Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA MASA KEHAMILAN


(Sistem Endokrin, Kardiovaskuler, Hematologi, dan Pernafasan)
Dosen Pengampu
Rizky Dwiyanti Yunita, S.Psi., SST., M.KM.

Disusun oleh
Firstamanda May Amsha (15.401.20.002)
Lutfi Nuraini (15.401.20.004)

MATA KULIAH PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN


YAYASAN RUSTIDA
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PRODI D III KEBIDANAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah swt, karena atas rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada
Masa Kehamilan: Sistem Endokrin, Kardiovaskuler, Hematologi, dan Pernafasan” ini.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Pengantar Asuhan Kepribadian tahun ajaran 2020/2021.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah Pengantar
Asuhan Kebidanan, Ibu Rizky Dwiyanti Yunita, S.Psi., SST., M.KM. dan teman-teman yang
secara langsung maupun yang tidak langsung telah mendukung selesainya makalah ini.

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber berupa
internet. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih pemula, baik dari segi
susunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah yang kami susun ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Krikilan, 14 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

1.4 Manfaat........................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................4

2.1 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Sistem Endokrin pada Masa Kehamilan.............4

2.2 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler pada Masa Kehamilan..5

2.3 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Sistem Hematologi pada Masa Kehamilan........7

2.4 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Sistem Pernafasan pada Masa Kehamilan........10

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................13

3.1 Simpulan....................................................................................................................13

3.2 Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iv

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan
berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita untuk itu
diperlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam
dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan
ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Kekhawatiran dan
ketakutan yang sering terjadi pada ibu hamil dapat membawa ibu hamil menjadi tidak
siap dalam menghadapi kehamilannya sehingga memungkinkan untuk terjadinya
kehamilan yang bermasalah yang ditandai dengan munculnya tandatanda bahaya
kehamilan yang dapat berakhir dengan kematian. (Kusmiaty dkk. 2009).
Proses kehamilan merupakan satu kesatuan mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi,
adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan hormon sebagai
persiapan menyongsong kelahiran bayi. Segala perubahan fisik dialami wanita selama
hamil berhubungan dengan beberapa sistem yang disebabakan oleh efek khusus dari
hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangka persiapan perkembangan janin, menyiapkan
tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan payudara untuk pembentukan atau produksi air
susu ibu selama masa nifas. Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk
beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan pada
ukuran tubuh, bentuk payudara, 3 pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara
keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tampak jelek sehingga menimbulkan rasa tidak
percaya diri pada ibu hamil tersebut (Yeyeh, Ai, dan Rukiyah, 2014).
Kekhawatiran dan ketakutan yang sering terjadi pada ibu hamil ini sebenarnya tidak
berdasar, tetapi sebagian besar ibu hamil belum mengetahui sepenuhnya akan perubahan
yang terjadi tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu usia, pendidikan,
pekerjaan dan sumber informasi. Untuk itu ibu hamil memerlukan penjelasan, nasihat
dan saran mengenai perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan khususnya dari
bidan, perawat dan dokter sehingga ibu hamil tidak lagi khawatir dengan perubahan yang
dialaminya. Apabila ibu hamil sudah mengerti tentang perubahan fisiologis yang terjadi
pada masa kehamilan maka rasa takut dan cemas selama hamil dapat dihindari dan
apabila terdapat suatu kelainan pada kehamilan, ibu akan mengerti dan segera

1
2

memeriksakan diri ke petugas kesehatan, sebaliknya jika ibu hamil tidak mengerti akan
perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan seorang ibu akan merasa cemas
dan takut akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya selama hamil. Salah satu hal yang
dapat dilakukan agar ibu hamil memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada masa
kehamilan adalah dengan pemeriksaan antenatal care. (Simkin, P. 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan penulis bahas pada makalah tentang Perubahan dan Adaptasi
Fisiologi pada Masa Kehamilan: Sistem Endokrin, Kardiovaskuler, Hematologi, dan
Pernafasan kali ini yaitu:
1. Bagaimanakah perubahan dan adaptasi fisiologi sistem endokrin pada masa
kehamilan?
2. Bagaimanakah perubahan dan adaptasi fisiologi sistem kardiovaskuler pada masa
kehamilan?
3. Bagaimanakah perubahan dan adaptasi fisiologi sistem hematologi pada masa
kehamilan?
4. Bagaimanakah perubahan dan adaptasi fisiologi sistem pernafasan pada masa
kehamilan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan penulis berikan pada makalah tentang Perubahan dan
Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan: Sistem Endokrin, Kardiovaskuler,
Hematologi, dan Pernafasan kali ini yaitu:
1. Mendeskripsikan perubahan dan adaptasi fisiologi sistem endokrin pada masa
kehamilan;
2. Mendeskripsikan perubahan dan adaptasi fisiologi sistem kardiovaskuler pada masa
kehamilan;
3. Mendeskripsikan perubahan dan adaptasi fisiologi sistem hematologi pada masa
kehamilan; serta
4. Mendeskripsikan perubahan dan adaptasi fisiologi sistem pernafasan pada masa
kehamilan.
3

1.4 Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari isi makalah tentang Perubahan dan Adaptasi
Fisiologi pada Masa Kehamilan: Sistem Endokrin, Kardiovaskuler, Hematologi, dan
Pernafasan ini adalah:
1. Pembaca bisa memahami perubahan dan adaptasi fisiologi sistem endokrin pada masa
kehamilan;
2. Pembaca bisa memahami perubahan dan adaptasi fisiologi sistem kardiovaskuler pada
masa kehamilan;
3. Pembaca bisa memahami perubahan dan adaptasi fisiologi sistem hematologi pada
masa kehamilan; serta
4. Pembaca bisa memahami perubahan dan adaptasi fisiologi sistem pernafasan pada
masa kehamilan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Sistem Endokrin pada Masa Kehamilan
A. Tiroid
Pembesaran kelenjar tiroid pada kehamilan telah lama diketahui, dan
penelitian terbaru menyebutkan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami
peningkatan hormon tiroid sebesar 18%. Sebagai informasi tambahan, beberapa
peneliti menemukan bahwa seperempat subjek penelitian mengalami peningkatan
ukuran kelenjar sebesar 25%. Keadaan ini merupakan akibat dari hipertrofi jaringan
kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Kadar tiroksin (T4) meningkat dalam serum
ibu dimulai pada bulan kedua kehamilan. Kadarnya menetap pada 9-16 µg/dl
dibandingkan dengan kadar wanita yang tidak hamil, yaitu 5-12 µg/dl. Diperkirakan
bahwa esterogen sangat memengaruhi sintesis protein-pengikat T4 di hati,
menghasilkan suatu kapasitas pengikatan yang bertanggung jawab terhadap
peningkatan kadar T4. Perubahan kadar T4 yang tidak terikat masih diperdebatkan,
dengan beberapa penelitian melaporkan ada penurunan, dan ada beberapa lainnya
yang melaporkan mengalami peningkatan. Glinoer dan rekan (1990) berargumentasi
bahwa ada penurunan kadar triiodontironin bebas den Tt4 selama kehamilan jika
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, kemungkinan besar disebabkan oleh
peningkatan protein pengikat tiroid.
Thyroid-releasing hormone (TSH), yang menstimulasi sintesis dan melepaskan
TSH, tidak meningkat selama kehamilan, tetapi tetap dalam rentang nilai normal
wanita yang tidak hamil. Data-data mendukung bahwa karena hCG memiliki suatu
aktivitas seperti TSH intrinsik, maka hCG secara langsung akan menstimulasi tiroid
untuk menyekresi T4. Sesungguhnya, mungkin ada penurunan TSH saat kadar hCG
mencapai puncaknya pada akhir trimester pertama, dan ada hubungan linier antara
konsentrasi hCG dan T4 bebas di dalam serum ibu.
B. Paratiroid
Data menunjukkan bahwa ada peningkatan hormon paratiroid (PTH), yang
kemungkinan besar disebabkan oleh hiperplasia. Mungkin saja perubahan kelenjar ini
dipengaruhi oleh esterogen dan human plasental lactogen. Kadar PTH meningkat

