Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEGAWAT DARURAT MATERNAL DAN PERINATAL


“Konsep Pelayanan Obstetrik Neonatal Esesial Dasar (PONED)”
Dosen Pembimbing:
Septi Kurniawati SST.,M.Kes
Sri Aningsih, S.Pd., SST., M.Kes

Disusun oleh :
1. Emiliya Ananda Putri (1540120001)
2. Zolan Prananda (1540120006)

AKADEMI KESEHATAN RUSTID


PRODI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLEMORE-BANYUWANGI
2021/2022

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Memahami masalah-masalah kesehatan
reproduksi yang sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan". Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Konsep Pelayanan Obstetrik
Neonatal Esesial Dasar (PONED)”

Ucapan terima kasih sampaikan kepada KA. Prodi Kebidanan, dosen pendamping mata kuliah
“Konsep Pelayanan Obstetrik Neonatal Esesial Dasar (PONED)”
, orang tua kami dan teman – teman yang secara langsung maupun yang tidak langsung telah
mendukung selesainya makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber berupa
buku dan dari internet. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi susunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah ini yang kami
susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Krikilan, 20 February 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang......................................................................................................3


1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.3. Tujuan...................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian PONED...............................................................................................5


2.2. Batas Kelangsungan Dari Puskesmas PONED.....................................................6
2.3. Tujuan PONED.....................................................................................................9
2.4. Hambatan dan Kendala Dalam Pelenggaraan PONED.........................................9
2.5. Tugas PONED.....................................................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.........................................................................................................11
3.2. Saran....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegawatdaruratan obstetri dan neonatal merupakan suatu kondisi yang dapat
mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama kehamilan, ketika kelahiran
bahkan saat hamil. Sangat banyak sekali penyakit serta gangguan selama kehamilan
yang bisa mengancam keselamatan ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Kegawatan
tersebut harus segera ditangani, karena jika lambat dalam menangani akan menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi baru lahir (Walyani & Purwoastuti, 2015).
Kejadian kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang sangat
penting yang dihadapi di Negara-negara berkembang. Berdasarkan riset World Health
Organization (WHO) pada tahun 2017 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia masih tinggi
dengan jumlah 289.000 jiwa. Beberapa Negara berkembang AKI yang cukup tinggi
seperti di Afrika Sub-Saharan sebanyak 179.000 jiwa, Asia Selatan sebanyak 69.000
jiwa, dandi Asia Tenggara sebanyak 16.000 jiwa. AKI di Negara – Negara Asia
Tenggara salah satunya di Indonesia sebanyak 190 per 100.000 kelahiran hidup,
Vietnam sebanyak 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 26 per 100.000
kelahiran hidup, Brunei sebanyak 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia
sebanyak 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Pengertian PONED.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui Batas Kelangsungan Dari Puskesmas
PONED.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang tujuan PONED.
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Hambatan dan Kendala Dalam
Penyeleggaraan PONED.
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang tugas dari PONED.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
1. Apa Pengertian PONED?
2. Apa Batas Kelangsungan Dari Puskesmas PONED?
3. Bagaimanakah Tujuan PONED?
4. Bagaimana hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED?
5. Apasajakah tugas PONED?
1.3.2. Tujuan Khusus

