OLEH :
Puji syukur penulis pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena berkat rahmat-Nya serta usaha keras penulis “Makalah Kebijakan Poned dan Ponek” ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Terselesaikannya “Makalah Kebijakan Poned dan Ponek” ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ns. NLP Yuniati SC, S.Kep., M.Pd, selaku Pembimbing Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan
Nasional
2. Teman – teman mahasiswa / i sejawat, yang telah ikut mendukung pelaksanaan makalah
konsep sumber bencana yang terjadi pada destinasi wisata, sehingga selesai
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini, jauh dari kata sempurna, karena itu penulis sangat mengharapkan
masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan dalam laporan berikutnya, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semoga bantuan dan budi baik yang diberikan kepada penulis mendapat pahala yang sepantasnya
dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal
(AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa
terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua
diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi
dan anak. Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila
dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang
didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama
ini. Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir
Rendah, asfiksia daninfeksi . Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan
pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan
perdarahan,infeksi, pre-eklampsia / eklampsia, persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian
bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan
perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu
dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem
rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah
ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan manajemen yang
handal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Poned dan Ponek?
2. Apa Saja Program Poned dan Ponek?
3. Bagaimana Kriteria Poned dan Ponek?
4. Apa saja Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ponek 24 Jam?
5. Apa saja Tugas Dan Syarat Puskesmas Poned ?
6. Apa Saja Faktor Pendukung Keberhasilan Dan Faktor Penghambat (Kendala) Dalam
Penyelenggaraan Poned Dan Ponek Di Puskesmas?
7. Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Poned Dan Ponek?
C. TUJUAN
Puskesmas PONED harus memiliki tenaga kesehatan yang telah dilatih PONED yaitu TIM
PONED (Dokter dan 2 Paramedis). Pelayanan yang dapat diberikan puskesmas PONED yaitu
pelayanan dalam menangani kegawatdaruratan ibu dan bayi meliputi kemampuan untuk
menangani dan merujuk:
1. Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia)
2. Tindakan pertolongan Distosia Bahu dan Ekstraksi Vakum pada Pertolongan Persalinan
3. Perdarahan post partum
4. infeksi nifas
5. BBLR dan Hipotermi, Hipoglekimia, Ikterus, Hiperbilirubinemia, masalah pemberian minum
pada bayi
6. Asfiksia pada bayi
7. Gangguan nafas pada bayi
8. Kejang pada bayi baru lahir
9. Infeksi neonatal
10. Persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan Obstetri – Neonatal antara lain Kewaspadaan
Universal Standar.
2. PONEK
PONEK (Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi) adalah pelayanan obstetri neonatal
esensial / emergensi komperhensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan
tindakan : seksia sesaria, Histerektomi,Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
Perawatan Intensif ibu dan Neonatal, Tranfusi darah. Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu
dan anak baru lahir melelui program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya
atau profinsi.
B. PROGRAM PONED DAN PONEK
• KRITERIA KHUSUS
a. Sumber daya manusia
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
1. 1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
2. 1 dokter spesialis anak
3. 1 dokter di Unit Gawat Darurat
4. 3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)
5. 2 orang perawat
Tim PONEK Ideal ditambah :
1. 1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi
2. 6 Bidan pelaksana
3. 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
4. 1 Petugas laboratorium
5. 1 pekarya kesehatan
6. 1 Petugas administrasi
5) Pelayanan Ginekologis
a) Kehamilan ektopik
b) Perdarahan uterus disfungsi
c) Perdarahan menoragia
d) Kista ovarium akut
e) Radang Pelvik akut
f) Abses pelvic
g) Infeksi saluran Genitalia
h) HIV-AIDS
PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) merupakan pelayanan untuk menggulangi
kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric neonatal yang meliputi segi :
• Pelayanan obstetric : pemberian oksitosin parenteral, antibiotika perenteral dan sedative perenteral,
pengeluaran plasenta manual/kuret serta pertolongan persalinan menggunakan vakum ekstraksi/forcep
ekstraksi.
• Pelayanan neonatal : resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian antibiotika parenteral, pemberian
antikonvulsan parenteral, pemberian bic-nat intraumbilical/Phenobarbital untuk mengatasi ikterus,
pelaksanaan thermal control untuk mencegah hipotermia dan penganggulangan gangguan pemberian nutrisi
PONED dilaksanakan di tingkat puskesmas, dan menerima rujukan dari tenaga atu fasilitas kesehatan di
tingkat desa atau masyarakat dan merujuk ke rumah sakit.
Kegiatannya adalah menyelamatkan kasus kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal dengan memberikan
pertolongan pertama serta mempersiapkan rujukan. PPGDON dilaksanakan oleh tenaga atau fasilitas
kesehatan di tingkat desa dan sesuia dengan kebutuhan dapat merujuk ke puskesmas mampu PONED atau
rumah sakit.
