Anda di halaman 1dari 21

Tugas Kebijakan Kesehatan Nasional

MAKALAH
PONED dan PONEK
Oleh Bapak Paulus Pangalo, SKM, M.kes

Disusun oleh Kelompok 4 :


Ketua

: Anggun S. Kadir

Pemateri

: Irlana sumitro

Moderator

: Melki Husain

Anggota

: Henny Chaternie S.Tenges


Maryam Nur Suleman

Kelas IC DIV Keperawatan


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
T.A 2016/2017

DAFTAR ISI

Kata Pengatar
Daftar Isi
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Bab 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Poned dan Ponek
2.2 Program Poned dan Ponek
2.3 Kriteria Poned dan Ponek
2.4 Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ponek 24 Jam
2.5 Tugas Dan Syarat Puskesmas Poned
2.6 Faktor Pendukung Keberhasilan Dan Faktor Penghambat (Kendala)
Dalam Penyelenggaraan Poned dan Poned di Puskesmas
2.7 Evaluasi Pelaksanaan Poned Dan Ponek

Bab 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kamipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena rahmat dan hidayah-Nya kamidapat menyelesaikan makalah dengan judul
PONED dan PONEK.
Dalam menyusun makalah ini kamitidak dapat lepas dari kesalahan namun
berkat dorongan, didikan dan bimbingan dari semua pihak, maka kamidapat
menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami sebagai penyusun mengucapkan
terima kasih.
Bapak Paulus Pangalo , SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing mata
kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Gorontalo
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk penyempurnaankamimengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Gorontalo, Maret 2016

Penyusun
Kelompok 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN
dan penurunannya sangat lambat. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan
Bangsa - Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan
Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua
diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan
kesehatan ibu, bayi dan anak. Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi,
namun tetap dapat dicapai apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk
mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan dan sistem
yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Kematian
bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir
Rendah, asfiksia daninfeksi . Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh
keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan
kematian

ibu umumnya

disebabkan

perdarahan,infeksi,

pre-eklampsia

eklampsia, persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai


hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan
perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan
regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana
dan manajemen yang handal.
1.2

Rumusan Masalah

1. Apa itu Poned dan Ponek?


2.Apa Saja Program Poned dan Ponek?
3. Bagaimana Kriteria Poned dan Ponek?
4.Apa saja Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ponek 24 Jam?
5. Apa saja Tugas Dan Syarat Puskesmas Poned ?
6. ApaSajaFaktorPendukungKeberhasilandanFaktorPenghambat

(Kendala)

DalamPenyelenggaraanPoneddanPonek di Puskesmas?
7.Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Poned Dan Ponek?
1.3

Tujuan

1.Mengetahui apa itu Poned dan Ponek.


2.Mengetahui Apa Saja Program Poned dan Ponek.
3.Mengetahui Kriteria Poned dan Ponek.
4.Mengetahui Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ponek 24 Jam.
5.Mengetahui Tugas Dan Syarat Puskesmas Poned.
6.Mengetahui Faktor Pendukung Keberhasilan Dan Faktor Penghambat (Kendala)
Dalam Penyelenggaraan Poned Dan Ponek Di Puskesmas.
7.Mengetahui bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Poned Dan Ponek.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

PENGERTIAN PONED DAN PONEK

PONED
PONED

(Pelayanan

Obstetri

Neonatus

Essensial

Dasar) merupakan

pelayanan untuk menggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric neonatal


yang meliputi segi :
-

Pelayanan obstetric : pemberian oksitosin parenteral, antibiotika

perenteral dan sedative perenteral, pengeluaran plasenta manual/kuret serta


pertolongan persalinan menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi.
-

