Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN

KEHAMILAN FISIOLOGIS
DI UPTD. PUSKESMAS I DINAS KESEHATAN KECAMATAN
DENPASAR BARAT
TANGGAL 21 NOVEMBER s/d 17 DESEMBER 2019

Oleh

Kelompok II

Luh Gede Yuni Handayani (P07124217003)

Ririn Handayani Sukmadewi (P07124217005)

Ni Made Krismonita Dwi Sujani (P07124217033)

Ni Nengah Tantri Diarsani (P07124217045)

Ni Luh Putu Mia Aprilia Dewi (P07124217070)

Ni Luh Putu Indah Purnama Dewi (P07124216028)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

JURUSAN KEBIDANAN

2019/2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS


DI PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
TANGGAL 21 NOVEMBER – 17 DESEMBER 2019
OLEH
KELOMPOK II
Luh Gede Yuni Handayani (P07124217003)

Ririn Handayani Sukmadewi (P07124217005)

Ni Made Krismonita Dwi Sujani (P07124217033)

Ni Nengah Tantri Diarsani (P07124217045)

Ni Luh Putu Mia Aprilia Dewi (P07124217070)

Ni Luh Putu Indah Purnama Dewi (P07124216028)

Telah disahkan,
Denpasar, Desember 2019
Mengetahui,
Pembimbing Praktik Pembimbing Lapangan,
Kebidanan Fisiologis,

Ni Gusti Ayu Hanut Hayati, Amd.Keb


I G.A.A Novya Dewi, SST., M.Kes
NIP. 197912212010012018
NIP. 198011062002122002

Mengetahui,
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan,

Ni Wayan Armini, SST,.M.Keb


NIP. 198101302002122001

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat yang telah Beliau berikan
kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir mengenai
“Laporan Akhir Praktik Kebidanan Kehamilan Fisiologis”.
Dengan selesainya penulisan laporan akhir ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kelancaran penulisan laporan
akhir ini, yakni :
1. Ibu Dr Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan praktik Mata
Kuliah Praktik Kebidanan Fisiologis di Puskesmas I Denpasar Barat.
2. Ibu Ni Ketut Somoyani, SST, M.Biomed selaku Sekertaris Jurusan
Kebidanan yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan praktik Mata
Kuliah Praktik Kebidanan Fisiologis di Puskesmas I Denpasar Barat
3. Ibu Ni Wayan Armini, SST,.M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Jurusan Kebidanan yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
praktik Mata Kuliah Praktik Kebidanan Fisiologis di Puskesmas I Denpasar
Barat.
4. Ibu Ni Luh Putu Erawati, S.Si.T., MPH dan Ni Made Dwi Purnamayanti,
S.Si.T.,M.Keb selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Praktik Kebidanan
Fisiologis.
5. Ibu I G.A.A Novya Dewi, SST., M.Kes. selaku Pembimbing Kelompok II
dalam Praktik Mata Kuliah Praktik Kebidanan Fisiologis.
6. Semua pihak tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang membantu
penyelesaian laporan akhir praktik terintegerasi ini.

Dalam laporan ini kami menyadari bahwa laporan yang baik akan menjadi
lebih baik jika mendapat masukan dari pembaca. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.

Denpasar, Desember 2019


Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik ........................................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan .................................................................................. 3
D. Sistematika penulisan laporan ................................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kebutuhan Ibu Hamil.............................................................................. 4
1. Kebutuhan fisik Ibu Hamil.................................................................. 4
2. Kebutuhan psikologi Ibu Hamil.......................................................... 8
B. Ketidaknyamanan pada Trimester III...................................................... 9
1. Sering buang air kecil........................................................................ 9
2. Hemoroid........................................................................................... 10
3. Pegal-pegal........................................................................................ 10
4. Sakit pinggang................................................................................... 10
C. Penyulit dan komplikasi kehamilan........................................................ 10
1. Penglihatan kabur........................................................................ 10
2. Sakit kepala yang hebat............................................................... 10
3. Nyeri abdomen yang hebat.......................................................... 11
4. Keluar cairan per vaginam.......................................................... 11
5. Gerakan janin berkurang............................................................. 11
6. Bengkak di wajah dan jari tangan............................................... 12
D. Asuhan Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang.................................... 12
1. Kunjungan Awal......................................................................... 12
2. Kunjungan Ulang........................................................................ 17
E. Menghitung usia kehamilan.................................................................... 17
F. Menghitung Gerakan janin...................................................................... 17
G. Menghitung Denyut Jantung Janin.......................................................... 17

iv
H. Menghitung taksiran berat janin.............................................................. 17
I. Kebutuhan Kalsium................................................................................. 18
J. Peningkatan berat badan selama hamil................................................... 18
K. Kelas Ibu Hamil...................................................................................... 18
L. Perawatan Payudara................................................................................ 21
M. P4K.......................................................................................................... 22
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................... 25
BAB IV PEMBAHASAN KASUS................................................................... 33
BAB V PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................. 36
B. Saran ....................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan adalah sebuah impian yang sangat dinanti dan diharapkan
pasangan suami istri. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
melahirkan bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir. Namun demikian
tidak semua hasil kehamilan dan persalinan menyebabkan ibu dan bayi sehat,
tetapi ibu hamil bisa menghadapi kegawatdaruratan dengan derajat ringan sampai
berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidak nyamanan, ketidak
puasan, kesakitan, kecacatan bahkan kematian bagi ibu hamil, resiko tinggi,
maupun rendah yang mengalami komplikasi dalam persalinan (saifuddin, 2002).

Sangat sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah


atau tidak, dan sistem penilaian resiko tidak dapat diprediksi apakah ibu tersebut
bermasalah atau tidak selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan pemeriksaan
kehamilan atau yang disebut antenatal care (ANC) yang dilakukan secara teratur
dan rutin merupakan cara yang paling tepat dan penting memonitor serta
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
yang tidak normal ( saifuddin, 2002).

Asuhan kebidanan meliputi kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang


alamiah dan natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, keaadaan patologis dapat
terjadi yang perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut. Agar proses yang
alamiah ini dapat berjalan dengan lancar dan tidak berkembang menjadi patologis
diperlukan upaya sejak dini dengan memantau kesehatan ibu yang
berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur ke petugas kesehatan.

Pemerintah menetapkan bahwa pelayanan yang baik memenuhi standar


pelayanan ANC terpadu minimal 10 T yaitu mengukur tinggi badan dan
menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur status gizi atau

vi
LILA, mengukur tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin, skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi TT
(Tetanus Toksoid) lengkap, pemberian tablet FE selama kehamilan minimal 90
tablet selama kehamilan, pemeriksaan laboratorium, melakukan penatalaksanaan
atau penanganan kasus, dan temu wicara. Pelayanan kesehatan pada masa
kehamilan diatur dalam peraturan menteri kesehatan RI no 97 tahun 2014 pada
BAB II bagian kedua tentang pelayanan kesehatan masa hamil dicantumkan
dalam pasal 12 dan 13.

