Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

MENGENAI PERAN ADVOKASI DALAM RUMAH UNTUK PENCEGAHAN


PANDEMI COVID-19

Oleh:

Ida Ayu Gede Gita Nariswari


NIM. P07124217 032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
SARJANA TERAPAN SEMESTER VI
JURUSAN KEBIDANAN
2020
A. Coronavirus (Covid-19) dan Advokasi
1. Covid-19
Indonesia akhir-akhir ini dihadapi masalah yaitu virus Covid-19 yang
penyebarannya sangat mudah, hal ini menyebabkan segala aktivitas dilakukan
dirumah. Coronavirus adalah sekelompok virus terkait yang menyebabkan penyakit
pada mamalia dan burung. Pada manusia, virus korona menyebabkan infeksi saluran
pernapasan yang bisa ringan, seperti beberapa kasus flu biasa (di antara penyebab
lainnya, terutama rhinovirus ), dan lainnya yang dapat mematikan, seperti SARS ,
MERS , dan COVID-19 .
Gejala pada spesies lain bervariasi: pada ayam, mereka menyebabkan penyakit
saluran pernapasan atas , sedangkan pada sapi dan babi mereka menyebabkan diare.
Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati infeksi
coronavirus manusia. Coronaviruses membentuk Orthocoronavirinae subfamili, dalam
keluarga Coronaviridae , memesan Nidovirales , dan ranah Riboviria.
Mereka adalah virus yang diselimuti dengan genom RNA untai tunggal rasa
positif dan nukleokapsid dari simetri heliks. Ukuran genom dari coronavirus berkisar
dari sekitar 27 hingga 34 kilobase , yang terbesar di antara virus RNA yang diketahui.
Nama coronavirus berasal dari bahasa Latin corona , yang berarti "mahkota"
atau "halo", yang mengacu pada penampilan karakteristik yang mengingatkan pada
korona surya di sekitar virion (partikel virus) ketika dilihat di bawah mikroskop
transmisi elektron dua dimensi, karena permukaannya ditutupi paku protein berbentuk
klub.
Coronavirus sangat bervariasi dalam faktor risiko. Beberapa dapat membunuh
lebih dari 30% dari mereka yang terinfeksi (seperti MERS-CoV ), dan beberapa relatif
tidak berbahaya, seperti flu biasa. Virus corona menyebabkan pilek dengan gejala-
gejala utama, seperti demam , dan sakit tenggorokan akibat pembengkakan kelenjar
gondok , yang terjadi terutama di musim dingin dan awal musim semi.
Coronavirus dapat menyebabkan pneumonia ( pneumonia virus langsung atau
pneumonia bakteri sekunder) dan bronkitis (bronkitis virus langsung atau bronkitis
bakteri sekunder).

2. Advokasi
Advoasi (Advocacy) adalah suatu bentuk tindakan yang mengarah pada
pembelaan, memberi dukungan, atau rekomendasi berupa dukungan aktif. Advokasi
juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk upaya untuk mempengaruhi kebijakan
publik dengan melakukan berbagai macam pola komunikasi yang persuasif. Kata
advokasi sering dikaitkan dengan lembaga bantuan hukum yang di dalamnya
melibatkan advokat. Sedangkan advokat adalah ahli hukum yang berwenang untuk
melakukan advokasi. Advokasi merupakan aksi yang strategis dan terpadu yang
dilakukan perorangan atau kelompok untuk memasukkan suatu masalah ke dalam
agenda kebijakan. Pada akhirnya advokasi bertujuan untuk mengupayakan solusi bagi
suatu masalah melalui penegakan dan penerapan kebijakan publik untuk mengatasi
masalah tersebut. Sedangkan ahli lain menyatakan bahwa advokasi secara harfiah
berarti pembelaan, sogokan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai
permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan. Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk
mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi
persuasif.
Adapun tujuan dari Advokasi yakni
a. Komitmen politik (Political commitment)
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk
mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat.
b. Mendapatkan dukungan kebijakan ( Policy support)
Adanya komitmen politik dari para eksekuti, maka perlu ditinjaklanjuti dengan
advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah
memperoleh komitmen politik tersebut
c. Mendapatkan penerimaan sosial ( Social Acceptance)
Diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program kesehatan yang telah
memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan maka langkah selanjutnya adalah
mensosialisasikan program untuk memperoleh dukungan masyarkat.
d. Mendapatkan dukungan sistem (System support)
Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur
kerja yang jelas mendukung.

Pelaksana Advokasi
a. Semua petugas kesehatan yang melayani klien
Bila berada dalam tatanan klinik maka pelaksana yang terlibat adalah petugas
kesehatan yang bekerja dalam faskes.
b. Tenaga khusus promosi kesehatan
Prinsip dasar advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi
mencakup kegiatan persuasif, memberikan semangat dan bahkan sampai
memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.
Peran komunikasi sangat penting sehingga komunikasi dalam rangka advokasi
kesehatan memerlukan kiat khusus agar dapat berjalan efektif yaitu:
1) Jelas
2) Benar
3) Konkret
4) Lengkap
5) Ringkas
6) Meyakinkan
7) Konstektual
8) Berani
9) Hati-hati
10) Sopan