4
5

secara progresif selama kehamilan sehingga kadarnya pada kehamilan aterm kira-kira
30%-50% di atas kadar wanita yang tidak hamil.
C. Kelenjar Adrenal
Ada peningkatan kadar kortisol yang bersirkulasi selama kehamilan, yang
sebagian besar diikat oleh globulin pengikat-kortisol. Peningkatan kadar ini
kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan pengeluaran metabolisme kortisol,
karena tidak dijumpai peningkatan sekresi kortisol secara nyata oleh adrenal ibu.
Kadar hormon adrenokortikotropik menurun selama kehamilan, sementara kadar
kortisol bebas meningkat . mekanisme ini tidak dipahami secara jelas.
Pada bulan keempat kehamilan, adrenal ibu meningkatkan jumlah sekresi
aldosteron. Peningkatan ini bahkan lebih terlihat dengan pembatasan asupan garam.
Peningkatanproduksi aldosteron ini dipengaruhi oleh peningkatan kadar angiotensin
II, yang menstimulasi zona glomerulosa dari adrenal untuk menyekresi aldosteron.
Telah muncul dugaan bahwa mekanisme ini menyeimbangkan efek pengeluaran
garam (natriuretik)terhadap progesteron.

2.2 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler pada Masa Kehamilan
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada, bagian
kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah.
Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada
jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. (Sulistyawati,Ari.2009)
A. Fungsi sistem kardiovaskuler
Memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan
dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap
jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup
sehingga jaringan dan organ tubuh menerima 18 nutrisi dengan adekuat. Sistem
kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang
bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah
mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada
keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti
jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
(Sulistyawati,Ari.2009)
6

B. Komponen Sistem Kardiovaskular


Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:
1. Jantung, sebagai organ pemompa.
2. Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
3. Pembuluh darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.
C. Perubahan dan adaptasi fisiologi kardiovaskuler pada masa kehamilan.
1. Trimester I
Sirkulasi darah dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar pula, uterus yang membesar dengan pembuluh
darah yang membesar pula, mammae dan alat lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan. Volume plasenta maternal mulai meningkat pada
saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34
minggu, sampai ia mencapai titik maksimum. Perubahan ratarata volume
plasenta maternal berkisar antara 20-100%. RBC meningkat 18% tanpa
suplemen-suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang lebih besar yaitu
30% jika ibu meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat
rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%, maka terjadi
penurunan hematokrit selama kehamilan normal sehingga disebut anemia
fisiologis. (Sulistyawati,Ari.2009)
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat
terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan oleh
peregangan otot halus oleh progestrone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-
10 mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan normal cardiac
output meningkatkan sekitar 30-50% dn mencapai level maksimumnya selama
trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama persalinan. Hipertropi
(pembesaran atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke
atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada
apeks, titik impuls maksimum (point of maksimum impuls/PMII) bergerak ke
atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran tergantung pada lama
kehamilan dan ukuran serta posisi uterus. Pada akhir trimester I mulai terjadi
palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahanya cardiac output.
Hidung tersembat /berdasas karena pengaruh hormone estrogen dan
7

progesterone terjadi pembesaran kapiler, relaksai otot vaskuler serta


peningkatan sirkulasi darah. (Sulistyawati,Ari.2009)
2. Trimester II
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses
hemodilusi, setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demmi sedikit naik
kembali pada tekanan darah sebelum aterem. Perbubahan auskultasi
mengiringi perubahaqn ukuran dari posisi jantung, peningkatan volume darah
dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil uskultasi yang umum
terjadi selama masa kehamilan. (Sulistyawati,Ari.2009)
Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar
setelah minggu ke-20 gestasi. Selain itu murmurejeksi sistoloik tingkat II dapat
didengar didaerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke20, denyut
meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit, kemudian menetap
sampai aterm, dapat timbul palpitasi.
3. Trimester III
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar
antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa
nifas berkisar 14000-16000 penyebab peningkatan ini belum diketahui.
Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelh melakukan latihan yang
berat, distribusi tipe sel juga kan mengaami perubahan. Pada kehamilan,
terutama trimesetr ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan
secara bersamaan limfosit dan monosit.
2.3 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Sistem Hematologi pada Masa Kehamilan
Sistem hematologik ibu hamil mengalami perubahan yang signifikan sebagai upaya
untuk memenuhi kecukupan perfusi dengan adanya peningkatan ruang pembuluh darah,
untuk melindungi organ-organ ibu dan janin dari efek postural terhadap tekanan dan
aliran darah, serta melindungi ibu terhadap kehilangan darah pada saat persalinan.
Volume Darah
A. Perubahan Plasma
Jumlah daraah yang bersirkulasi meningkat antara 30%-50% selama
kehamilan, dengan rata-rata peningkatan 1,5 L. Jumlah darah mengalami
perubahan pada kira-kira 6 minggu umur kehamilan dan mencapai puncaknya
pada minggu ke-30 sampai 34. Volume plasma meningkat rata-rata 50%, yang
dimulai pada minggu ke-6 kehamilan. Peningkatan selanjutnya terjadi pada
8

trimester kedua. Volme plasma menetap pada minggu ke-32 sampai 34


kehamilan. Peningkatan plasma yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan
penambahan jumlah komponen darah padatnya, menyebabkan terjadinya
hemodilusi fisiologis yang paling terlihat pada minggu ke-28 sampai 30
kehamilan.
Penyebab meningkatnya plasma pada kehamilan tidak begitu dipahami. Efek
hormon esterogen dan progesteron pada aktivitas renin plasma dan aldosteron
mungkin mengakibatkan retensi sodium yang mengakibatkan penumpukan air.
Efek vasodilatasi dari progesteron meningkatkan kapasitas vena untuk
menampung peningkatan volume ini. Penyimpangan jumlah peningkatan ini
berhubungan dengan beberapa komplikasi kehamilan. Penurunan ekspansi
plasma berhubungan dengan hipertensi akibat kehamilan, perkembangan
intrauterin janin terhambat (IUGR), dan kematian janin. Peningkatan ekspansi
plasma di luar tingkat yang diharapkan berhubungan dengan multiparitas,
kegemukan ibu, makrosomia janin, kehamilan lama dan kehamilan multipel.
Hipervolemia pada kehamilan menyebabkan pengenceran protein plasma dan
komponen sel-sel darah. Keadaan ini menyebabkan penuruan kekentalan
(viskositas) darah sampai 20% dan mengakibatkan penurunan tahanan aliran
darah.
B. Perubahan Sel Darah Merah
Jumlah total sel darah merah (SDM) meningkat kira-kira33% (450 ml) pada
wanita hamil yang mengonsumsi tablet suplemen zat besi 18% (250 ml) pada
yang tidak mengonsumsi tablet suplemen zat besi. Peningkatan eritropoietin
sirkulasi dan peningkatan produksi SDM menjadi penyebab keadaan ini. Kadar
eritropoietin mulai meningkat pada akhir trimester pertama, diikuti dengan
perubahan awal plasma. Umur rata-rata SDM lebih rendah pada akhir kehamilan,
menjelaskan fakta bahwa produksi SDM mempercepat destruksinya. Peningkatan
produksi ini juga dijelaskan oleh penignkatan jumlah retikulosit pada kehamilan.
Rerata volume sel, diameter, dan ketebalan SDM berubah, menyebabkan
penampilannya lebih bulat. Hemoglobin dan hematokrit menurun sepanjang
trimester kedua sebagai akibat dari peningkatan volume plasma. Hemoglobin
total meningkat dari 85 sampai 150 g selama kehamilan, tetapi kadar hemoglobin
menurun sekunder akibat hemodilusi.
9

C. Perubahan pada Komponen Darah Lainnya.


Massa sel darah putih (SDP) sedikit meningkat pada awal kehamilan,
kemungkinan menetap pada trimester kedua dan ketiga. Peningkatan ini
disebabkan oleh peningkatan produksi neutrofil. Total SDP berkisar antara 5.000-
12.000/mm3 saat proses persalinan tanpa infeksi. Perubahan SDP ini mirip
dengan proses yang terlihat pada kondisi stres fisiologis, misalnya latihan.
Ada laporan yang saling bertentangan tentang perubahan trombosit dalam
kehamilan. Penelitian terbaru mengatakan bahwa dijumpai sedikit penurunan
trombosit pada 2 bulan menjelang akhir kehamilan. Jumlah treombosit pada
kehamilan adalah 150.000-400.000/mm3. Jumlah trombosit di bawah
100.000/mm3 dianggap tidak normal.
Protein plasma total menurun antara 10%-14%, penurunan ini paling banyak
terjadi pada trimester pertama. Nilai albumin absolut meningkat selama
kehamilan, tetapi karena hemodilusi dijumpai penurunan konsentrasi albumin,
menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid.
Kadar globulin menigkt selama kehamilan (>2,3-3,5 g/dl). Fibrinogen
meningkat 50%-80%, dari keadaan tidak normal rata-rata 300 mg/dl sampai rata-
rata 450 mg/dl pada akhir kehamilan. Laju endap darah (LED) meningkat selama
kehamilan (>20 mm/jam), kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan
globulin dan fibrinogen. Perubahan protein plasma memengaruhi daya ikat
kalsium dan beberapa obat lainnya. Obat yang didisitribusikan oleh albumin, jika
akan diberikan pada ibu hamil dosisnya perlu disesuaikan.
D. Perubahan faktor Pembekuan
Perubahan faktor pembekuan meningkatkan risiko trombosisi dan koagulasi
konsumtif. Data yang ada menunjukkan bahwa ada proses aktivasi yang terus
menerus dari sistem pembekuan darah di dalam sistem uteroplasenta pada
minggu ke-11 kehamilan. Fibrin intravaskuler dan ekstravaskuler ditemukan
dalam sirkulasi uteroplasenta, rongga antar-vii, dan dinding plasenta (Balckburn
dan Loper, 1992)
Banyak faktor yang terlibat dalam penignkatan laju pembekuan selam
kehamilan. Faktor-faktor penghubung yang berkaitan dengan proses awal
pembekuan darah meningkat (faktor XII, prekalikrein, kininogen). Faktor I
(fibrinogen), VII (prokonertin), VIII (globulin antihemofilik), IX (faktor
Christmas), dan X (faktor Stuart) meningkat, sedangkan faktor II (protrombin)
10

bisa meningkat atau stabil. Faktor XI (plasma tromboplastin anteseden) dan XIII
(faktor penstabilisasi fibrin) menurun. Perubahan faktor-faktor pembekuan ini
menyebabkan penurunan ringan pada waktu tromboplastin parsial dan waktu
protrombin.
Ada fakta-fakta yang menunjukkan bahwa perubahan faktor-faktor
pembekuan menimbulkan koagulasi intravaskuler kronis derajar-rendah.
Plasminogen ibu hamil (profibrinolisin) meningkat, mungkin disebabkan oleh
aktivitas estrogen. Aktivitas fibrinolisis meningkat sampai trimester ketiga, dan
kemudia menurun pada kehamilan aterm. Keadaan hiperkoagulasi kehamilan
diseimbangkan oleh plasminogen yang meningkat selama kehamilan. Inhibitor
plasma jaringan menurun, sehingga mempertahankan keseimbangan antara
pembekuan dan penghancuran bekuan darah.

2.4 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Sistem Pernafasan pada Masa Kehamilan
Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi system respirasi di bandingkan dengan
system kardiovaskuler. Tetapi mukosa system respirasi menjadi hiperemik dan edema
dengan mukus yang hipersekresi mengarah pada sesak dan epistaksis. Hasilnya banyak
wanita hamil yang mengeluh pilek kronis. Pemakaian spray nasal dekongestan yang lama
harus di hindari karena efeknya terhadap mukosa. ( Salmah, dkk., 2006)
Ada perubahan dalam bentuk dada dan lengkungan bertambah besar pada awal
kehamilan.Saat uterus bertambah besar pada awal kehamilan, diagfragma membesar 4cm
dan kerangka tulang dada menjadi lebih keatas. Tulang dada melebar dan tidak selalu
kembali seperti sediakanlah saat setalah kehamilan yang bias menjadi suatu masalah
pada bentuk badan seorang wanita . (Salmah, dkk., 2006).
Kapasitas total paru-paru berkurang 5% karena elevasi diagfragma. Ferkuensi
respirasi normal berkisar 14-15 napas\menit dengan pernafasan diagfragma dan nafas
yang lebih dalam ( Salmah, dkk., 2006)
Jumlah udara inferasi selama 1 menit (volume\menit) menjadi meningkat sekitar
20%.Hasilnya adalah karbon diokasida yang keluar dari paru-paru.Konsentrasi karbon
dioksida di alveol menjadi lebih rendah dari pada wanita tidak hamil, di pergunakan
sebagai konvesasi yang mengalami penurunan antara 26-22 mmol\liter. Alkalemia (pH
arteri rial 7,44) menfasilitasi oksigen yang dilepas untuk janin ( Salmah, dkk., 2006).
PCO2 marternal berkurang dari rata-ratanya, yaitu 5Kpa sampai dengan 4Kpa atau
bias lebih turun saat PCO2 janin adalah 6Kpa fasilitas untuk mentransfer Co2 dari petus
11