Ibu “RU” umur 26 tahun melakukan pemeriksaan ANC terpadu di UPTD


Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Barat. Ibu “RU” saat ini
mengandung anak pertama dan usia kehamilannya 30 minggu 4 hari dimana Ibu
“RU” sudah memasuki Trimester III. Ibu “RU” mendapat pelayanan ANC terpadu
dimana Ibu “RU” di anamnesa untuk mendapat data subjektif kemudian Ibu “RU”
dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
kebidanan, dilanjutkan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa darah dan
urin, kemudian dilakukan rujukan internal ke poli umum dan poli gigi, setelah itu
diberikan terapi seperti SF, vit C dan Kalsium, dan memberikan KIE sesuai
dengan kebutuhan ibu “RU”.

Pada trimester III biasanya ada beberapa tanda bahaya yang kemungkinan
terjadi seperti ketuban pecah dini (KPD), Gerakan janin berkurang, perdarahan
pervaginam, plasenta previa, solusio plasenta, nyeri perut yang hebat, dan sakit
kepala yang hebat. Selain itu pengetahuan yang diketahui ibu hamil biasanya
perubahan fisik, nutrisi selama kehamilan, pola tidur dan istirahat, pemantauan
kesejahteraan bayi dan perawatan kesehatan selama hamil. Ibu “RU” diusia
kehamilan 30 minggu 4 hari saat ini belum mengetahui tentang kelas ibu hamil
dan tanda-tanda persalinan.

B. Tujuan Praktik

1. Tujuan umum

vii
Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester
III dengan kasus Ibu “RU” Umur 26 Tahun G1P0000 UK 30 Minggu 4
Hari T/H Intrauterine

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif pada


kehamilan trimester III dengan kasus Ibu “RU” Umur 26 Tahun
G1P0000 Uk 30 Minggu 4 Hari T/H Intrauterine

b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data objektif pada kehamilan


trimester III dengan kasus Ibu “RU” Umur 26 Tahun G1P0000 Uk 30
Minggu 4 Hari T/H Intrauterine

c. Mahasiswa dapat menegakkan analisa yang tepat pada kehamilan


trimester III dengan kasus Ibu “RU” Umur 26 Tahun G1P0000 UK 30
Minggu 4 Hari T/H Intrauterine

d. Mahasiswa dapat melakukan penatalaksanaan yang sesuai dengan


kasus Ibu “RU” Umur 30 Tahun G1P0000 UK 30 Minggu 4 Hari T/H
Intrauterine

C. Manfaat Penulisan
Mahasiswa dapat lebih menguasai dalam memberikan asuhan sesuai
dengan usia kehamilan dan sesuai dengan kebutuhan.

D. Sistematika Penulisan Laporan


Dalam laporan akhir praktik kebidanan fisiologis Asuhan Kebidanan
Kehamilan Fisiologis ini terdiri dari lima bab, antara lain BAB I Pendahuluan
yaitu bab yang terdiri dari latar belakang yang menjadi dasar dalam
pembuatan laporan praktik untuk memberikan Asuhan Kebidanan Fisiologis
dengan mutu yang berkualitas. Bagian selanjutnya yaitu tujuan praktik,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan laporan. BAB II terdiri dari
kajian teori yang mencakup asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. BAB
III terdiri dari kasus Ibu “RU” Umur 26 Tahun G1P0000 UK 30 Minggu 4
Hari T/H Intrauterine. BAB IV mengenai pembahasan yang menguraikan

viii
kasus yang dikaitkan dengan tinjauan teori. BAB V terdiri dari kesimpulan
dan saran dan disertakan juga dengan Daftar Pustaka yang memuat sumber
pustaka yang diambil atau digunakan dalam laporan ini.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kebutuhan Ibu Hamil


Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase penantian
dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai menyadari
kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga dia menjadi tidak
sabar dengan kehadiran seorang bayi. Agar janin dapat berkembang secara
optimal, maka dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya perlu
dipenuhi kebutuhan dasar ibu hamil.
1. Kebutuhan fisik ibu hamil
a. Oksigen
Selama terjadinya kehamilan, sirkumferensia torak akan bertambah
± 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional &
volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm
selama kehamilan. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon
terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen
jaringan uterus dan payudara. janin membutuhkan oksigen dan suat cara
untuk membuangkarbondioksida. Tinggi diafragma bergeser sebesr 4cm
selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring
pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernafasan dada menggantikan
pernafasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin

ix
sulit. Pada saat kehamilan Volume ekspirasi berkurang karena desakan
diafragma oleh Rahim sehingga Ibu hamil bernafas lebih dalam. Ibu hamil
disarankan untuk menghindari kerumunan orang banyak, melakukan latihan
pernafasan, jalan-jalan di pagi hari, serta diharapkan memiliki sirkulasi
udara yang baik di dalam kamar, serta menghindari merokok serta
menghindari menjadi perokok pasif
Seorang ibu hamil juga harus rutin melatih pernafasan agar
nantinya mempermudah proses persalinan, memenuhi kebutuhan oksigen
bagi ibu dan janin. Beberapa teknik pernafasan yang dapat dilatih yaitu:
1) Teknik pernafasan dalam (The Slow Breathing)
Latihan pernafasan ini bertujuan agar panjang nafas yang dihirup
sama dengan panjang nafas yang dihembuskan, energy tubuh
seimbang dengan kadar oksigen yang keluar dan masuk.
2) Teknik Nafas Pembersihan (The Cleansing Breath)
Latihan bernafas ini bermanfaat untuk memberikan ibu dan bayi
ekstra oksigen agar lebih santai dan dapat lebih fokus.
3) Teknik Pernafasan Berpola (The Patterned Breathing)
Teknik ini merupakan teknik menarik nafas dan membuang nafas
dari hidung dan mengeluarkan dengan 2-3 hitungan cepat dari
mulut.

b. Nutrisi
Agar janin dapat berkembang secara optimal, maka dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya perlu dipenuhi oleh zat gizi
yang lengkap, baik berupa vitamin, mineral, kalsium, karbohidrat,
lemak, protein dan mineral. Oleh karena itu selama proses
kehamilan seorang ibu hamil perlu mengkonsumsi makanan
dengan kualitas gizi yang sehat dan seimbang, karena pada
dasarnya selama kehamilan berbagai zat gizi yang kita konsumsi
akan berdampak langsung pada kesehatan dan perkembangan janin
ibu sendiri. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada

x
dua bulan terakhir menjelang persalinan. Oleh karena itu, ibu hamil
jangan sampai kekurangan gizi.

c. Kebersihan diri
Penting bagi Ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil, hal ini
dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. Kebersihan lain yang
juga penting dijaga yaitu persiapan laktasi serta penggunaan bra
yang longgar dan menyangga membantu memberikan kenyamanan
dan keamanan bagi ibu. Pada trimester ketiga ibu hamil harus lebih
menjaga kebersihan vagina dengan cara rutin mengganti pakaian
dalam, menggunakan bahan katun yang mudah menyerap keringat
serta menghindari penggunaan pentiliner karena dapat
mengganggu flora normal.