Sasaran Advokasi dalam Pandemi Covid-19


Untuk mencapai tujuan dari penerapan promosi kesehatan tersebut, dalam
realisasinya membutuhkan faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilannya. Ada
5 tempat yang dapat dilakukan advokasi kesehatan yaitu pelayanan kesehatan, sekolah,
rumah tangga, tempat kerja, tempat umum.
Langkah Advokasi dalam promosi kesehatan
a. Tahap persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau
instrumen advokasi.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi
c. Tahap penilaian
Program promosi kesehatan yang menjadi prioritas d abad XXI adalah:
a. Mendorong kepedulian masyarakat terhadap kesehatan
b. Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan
c. Memperluas kemitraan dalan promosi kesehatan
d. Meningkatkan kemampuan komunitas dan kekuatan individu
e. Memelihara infrastruktur dalam promosi kesehatan
Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa advokasi merupakan proses yang tidak
sederhana. Sasaran advokasi hendaknya diarahkan/ dipandu untuk menempuh
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Memahami / menyadari persoalan yang diajukan seperti contoh wabah pandemi
covid-19
b. Tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam persoalan yang diajukan. Yaitu tertarik
ikut mengurangi penyebaran pandemi Covid-19
c. Mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan
d. Menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan
e. Menyampaikan langkah tindak lanjut

B. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Isolasi di Rumah (Perawatan di Rumah)


Berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Desease (Covid-
19) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
pada Maret 2020.
Isolasi rumah atau perawatan di rumah dilakukan terhadap orang yang bergejala
ringan dan tanpa kondisi penyerta seperti (penyakit paru, jantung, ginjal dan kondisi
immunocompromised). Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien dalam pengawasan,
orang dalam pemantauan dan kontak erat yang bergejala dengan tetap memperhatikan
kemungkinan terjadinya perburukan. Beberapa alasan pasien dirawat di rumah yaitu
perawatan rawat inap tidak tersedia atau tidak aman. Pertimbangan tersebut harus
memperhatikan kondisi klinis dan keamanan lingkungan pasien. Pertimbangan lokasi
dapat dilakukan di rumah, fasilitas umum, atau alat angkut dengan mempertimbangkan
kondisi dan situasi setempat. Perlu dilakukan informed consent (lampiran 22) terhadap
pasien yang melakukan perawatan rumah. Penting untuk memastikan bahwa lingkungan
tempat pemantauan kondusif untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan medis yang
diperlukan orang tersebut. Idealnya, satu atau lebih fasilitas umum yang dapat digunakan
untuk pemantauan harus diidentifikasi dan dievaluasi sebagai salah satu elemen
kesiapsiagaan menghadapi COVID-19. Evaluasi harus dilakukan oleh pejabat atau
petugas kesehatan masyarakat. Selama proses pemantauan, pasien harus selalu proaktif
berkomunikasi dengan petugas kesehatan. Petugas kesehatan yang melakukan
pemantauan menggunakan APD minimal berupa masker. Berikut rekomendasi prosedur
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk isolasi di rumah:
1. Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik
(memiliki jendela terbuka, atau pintu terbuka)
2. Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan ruangan
bersama (seperti dapur, kamar mandi) memiliki ventilasi yang baik.
3. Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, dan jika tidak
memungkinkan maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien (tidur di tempat tidur
berbeda)
4. Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idelanya satu orang yang benar-benar sehat
tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau gangguan kekebalan.
Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai pasien benar-benar sehat dan tidak
bergejala.
5. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan pasien atau
lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah menyiapkan makanan,
sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan kapanpun tangan kelihatan kotor. Jika
tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan hand sanitizer, dan untuk tangan yang
kelihatan kotor menggunakan air dan sabun.
6. Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali pakai
direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk bersih dan segera
ganti jika sudah basah.
7. Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar) diberikan
kepada pasien untuk dipakai sesering mungkin.
8. Orang yang memberikan perawatan sebaiknya menggunakan masker bedah terutama
jika berada dalam satu ruangan dengan pasien. Masker tidak boleh dipegang selama
digunakan. Jika masker kotor atau basah segera ganti dengan yang baru. Buang
masker dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan, tapi mulai dari bagian
belakang). Buang segera dan segera cuci tangan.
9. Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh terutama cairan mulut atau pernapasan
(dahak, ingus dll) dan tinja. Gunakan sarung tangan dan masker jika harus
memberikan perawatan mulut atau saluran nafas dan ketika memegang tinja, air
kencing dan kotoran lain. Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang sarung tangan
dan masker.
10. Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telah terpakai.
11. Sediakan sprei dan alat makan khusus untuk pasien (cuci dengan sabun dan air setelah
dipakai dan dapat digunakan kembali)
12. Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet dan kamar mandi secara
teratur. Sabun atau detergen rumah tangga dapat digunakan, kemudian larutan NaOCl
0.5% (setara dengan 1 bagian larutan pemutih dan 9 bagian air).
13. Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk dll menggunakan sabun cuci rumah tangga
dan air atau menggunakan mesin cuci dengan suhu air 60-900C dengan detergen dan
keringkan. Tempatkan pada kantong khusus dan jangan digoyang-goyang, dan hindari
kontak langsung kulit dan pakaian dengan bahan-bahan yang terkontaminasi.
14. Sarung tangan dan apron plastic sebaiknya digunakan saat membersihkan permukaan
pasien, baju, atau bahan-bahan lain yang terkena cairan tubuh pasien. Sarung tangan
(yang bukan sekali pakai) dapat digunakan kembali setelah dicuci menggunakan
sabun dan air dan didekontaminasi dengan larutan NaOCl 0.5%. Cuci tangan sebelum
dan setelah menggunakan sarung tangan.
15. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang di
tempat sampah di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup rapat sebelum
dibuang sebagai kotoran infeksius.
16. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya seperti sikat gigi, alat
makan-minum, handuk, pakaian dan sprei).
17. Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan rumah, maka selalu
perhatikan APD dan ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui
droplet.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman
kesiapsiagaan menghadapi infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV). Kemenkes RI; Jakarta:
2020.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi MERSCoV di Indonesia.
Modul Promosi Kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai