BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR HUKUM
C. VISI DAN MISI
D. TUJUAN
E. SASARAN
F. PENGERTIAN
G. RUANG LINGKUP
H. PELAYANAN PENUNJANG MEDIS
A. LATAR BELAKANG
Kita semua mengetahui bahwa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB) di indonesia masih tinggi yaitu AKI : 228/100.000 kelahiran hidup (KH)
dan AKB : 34/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Sedangkan target RPJMN Depkes
2004-2009 AKI : 226/100.000 KH dan AKB : 26/1000 KH. Dalam konfrensi tingkat
tinggi persatuan bangasa –bangsa (2000) telah disepakati berbagai komitmen tentang
tujuan pembangunan milenium (milenium development goals) pada tahun 2015, ada
dua sasaran dan indicator secara khusus terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak
yaitu :
Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar 2/3 dari angka pada tahun
1990 (menjadi 20 dan 25/1000 KH)
Mengurangi angka kematian ibu sebesar ¾ dari AKI pada tahun 1990 (menjadi
125/100.000 kelahiran hidup)
Rumah sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukkan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersedian tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan
manajemen yang handal.
Untuk mencapai dalam bidan tertentu, tenaga kesehatan memerlukan
pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan perubahan
perilaku dalam pelayanan kepada pasien.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang republik indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
(lembaran negara RI tahun 1992 nomor 100, tambahan lembaran negara RI nomor
2495)
2. Undang-undang republik indonesia nomor 29 tahun 2004 tentang praktek
kedokteran (lembaga negara RI tahun 2004 nomor 116, tambahan lembaran
negara RI nomor 4431)
3. Undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah
daerah (lembaran negara RI tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran negara RI
nomor 4437)
4. Peraturan menteri kesehatan RI no. 159b/menkes/SK/VII/1988 tentang RS.
5. Keputusan menteri kesehatan RI nomor 1333/menkes/SK/VII/1999 tentang
standar pelayanan RS.
6. Keputusan menteri kesehatan RI nomor 131/menkes/SK/II/2004 tentang sistem
kesehatan nasional diatur upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat.
7. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 1575/menkes/per/XI/2005 tentang
organisasi dan tata kerja departemen kesehatan
8. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 1045/menkes/per/XI/2006 tentang
pedoman organisasi RS di lingkungan departemen kesehatan
9. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 512/menkes/per/IV/2007 tentang izin
praktek dan pelaksanaan praktik kedokteran
D. TUJUAN
a. UMUM
Meningkatkan pelayanan maternal dan perintal yang bermutu dalam upaya
penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di rumah sakit
b. Khusus
1. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan PONEK
2. Terbentuknya tim PONEK RS
3. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar
4. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan
penanggung jawab pada tingkat kabupaten/kota, propinsi dan pusat
dalam manajemen program PONEK
E. SASARAN
1. Seluruh pimpinan RS tingkat kabupaten/kota
2. Seluruh dinas kesehatan propinsi dan kabupaten/kota
3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak diseluruh dinas kesehatan propinsi dan
kabupaten/kota.
F. PENGERTIAN
1. Ragionalisasi pelayanan obstetri dan neonatal
Adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan
area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1
jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi
menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal.
2. Rujukan
Adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
G. Ruang lingkup
Upaya pelayanan PONEK :
1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS diruang tindakan
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomy dan sectio cesarea.
4. Perawatan intensif ibu dan bayi
5. Pelayanan asuhan antenatal resiko tinggi
Ruang lingkup pelayanan kesehatan materna dan neonatal pada PONEK terbagi atas
2 kelas, yaitu rumah sakit kelas C dan B. Rumah sakit royal progres adalah rumah
sakit type C pelayanananya anatara lain :
4. Pelayanan ginekologi
Kehamilan ektopik
Perdarahan juterus disfungsi
Perdarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang pelvik akut
Abses pelvik
Infeksi saluran genitalia
HIV-AIDS
b. Tempat pelayanan
Unit tranfusi darah/UTD PMI
Unit tranfusi darah UTD Rumah sakit
Bank darah rumah sakit /BDRS
c. Kompetensi
Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan
bank darah rumah sakit.
Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan keterampilan tentang
- Tranfusi darah
- Penerimaan darah
- Penyimpanan darah
- Pemeriksaan golongan darah
- Pemeriksaan uji silang serasi
- Pemantapan mutu internal
- Pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
- Kewaspadaan universal (universal precaution)
d. Sumber daya manusia
Dokter
Para medis tekhnologi transfusi darah (PTTD)
Tenaga administrator
Pekarya
e. Ruang pelayanan darah
Ukuran minimal 24m2
f. Fasilitas peralatan
Peralatan utama
2. Perawatan intensif
a. Jenis pelayanan
Pemantauan terapi cairan
Pengawsan gawat nafas/ventilator
Perawatan sepsis
b. Tempat pelayanan
Unit perawatan intensif
c. Kompetensi
Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan
kardo-respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta
mencegah penyulit pada pasien medik dan bedah yang beresiko
Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana
d. Sumber daya manusia
Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung
paru
Dokter spesialis anestesiologi
e. Ruang pelayanan
Ruang pelayanan intensif (ICU) 75m
3. Pencitraan
Radiologi
USG/ibu dan neonatal
4. Laboratorium
Pemeriksaan rutin darah, urin
Kultur darah, urin, pus
Kimia
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Keterangan :
Garis koordinasi
Garis instruksi
D. URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. Direktur utama
1. Nama jabatan : Direktur Utama
2. Uraian tugas :
1. Merupakan penanggung jawab utama dalam pelayana maternal dan neonatal
2. Menetapkan tim/panitia peristi dengan surat keputusan
3. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan (propinsi/kabupaten/kota) dan
organisasi profesi untuk kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan maternal
dan neonatal
2. Panitia PONEK
1. Nama jabatan : panitia
2. Uraian tugas :
1. Sebagai koorfinator penyelengara pelayanan maternal dan perinatal di rumah
sakit
2. Berkoordinasi dengan unit/bagian lain terkait pelayanan maternal dan perintal
di RS.
3. Memberikan laporan penyelenggaraan pelayanan maternal dan perinatal di RS
kepada Direktur Utama
4. Membuat SPO (Standar Prosedur Operasional) pelayanan maternal dan
perinatal untuk unit-unit terkait
5. Pengelola sarana, prasarana dan SDM untuk pelayanan maternal dan perinatal
3. Uraian tugas :
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan maternal meliputi
konseling, tindakan medis dan tindakan operatif
2. Dibantu oleh tenaga pelaksana pelayanan : dokter umum terlatih, perawat
terlatih, bidan dan tenaga kesehatan lainnya.
3. Bekerjasama dengan spesialisasi lain terkait pelaksanaan pelayanan
maternal
4. Tenaga pelayanan wajib memberikan pelayanan maternal sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku (SOP) serta memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai standar profesi
4. Penanggung jawab layanan perinatal
2. Pengertian :
Adalah seorang dokter spesialis anak yang bekerja di instansi/bagian anak
3. Uraian tugas :
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan perinatal meliputi konseling, tindakan
medis dan tindakan operatif.
2. Dibantu oleh tenaga pelaksana pelayanan : dokter umum terlatih dan perawat
dan tenaga kesehatan lainnya.
3. Bekerjasama dengan spesialisasi lain terkait pelaksanaan pelayanan perinatal.
4. Tenaga pelayanan wajib memberikan pelayanan neonatal sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku (SOP) serta memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai standar profesi.
2. Pengertian :
3. Uraian tugas :
1. Bertanggung jawab dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
asuhan keperawatan
2. Dalam pelaksanaan sehari-hari berkolaborasi dengan tenaga medis dan tenaga
kesehatan lainnya.
3. Bertanggung jawab dalam pencatatan dan pelaporan pelayanan perinatal di
RS.
4. Memberikan laporan status kesehatan pasien ke dokter
2. Pengertian :
Admission Operator
PONEK
Umum/supir
Umum/tehnisi
1. Logistik farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis floor stock, diperoleh dari bagian logistik
farmasi dengan prosedur permintaan.
2. Lobistik umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor, diperoleh dari logistik
umum dengan prosedur permintaan
3. Kamar OK
4. Laboratorium
Bayi yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan formulir
permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada petugas
laboratorium oleh perawat kamar bayi
5. Umum/tehnisi
Kerusakan alat medis dan non medis di kamar bayi akan dilaporkan dan
diajukan perbaikan ke bagian umum dengan prosedur permintaan perbaikan sesuai
dengan SPO yang berlaku
6. Rekam medik
Bayi yang di rawat di ruang perinatal resiko tinggi bila pulang paksa atau
meninggal dunia status akan dikembalikan lagi ke rekam medik, atau bila ada pasien
lama yang di rawat maka rekam medik akan memberikan status lamanya.
7. Admission
Setiap bayi yang di rawat di ruang perinatal resiko tinggi selalu didaftarkan ke
bagian admission, dari bagian admission disiapkan status dan slip pembayaran
pasien, kemudian status dan slip pembayaran di antarkan oleh petugas
admission ke ruangan perinatal resiko tinggi
8. Radiologi
Bayi yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan dibuatkan formulir
permintaan pemeriksaan radiologi oleh dokter, dan formulir di serahkan ke
petugas radiologi oleh perawat kamar bayi
9. Operator
Apabila petugas kamar bayi membutuhkan sambungan telephone keluar RSRP
(tanpa menggunakan PIN) maka bagian kamar bayi akan meminta bantuan ke bagian
operator dengan cara menekan angka 0 (nol) pada pesawat telephone
10. Kasir
Bayi yang telah selesai di rawat akan menyelesaikan administarsi pembayaran
di kasir oleh keluarganya
13. Umum/supir
Pasien yang memerlukan rujukan ke RS lain dapat menggunakan ambulance
rumah sakit bila keadaan memungkinkan dengan melalui perawat.
14. Umum/keamanan
Bila ada pasien yang meninggal maka setelah jenazah di rapikan akan di antar ke
kamar jenazah dengan terlebih dahulu menginformasikan kebagian umum/keamanan.
BAB III
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
A. Kualifikasi SDM
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan di ruang perinatal yaitu :
a. Untuk dinas pagi :
Petugas yang ada berjumlah 3 (tiga) orang dengan kategori :
1 satu orang Karu
1 satu orang pelaksana
1 satu orang TPK (Gabung dengan perawatan ibu)
b. Untuk dinas sore
Petugas yang ada berjumlah 2 dua orang dengan kategori
1 satu orang PJ shift
1 satu orang TPK (Gabung dengan perawatan ibu)
c. Untuk dinas malam :
Petugas yang ada berjumlah 2 dua orang dengan kategori :
1 satu orang PJ shift
1 satu orang TPK (gabung dengan perawatan ibu)
C. Pengaturan jaga
a. Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh
kepala ruang (Ka Ru) dan disetujui oleh manager keperawatan
b. Jadwal dinas di buat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan
keperawat pelaksana
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
(apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak menggangu pelayanan,
maka permintaan disetujui)
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada perawat penanggung jawab shift (PJ Shift)
dengan syarat pendidikan D3 Keperawatan/Kebidanan pengalaman minimal
pengalaman 2 tahun, serta memiliki sertifikat
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam,
libur dan cuti
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Ka Ru : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam
sebelum dinas sore dan dinas malam. Sebelum memberitahu Ka Ru,
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari pengganti. Apabila
perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka ka ru
akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang pada hari itu libur
atau perawat yang tinggal di asrama.
g. Apabila ada tenaga perawat yang tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan (tidak terencana), maka ka ru akan mencari perawat pengganti
yang pada hari itu libur atau perawat yang tinggal di asrama. Apabila perawat
pengganti tidak didapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya
wajib untuk menggantikan.
D. Pelatihan
Untuk meningkatkan mutu pelayana, keterampilan dan pengetahuan perawat yang
bekerja di ruang pelayanan maka diperlukan pelatihan-pelatihan yang mendukung
profesialisme agar senantiasa dapat memberikan pelayanan yang bermutu seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran dan keperawatan.
Pelatihan yang diperlukan yaitu :
a. Pengenalan tanda kegawat daruratan neonatal :
- Penatalaksanaan pada bayi asfiksia
- Penatalaksanaan pada bayi dengan sepsis
- Penatalaksanaan pada bayi BBLR
b. Pelatihan kegawatan :
- Resusitasi neonatus
c. Pelayanan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien :
- Manajemen laktasi
d. Program pengendalian infeksi :
- Penyegaran SPO mencuci tangan
- Penyegaran SPO tindakan invasive
e. Program keselamatan dan kesehatan kerja :
- Penggunaan alat pelindung diri (APD)
f. Penggunaan peralatan secara benar, efektif dan aman :
- Penyegaraan SPO penggunaan alat medik : monitor, syringe pump, infus
pump, incubator
g. Pelayanan prima :
- Komunikasi
BAB V
STANDAR FASILITAS
Laboratorium
Unit uni berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam penanganan
kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang untuk
preeklampsia dan neonatal
Radiologi
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis obstetri dan thoraks
ATK
1 Tempat isolatif 1 Plastic Standar
2 Perforator 1 Stainless Standar
3 Computer 1 Pentium 4
4 Printer 1 Standar
5 CPU 1 Standar
6 Box file jumbo 1 plastic Standar
7 Penggaris 1 Plastic Standar
8 Map status 30 plastic + Standar
karton
9 Papan penugasan 1 White board 1,5 x 1 mtr
perawat
10 Papan rencana 1 white board 1,5 x 1 mtr
tindakan pasien