d. Kebutuhan Istirahat dan Tidur pada Trimester Ketiga

Pada kehamilan trismester ketiga wanita hamil dapat tidur dan


istirahat dengan berbagai posisi, yang penting nyaman posisi tidur
yang usia kehamilan trismester ketiga, dimana uterus mulai
membesar sehingga sulit dalam menentukan posisi tidur. Beberapa
posisi tidur pada ibu hamil :
1) Posisi Telentang
Setelah kehamilan 16 minggu wanita hamil untuk tidak tidur
telentang, karena dengan tidur posisi telentang meletakkan
seluruh berat rahim di belakang, usus dan vena cava inferior.
Tidur dengan posisi telentang juga dapat meningkatkan resiko
sakit pinggang, wasir, gangguan pencernaan dan lai-lain
2) Posisi Miring ke Kiri
Sangat dianjurkan untuk ibu hamil, terutama kehamilan 16
minggu, karena janin akan mendapatkan aliran darah dan
nutrisi yang lebih tinggi. Posisi ini juga membantu ginjal
membuang sisa produk dan cairan dari tubuh, sehingga

xi
mengurangi pembengkakan di kaki, pergelangan kaki dan
tangan.
3) Posisi miring ke Kanan
Posisi miring juga aman bagi ibu hamil sehingga dapat
berganti posisi dari miring ke kiri atau ke kanan tergantug
kenyamanan. Jika posisi punggung bayi kebetulan berada di
sebelah kiri maka janin akan merasa tidak nyaman. Hal ini
karena posisi janin seolah-olah jatuh telungkup untuk
mengatasi nya dianjurkan untuk tidur miring ke kanan.

e. Aktivitas dan Olah Raga


Aktivitas dan olah raga sangat diperlukan oleh ibu hamil karena ini
sangat bermanfaat. Dimana manfaatnya sebagai berikut:
1) Mencegah kenaikan berat badan
2) Mengurangi risiko terjadinya diabetes gestasional serta
tekanan darah tinggi saat hamil
3) Dapat mengurangi sakit punggung, konstipasi dan kembung
4) Membantu beristirahat dengan tenang
5) Meningkatkan stamina dan kekuatan otot yang dibutuhkan
terutama saat persalinan
6) Memperbaiki suasana hati dan mengurangi depresi
7) Dapat mengurangi risiko bayi lahir dengan berat badan lebih
dari rata-rata (fetal macrosomia)

f. Seksual
Hubungan seksual pada trimester 3 tidak berbahaya kecuali ada
beberapa riwayat berikut yaitu:
1) Pernah mengalami abortus sebelumnya
2) Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya
3) Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluarancairan
disertai rasa nyeri dan panas pada jalan lahir.

xii
Walaupun ada beberapa indikasi tentang bahaya jika melakukan
hubungan seksual pada trimester III bagi ibu hamil, namn faktor
lain yang lebih dominan yaitu turunnya rangsangan libido pada
trimester ini yang membuat kebanyakan ibu hamil tidak tertarik
untuk berhubungan intim dengan pasangannya, rasa nyaman yang
sudah jauh berkurang disertai ketidaknyamanan seperti pegal/nyeri
di daerah punggung bahkan terkadang ada yang merasakan adanya
kembali rasa mualseperti sebelumnya, hal inilah yang
mempengaruhi psikologis ibu di trimester III.
g. Dukungan suami
Suami sebagai pasangan hidup dimana suami merupakan orang
terdekat dengan ibu hamil. Dukungan yang diberikan suami dapat
menurunkan stress pada ibu juga pada janin selama kehamilan dan
setelah lahir. Suami merencanakan mendampingi pada saat
melahirkan.

h. Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan darurat


1) Membuat rencana persalinan
a) Memilih tenaga kesehatan terlatih; Tentukan bidan
pengganti jika penolong utama berhalangan
b) Sepakati cara menghubungi bidan
c) Tentukan transport ke tempat pelayanan persalinan
d) Tentukan siapa yg menemani saat persalinan
e) Biaya persalinan dan cara pembayaran
f) Diskusikan siapa yg menjaga anak selama proses persalinan
2) Membuat rencana dan pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan
a) Siapa pengambil keputusan utama
b) Tentukan pengambil keputsan kedua jika pengambil
keputusan utama berhalangan
c) Mempersiapkan perencanaan jika terjadi kegawatdaruratan
d) Tentukan dimana ibu melahirkan

xiii
e) Dimana akan dirujuk jika terjadi kegawatdaruratan
f) Cara menjangkau tempat pelayanan dalam situasi
kegawatdaruratan
g) Dana jika terjadi kegawatdaruratan
h) Calon donor

2. Kebutuhan psikologi ibu hamil


Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanila mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti
kehadiran sang bayi. Ada perasaan waswas mengingat bayi dapat lahir
kapanpun, Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat
dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian
utama terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Orang-orang
disekitarnya kini mulai membuat rencana untuk bayi yang dinantikan.
Wanita tersebut menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari
keramaian atau seseorang atau apapun yang ia anggap berbahaya.
Memilih bayi untuk bayinya merupakan persiapan menanti kelahiran bayi.
Ia menghadiri kelas sebagai persiapan menjadi orang tua. Sejumlah
kekuatan muncul pada trimester ketiga.
Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupan
dirinya sendiri, seperti: apakah nanti bayinya kan lahir normal, atau
abnormal terkait persalinan dan pelahiran apakah ia akan menyadari
bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya
sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera
akibat tendangan bayi. Ia juga mengakami proses duka lain ketika ia
mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama
ia hamil, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindarkan,
dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh tiba-tiba akan
mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Wanita akan kembali
merasakan ketidak nyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan

xiv
dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Alternatif
posisi dalam berhubungan seksual dan metode alternatif untuk mencapai
kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika
ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagai perasaan
secara jujur dengan perasaan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi
sangat penting.
a. Sosial support
Dukungan melibatkan pertukaran sumber daya sosial antar individu.
Bentuk dukungan:
1) Dukungan Emosional (bentuk perhatian dan penghargaan)
2) Dukungan informasi (saran dan nasihat)
3) Dukungan instrumen/instrumental support (bantuan dalam
mengerjakan tugas2)
4) Dukungan suami
5) Dukungan keluarga
6) Dukungan tenaga kesehatan

B. Ketidaknyamanan pada Trimester 3


1. Sering buang air kecil
Janin yang sudah membesar menekan kandung kemih ibu akibatnya
kapasitas kandung kemih terbatas sehinggaibu sering ingin BAK.
2. Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid bisa bertambah
besar ketika kehamilan karena adanya kongesti darah dalam rongga
panggul.
3. Pegal- Pegal
Pada kehamilan trimester ketiga ini ibu akan membawa beban yang
berlebih seiring peningkatan berat badan bayi dalam rahim. Otot – otot
tubuh yang mengalami pengenduran sehingga mudah merasa lelah.
4. Sakit Pinggang
Tubuh tidak terbiasa dengan naiknya berat badan dalam waktu
singkat,tubuh sulit beradaptasi sehingga menimbulkan stress pada tulang

xv
dan sendi. Hal lain yang menyebabkan sakit pinggang adalah postur tubuh
yang salah.

C. Penyulit dan komplikasi kehamilan


1. Penglihatan kabur
a. Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat
berubah selama proses kehamilan.
b. Perubahan ringan (minor) adalah normal
c. Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang
kabur atau berbayang secara mendadak.
2. Sakit kepala yang hebat
a. Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan
b. Sakit kepala yang menunjukan masalah serius adalah sakit kepala yang
hebat yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.
c. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin
merasa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
d. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre
eklampsi.
3. Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah
yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang
dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti
appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar
kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan
preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta,
penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

xvi
4. Keluar Cairan Per Vaginam
Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa
perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.
Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum
waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua
persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg. Penyebabnya adalah
serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda,
hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.
Penatalaksanaan : pertahankan kehamilan sampai matur, pemberian
kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32 minggu untuk
janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan induksi,
pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai
24 jam bila tidak ada his spontan.

5. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa


Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia
kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan
melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama
kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12
jam). Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang
berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut
tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul
pada kehamilan aterm.

6. Bengkak Di Wajah Dan Jari Tangan


Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada
kepala. Bengkak dapat menjadi masalah serius  jika muncul pada wajah

xvii
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan
fisik lain. Hal ini dapat merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi
ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia. Gejala anemia dapat muncul
dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan
darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar
hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah
yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi
dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.

D. Asuhan kunjungan awal dan kujungan ulang


1. Kunjungan Awal
Kunjungan pertama (K1) adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan
terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus
dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum
minggu ke 8. Dalam melakukan pemeriksaan antenatal.
Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC),
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Saifudin, 2002).

a. Tujuan ANC
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh  kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
asosial ibu dan bayi.
3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan
dan pembedahan.

xviii
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI Eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Ai
Yeyeh S.Si.T:2009)

b. Jadwal Kunjungan Antenatal Care


1) Minimal 1 kali pada trimester I (<12 minggu)
Tujuannya :

a) Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan


b) Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c) Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau
tidaknya factor resiko kehamilan
d) Menentukan rencana pemeriksaan/ penatalaksanaan selanjutnya

2) Minimal 1 kali pada trimester II (13-28 minggu)


Tujuannya :
Ibu hamil akan mendapatkan infomasi lebih dalam lagi mengenai
kehamilannya dan kewaspadaan khusus terhadap komplikasi yang
mungkin terjadi pada trimester ini

3) Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)


Tujuannya :

a) Biasanya kunjungan pertama akan dideteksi ada tidaknya


kehamilan ganda/gemeli
b) Kunjungan kedua pada trimester ini akan diperiksa dan dideteksi
ada tidaknya kelainan letak janin

xix
c. Pemeriksaan 10T
Standar asuhan antenatal terdiri atas 10 T yang wajib diberikan seorang
bidan ketika ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan (Kemenkes RI,
2015 ), yaitu:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan:
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Kenaikan berat
badan normal 0,5 kg perminggunya mulai trimester II. Pengukuran tinggi
badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya
faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic
Disproportion).

2) Ukur lingkar lengan atas (LILA):


Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama kali untuk
skrining ibu hamil berisiko kekurangan energi kronis (KEK). Bila LILA
kurang dari 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami KEK dan berisiko
melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

3) Ukur tekanan darah:


Pengukuran tekanan darah dilakukan rutin setiap kunjungan antenatal.
Tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu 120/80 mmHg. Bila tekanan
darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko
hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

4) Ukur tinggi fundus uteri:


Pengukuran tinggi fundus uteri berguna untuk melihat pertumbuhan janin
apakah sesuai dengan usia kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai
dengan umur kehamilan, kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan
janin atau kemungkinan gemeli. Hasil pengukuran dalam batas normal
yaitu kurang atau lebih 2 cm dari umur kehamilan dengan menggunakan
pita ukur (teknik Mc Donald).

xx
5) Tentukan presentasi janin dan hitung Denyut Jantung Janin (DJJ):
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksud
untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ
dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. DJJ lambat kurang dari 120kali/menit atau DJJ cepat lebih dari
160kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT):
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status
imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai
dengan status imunisasi ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status
imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu
hamil dengan status imunisasi T5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan
imunisasi TT lagi.

7) Beri tablet tambah darah (tablet besi):


Pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia pada ibu hamil,
ibu hamil harus mendapatkan tablet besi minimal 90 tablet selama
kehamilannya yang diberikan sejak pada kontak pertama.

8) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon donor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi gawat darurat.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal

xxi
sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut
menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan.
c) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilan minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada
trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
d) Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu
hamil.
e) Skrining sifilis
Dilakukan rutin pada semua ibu hamil selama trimester pertama atau
awal trimester kedua. Wanita yang berisiko akan dilakukan
pemeriksaan ulang pada akhir trimester kedua hingga awal trimester
ketiga karena infeksi akuisita (dapatan) selama kehamilan tetap
merupakan risiko yang signifikan bagi janin. Wanita yang hasil
skrininnya positif untuk pemeriksaan Veneral Disease Research
Laboraratory (VDRL) akan perlu menegakkan hasilnya dengan uji
ulang dengan penetapan kadar khasus treponema dan akan ditangani
dengan antibiotik seperti amoksisilin (Medforth, 2011).
f) Pemeriksaan HIV
Dilakukan wajib dengan adanya program pencegahan penularan dari
ibu ke anak (PPIA) pada semua ibu hamilyang melakukan
pemeriksaan antenatal.

9) Tatalaksana/penanganan kasus:

xxii
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil laboratorium, setiap
kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai standar
dan kewenangan bidan. Kasus-kasus yang diluar kewenangan harus
dirujuk dengan sistem rujukan.

10) Temu wicara:


Bimbingan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling sesuai
kebutuhan ibu termasuk P4K dan kontrasepsi setelah melahirkan.
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi: (1) kesehatan ibu; (2) perilaku hidup bersih dan sehat; (3) peran
suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan; (4) tanda
bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan mengahadapi
komplikasi; (5) asupan gizi seimbang; (6) gejala penyakit menular dan
tidak menular; (7) penawaran untuk melaksanakan tes HIV dan konseling
di daerah Epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS

2. Kunjungan ulang

Kunjungan ulang antenatal adalah kunjungan kedua dan seterusnya


dari seorang ibu hamil untuk mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar. Kunjungan ulang harus dilakukan hingga akhir kehamilan atau
hingga ibu hamil tersebut memasuki masa persalinan.

E. Menghitung Usia Kehamilan

Menghitung usia kehamilan bisa dengan menggunakan rumus neagle yang


dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

Rumus : (hari +7), (bulan -3), (Tahun +1)

(hari +7), (bulan +9), (tahun +0) = jika HPHT bulan januari, maret,
April

xxiii
F. Menghitung Gerakan Janin
Gerakan janin mulai dirasakan pada usia kehamilan 18 sampai 20 minggu
bagi primigravida, sedangkan multigravida mulai merasakan gerakan janin
pada usia kehamilan 16 sampai 18 minggu. Gerakan normal janin
minimal 10 kali dalam 2 jam.

G. Menghitung Denyut Jantung Janin


Denyut jantung janin mulai terdengar pada usia kehamilan 12-16 minggu
dengan menggunakan dopller dan mulai usia 20 minggu dengan
mengunakan funduscope. Denyut jantung janin yang normal adalah 120-
160 x /menit

H. Menghitung taksiran berat janin


Pengukuran tinggi fundus uteri menjadi salah satu yang membantu dalam
memperkirakan taksiran berat janin (TBj).
Menurut rumus Johnson-toshack :
Jika bagian terendah belum masuk PAP : TFU -12 x 155
Jika bagian terendah sudah masuk PAP : TFU-11 x 155

I. Kebutuhan Kalsium (1200-1500mg/hari)


Kebutuhan kalsium di masa hamil akan meningkat pesat untuk menunjang
proses tumbuh kembang janin. Bila kekurangan kalsium bisa berisiko
terkena preeclampsia.

J. Peningkatan berat badan selama hamil


Saat ini, sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk menentukan
kisaran peningkatan berat badan ideal bagi ibu hamil. Salah satu
rekomendasi yang paling banyak dianut adalah rekomendasi dari Institute
of Medicine (IOM), Amerika Serikat, pada tahun 2009. Rekomendasi ini
menggantikan versi sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 1990.
Dalam rekomendasi IOM terbaru, peningkatan berat badan ditentukan
berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sebelum kehamilan (Lihat Tabel
1).

xxiv
Rekomendasi peningkatan berat badan selama kehamilan (IOM 2009)

Berat badan sebelum Peningkatan Laju peningkatan berat


kehamilan berat badan total badan pada trimester 2 dan 3
(kg) (kg/minggu)
Kategori IMT (kg/m2) Rata-rata Kisaran
Underweigh <18,5 12,5–18,0 0,51 0,44–0,58
t
Normal 18,5–24,9 11,5–16,0 0,42 0,35–0,50
Overweight 15–29,9 7,0–11,5 0,28 0,23–0,33
Obesitas ≥30,0 5,0–9,0 0,22 0,17–0,27

K. Kelas Ibu Hamil


Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir,
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi
dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh
dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
1. Tujuan kelas ibu hamil
a. Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan selama
kehamilan,perawatan kehamilan,persalinan,perawatan nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat
setempat,penyakit menular dan akte kelahiran. manfaat kelas ibu hamil
Bagi ibu hamil dan keluarganya : merupakan sarana untuk mendapatkan
teman, bertanya,mampu mempraktekkan, serta membantu ibu dalam
menghadapi persalinan dengan aman dan nyaman.
b. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan

xxv
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, Perawatan Nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran.
c. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan.
d. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang
perawatan kehamilan.
e. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang
persalinan.
f. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang
perawatan nifas.
g. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang KB pasca
salin.
h. Meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang perawatan
bayi baru lahir.
i. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang mitos/
keprcayaan/ adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu
hamil dan anak.
j. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang penyakit
menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan
penanganan malaria pada ibu hamil)
k. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte
kelahiran.

2. Sasaran Kelas Ibu Hamil


Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d
32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak
takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah
peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.
Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat

xxvi
mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang
persiapan persalinan atau materi yang lainnya (Depkes RI, 2009)

3. Materi pada Kelas Ibu Hamil


Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada
setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir
pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini merupakan
kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat dipraktekan
setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan
ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu
pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Depkes RI,
2009).
a. Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-1
1) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
a) Apa kehamilan itu?
b) Perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
c) Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir
dan nyeri pinggang).
d) Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
e) Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk
penanggulangan anemia.
2) Perawatan kehamilan
a) Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan.
b) Hubungan suami istri selama kehamilan.
c) Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi ibu hamil.
d) Tanda-tanda bahaya kehamilan.
e) Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
b. Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-2
1) Persalinan
a) Tanda-tanda persalinan.
b) Tanda bahaya persalinan.

xxvii
c) Proses persalinan.
d) IMD (Inisiasi Menyusu Dini).
2) Perawatan nifas
a) Apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui ASI ekslusif?
b) Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
c) Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
d) KB pasca persalinan.

c. Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-3


1) Perawatan bayi
a) Perawatan bayi baru lahir (BBL).
b) Pemberian K1 injeksi pada BBL.
c) Tanda bahaya bayi baru lahir (BBL).
d) Pengamatan perkembangan bayi/anak.
e) Pemberian imunisasi pada BBL.
d. Mitos
Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu
dan anak.
1) Penyakit menular
a) Infeksi menular seksual (IMS).
b) Informasi dasar HIV/AIDS.
c) Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil.

L. Perawatan Payudara
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai
menyusi, karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang
merupakan makanan pokok bagi bayi yang baru lahir, sehingga perawatan
payudara harus dilakukan sedini mungkin.
Manfaat perawatan payudara semasa hamil , yaitu :
1. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan putting susu
2. Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga memudahkan
bayii untuk menyusu nantinya

xxviii
3. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak
dan lancar
4. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan
melakukan upaya untuk mengatasinya
5. Mempersiapkan mental anda untuk menyusui

Cara merawat payudara, yaitu :


1. Menggunakan bra yang sesuai tidak terlalu ketat dan tidak terlalu
longgar
2. Membasahi kapas dengan minyak kelapa
3. Kompres putting susu sampai aerola mamae selama 2-3 menit
4. Bilas kedua payudara dengan air hangat

M. P4K
Suatu Kegiatan yang difasilitasi oleh bidan Desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan Persalinan yang aman dan persiapan  menghadapi
komplikasi pada ibu hamil, termasuk perencanaan pemakaian alat
kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media
notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir KB
1. Manfaat P4K
a. Mempercepat berfungsinya desa siaga
b. Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar
c. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
d. Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun
e. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
f. Meningkatnya peserta KB pasca salin
g. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
h. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi

Komponen P4k Dengan Stiker :  

xxix
Fasilitas aktif oleh Bidan :
1. Pencatatan ibu hamil
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh bidan yang bekerjasama dengan kader
dalam mendata seluruh ibu hamil yang ada di wilayah setempat, guna
diketahuinya adanya ibu hamil yang membutuhkan asuhan pelayanan
antenatal dan perencanaan persalinan.
2. Dasolin (Dana Sosial Ibu Bersalin)
Merupakan dana yang dihimpun dari masyarakat secara sukarela dengan
prinsip gotong royong sesuai dengan kesepakatan bersama dengan tujuan
membantu pembiayaan mulai antenatal, persalinan, dan
kegawatdaruratan.
3. Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin)
Merupakan dana atau barang yang disimpan oleh keluarga atau pengelola
tabulin secara bertahap sesuai dengan kemampuannya, yang
pengelolaannya sesuai dengan kesepakatan serta penggunaannya untuk
segala bentuk pembiayaan, saat antenatal, persalinan dan
kegawatdaruratan.
4. Donor darah
Orang-orang yang dipersiapkan oleh ibu, suami, keluarga dan masyarakat
yang sewaktu-waktu bersedia menyumbangkan darahnya untuk
keselamatan ibu melahirkan.
5. Transport/ ambulan desa
Alat transportasi dari masyarakat sesuai dengan kesepakatan bersama
yang dapat dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat
pesalinan termasuk tempat rujukan, bisa berupa mobil, ojek, becak, dan
lain-lain
6. Suami/ keluarga menemani ibu pada saat bersalin              
Merupakan orang yang ditunjuk untuk menemani ibu saat menghadapi
persalinan. Umumnya orang terdekat misalnya suami, ibu kandung dan
keluarga lainnya.
7. IMD

xxx
Bayi diberi kesempatan mulai menyusu sendiri segera setelah lahir
dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu
jam atau lebih, sampai menyusu pertama selesai.
8. Kunjungan nifas
Kontak ibu dengan tenaga kesehatan minimal 3 kali untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas.