Pelayanan neonatal : resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian

antibiotika parenteral, pemberian antikonvulsan parenteral, pemberian bicnat intraumbilical/Phenobarbital untuk mengatasi ikterus, pelaksanaan
thermal control untuk mencegah hipotermia dan penganggulangan
gangguan pemberian nutrisiPuskesmas PONED harus memiliki tenaga
kesehatan yang telah dilatih PONED yaitu TIM PONED (Dokter dan 2
Paramedis). Pelayanan yang dapat diberikan puskesmas PONED yaitu
pelayanan dalam menangani kegawatdaruratan ibu dan bayi meliputi
kemampuan untuk menangani dan merujuk:
1. Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia)
2. Tindakan pertolongan Distosia Bahu dan Ekstraksi Vakum pada
Pertolongan Persalinan
3. Perdarahan post partum
4. Infeksi nifas
5. BBLR dan Hipotermi, Hipoglekimia, Ikterus, Hiperbilirubinemia,
6.
7.
8.
9.

masalah pemberian minum pada bayi


Asfiksia pada bayi
Gangguan nafas pada bayi
Kejang pada bayi baru lahir
Infeksi neonatal
10. Persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan Obstetri Neonatal
antara lain Kewaspadaan Universal Standar.

Berikut ini Adalah Dukungan dari Pihak Terkait


Dukungan dari pihak terkait berikut ini akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan Puskesmas mampu PONED. Diantaranya adalah:
a.
b.
c.
d.

Dinas Kesehatan Kab/Kota


Rumah Sakit Kab/Kota
Organisasi profesi: IBI, IDAI, POGI, IDI
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Faktor Pendukung Keberhasilan Poned Puskesmas Antara Lain :

a.
b.
c.
d.
e.

Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)


Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
Peran serta aktif bidan desa
Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang

harmonis.
f. Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai
dengan standart pelayanan minimal
PONEK
PONEK (Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi) adalah pelayanan
obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensif di Rumah Sakit, meliputi
kemampuan

untuk

melakukan

tindakan

seksia

sesaria,

Histerektomi,Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,


Perawatan Intensif ibu dan Neonatal, Tranfusi darah.
Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui
program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau
profinsi.

2.2 PROGRAM PONED DAN PONEK


Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar (PONED) dilakukan di
Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh
memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas
beserta penanggung jawab terlatih. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
(PONED) dapat dilayani oleh puskesmas yang mempunyai fasilitas atau

kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar.


Puskesmas PONED merupakan Puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan
antara kasus-kasus rujukan dari Polindes dan Puskesmas. Polindes dan Puskesmas
non perawatan disipakan untuk melakukan pertolongan pertama gawat darurat
obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan PONED.
Pelayanan

Obstetri

Neonatus

Essesnsial

Komprehensif

(PONEK) merupakan pelayanan yang dilakukan di rumah sakit yang mempunyai


fasilitas yang memadai. PONEK dan PONED diadakan bertujuan untuk
menghindari rujukan yang lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan mata rantai
rujukan itu sendiri.
Rumah sakit PONEK menerima rujukan dari puskesmas PONED apabila terdapat
kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang memerlukan penanganan
seksio sesarea dan pemberian transfusi darah.
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
dilaksanakan di rumah sakit dengan kemampuan untuk memberikan pelayanan 24
jam. Kesiapan sarana rumah sakit meliputi ruang kebidanan dengan fasilitas gawat
darurat untuk memberikan pelayanan terhadap kasus kegawatdaruratan obstetri
dan neonatal, neonatal risiko tinggi, pelayanan transfusi darah, tindakan operasi
seksio sesaria.
RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas
PONEK siap 24 jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir dengan nkomplikasi baik yang datang sendiri atau atas
rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED.
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permaslahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
2.3 KRITERIA PONED DAN PONEK
KRITERIA PONED
Puskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan
obstetric dan neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk
menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa kriteria pengembangan :

1. Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas


dengan tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap.
2. Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.
3. Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan
- Melayani sekitar 50.000 100.000 penduduk yang tercakup oleh
puskesmas (termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED).
- Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan
puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan
transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam
untuk kasus perdarahan.
4. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurangkurangnya seorang dokter dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang
perawat terlatih PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar
lokasi puskesmas mampu PONED.
5. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya
a. Alat dan obat
b. Ruangan tempat menolong persalinan
Ruangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan
oleh pengelola program KIA.
-Luas minimal 3 x 3 m
-Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat
-Suasana aseptik bisa dilaksanakan
- Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk
melaksanakan tindakan.
c. Air bersih tersedia
d. Kamar mandi/ WC tersedia
6. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang
utama yaitu : perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan
sebab kematian neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum
dan hipotermia.
KRITERIA RS PONEK 24 JAM
1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik
secara umum maupun emergency obstetrik neonatal.

2. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah
sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.
3. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien
kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
4. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan
neonatal.
5. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
6. Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin
kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
7. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi,
bila ada kasus emergensi obstetrik atau umu
8. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu
kurang dari 30 menit.
9. Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas
sewaktu-waktu,meskipun on call.
10. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain
dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit
dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
11. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
12. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti
Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan
alat penunjang yang selalu siap tersedia.
KRITERIA KHUSUS
a. Sumberdayamanusia
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.

1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan


1 dokter spesialis anak
1 dokter di Unit Gawat Darurat
3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)
2 orang perawat

Tim PONEK Ideal ditambah :


1.
2.
3.
4.
5.

1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi


6 Bidan pelaksana
10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
1 Petugas laboratorium
1 pekarya kesehatan

6. 1 Petugas administras
2.4

LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM


Ruang lingkup RS PONEK akan disesuaikan dengan kelas dari masing-

masing Rumah Sakit. Adapun pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada
PONEK terbagi atas 4 kelas, antara lain:
- PONEK RUMAH SAKIT KELAS D dan C
1) Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis
a) Pelayanan Kehamilan
b) Pelayanan Persalinan
c) Pelayanan Nifas
2) Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
a) Asuhan Bayi Baru Lahir (Level I --> Asuhan Dasar Neonatal/Asuhan
Neonatal Normal).
Fungsi Unit :

Resusitasi neonates
Rawat gabung bayi sehat ibu
Asuhan evaluasi pascalahir neonatus sehat
Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamilan 35-37

minggu yg stabil secara fisiologis


Perawatan neonatus usia kehamilan <35 minggu atau neonatus sakit
sampai dapat pindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
Stabilisasi neonatus sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan neonatal

spesialistik
Terapi sinar
b) Kriteria Rawat Inap Neonatus
Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat lahir 2,5 kg
Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 mgg), stabil

secara fisiologis, bayi dengan risiko rendah


Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)

3). Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi.


a) Masa antenatal
Perdarahan pada kehamilan muda
Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut

Gerak janin tidak dirasakan


Demam dalam kehamilan dan persalinan
Kehamilan Ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma,

b)

tekanan darah tinggi.


Masa intranatal
Induksi oksitosin pada hamil lewat waktu, IUFD
Pelayanan terhadap syok
Penanganan pecah ketuban
Penanganan persalinan lama
Persalinan dengan parut uterus
Gawat janin dalam persalinan
Penanganan malpresentasi dan malposisi
Penanganan distosia bahu
Penanganan prolapsuus tali pusat
Kuret pada blighted ovum/kematian medis, abortus inkomplit --> mola

hidatosa
Aspirasi vakum manual
Ekstraksi cunam
Seksio sesarea
Episiotomy
Kraniotomi dan kraniosentesis
Plasenta manual
Perbaikan robekan serviks
Perbaikan robekan vagina dan perineum
Perbaikan robekan dinding uterus
Reposisi Inversio uteri
Melakukan penjahitan
Histerektomi
Ibu sukar bernafas/ sesak
Kompresi bimanual dan aorta
Ligasi arteri uterine
Bayi baru lahir dengan asfiksia
Penanganan BBLR
Resusitasi bayi baru lahir
Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
Anestesia spinal, ketamin
Blok paraservikal
Blok pudendal
IUD post plasenta


c)