11 Papan 1 White board 1,5 x 1 mtr
pengumuman
12 Formulir-formulir Kertas
ART
1 Nurse station 1 Medicom Standar
2 Kotak saran 1 Kayu Standar
3 Kursi kantor 4 Mubaric Standar
4 Pesawat telepon 3 Panasonic standar
2. Ruang Perawatan Kelas VIP
ATK
1 Telephon 1 Panasonic Standar
2 Jumbo box file 2 Karton + plastik Standar
3 Papan reklame 3 Kayu + kertas Standar
4 Bok plastik 1 Plastik Standar
5 Meja 1 Kayu Standar
6 Lemari pakaian 1 Kayu Standar
ART
1 Kursi kantor beroda 2 Mubaric
2 Kursi betawi 2 Kayu
3 Meja bundar betawi 1 Kayu
4 Toples 2 Gelas
5 Remote AC 1 Daikin
6 Jam dinding 1 RSMG
7 Tempat sampah 2 Plastik
8 Ember tertutup 1 Plastik
9 Termos 1
10 Hand soap 1 Plastik
11 AC 1 Daikin
Obat-obatan
1 Minyak telon 1 Cair Standar
2 Baby Oil 1 Cair Standar
3 Neo K 4 Ampul Standar
4 Cendofenikol 1 Tube Standar
5 Sagestam 1 Cream Standar
6 Salep garamycin 1 salep Standar
Obat – Obatan
1 Lasix 1 2 cc
2 Phenitoin 1 2 cc
3 Ranitidine 1 2 cc
4 Dexamethasone 1 2 cc
5 Heparin 1 5000 iu
6 Morphine 1 1 cc
7 aminophylin 1 10 mg
8 OMZ 1 40 mg
Set infus
1 Pinset anatomis 1 stainles standar
2 Gunting kecil 1 stainles standar
3 Duk alas 1 Kain standar
4 Duk bolong kecil 1 Kain standar
5 Kapas bulat 1 Kapas standar
alkohol
6 Kassa 1 kain standar
Umbilikal kateter
set
1 Duk alas 1 kain standar
2 Duk bolong 1 kain standar
3 Kassa steril 5 lembar standar
4 Pinset anatomis 1 stainles standar
5 Pinset sirurgis 1 stainles standar
6 Arteri klem 1 stainles standar
7 Gunting kecil 1 stainles standar
8 Kom kecil 1 stainles standar
9 Nallpuder 1 stainles standar
C. Tas emergency kamar bayi
ALKES
Abocath no 24 2 Terumo Standar
Abocath no 24 2 Terumo Standar
Abocath no 26 2 Terumo Standar
Wing nedle 2 Terumo Standar
ETT no 2 1 Terumo Standar
ETT no 2,5 1 Terumo Standar
ETT no 3 1 Terumo Standar
ETT no 3,5 1 Terumo Standar
ETT no 4 1 Terumo Standar
Feeding tube no 3,5 1 Terumo Standar
Feeding tube no 5 1 Terumo Standar
Feeding tube no 8 1 Terumo Standar
Extension tube 1 Terumo Standar
Gelang bayi biru 1 Terumo Standar
Gelang bayi pink 1 Terumo Standar
Face mouth 4 Portek Standar
Goodel no 0 (04) 2 Rusch Standar
Goodel no 00 (06) 3 Rusch Standar
Goodel no 000(08) 4 Rusch Standar
Nasal canul pediatri 2 Latex Standar
Mikropore 1 Standar
Mokri drip 1 Terumo Standar
Suply tubing 1 Latex Standar
Suction cath no 8 1 Latex Standar
Spuit 1 cc 1 Terumo Standar
Spuit 2,5 cc 3 Terumo Standar
Spuit 10 cc 1 Terumo Standar
Spuit 20 cc 1 Terumo Standar
Umbilical cord 1 Standar
Ambu bag bayi 1 Standar
Xylocain jely 1 Standar
Stilet 1 Protek Standar
laringoscop 1 riester Standar
ART
Kursi bundar 1 Taburet Standar
Box container 2 Plastik Besar
Toples 1 Kaca Besar
Toples 2 Kaca Kecil
Telephon 1 panasonic Standar
Emergency stock
I. Obat
Alinamin F 2 Ampl/inj 10 ml
Atropin Sulfat 10 Ampl/inj 1ml
Cytotec 4 Tablet
Duvadilan 2 Ampl/inj 2 ml
Dormicum 3 Ampl/inj 3 mg
Epidosin 3 Ampl/inj
Fenthanyl 2 Ampl/inj
Kanamycin 1 Flacon/inj 1 gr
Ketalar 1 Ketalar/inj 20 ml
Kalmethason 3 Ampl/inj 2 ml
Lidocain 10 Ampl/inj 2 ml
Methergin 10 Ampl/inj 2 ml
MGSO4 2 Fles/inj 25 ml
primperan 3 Ampl/inj 2 ml
phenergan 3 Ampl/inj 2 ml
papaverin 5 Ampl/inj 1 ml
phytaminadion 6 Ampl/inj
Pethidin 1 Ampl/inj 2 ml
Profapol 5 Ampl/inj
Syntocinon 10 Ampl/inj 2 ml
Transamin 5 Ampl/inj 5 ml
Toradol 2 Ampl/inj 2 ml
Valium 5 Ampl/inj 2 ml
Vit k 5 Ampl/inj 1 ml
Xylocain 2% 2 Flacon/inj 50 gr
Xylocain jelly 2 Tube 20 gr
Sufratul 5 Lembar Standar
II. Cairan
Dextrose 2,5% 1 Kolf 500ml
Dextrose 5% 5 Kolf 500ml
NaCL 0,9% 5 Kolf 25ml
NaCL 0,9% 5 Kolf 500ml
Water for injection 5 Kolf 25ml
Ringer lactat 5 Kolf 500ml
Ringer dextrose 5 Kolf 500ml
B Art
1 Meja kantor 2 Kayu Standar
2 Kursi kantor beroda 2 Mubarik Standar
3 Meja bundar 1 Standar
4 Tempat sampah medis 2 Plastic Besar
5 Tempat sampah 2 Plastic Sedang
6 Tissue kotak 1 Plastic Standar
7 Rak sepatu 1 Plastic Standar
8 Sandal 3 Plastic Besar
9 Sepatu bot 1 Plastic besar
C Atk
1 Jumbo box file 4 Plastik Standar
2 Telephone 1 Panasonic Standar
3 Perporator 1 Stainless Standar
4 Map status 1 Karton Standar
5 Map plastic 1 Plastik Standar
6 Clear box 1 plastik standar
10. Ruang kala
NO Nama alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan
A Alkes 1
1 Tempat tidur partus 2 paramount Standar
2 Tempat tidur standar 1 Paramount Standar
3 Bad side cabinet 2 MAK Standar
4 Over bed table 2 MAK Standar
5 CTG 1 Hewleet Standar
6 USG 1 Logid L 200 Standar
7 Dopler 1 Fatal dopler Standar
8 Tensimeter 1 Kent Standar
9 Standar infuse 1 Paramount Standar
10 Nier bekken 1 Stainless Standar
11 Lenec 1 Kayu Standar
12 Scerem 1 Katun Standar
13 Spuit gliserin 1 Stainles Standar
14 Kom tertutup 1 Stainles Standar
15 Standar infuse 1 Stainles Kecil
16 Pisau cukur 1 Stainles Standar
17 Tromol kecil 1 Stainles Standar
18 Tromol besar 3 Stainles Kecil
19 Tromol sedang 1 Stainles Besar
20 Pispot 1 Stainles Sedang
21 Korentang 1 Stainles Standar
22 Piala ginjal 1 Stainles Standar
B ART
1 Toples 1 Kaca Besar
2 Ember sedang 2 Plastic Sedang
3 Hand soap 1 Plastic Standar
4 Tempat alcohol 1 Plastic Standar
5 Box container 1 Plastic Besar
6 AC 1 Daikin Standar
7 Kulkas 1 Samsung Kecil
8 Lampu emergensi 1 2 bochlam Standar
9 Dingklik 1 2 tangga Standar
10 Jam dinding 1 Standar
11 Telephone 1 Panasonic Standar
Setiap peralatan yang ada baik medis dan non medis harus dilakukan
pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi agar peralatan dapat tetap terpelihara dan
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya :
Tujuan :
a. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan
tujuan
b. Agar nilai yang dikeluarkan dari alat sesuai dengan nilai yang
diinginkan
c. Agar peralatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap digunakan
d. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan peralatan
medis yang diperlukan
Prosedur :
a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak mengisi buku permintaan perbaikan rangkap 3
(putih, merah dan kuning) dan diantar kebagian tehnisi beserta alat yang rusak
b. Setelah alat diperbaiki ditehnisi, alat dikembalikan keruangan
c. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh tehnisi internal, maka alat diperbaiki oleh tehnisi
luar (melalui bagian pembelian)
BAB VI
STANDAR PELAYANAN
Kamar tindakan
Kamar Operasi
Kamar Bersalin
- Bank Darah
- Pemeriksaan Penunjang
- Farmasi
TINGKAT PELAYANAN PERINTAL RESIKO TINGGI
A. Pengertian : perawatan bayi baru lahir disesuaikan dengan keadaan klinis bayi setelah
lahir dan tingkat kemampuan perawatan di rumah sakit.
B. Tujuan :
Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam keadaan sehat secara optimal
Melakukan perawatan terhadap bayi baru lahir sesuai dengan tingkat pelayanan
(tingkat I, II, dan III)
C. Pembagian tingkat pelayanan
1. Pelayanan tingkat I (Ruang rawat gabung)
Merupakan pelayanan keperawatan dasar pada neonatus normal meliputi :
- Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat badan > 2,5 kg
- Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 minggu)
Saat rawat gabung dengan bantuan tenaga paramedic ibu belajar merawat
bayinya, mulai dari memandikan bayi, merawat tali pusat dan menyusui
bayinya
Pelayanan difokuskan pada
- Resusitasi neonatus
- Asuhan dan perawatan neonatus
- Evaluasi pasca lahir untuk neonatus yang sehat
- Stabilisasi dan pemberian asuhan untuk bayi yang lahir pada usia 35 sd
37 minggu yang tetap dalam keadaan stabil secara fisiologis
- Perawatan neonatus dengan usia kehamilan < 35 minggu atau sakit
sampai neonatus dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan asuhan
neonatal spesialistik (level II-III)
- Therapi sinar
Riwayat kehamilan, persalinan, kelahiran dan pasca persalinan normal. Bila setelah di
observasi di kamar bayi dan secara klinis tidak ada kelainan (tanda vital dan
pemeriksaan fisik normal), maka bayi dilaksanakan rawat gabung (pelayanan tingkat
I), paling lambat 4 jam setelah lahir.
Bayi dengan kriteria tersebut diobservasi di ruang kamar bayi IRNA lantai III selama
4-6 jam, bila klinis baik bayi dapat dilakukan rawat gabung, sedangkan bila bayi
perburukan/sakit bayi dirawat di tingkat pelayanan II atau III
F. Bayi sakit
Bayi baru lahir yang tampak tidak bugar dan atau disertai tanda klinis yang
tidak normal
Bayi dalam kelompok ini mungkin saja sebelumnya termasuk kelompok bayi
sehat atau bayi dengan resiko tinggi
Bayi dengan kriteria tersebut di atas dapat di rawat pada pelayanan tingkat II
atau III
Setiap keputusan merawat bayi baru lahir ditentukan oleh dokter spesialis anak.
HOME VISIT
C. Pelaksana :
Pelaksanaan home care 3 kali kunjungan atau lebih sesuai dengan permintaan
pasien
Kunjungan dilakukan satu hari setelah pasien pulang atau setelah bayi pulang
Waktu pelaksanaan pukul 07.00-08.00 pagi
Petugas yang melakukan home care adalah petugas shif pagi atau petugas shif
malam bila petugas shif pagi tidak dapat melaksanakan home care
Pada saat libur/tanggal merah yang melakukan home care petugas shif malam
kedua (lepas)
D. Pelayanan yang diberikan
1. Pelayanan post partum
Perawatan payudara (breast care)
Perawatan luka operasi/luka episiotomi
Perawatan nifas
Edukasi laktasi
2. Pelayanan bayi
Memandikan bayi
Perawatan tali pusat
Cara menjemur bayi
Cara memberikan ASI/formula
Ketentuan Home Visit
1. Rumah sakit royal progress adalah sebagai rumah sakit yang menerima rujukan dari
puskesmas, bidan praktek swasta diwilayah jakarta utara
2. Pasien rujukan yang di rawat sakit roal progress, setelah dinyatakan sudah tidak perlu
tindakan/pengobatan/perawatan di rumah sakit royal progress akan dikembalikan
ketempat/sarana yang merujuk pasien tersebut.
3. Pasien rujukan pasca rawat inap dianjurkan untuk berobat ke sarana kesehatan
terdekat/sarana yang merujuk sesuai waktu/jadwal kontrol yang dianjurkan oleh
dokter yang merawat atau sewaktu-waktu jika dibutuhkan harus kontrol ulang ke
rumah sakit royal progress.
4. Pelayanan lanjutan terhadap ibu dan bayi pasca rawat inap dari rumah sakit royal
progress tidak dilakukan home visit oleh petugas dari pelayanan perinatal resiko
tinggi, karena pasien disarankan kembali ke tempat sarana kesehatan yang merujuk
pasien tersebut.
5. Pada pasien non rujukan terlebih dahulu petugas manawarkan kepada pasien dan
keluarga untuk pelayanan home visit, jika pasien dan keluarga menyetujui maka
petugas dari pelayanan perinatal resiko tinggi akan melakukan home visit
6. Pasien dengan paket new mother dilakukan home visit atas persetujuan pasiennya.
RAWAT GABUNG
A. PENGERTIAN
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana bayi baru lahir ditempatkan
bersama ibunya dalam suatu ruangan. Hal ini dimaksudkan agar bayi mudah
dijangkau oleh ibunya selama 24 jam/hari sehingga memungkinkan pemberian ASI
kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya.
B. TUJUAN
Tujuan dilakukan rawat gabung adalah :
1. Agar bayi segera mendapatkan colostrum maupun ASI
2. Agar bayi memperoleh stimulasi mental dini demi tumbuh kembang anak
3. Agar ibu mendapat pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara menyusui
yang benar
4. Agar ibu dan keluarganya mendapatkan pengalaman cara merawat bayi baru lahir
5. Agar bayi bisa mendapat ASI setiap ia inginkan
C. JENIS
Terdapat dua jenis rawat gabung yang dapat dilakukan di Rumah Sakit, yaitu :
1. Rawat gabung penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam suatu
ruangan secara terus menerus selama 24 jam
2. Rawat gabung parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah dalam waktu-waktu
tertentu (misalnya malam hari dan waktu kunjungan)
D. MANFAAT
Rawat gabung merupakan cara yang sangat beermanfaat bagi ibu,keluarga, dan juga
bagi petugas kesehatan serat Rumah Sakit/Rumah Bersalin
1. Manfaat dari segi kebutuhan susu formula dan perlengkapannya serta obat-obatan:
a. Kebutuhan rumah sakit akan susu formula serta perlengkapannya menurun.
b. Kebutuhan rumah sakit akan obat-obatan, cairan infus, dan lain-lain menurun,
sehingga mengurangi anggaran belanja rumah sakit.
2. Manfaat dari segi kebutuhan tenaga medis :
Kebutuhan akan tenaga paramedis untuk perawatan ibu dan bayi berkurang,
sehingga tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Selain itu tenaga
paramedis mempunyai kesempatan untuk menambah keterampilan yang akan
bermanfaat pula bagi rumah sakit.
3. Manfaat bagi segi pengurangan morbiditas :
Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan serta
subsidi yang diberikan rumah sakit. Frekuensi pergantian pengguna tempat tidur
menjadi lebih tinggi sehingga daya tampung rumah sakit lebih banyak
4. Manfaat dari segi kebutuhan ruangan :
Ruangan khusus untuk bayi dapat dikurangi. Sehingga dapat menghemat
penggunaan ruang atau juga dapat digunakan sebagi perluasan ruangan untuk
keperluan lainnya
E. PERSYARATAN RAWAT GABUNG
Syarat utama dari Rawat Gabung Penuh dapat dilihat pada algoritme di bawah ini
Rawat gabung dapat dilakukan sesuai dengan tujuannya, hal-hal yang dilakukan
berkenaan dengan pelaksanaan rawat gabung adalah sebagai berikut :
2. Di rungan bersalin :
a. Segera setelah bayi dilahirkan, bayi dibawa kepada ibunya agar mulut bayi
ditempelkan pada payudara ibu (walaupun mungkin saja ASI belum keluar)
untuk mulai menghisap payudara ibu agar merangsang pengeluaran ASI
b. Untuk ibu yang mendapat narkose umum, bayi disusukan setelah ibunya sadar.
4. Di klinik laktasi
Klinik laktasi adalah tempat konsultasi dimana dilakukan kegiatan-kegiatan
a. Memantau kesehatan ibu nifas dan bayi
b. Memberi KIE dengan pesan tentang gizi ibu, mengatasi kesulitan proses
laktasi, dan menjaga kelangsungan proses menyusui
c. Melakukan demonstrasi perawatan bayi
G. PERAN DOKTER DALAM RAWAT GABUNG
Peran yang dapat dilakukan dokter dalam rawat gabung adalah :
1. Menggariskan kebijaksanaan dan tata tertib rawat gabung
2. Melaksanakan perawatan ibu dan anak
3. Merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan-kegiatan KIE kepada ibu dan
keluarganya tentang laktasi dan gizi ibu
2. IBU
a. Tempat tidur ibu
b. Tempat tidru ibu diusahakan rendah agar memudahkan untuk naik/turun
c. Tersedianya perlengkapan perawatan nifas
4. PETUGAS
Mempunyai kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan rawat gabung
5. ADANYA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
Catatan medis diperlukan untuk mencatat keadaan bayi dan ibu setiap hari
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DENGAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)
1. Falsafah
Sesuai isi deklarasi bogota tentang perawatan metode kanguru tahun 1998 :
Perawatan metode kanguru harus menjadi hak dasar bagi bayi baru lahir
Perawatan metode kanguru harus menjadi bagian integrasi dari manajemen
BBLR dan bayi normal, dalam berbagai kondisi dan pada semua tingkat
pelayanan disemua negara.
2. Definisi
Perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan bayi berat lahir rendah
dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin to
skin contact)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah kelompok bayi lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram tampa memandang usia kehamilannya, baik prematur
atau cukup bulan
PMK berselang (continuous KMC) adalah perawatan metode kanguru yang di
praktkan selama 24 jam terus menerus dalam sehari
PMK berselang (intermitten KMC) adalah perawatan metode kanguru yang di
praktekan selama beberapa jam atau tiap beberapa hari.
Bangsal/unit PMK adalah sarana kesehatan untuk mempraktikan PMK
Pasien
UGD Poliklinik
Ruang Bersalin
DISCHARGE
RUMAH Poliklinik/puskesmas
3.4 Prosedur/Algoritme Pelayanan
Pelayanan PMK di berikan sesuai dengan standar profesi, prosedur
pelayanan sebagai berikut :
1. PMK pada BBLR dilakukan setelah pemeriksaan dan persetujuan oleh tenaga
medis (dokter)
2. Setelah dokter memutuskan bahwa BBLR dapat dilakukan PMK, selanjutnya
inisiasi oleh tenaga keperawatan
3. Keluarga pasien diberikan informasi mengenai pelayanan PMK, setelah
setuju maka keluarga menandatangani informed consent
4. Edukasi kepada keluarga pasien mengenai pelaksanaan PMK, sesuai dengan
level perawatan bayi :
- Ruang rawat PMK (level 1) : dilakukan PMK secara kontinyu
- Level II-III : PMK intermiten
5. Melatih keluarga untuk melakukan PMK terutama mengenai posisi bayi cara
menyusui dan personal hygien. Setelah keluarga dilatih maka dilakukan uji
coba penerpan PMK (dengan persetujuan dokter)
6. Perawat melakukan observasi terhadap pasien dan keluarga pasien selama
melaksanakan perawatan PMK
7. Pulang dan kunjungan kontrol :
- Pemulangan (discharge) pasien dapat di lakukan setelah mendapat
persetujuan dari dokter
- Pada saat pulang keluarga diberikan edukasi mengenai hal-hal yang
perlu dilakukan dan diperhatikan selama melakukan PMK di rumah.