9. Kunjungan rumah
Merupakan kegiatan kunjungan bidan ke rumah ibu hamil dalam rangka
untuk membantu ibu, suami dan keluarganya, membuat perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi. Disamping itu untuk
memfasilitasi ibu nifas dan suaminya dalam memutuskan penggunaan alat
kontrasepsi setelah persalinan sesuai dengan rencana yang telah
disepakati.

xxxi
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III Pada Ibu “RU” G1P0000 Usia 26
tahun Umur Kehamilan 30 Minggu 4 hari T/H Intrauterine di UPTD Puskesmas 1
Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2019

No. RM : 02018616
Tanggal pengkajian : 2 Desember 2019
Jam : 10.00 WITA
Kunjungan : Ulang
Pendamping Ibu : Suami
Rujukan : Tidak

1. Data Subjektif
a. Identitas
Ibu Suami
Nama : Ibu ‘RU’ Tn. ‘DN’
Umur/Tgl.lahir : 26 tahun/ 25 Agustus 1993 30 tahun/ 3 Maret
1989
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Pegawai Swasta
Alamat rumah : Jalan Gatsu No.6
No. Telepon : 083115113xxx 083113740xxx
Jaminan Kesehatan : BPJS BPJS

b. Alasan memeriksakan diri

xxxii
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ingin memeriksakan kehamilannya.

c. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menarche pada usia 12 tahun dengan volume darah 3 kali
ganti pembalut, lama haid 5-6 hari, siklus haid teratur, sifat darah encer dan
tidak ada keluhan saat haid. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) pada tanggal 2 Mei 2019 dan tafsiran persalinan ibu yaitu 9-2-2020

d. Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan ini pernikahan pertamanya dan status pernikahan sah, dengan
lama menikah
1 tahun

e. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu


Ibu mengatakan bahwa ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah mengalami
abortus .

f. Riwayat hamil ini


Ibu mengatakan waktu imunisasi terakhir adalah SD. Dengan status imunisasi
TT 5. Saat ini ibu mengkonsumsi SF dan kalsium, ichtisar pemeriksaan
sebelumnya : ibu mengatakan sejak awal kehamilan sampai saat ini sudah
melakukan USG sebanyak 4 kali didokter SpOG.

g. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

h. Kebutuhan Biologis
1) Bernafas : Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat bernafas.
2) Nutrisi : Ibu mengatakan dalam satu hari makan sebanyak 3 kali dengan
porsi 1 piring sedang. Komposisi makanan ibu yaitu 2 centong nasi, 1
mangkok sayur, 2 potong tempe dan tahu serta daging. Ibu tidak memiliki
makanan pantangan

xxxiii
3) Pola Minum : Ibu mengatakan minum air putih, yaitu ± 10 gelas per hari
dan 1 gelas susu per hari.
4) Pola tidur dan istirahat: ibu mengatakan siang hari tidur 1-2 jam, dan saat
malam hari ibu tidur 7-8 jam perhari. Ibu “RU” mengatakan tidak ada masalah
saat istirahat dan tidur.
5) Pola eleminasi : Ibu mengatakan pola BAB dan BAK lancar tidak ada
keluhan. BAK ± 5-6 kali dalam satu hari dengan warna air kencing
kekuningan. BAB ± 1-2 kali dalam satu hari dengan sifat lembek, berwarna
kecoklatan.
6) Gerakan janin dalam 2 jam : Ibu mengatakan gerakan janin dapat
dirasakan ±10 kali dalam 2 jam
7) Hubungan Seksual : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2-3
kali dalam 1 minggu.
8) Pola aktifitas : Ibu mengatakan aktifitas sehari-harinya sedang.
9) Kebersihan diri : Ibu mengatakan rutin menjaga kebersihan diri yaitu
mandi 2 kali dalam 1 hari, menggosok gigi 2 kali dalam satu hari, merawat
payudara saat mandi, keramas 3 kali dalam 1 minggu, membersihkan alat
kelamin dengan sesudah BAK dan BAB dan saat mandi, serta mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan dan saat tangan kotor, mengganti pakaian dalam 2
kali dalam 1 hari.

i. Psikologi
Ibu mengatakan perasaan ibu senang terhadap kehamilannya saat ini.

j. Social
1) Hubungan dengan keluarga
Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik dan tidak ada
permasalahan.
2) Hubungan dengan lingkungan tempat tinggal
Ibu mengatakan bahwa hubungannya dengan lingkungan tempat
tinggalnya baik.
3) Hubungan dengan lingkungan tempat kerja

xxxiv
Ibu mengatakan hubungannya dengan lingkungan tempat kerjanya baik
dan tidak ada permasalahan.
4) Masalah Perkawinan
Ibu mengatakan tidak ada masalah selama perkawinannya
5) Mengalami kekerasan fisik
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan fisik
6) Mencederai diri atau orang lain
Ibu mengatakan tidak pernah mencederai diri atau orang lain.
7) Pengambilan keputusan
Ibu mengatakan pengambil keputusan adalah dirinya dan suami.
8) Kebutuhan spiritual
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat beribadah.

k. Prilaku dan gaya hidup


Ibu mengatakan tidak pernah di urut dukun, menjadi perokok aktif dan pasif
minum obat tanpa resep dokter, minum-minuman keras ataupun minum jamu.

l. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan dirinya dan keluarga tidak sedang atau tidak pernah
mengalami penyakit kardiovaskuler, asma, hipertensi, epilepsi, DM, torch,
kanker, tumor, kista dan mioma

m. Pengetahuan Ibu
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perubahan fisik yang terjadi seperti
perut yang membesar, nutrisi selama hamil, istirahat yang cukup, pemantauan
kesejahteaan janin dan perawatan selama hamil akan tetapi ibu sudah
mengetahui cara merawat payudara dan ibu belum pernah mengikuti kelas ibu
hamil.
.
n. Pengetahuan tanda bahaya kehamilan
1) Trimester I seperti mual muntah, pusing dan mudah lelah : ibu mengatakan
sudah tahu

xxxv
2) Trimester II seperti sakit kepala yang hebat, gerakan janin yang tidak
dirasakan, bengkak di wajah, kaki dan tangan, serta perdarahan pervaginam:
ibu mengatakan sudah tahu
3) Trimester III seperti tanda-tanda persalinan, KPD dan gerakan janin berkurang
: ibu mengatakan belum tahu

o. Perencanaan Persalinan
Ibu sudah mempersiapkan berbagai persiapan untuk persalinan nanti misalnya
ibu merencanakan tempat persalinannya di RSIA Puri Bunda ditolong tenaga
kesehatan, transportasi sudah disiapkan yaitu suaminya yang akan mengantar
dengan mobil pribadi, untuk pendamping pada saat persalinan adalah suami,
dan dalam pengambilan keputusan utama saat persalinan adalah ibu dan
suami, sedangkan pengambil keputusan lain adalah ibu. Untuk pendanaan
sudah disiapkan, metode mengatasi rasa nyeri dengan mengatur nafas, ibu
merencakan akan melakukan inisiasi menyusui dini, serta ibu mengatakan
ingin menggunakan kb suntik 3 bulan. Calon pendonor darah adalah Ibu
kandung.