IUD durante seksio sesarea


Masa Post Natal
Masa nifas
Demam pasca persalinan/ infeksi nifas
Perdarahan pasca persalinan
Nyeri perut pasca persalinan
Keluarga Berencana

4) Pelayanan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi (minimal level II B)


a) Asuhan bayi baru lahir
Level II: Asuhan Neonatal dengan Ketergantungan Tinggi (Ruang Rawat
Neonatus Asuhan Khusus)
Level II A: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (sesuai dengan

kemampuan pelayanan puskesmas/PONED). Fungsi Unit:


o Resusitasi dan stabilisasi bayi prematur dan/atau sakit, termasuk
memberikan bantuan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dalam
jangka waktu < 24 jam, atau sebelum pindah ke fasilitas asuhan intensif
neonatus.
o Pelayanan bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 mgg dan berat
lahir > 1500 gr yang memiliki ketidakmampuan fisiologis seperti apnea,
prematur , tidak mampu menerima asupan oral, menderita sakit yg tidak
diantisipasi sebelumnya dan membutuhkan pelayanan sub spesialistik dlm
waktu mendesak.
o Oksigen nasal dengan pemantau saturasi oksigen Infus intravena perifer
dan nutrisi parenteral untuk jangka waktu terbatas
o Memberikan asuhan bayi dalam masa penyembuhan pasca perawatan

intensif .
Level II B: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif

(sesuai dengan kemampuan standar PONEK). Fungsi Unit:


o Kemampuan unit perinatal level II A ditambah dengan tersedianya
ventilasi mekanik selama jangka waktu singkat (<24 jam) dan CPAP
(Continuous Positive Airway Pressure)
o intravena, nutrisi parenteral total, jalur sentral menggunakan tali pusat dan
jalur sentral melalui intravena per kutan

Kriteria Rawat Inap


o Bayi prematur > 32 mgg
o Bayi dari ibu dengan Diabetes
o Bayi yg lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan
o
o
o
o
o
5)

komplikasi
Gawat napas yg tidak memerlukan ventilasi bantuan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) >1,5 kg
Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
Sepsis neonatorum
Hipotermia

Pelayanan Ginekologis
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Kehamilan ektopik
Perdarahan uterus disfungsi
Perdarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang Pelvik akut
Abses pelvic
Infeksi saluran Genitalia
HIV-AIDS

6)

Perawatan Khusus / High Care Unit dan Tranfusi Darah

7)

Pelayanan Penunjang Medik

a) Pencitraan
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan Neonatus
Radiologi, dinamik portable
Ibu dan Neonatal
b) Laboratorium bekerja sama dengan Laboratorium Pusat
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam
penanganan kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang
untuk pre eklampsia dan neonatal.
Pemeriksaan rutin darah, urin
Septic marker untuk infeksi neonatus yaitu DPL (Darah Perifer Lengkap),
CRP (C-Reactive Protein), IT ratio, kultur darah, kultur urin, kultur pus.
Pemeriksaan gula darah, bilirubin, elektrolit, AGD.
c) TPNM (Total Parenteral Nutrition and Medication)
Pada bayi prematur, bayi sakit dan pasca operasi yang tidak mendapat
nutrisi enteral adekuat memerlukan dukungan nutrisi parenteral. Hal ini
untuk mengurangi kesakitan dan agar bayi tetap bertumbuh dengan
memperhatikan komplikasi yang mungkin menyertai.

Mencegah balans negatif energi dan nitrogen.


Mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit & fungsi metabolic.
d) Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
e) Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkan
Area membersihkan alat merupakan tempat yang digunakan untuk
membersihkan alat yang kotor untuk didekontaminasi tingkat tinggi/
sterilisasi. Area penyimpanan alat bersih merupakan tempat yang digunakan
untuk menyimpan alat kedokteran yang sudah dibersihkan/ didekontaminasi
tinggak tinggi/steril dan siap pakai.
f) Ruang Menyusui bagi ibu yang bayinya masih dirawat dan tempat
penyimpanan ASI perah.
g) Klinik Laktasi.
h) Ruang Susu
Dapur susu merupakan tempat yang digunakan untuk menyiapkan susu
formula bagi neonatus. Dapur susu terdiri dari 2 ruang yaitu ruang
penyimpanan dan ruang persiapan yang digabung menjadi satu ruang.
Ruang Penyimpanan :

Ruangan mampu menampung rak-rak penyimpanan


Ruangan terletak tidak jauh dari ruang persiapan
Barang-barang disimpan pada rak dan tidak langsung di atas lantai
Suhu penyimpanan berkisar 10-150C dan dimonitor setiap hari
Rotasi barang berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)
Petugas mengisi kartu stok setiap kali mengeluarkan dan memasukkan
barang ke dalam rak penyimpanan

Ruang Persiapan :
Petugas menggunakan perlengkapan APD secara lengkap pada saat berada
di ruang persiapan
Petugas mencuci tangan dengan sabun dan/atau dengan cairan desinfektan
sebelum bekerja
Petugas membersihkan meja kerja dengan cairan desinfektan
Selama persiapan susu, pintu ruang persiapan harus selalu tertutup dan
yang boleh berada di dalam ruang hanya petugas gizi yang bertugas
menyiapkan susu
Ruang Pencucian:

Ruang pencucian memiliki akses yang terpisah untuk membawa botol


kotor dari ruangan dan botol bersih dari ruang pencucian.
Jenis Pelayanan
o Merencanakan kebutuhan darah di RS
o Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non
reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah
o Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
o Memantau persediaan darah harian/mingguan
o pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan darah
resipien
o Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah recipient
o Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO/

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o

rhesus ke Unit Tranfusi Darah / UTD secara berjenjang.


Melakukan tes lab: infeksi VDRL, hepatitis, HIV.
Tempat Pelayanan (Bank darah rumah sakit / BDRS)
Kompetensi
Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan Bank
Darah Rumah Sakit.
Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan keterampilan tentang:
Tranfusi darah
Penerimaan darah
Penyimpanan darah
Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan uji silang serasi
Pemantapan mutu internal
Pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
Kewaspadaan universal (universal precaution)
Sumber Daya Manusia
Dokter
Para medis Teknologi Tranfusi Darah (PTTD)
Tenaga administrator
Pekarya

Ruang Pelayanan Darah


Diperlukan ruang 25 m2, berisi lemari pendingin, meja kursi, lemari,
telepon, kamar petugas, dsb.
Falilitas Peralatan

Memiliki peralatan sesuai dengan standar minimal peralatan maternal dan


neonatal. Bagi Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah /
Bank darah dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia fasilitas
tersebut.
b) Perawatan Intermediate / Intensif
Jenis Pelayanan
o Pemantauan terapi cairan
o Pengawasan gawat nafas/Ventilator
o Perawatan sepsis
Tempat Pelayanan (Unit Perawatan Intensif)
Kompetensi
o Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan
kardio-respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta
mencegah penyulit pada pasien medik dan bedah yang beresiko.
o Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.
Sumber Daya Manusia
o Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung
paru.
o Dokter Spesialis Anestesiologi
Ruang Pelayanan (Ruang pelayanan Intensif (ICU) 75 m2)
c) Pencitraan
Radiologi, termasuk rontgen portable
USG Ibu dan Neonatal
MRI/CT-scan
2.5

TUGAS DAN SYARAT PUSKESMAS PONED


Tugas :
1. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas
pembantu dan Pondok bersalin Desa
2. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas
wewenang
3. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan
penanganan pra hospital.
Syarat :
1. Pelayanan buka 24 jam
2. Mempunyai Dokter, bidan, perawat
melayani 24 jam
3. Tersedia alat transportasi siap 24 jam

terlatih PONED dan siap

4. Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan


Dokter Spesialis Obgyn dan spesialis anak
2.6

FAKTOR

PENDUKUNG

PENGHAMBAT

(KENDALA)

KEBERHASILAN
DALAM

DAN

FAKTOR

PENYELENGGARAAN

PONED DAN PONEK DI PUSKESMAS

a.
b.
c.
d.
e.

