormati Tuhan dalam diri anda
7. Filosofi; sifat rendah hati, menghargai dan memberi penghormatan
kepada siapa saja tanpa memandang atribut lainnya(kaya- miskin,
rupawan-buruk rupa, kesukuan, kepercayaan, dll)
8. Menghormati dan mencintai semua ciptaan Tuhan
9. Menindas, menyakiti membunuh, memfitnah, mencaci dll melukai
penghormatan saya kepada sesame dan mencederai rasa bakti saya
kepada Tuhan
Namaste ini bisa dilakukan pada saat mengawali pertemuan dengan
seseorang atau klien, menyambut tamu atau seseorang yang datang
berkunjung
Komunikasi Terapiutik
Komunikasi Terapiutik ialah suatu interaksi interpersonal yang
berfokus pada kebutuhan khusus klien untuk meningkatkan pertukaran
5
informasi yang efektif (Videback, 2008). Komunikasi terapiutik adalah
proses pendekatan terencana dalam mempelajari kliennya (Keltner,
Schwecke, dan Bostom, dalam Pottret dan Perry 2005). Tujuan
komunikasi terapiutik adalah membenatu klien memecahkan
permasalahnnya.
B. PERMATA
Pawongan adalah hubungan harmonis antara sesama umat
manusia .Permata termasuk prinsip pawongan karena Kepercayaan
tentang manfaat batu permata sebagai media penyembuhan sudah ada
sejak lama, seperti yang dibuktikan oleh ritual yang dilakukan pada ahli
pengobatan di jaman purba, sama halnya dengan dokter menyembuhkan
pasiennya.
6
Contoh permata dalam penerapan asuhan kebidanan:
1. Jade
Dikatakan dapat membantu seseorang untuk relax dan bijaksana.
Disebut sebagai batu dengan keseimbangan yang sangat baik, menolong
seseorang untuk menyelaraskan pikiran dan tindakan serta mengatasi
kekurang praktisan cara berpikir.
Jade adalah intisari dari cinta, dihargai sebagai batu yang spesial.
Dipercayai bahwa beberapa rahasia kebajikan akan menyerap ke dalam
tubuh. Legenda mengatakan bahwa penjelajah Spanyol ke Amerika
Tengah menggunakan jimat dari Jadeit untuk mencegah serta menyem-
buhkan sakit pinggul dan ginjal .Kegunaan lain bagi kesehatan yaitu
meningkatkan penyembuhan pada organ-organ vital. Jade Hijau dapat
meringankan gangguan pencernaan, membantu fungsi hati dan mengu-
rangi kerusakan pada mata. Jade Merah membantu memerangi penyakit
kewanitaan, terutama pada organ kandungan.
2. Lapis Lazuli
Lapis membantu seseorang untuk lebih memahami diri sendiri
dan meluaskan sudut pandang. Juga membantu ketidakmampuan
seseorang untuk memerima kepemimpinan orang lain. Baik untuk
menentukan pilihan antara kata hati dan nalar, memberikan
kebijaksanaan dan kejujuran. Menurut legenda, Lapis melindungi
pemakainya dari kekuatan jahat. Merupakan obat untuk kemurungan
jiwa dan demam tertentu serta menguatkan tubuh selama mengalami
kesadaran spiritual.
7
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Seorang bidan menganut filosofis yang mempunyai keyakinan di dalam
dirinya bahwa semua manusia adalah makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan
tidak ada individu yang sama Dalam implementasinya:
Dalam melakukan asuhan kebidanan komponen dari tri hita karana yang
digunakan yaitu pawongan karena komponen tersebut memiliki arti hubungan
manusia dengan manusia, dimana dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan
dan klien saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, seperti
yang kita ketahui manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Konsep dasar dari pawongan yaitu Tatwam Asi yaitu Dia (Tuhan) tidak berbeda
dengan aku (Atma)
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam praktiknya diharapkan
selalu menerapkan prinsip Pawongan yaitu Tattwam Asi dalam pelaksanaan
Asuhan Kebidanan