2. Data Objektif
a. Hasil Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik
kesadaran compos mentis, GCS 15, E 6, V 5, M 4
Berat badan: 72 kg
Berat badan sebelum hamil: 63 kg
Tinggi badan: 162 cm
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Respirasi: 22 kali per menit, Suhu: 36,50 C, Lila: 29 cm
Postur tubuh: normal
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala: Simetris,bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
2) Wajah: Tidak ada pembengkakan, tidak ada hiperpigmentasi
3) Mata : Normal

xxxvi
Sklera: Putih
Konjungtiva: merah muda
Tidak ada kelainan lain
4) Hidung: Tidak ada pengeluaran, tidak ada kelainan lain
5) Telinga: bersih dan tidak ada serumen, tidak ada kelainan lain
6) Gigi dan mulut: bersih, bibir lembab warna merah muda, gigi tidak ada
karies gigi dan tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada kelainan lain.
7) Leher: normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan
tidak ada pelebaran vena jugularis.
8) Payudara: simetris, puting susu menonjol, areola bersih, belum ada
pengeluaran
9) Dada: simetris tidak ada retraksi.

10) Perut
a) Inspeksi: tidak ada luka bekas operasi
Terdapat stiriae gravidarum dan linea nigra
b) Palpasi
Leopod I: di fundus teraba bulat besar lunak tidak melenting (bokong)
Leopod II: di bagian kiri janin teraba Panjang keras seperti tahanan
(punggung) , dan bagian kanan teraba bagian bagian kecil janin
(ekstremitas)
Leopod III: teraba bulat keras melenting dan dapat digoyangkan
(kepala)
Leopod IV: belum dilakukan
(1) TFU : 26 cm
(2) TBJ : 2170 gram
c) Auskultasi DJJ 145 x/menit reguler
11) Pemeriksaan genetalia dan anus tidak dilakukan karena tidak ada indikasi
12) Ekstremitas atas
Tangan tidak ada oedema dan kuku tidak pucat
13) Ekstremitas bawah

xxxvii
Tungkai ibu simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises dan reflek patela
+/+
c. Pemeriksaan Penunjang
Golongan Darah : A
Hb :11,6 gr%.
Protein urine : Negatif
Reduksi urine : Negatif
PPIA : Non Reaktif
Sifillis : Non Reaktif
HbSAg : Non Reaktif.

3. Analisa
Ibu “RU” umur 26 tahun G1P0000 UK 30 minggu 4 hari T/H Intrauterine
Masalah :
a. Ibu belum pernah mengikuti kelas ibu hamil
b. Ibu belum mengetahui tanda-tanda persalinan

4. Penatalaksanaan

Hari/ tanggal/ Penatalaksanaan Paraf


jam
Senin,2 1. Menginformasikan hasil
Desember pemeriksaan kepada ibu, ibu
2019 paham
2. Menganjurkan ibu untuk
mengikuti kelas ibu hamil, ibu
bersedia
3. Memberikan KIE tentang tanda-
tanda persalinan seperti tanda-
tanda persalinan yakni keluar
lendir bercampur darah, adanya
kontraksi atau nyeri perut yang

xxxviii
semakin lama semakin keras dan
sering, keluarnya air ketuban
yang seperti kencing tetapi tidak
bisa ditahan, ibu paham dan
mampu mengulangi penjelasan
bidan.
4. Memberikan KIE tentang
persiapan persalinan seperti
perlengkapan bayi,
perlengkapan Ibu dan lain-lain,
ibu paham dan akan
mempersiapkannya
5. Memberikan tablet SF 60 mg
sebanyak 15 tablet dengan dosis
1x1 per hari, Vitamin C 50 mg
sebanyak 15 tablet dengan dosis
1x1 per hari, dan Kalk 500 mg
sebanyak 15 tablet dengan dosis
1 x 1 per hari, ibu bersedia
meminumnya

6. Menginformasikan kepada ibu


untuk datang kembali pada
tanggal 16 Desember 2019 dan
sewaktu-waktu apabila ada
keluhan, ibu paham dan bersedia

xxxix
BAB IV

PEMBAHASAN

Ibu “RU” datang ke UPTD. Puskesmas I Dinkes Kecamatan Denpasar


Barat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan pada hari Senin, 2 Desember 2019
setelah dilakukan anamnesa pada Ibu “RU” saat ini ibu “RU” hamil pertama,
umur 26 tahun dimana berdasarkan usia Ibu sudah sesuai dengan batasan usia
wanita yang sudah siap menjalani masa kehamilan yang dimana wanita yang
aman untuk hamil adalah usia 20-35tahun.

Di UPTD. Puskesmas I Dinkes Kecamatan Denpasar Barat telah


menerapkan sesuai dengan Standar Antenatal Care 10T, yaitu dimulai dengan
timbang berat badan dan tinggi bidan, ukur tekanan darah, ukur Lila, ukur tinggi
fundus uteri, tentukan presentasi janin dan hitungdenyut jantung janin, beri
imunisasi tetanus, beri tablet tambah darah, pemeriksaan laboratorium, tatalaksana
kasus, dan temu wicara.

Ibu “RU” megatakan hari pertama haid terakhir (HPHT) yaitu 2 Mei 2019
sehingga tapsiran persalinannya 9 Februari 2020 karena siklus haid ibu “RU”
teratur maka sesuai dengan teori neagle dimana tanggal HPHT +7 bulan HPHT +9
dan tahun +0 apabila bulan HPHT dari januari sampai pertengahan maret, tanggal
HPHT +7 bulan HPHT -3 dan tahun +1 apabila HPHT lebih dari pertengahan
bulan maret sampai akhir desember. Untuk status imunisasi ibu “RU” dikatakan
TT5 karena kelahiran Ibu tahun 1993 jadi dapat dipastikan Ibu “RU” sudah
mendapat imunisasi TT ketika di SD dan mendapat perlindungan selama 25 tahun.

Saat memeriksakan kehamilan didokter SpOG ibu tidak mendapatkan


pelayanan ANC Terpadu oleh karena itu ibu “RU” datang ke puskesmas
memeriksakan kehamilannya untuk mendapatkan pelayanan ANC Terpadu
dimana ANC yang didapatkan sudah sesuai dengan teori ANC Terpadu (10 T)
yaitu dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan,

xl
pemeriksaan labolatorium dan selanjutnya dilakukan rujukan internal ke dokter
umum dan dokter gigi Untuk pemantauan gerakan janin selama 2 jam ibu “RU”
mengatakan dalam 2 jam gerakan janin kurang lebih 10 kali selama 2 jam, dimana
gerakan 10 kali dalam 2 jam sudah dikatakan keadaan janin sejahtera.