4
Agar mahasiswa dapat mempelajari, memahami dan mengetahui tentang KEGAWAT
DARURAT MATERNAL DAN PERINATAL

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian PONED
Layanan PONED merupakan layanankesehatan yang disediakan oleh Puskesmas rawat
inap terkait kasus emergensi obstetri dan neonatus tingkat dasar selama 24 jam sehari dan 7
hari dalam seminggu. Tidak hanya PONEK yang menerima rujukan terkait kasus
kegawatdaruratan obstetri dan neonatus, ternyata PONED pun biasa dijadikan rujukan untuk
kasus-kasus rujukan masyarakat, pelayanan perorangan tingkat pertama, dan rujukan dari
puskesmas sekitar. Rujukan masyarakat biasanya berasal dari pasien yang datang mandiri ke
puskesmas PONED ataupun yang dirujuk oleh posyandu, polindes, dan dukun bayi.
Sedangkan rujukan dari pelayanan perorangan tingkat pertama meliputi, praktik dokter atau
bidan mandiri, puskesmas keliling atau puskesmas pembantu.
Kasus-kasus di puskesmas PONED yang harus dirujuk ke rumah sakit PONEK maupun
non PONEK antara lain kasus ibu hamil yang memerlukan rujukan segera ke rumah sakit,
seperti ibu hamil dengan panggul sempit, ibu hamil dengan riwayat bedah sesar, dan ibu
hamil dengan perdarahan antepartum. Selain itu jika ditemukan adanya hipertensi dalam
kehamilan (preeklamsi berat/ eklamsi), ketuban pecah disertai dengan keluarnya meconium
kental, ibu hamil dengan tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion,
kehamilan ganda), primipara pada fase aktif kala satu persalinan dengan penurunan kepala
5/5 h, ibu hamil dengan anemia berat, ibu hamil dengan disproporsi Kepala Panggul, dan ibu
hamil dengan penyakit penyerta yang mengancam jiwa (DM, kelainan jantung) perlu
dilakukan perujukan.
Selain pada kasus ibu hamil, kasus pada bayi baru lahir berikut juga harus segera dirujuk
ke rumah sakit, bayi dengan usia gestasi kurang dari 32 minggu, bayi dengan asfiksia ringan
dan sedang yang tidak menunjukkan perbaikan selama 6 jam, bayi dengan kejang meningitis,
dan bayi dengan kecurigaan sepsis. Selain itu, jika diduga terdapat infeksi pra/ intra/ post
partum, adanya kelainan bawaaan, bayi dengan distres nafas yang menetap, bayi yang tidak
menunjukan kemajuan selama perawatan, bayi yang mengalami kelainan jantung, bayi
hiperbilirubinemia dan bayi dengan kadar bilirubin total lebih dari 10 mg/dl memerlukan
rujukan segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan dan pelayanan lebih lanjut.

6
Pada puskesmas PONED harus memiliki ruangan perawatan kebidanan, ruang tindakan
obstetri, ruang tindakan neonatus, ruang perawatan pasca persalinan, ruang jaga perawat dan
dokter, serta ruang bedah minor. Tidak hanya itu saja, untuk disebut dan difungsikan sebagai
puskesmas PONED harus memenuhi kriteria berikut:
1. Dilengkapi dengan fasilitas persalinan dan tempat tidur rawat inap untuk kasus
emergensi/komplikasi obstetri dan neonates
2. Letaknya strategis dan mudah diakses oleh puskesmas atau fasyankes non-PONED
lainnya
3. Berfungsi dalam Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan tindakan mengatasi
kegawatdaruratan sesuai kompetensi dan kewenangannya yang dilengkapi sarana
yang dibutuhkan
4. Dalam area/ wilayahnya, puskesmas telah dimanfaatkan sebagai tempat pertama
mencari pelayanan oleh masyarakat
5. Mampu menyelenggarakan UKM sesuai standar Jarak temuh dari pemukiman atau
puskesmas non-PONED ke puskesmas PONED <1 jam dengan transportasi umum,
dan jarak dari puskesmas PONED ke rumah sakit minimal 2 jam
6. Memiliki tim yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan yang sudah terlatih PONED
dengan jumlah minimal 1 orang untuk tiap bidang dan siap selama 24 jam dalam 7
hari
7. Memiliki peralatan medis, non-medis, obat-obatan, dan fasilitas tindakan medis serta
rawat inap untuk mendukung penyelenggaraan PONED
8. Kepala puskesmas mampu memanajemen PONED
9. Puskesmas memiliki komitmen untuk menerima kasus rujukan kegawatdaruratan
medis obstetri dan neonatus dari fasyankes sekitar
10. Memiliki sarana rujukan berupa ambulance yang siap setiap saat.