2. Kebijaksanaan Poned
Ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan untuk ibu hamil beserta janinnya sangat menentukan
kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir. Misalnya, perdarahan sebagai sebab kematian langsung
terbesar dari ibu bersalin perlu mendapat tindakan dalam waktu kurang dari 2 jam, dengan demikian
keberadaan puskesmas mampu PONED menjadi sangat strategis.
3. Kriteria Poned
Puskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan obstetric dan neonatal
di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa
criteria pengembangan :
1. Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas dengan tempat perawatan/
puskesmas dengan ruang rawat inap.
• Melayani sekitar 50.000 – 100.000 penduduk yang tercakup oleh puskesmas (termasuk penduduk di
luar wilayah puskesmas PONED).
• Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas biasa ke puskesmas mampu
PONED paling lama 1 jam dengan transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam
untuk kasus perdarahan.
4. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang
bidan terlatih GDON dan seorang perawat terlatih PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar
lokasi puskesmas mampu PONED.
Ruangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan oleh pengelola program KIA.
Luas minimal 3 x 3 m
Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk melaksanakan
tindakan.
6. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang utama yaitu : perdarahan,
eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan sebab kematian neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus
neonatorum dan hipotermia.
4. Penanggung jawab
Dalam pengembangan PONED harus melibatkan secara aktif pihak-pihak terkait, seperti :
6. Distribusi PONED
Untuk satu wilayah kabupaten/ kota minimal ada 4 puskesmas mampu PONED, dengan sebaran yang
merata. Jangkauan pelayanan kesehatan diutamakan gawat darurat obstetric neonatal (GDON) di seluruh
kabupaten/ kota.
7. Kebijaksanaan PONED
Pada lokasi yang berbatasan dengan kabupaten/ kota lain, perlu dilakukan kerjasama kedua kabupaten/ kota
terebut.
8. Pelaksanaan PONED
Format-format
- Rujukan
Sosialisasi
Dalam pemasaran social ini yang perlu diketahui oleh masyarakat antara lain adalah jenis pelayanan yang
diberikan dan tariff pelayanan. Pemasaran social dapat dlaksanakan antara lain oleh petugas kesehatan dan
sector terkait, dari tingkat kecamatan sampai ke desa, a.l dukun/ kader dan satgas GSI melalui berbagai
forum yang ada seperti rapat koordinasi tingkat kecamatan/ desa, lokakarya mini dan kelompok pengajian
dan lain-lainnya.
Setiap kasus emergensi yang datang ke puskesmas mampu PONED harus langsung ditangani, setelah itu
baru pengurusan administrasi (pendaftaran, pembayaran → alur pasien.
Pelayanan gawat darurat obstetric dan neonatal yang diberikan harus mengikuti prosedur tetap (protap).
9. PENCATATAN
Dalam pelaksanaan PONED ini, diperlukan pencatatan yang akurat baik ditingkat Kabupaten/
Kota (RS PONED) maupun di tingkat puskesmas.
d) Partograf
e) Format-format AMP
1) Tingkat Puskesmas
Formulir ini dipakai oleh puskesmas, bidan di desa maupun bidan swasta, untuk merujuk kasus ibu maupun
neonatus.
Form OM digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/ bersalin/nifas yang meninggal. Sedangkan Form OP
digunakan untuk otopsi verbal bayi baru lahir yang meninggal. Untuk mengisi formulir tersebut dilakukan
wawancara terhadap keluarga yang meninggal oleh petugas puskesmas.
Formulir ini mencatat data dasar semua ibu bersalin/ nifas dan bayi baru lahir yang masuk ke RS.
Pengisiannya dapat dilakukan oleh bidan atau perawat.
Form ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan data dari audit maternal dan audit neonatal. Yang mengisi
formulir ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian
anak (untuk kasus anak neonatal).
10. PELAPORAN
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang terdapat
pada buku pedoman AMP, yaitu :
a) Laporan dari RS Kabupaten/ Kota ke Dinkes Kabupaten/ kota (Form RS)
• Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian) ibu dan
bayi baru lahir.
• Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas dan jumlah kasus yang dirujuk ke RS
Kabupaten/ Kota.
b) Laporan dari Dinkes kabupaten/ Kota ke tingkat propinsi/ Dinkes Propinsi. Laporan triwulan ini berisi
informasi mengenai kasus ibu dan neonatal yang ditangani oleh RS kabupaten/ Kota dan puskesmas, serta
tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi/ gangguan.
11. PEMANTAUAN
Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat diatasnya secara
berjenjang dalam satu kesatuan system.