Faktor Pendukung Keberhasilan


Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)
Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
Peran serta aktif bidan desa
Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang

harmonis.
f. Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai
dengan standart pelayanan minimal.

a.
b.
c.
d.

Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED


Mutu SDM yang rendah.
Sarana prasarana yang kurang.
Ketrampilan yang kurang.
Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan

Puskesmas Non PONEDbelum maksimal.


e. Yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran).
f. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai.
2.7

EVALUASI PELAKSANAAN PONED DAN PONEK


Evaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ PONED dilakukan secara
berjenjang dan dilaksanakan pada setiap semester dalam bentuk evaluasi
tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi dilakuan melalui pertemuan
evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan melalui
Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik
lintas program maupun lintas sektoral dalam untuk dapat dilakukan
penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.

Penyebab terbanyak kematian ibu menurut hasil survei kesehatan


adalah komplikasi obstetri, seperti pre-eklampsia/ eklampsia, perdarahan,
infeksi, dan partus macet. Setiap kasus dengan kegawat-daruratan obstetri
dan neonatal yang datang ke Puskesmas PONED harus langsung dikelola
sesuai dengan prosedur standar. Apabila kasus tersebut tidak mampu
ditangani di Puskesmas PONED, segera dirujuk ke Rumah Sakit yang
memiliki kemampuan memberikan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK). Rumah Sakit PONEK memberikan pelayanan 24
jam terhadap kasus kegawatdaruratan ibu/bayi, neonatal risiko tinggi,
pelayanan transfusi darah, tindakan operasi, kesiapan di ruang kebidanan
dengan fasilitas gawat darurat. Pembentukan sistem rujukan diantara
Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK 24 jam
merupakan rangkaian upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. Sistim
rujukan pelayanan kegawatdaruratan meternal dan neonatal menagacu pada
prinsip utama kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektif dan sesuai
dengan kemampuan dan kewenangan fasilitas pelayanan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus


Essensial Dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan
dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter,
bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab
terlatih.
PONEK merupakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan
tindakan yaitu seksia sesaria, histerektomi, reparasi ruptura uteri, cedera
kandung/saluran, perawatan intensif ibu dan neonatal, tranfusi darah.
RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas
PONEK siap 24 jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas
rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED.
merupakan acuan operasional bagi Tim PONEK dan pelaksana program di
lapangan. Pedoman ini memuat beberapa hal yang perlu dipenuhi oleh Rumah
Sakit sebagai fasilitas rujukan yang bertanggung jawab dalam penyediaan
sarana pelayanan obstetri dan neonatal.
B. Saran
Diharapkan dalam hal ini kita sebagai perawat dapat melakukan
pelayanan

kesehatan

yang

berorientasi

kepada

masyarakat

dengan

memperhatikan syarat program pelayanan kesehatan masyarakat sesuai


dengan PONED dan PONEK sebagai fasilitas rujukan.Mengutamakan
masyarakat dengan komunikasi yang baik,menjadi pendengar yang baik sesuai
dengan kebutuhan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI 2015.
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergenci Dasar. Jakarta .2005.

Kebijakan Pelyanan Ibu dan Perinatal di Indonesia, Jakarta .


Syafrudin.2009 Kebidanan Komunitas Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran.
Departemen Kesehatan RI 2005. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergenci
Komperenshif

Anda mungkin juga menyukai