2.2. Batas Dan Kelangsungan Dari Puskesmas PONED


1. Kriteria Puskesmas yang siap untuk di Angkatkan menjadi Puskesmas mampu
PONED:

7
a. Puskesmas rawat inap yang dilengkapi fasilitas untuk pertolongan persalinan,
tempat tidur rawat inap sesuai kebutuhan untuk pelayanan kasus obstetri dan
neonatal emergensi/komplikasi.
b. Letaknya strategis dan mudah diakses oleh Puskesmas/Fasyankes non PONED
dari sekitarnya.
c. Puskesmas telah mampu berfungsi dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan tindakan mengatasi kegawat-daruratan, sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya serta dilengkapi dengan sarana prasarana yang
dibutuhkan.
d. Puskesmas telah dimanfaatkan masyarakat dalam/luar wilayah kerjanya sebagai
tempat pertama mencari pelayanan, baik rawat jalan ataupun rawat inap serta
persalinan normal.
e. Mampu menyelenggarakan UKM dengan standar.
f. Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan Puskesmas
non PONED ke Puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan
transportasi umum mengingat waktu paling lama untuk mengatasi perdarahan 2
jam dan jarak tempuh Puskesmas mampu PONED ke RS minimal 2 jam
2. Kriteria Puskesmas mampu PONED.
a. Memenuhi kriteria butir 1.
b. Mempunyai Tim inƟ yang terdiri atas Dokter, Perawat dan Bidan sudah dilatih
PONED, bersertifikat dan mempunyai kompetensi PONED, serta tindakan
mengatasi kegawat-daruratan medik umumnya dalam rangka mengkondisikan
pasien emergensi/komplikasi siap dirujuk dalam kondisi stabil.
c. Mempunyai cukup tenaga Dokter, Perawat dan Bidan lainnya, yang akan
mendukung pelaksanaan fungsi PONED di Puskes mas/ Fasyankes tingkat dasar.
d. Difungsikan sebagai Pusat rujukan antara kasus obstetri dan neonatal
emergensi/komplikasi, dalam satu regional wilayah rujukan kabupaten
e. Puskesmas telah mempunyai peralatan medis, non medis, obat-obatan dan
fasilitas tindakan medis serta rawat inap, minimal untuk mendukung
penyelenggaraan PONED.

8
f. Kepala Puskesmas mampu PONED sebagai penanggung jawab program harus
mempunyai kemampuan manajemen penyelenggaraan PONED
g. Puskesmas mampu PONED mempunyai komitmen untuk menerima rujukan
kasus kegawat-daruratan medis kasus obstetri dan neonatal dari Fasyankes di
sekitarnya.
h. Adanya komitmen dari para stakeholders yang berkaitan dengan upaya untuk
memfungsikan Puskesmas mampu PONED dengan baik yaitu:
1) RS PONEK terdekat baik milik pemerintah maupun swasta, bersedia
menjadi pengampu dalam pelaksanaan PONED di Puskesmas
2) Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota bersama RS kabupaten/kota dan
RS PONEK terdekat dalam membangun sistem rujukan dan pembinaan
medis yang berfungsi efektif efisien.
3) Adanya komitmen dukungan dari BPJS Kesehatan untuk mendukung
kelancaran pembiayaan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dalam
rangka Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
4) Dukungan Bappeda dan Biro Keuangan Pemda dalam pengintegrasian
perencanaan pembiayaan Puskesmas mampu PONED dalam sistem yang
berlaku.
5) Dukungan Badan Kepegawaian Daerah dalam kesinambungan
keberadaan tim PONED di Puskesmas
6) Dukungan politis dari Pemerintah daerah dalam bentuk regulasi (Perbup,
Perwali atau SK Bupati/Walikota) dalam mempersiapkan sumber daya
dan atau dana operasional, untuk berfungsinya Puskesmas mampu
PONED secara efektif dan efisien.
i. Seluruh petugas Puskesmas mampu PONED melakukan pelayanan dengan nilai-
nilai budaya: kepuasan pelanggan adalah kepuasan petugas Puskesmas,
berkomitmen selalu memberi yang terbaik, memberi pelayanan dengan hat
(dengan penuh rasa tanggung jawab untuk berkarya dan berprestasi mandiri
bukan karena diawasi), peduli pada kebutuhan masyarakat, selalu memberikan
yang terbaik pada setiap pelanggan.