Hasil pemantauan harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan masing-masing dan menjadi dasar untuk
melakukan perbaikan serta perencanaan ulang manajemen pelayanan melalui :
• Pemanfaatan laporan
Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan pembinaan
• Umpan Balik
Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota ke RS PONEK dan Puskesmas PONED atau disampaikan melalui pertemuan
Review Program Kesehatan Ibu dan Anak secara berkala di Kabupaten/ Kota dengan melibatkan ketiga
unsur pelayanan kesehatan tersebut diatas. Umpan balik dikirimkan kembali dengan tujuan untuk
melakukan tindak lanjut terhadap berbagai masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan PONED/ PONEK.
12. EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ PONED dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan
pada setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi dilakuan
melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan melalui Pertemuan
Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral dalam
untuk dapat dilakukan penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.
• Masukan (input)
o Tenaga
o Dana
o Sarana
o Jumlah dan kualitas pengelolaan yang telah dilakukan termasuk Case Fatality Rate Proses
o Kemampuan, ketrampilan dan kepatuhan tenaga pelaksana pelayanan terhadap Prosedur Tetap PONED/
PONEK
o Frekuensi pertemuan Audit maternal Perinatal di Kabupaten/ Kota dalam satu tahun
• Keluaran (output)
o Kuantitas
- Proporsi kasus terdaftar dan rujukan baru kasus PONED/ PONEK di tingkat RS Kabupaten/ Kota
o Kualitas
- Response time
Pada pembahasan makalah ini sudah memaparkan PONED dan PONED cukup jelas.
Mengenai pengertian dari PONED dan PONEK itu sendiri, tujuan, pelayanan, SDM, tugas dan
syarat, faktor pendukung keberhasilan serta hambatan dan kendala.
Dimana latar belakang dari PONED dan PONEK ini ialah dimana kita ketahui bahwa
angka kematian ibu dan anak masih tergolong angka yang cukup tinggi dan salah satu upaya
pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan diselenggarakannya pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal dasar berkualitas yaitu Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas, dan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Propinsi.
PONEK adalah upaya pelayanan komprehensif di rumah sakit untuk menanggulangi kasus
kegawatdaruratan obstetric dan neonatal yang kegiatannya disamping mampu melaksanankan
seluruh pelayanan PONED di tambah tranfusi darah, bedah SC, perawatan neonatal secara intensif.
Pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif dilaksanakan dirumah sakit kabupaten/kota
dan menerima rjukan dari dan oleh tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa dan masyarakat
atau rumah sakit. Kegiatannya memberikan pelayanan PONED dirumah sakit kabupaten/kota ntuk
aspek obstetri ditambah dengan transfusi darah dan bedah cesaria dan untuk neonatal diberikan
perawatan neonatl yang intensif. Rumah sakit PONEK 24 jam memiliki tenaga dan kemampuan
serta sarana dan prasarana penunang yang memadai untuk memberikan pelayanan pertolongan
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal dasar maupun komprehensif untuk secara langsung
terhadap ibu hamil atau ibu bersalin dan ibu nifas baik yang datang sendiri atau rujukan atau
masyarakat, bidan didesa puskesmas dan puskesmas PONED.
B. SARAN
• Agar pemerintah melakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang program
pelaksanaan PONED dan PONED itu sendiri.
Untuk masyarakat:
• Kepada masyarakat agar dapat menjaga kesehatan terutama para ibu, dan kiranya dapat menerapkan
perilaku hidup bersih sehat.
Untuk mahasiswa:
• Kepada mahasiswa agar dapat lebih memahami tentang program pelaksanaan PONED dan PONEK
itu sendiri itu sehingga dapat menyalurkan pengetahuannya tersebut kepada keluarganya,
lingkungan sekitarnya serta dapat menerapkan terhadap diri sendiri.
• Untuk pihak rumah sakit yang terkait agar lebih meningkatkan pelyanannya serta melengkapi
sarana dan prasarana di rumah sakit agar kesehatan reproduksi ibu yang baik dan pencapaian
tumbuh kembang anak yang optimal sesuai dengan potensi genetiknya.
• Untuk pihak puskesmas yang terkait agar lebih mengoptimalkan pelyanan kesehatan terhadap
ibu dan anak sta menyediakan sarana dan prasarana puskesmas yang dibutuhkan untuk
menghindari terjadinya rujukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://mariskapriskilla.wordpress.com/2013/06/12/pengertian-poned-ponek/
http://rodiahstp.blogspot.com/2013/05/poned-dan-ponek.html
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/poned-pelayanan-obstetri-neonatal.html
http://christiyen.blogspot.com/2013/04/poned-ponek.html
http://nindisulandari.blogspot.com/2013/04/program-poned-dan-ponek.html
http://venyulyap.blogspot.com/2011/05/makalah-poned_02.html
http://rsud.rejanglebongkab.go.id/workshop-peningkatan-efektivitas-kinerja-poned-dan-ponek/
http://srisiswatytahir.blogspot.com/2014/01/makalah-poned-ponek_5.html
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2014/03/PEDOMAN- PUSKESMAS-
PONED-2013.pdf