Selain itu, pengetahuan yang belum diketahui ibu adalah Ibu belum
mengetahui tanda bahaya persalinan dan ibu juga tidak pernah mengikuti kelas ibu
hamil. Penatalaksaan yang diberikan untuk mengatasi masalah ibu “RU” yakni
memberikan KIE mengenai tanda bahaya kehamilan seperti tanda-tanda
persalinan yang diantaranya yakni keluar lendir bercampur darah, adanya
kontraksi atau nyeri perut yang semakin lama semakin keras dan sering, keluarnya
air ketuban yang seperti kencing tetapi tidak bisa ditahan. Selain itu juga Ibu
diberikan KIE tentang kelas Ibu hamil dan manfaatnya diantaranya: dapat
meningkatkan pengetahuan ibu seputar kehamilan, persalinan, nifas serta
perawatan bayi serta berbagi pengalaman dan bertukar informasi dengan calon ibu
lainnya serta petugas kesehatan. Suami juga dilibatkan dan mendapat banyak
informasi untuk mempersiapkan diri sebagai pendamping.

Selain itu, kelas ibu hamil ibu diajarkan bagaimana cara senam hamil, yoga
hamil untuk mengatur pernafasan saat persalinan dan pengetahuan selama
kehamilan. Pengetahuan selama kehamilan pada pertemuan pertama ibu diberikan
informasi mengenai kehamilan peruahan tubuh dan keluhan umum saat hamil.
Pertemuan kedua materi tentang persalinan seperti tanda tanda persalinan, tanda
bahaya persalinan, proses persalinan, IMD. Selain itu materi tentang perawatan
nifas seperti memberikan ASI ekslusif, menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda
bahaya ibu nifas, dan KB pasca persalinan. Pertemuan ketiga ibu diajarkan
bagaimana perawatan bayi, tanda bahaya BBL, pengamatan pertumbuhan dan
perkembangan bayi, dan imunisasi BBL.

Perencanaan persalinan saat ini ibu “RU” sudah mempersiapkan kehamilan,


dimana sudah sesuai dengan P4K seperti penolong persalinan, tempat persalinan,
pendamping persalinan, transporasi. Selain itu persiapan yan sudah disiapkan
seperti siapa yang mengambil keputusan, pendanaan, mengatasi rasa nyeri,
persiapan IMD, dan penggunaan KB. Namun, ibu belum mengetahui calon

xli
pendonor darah, untuk nantinya dipersiapkan apabila ibu “RU” membutuhkan
transfuse darah.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan tanda –tanda vital semua sudah dalam


batas normal karena TB ibu hamil minimal 145 cm sedangkan TB ibu “RU” 162
cm. Berat badan ibu sekarang adalah 72 kg, sebelum hamil beratnya 63, ini berarti
ibu sudah mengalami kenaikan berat badan sebanyak 9 kg selama kehamilan, ini
termasuk normal. Berdasarkan teori untuk menentukan kenaikan berat badan ideal
selama kehamilan bisa dengan menggunakan IMT, sesuai tabel yang tertera di
atas. Rumus IMT yaitu IMT = BB(kg) : TB(m)xTB(m), IMT ibu “J” sebelum
hamil = 63: (1,62x1,62) = 63: 2,62 = 24,04. Jadi IMT ibu “RU” adalah 24,04 ini
termasuk kategori normal, karena kategori normal 18,5–24,9 sehingga
peningkatan berat badan normalnya adalah 11,5–16,0 kg.

LILA ibu “RU” juga normal karena minimal 23,5 cm sedangkan LILA ibu
“RU” 29 cm. untuk pemeriksaan fisik ibu sudah dalam batas normal. Untuk
palpasi TFU ibu 26 cm kemudian TBJ 2170 gram ini sudah sesuai dengan teori
Johnson tausak dimana rumunya (TFU -12) karena kepala bayi belum masuk
maka (26-12) X 155= 2170 gram ini masih dalam batas normal. Jika kepala bayi
sudah masuk maka rumusnya (TFU-11) X 155. Kemudian dalam pemeriksaan
auskultasi untuk DJJ ibu adalah 145x/menit. Ini sudah dikatakan normal karena
denyut jantung janin bayi 120-160 kali permenit. Karena apabila lebih dari 160
kali dikatakan takikardi dan apabila kurang dari 120 dikataan bradikardi. Untuk
pemeriksaan ekstremitas ibu “RU” sudah dalam batas normal seperti kuku tidak
pucat yang menandakan tidak kekurangan darah, reflek patella positif dan tidak
ada odema yang menandakan ibu tidak ada pembekakan yang mengarah pada
tanda dan gejala pre-eklampsia

Kemudian pemeriksaan penunjang dimana hasil hemoglobin 11,6 g/dl dimana


ibu dinyatakan tidak anemia karena untuk trimester III hemoglobin minimal 11,6
g/dl. Kemudian untuk pemeriksaan protein urine negative yang menandakan ibu
tidak mengalami PE, untuk glukosa urine normal yang menandakan ibu tidak
mengalami DM, pemeriksaan sifillis, HIV dan HbSAg hasilnya non reaktif
dimana ibu tidak menderita sifillis, HIV, dan HbSAg.

xlii
BAB V

xliii
PENUTUP

A. Simpulan
Selama kami memberikan Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan di UPTD.
Puskesmas I Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Barat pemberian asuhan
kehamilan pada Ibu “RU” telah sesuai dengan standar. Ibu telah memperoleh
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan, dan pemeriksaan
penunjang sesuai dengan kondisi ibu. Ibu juga telah mendapatkan KIE yang
sesuai dengan keluhan dan permasalahan yang dihadapinya.

B. Saran
1.Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi agar memperbanyak buku – buku tentang kesehatan,
guna memperbanyak referensi dalam penulisan.
2.Saran Kepada Mahasiswa
Mahasiswa sebagai calon bidan diharapkan lebih giat dalam melatih ketrampilan
maupun mempelajari teori-teori terkait asuhan kebidanan pada kehamilan yang
berbasis evidence based agar nantinya dapat memberikan asuhan antenatal yang
baik dan berkualitas.
3.Fasilitas Kesehatan
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan
pada Ibu hamil sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada Ibu
hamil sesuai Standar Pelayanan Asuhan Kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

xliv
Eka, Erina. 2019. “Asuhan Kebidanan Kehamilan”. Jakarta: Wineka Media

Jannah, Nurul. 2012. “Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan”. Yogyakarta:


Andi Offset

Yulaikhah, Lily. 2016. “Asuhan Kebidanan Kehamilan”. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran

Manuaba, Ida Bagus Gede dkk. 2007. “Pengantar Kuliah Obstetri”.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Megasari, Miratu. 2015. “Panduan Belajar Asuhan Kebidanan”. Yogyakarta:


Deepublish

xlv

Anda mungkin juga menyukai