ke merternal, nafas yang berlebihan dapat menyebabkan ketidak nyamanan, dispena dan
pusing. Ketika kebutuhan untuk bernafas menjadi lebih, ibu hamil mengeluh nafas
pendek. (Salmah, dkk., 2006)
Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan pada volume paru – paru dan
ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernafasan selama kehamilan
diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh
ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia
(Elisabeth S.W, 2015).
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma
menjadi lebih naik 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini
menyebabkan perubahan sistem perbafasan yang terjadinya pernafasan perut menjadi
pernafasan dada oleh karena itu diperlukan perubahan letak diagram selama kehamilan.
(Elisabeth S.W, 2015)
Kepasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu volume tidak
meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidak menyebabkan peningkatan ventilasi
pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena
pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil diajurkan untuk
nafas dalam dari pada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernafasan permenit
peningkatan 40% (Elisabeth S.W, 2015).
Peningkatan kadar estogen menyebabkan ligamen pada karangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena ramim membesar, panjang paru –
paru berkurang,. Diameter transversal kerangka toraks 7 cm (Cunningham, ddk.,1993
dalam Elisabeth S.W, 2015). Besar sudut kostal, yang pada masa sebelum. Hamil sekitar
68o , meningkat menjadi sekitar 103o pada trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah
tanpak melebar. Setelah melahirkan, rongga dada mungkin tidak kembali keadaan
sebelum hamil (Elisabeth S.W, 2015).
A. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan
yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu.Hal itu sering mengesankan adanya
kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.Peningkatan usaha
nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron dan
sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut mengakibatkan PCO2
atau tekanan karbokdioksida berkurang.( Kamariyah,dkk.2014 )
12

B. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan Trimester 2


Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6 cm
dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada rongga
abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.
(Kamariyah,dkk.2014 )
C. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran uterus
dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume
ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya
pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan
efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.( Kamariyah,dkk.2014 )
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
Perubahan dan adaptasi fisiologis yang terjadi pada wanita hamil, diantaranya:
a. Perubahan pada sistem endokrin, yaitu tiroid, paratiroid, dan kelenjar adrenal.
b. Perubahan pada sirkulasi darah (kardiovaskuler)
c. Perubahan pada sistem hematologi
d. Perubahan pada sistem pernafasan
3.2 Saran
Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup pembelajaran yang ada.
Namun, kami menyadari bahwasanya masih banyak kesalahan maupun kekurangan baik
di dalam penulisan ataupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga materi yang
ada didalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua yang mempelajarinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Walsh, Linda V. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. (Cetakan I). Terjemahan oleh
Handayani, Wilda Eka., Sifing Lestari, dan Nia Damiati. Jakarta: EGC

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Kebidanan Pada ibu Hamil. Andi: Yogyakarta

Salmah, Rusmiati, Maryana, dan Ni Nengah S. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:
EGC

Elisabeth,SW. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Kamariyah, Nurul, Yasi A. dan Siti M. 2014. Buku Ajaran Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika.

Kusmiaty dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Firtamaya

Simkin, P. 2013. Kehamilan, Melahirkan, & Bayi : Panduan Lengkap. Jakarta : Arcan

Yeyeh, Ai, dan Rukiyah. 2014. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : CV Trans Info
Media

iv

Anda mungkin juga menyukai