9
2.3. Tujuan PONED
Tujuan PONED adalah menekan AKI dan AKB di tingkat pelayanan dasar.
Tujuan penelitianadalah mengevaluasi pelaksanaan PONED di Puskesmas Karang
Malang yaitu variabel tenaga khusus, sarana prasarana, keterjangkauan lokasi,
pendanaan, SOP, sosialisasi, kualitas pelayanan petugas, sistem rujukan, pencatatan
pelaporan dan supervisi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional.Jenis
penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Populasi yang diteliti adalah 4 informan utama terdiri dari 3 tim PONED dan
Kepala Puskesmas dan 6 informan triangulasi terdiri dari Kabid Kesga DKK Semarang
serta 5 sasaran PONED. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
program PONED belum berjalan efektif dipengaruhi oleh : kuantitas tenaga khusus
PONED yang belum memadai, tidak adanya alokasi dana khusus PONED dan
pemberian dana insentif, fasilitas obat yang belum memenuhi standar, namun untuk
keterjangkauan lokasi masih terjangkau, belum adanya SOP yang terpasang di dalam
puskesmas, belum adanya struktur organisasi tertulis khusus PONED, belum adanya
sopir ambulans pengganti untuk puskesmas, tidak adanya format pencatatan dan
pelaporan khusus PONED serta belum adanya supervisi khusus PONED.Saran yang
direkomendasikan,yaitu: perlu adanya penambahan kuantitas petugas khusus PONED,
pengaturan dalam ketentuan tempat tinggal, dana alokasi khusus untuk kelengkapan
sarana prasarana penunjang program PONED dan pemberian dana insentif, serta
pembentukan puskesmas PONED diprioritaskan lokasi jauh dari RS, menumbuhkan rasa
komitmen dan konsistensi dari seluruh jajaran staf yang terkait,perlu adanya format
pencatatan & pelaporan serta supervisi khusus PONED.

2.4. Hambatan Dan Kendala Dalam Pelenggaraan PONED


1. Mutu SDM yang rendah
2. Sarana prasarana yang kurang
3. Ketrampilan yang kurang
4. Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan
Puskesmas Non PONED belum maksimal
5. Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)

10
6. Pembinaan terhadap pelayanan emergency neonatal belum memadahi
2.5. Tugas Puskesmas PONED
1. Membuat perencanaan untuk pelayanan diruang bersalin dan pelayanan nifas.
2. Melakukan kegiatan-kegiatan operasional untuk persalinan dan nifas
(mengawasan nifas, IMD, menyusui, perawatan payudara, rawat gabung).
3. Melakukan koordinasi dengan tim pelayanan perinatal dalam rangka kegiatan
operasional.
4. Melakukan pengawasan kegiatan diruang bersalin dan ruang nifas.
5. Melakukan pengawasan terhadap SPO yang telah ditetapkan.
6. Melakukan evaluasi kegiatan operasional dan mutu pelayanan termasuk
pencatatan dan pelaporan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Layanan PONED merupakan layanankesehatan yang disediakan oleh Puskesmas rawat
inap terkait kasus emergensi obstetri dan neonatus tingkat dasar selama 24 jam sehari
dan 7 hari dalam seminggu. Tidak hanya PONEK yang menerima rujukan terkait kasus
kegawatdaruratan obstetri dan neonatus, ternyata PONED pun biasa dijadikan rujukan
untuk kasus-kasus rujukan masyarakat, pelayanan perorangan tingkat pertama, dan
rujukan dari puskesmas sekitar.
Kasus-kasus di puskesmas PONED yang harus dirujuk ke rumah sakit PONEK maupun
non PONEK antara lain kasus ibu hamil yang memerlukan rujukan segera ke rumah sakit,
seperti ibu hamil dengan panggul sempit, ibu hamil dengan riwayat bedah sesar, dan ibu
hamil dengan perdarahan antepartum. Selain itu jika ditemukan adanya hipertensi dalam
kehamilan (preeklamsi berat/ eklamsi), ketuban pecah disertai dengan keluarnya meconium
kental, ibu hamil dengan tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion,
kehamilan ganda), primipara pada fase aktif kala satu persalinan dengan penurunan kepala
5/5 h, ibu hamil dengan anemia berat, ibu hamil dengan disproporsi Kepala Panggul, dan ibu
hamil dengan penyakit penyerta yang mengancam jiwa (DM, kelainan jantung) perlu
dilakukan perujukan.
3.2. saran
Mahasiswa kebidanan harus mengetahiu tentang Pengertian PONED, Batas Dan
Kelangsungan Dari Puskesmas PONED, Tujuan PONED, Hambatan Dan Kendala
Dalam Pelenggaraan PONED, Tugas Puskesmas PONED

12
Daftar pustaka

KEMENTERIAN KESEHATAN RI, 2013, PEDOMAN PENYELENGGARAAN


PUSKESMAS MAMPU PONED. Jakarta Bina Upaya Kesehatan Dasar.

13
14

Anda mungkin juga menyukai