Dapat diberikan catatan mengenai kesehatan bayi menggunakan buku
KIA atau sejenisnya.
- Kunjungan kontrol dapat dilakukan ditempat pemberi layanan RS atau
fasilitas kesehatan di luar rumah sakit (puskesmas, klinik, dokter/bidan
swasta) apabila pasien sebelumnya merupakan kiriman/rujukan dari
sarana pelayanan kesehatan tersebut
3.5 Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan keperawatan
dalam upaya memenuhi kebutuhan bayi baru lahir dan keluarganya. Pendekatan
yang digunakan adalah proses keperawatan yaitu suatu pendekatan sistematis
dimulai dari pengkajian, perumusan masalah, intervansi, implementasi, dan
evaluasi. Untuk mengidentifikasi masalah pemenuhan kebutuhan dasar bayi baru
lahir secara optimal, pengkajian harus dilakukan secara seksama baik itu
pengkajian pada bayi maupun pengkajian terhadap kebutuhan belajar dari orang
tua bayi.
Perawatan metode kanguru utamanya intervensi perawatan BBLR dengan
dukungan medis. Sehingga yang lebih banyak berperan untuk melatih dan
mendidik ibu adalah perawat atau bidan terlatih. Untuk itu perlu diperhatikan hal-
hal yang terkait dengan asuhan keperawatan yang diberikan tidak hanya kepada si
bayi tetapi juga kepada ibu, bahkan keluarganya. Dalam memberikan asuhan
keperawatan PMK, komponen yang perlu dilakukan adalah :
A. Edukasi kepada ibu
Ada dua macam edukasi, yaitu saat :
1. Periksa kehamilan (ANC)
2. Setelah persalinan dengan bayi berat lahir rendah (BBLR)
B. Konseling
Konseling adalah cara berhubungan dengan orang dimana anda mengerti
apa yang mereka rasakan dan menolong mereka untuk memutuskan yang
harus dilakukan. Prinsip-prinsip konseling :
1. Menggunakan komunikasi bahasa non verbal
2. Pertanyaan terbuka
3. Merespon bahasa tubuh yang menunjukkan minat
4. Mengulang ucapan ibu
5. Empati-perlihatkan bahwa anda mengerti yang ibu rasakan
6. Hindari kata-kata yang menghakimi
Setelah dikonseling dan ibu memutuskan untuk PMK maka dilanjutkan
dengan latihan penerapan.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PMK perlu dilakukan 4 komponen PMK, yaitu:
a. Posisi bayi
Letakan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi
menempel kedada ibu. Posisi bayi dijaga dengan kain panjang atau
pengikat lainnya. Kepala bayi di palinkan kesisi kanan dan kiri, dengan
sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tept berada dibawah
kuping bayi. Tungkal bayi haruslah dalam posisi” kodok”, tangan
harus dalam posisi fleksi, ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu
bangun dari duduk, bayi tidak tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan
yang kuat dari kain tersebut menutupi dada si bayi. Perut bayi jangan
sampai tertekan dan sebaiknya berada disekitar epigastrium ibu .
Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernapasan perut.
Berikut adalah cara memasukkan dan mengeluarkan bayi dari baju
kanguru, misalnya saat akan disusui
- Pegang bayi dengan satu tangan diletakan di belakang leher sampai
punggung bayi
- Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya agar kepala bayi tidak terteuk dan tidak menutupi saluran
napas ketika bayi berada pada posisi tegak
- Tempatkan tangan lainnya di bawah pantat bayi
b. Nutrisi dengan pemberian ASI
Dengan melakukan PMK, proses menyusui menjadi lebih berhasil
dan sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI. Bayi
pada kehamilan kurang dari 30-32 minggu biasanya perlu di beri
minum melalui pipa nasogstrik, untuk ASI yang di peras (Expressed
breast milk). Bayi dengan masa kehamilan 32-34 minggu dapat diberi
minum melalui gelas kecil. Sedangkan bayi-bayi dengan usia
kehamilan sekitar 32 minggu atau lebih, sudah dapat mulai menyusu
pada ibu
c. Dukungan (suport)
Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak,
diantaranya berupa :
- Dukungan emosional : ibu memerlukan dukungan untuk
melakukan PMK. Banyak ibu-ibu muda yang mengalami
keraguan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi
pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga,
teman serta petugas kesehatan
- Dukungan fisik : selama beberapa minggu pertama PMK,
merawat bayi akan sangat menyita waktu ibu, istrahat dan tidur
yang cukup sangat penting pada peranannya pada PMK. Oleh
karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk membantu
menyelesaikan tugas-tugas rumah.
- Dukungan edukasi : sangat penting memberikan informasi yang
ibu butuhkan agar ia dapat memahami seluruh proses PMK dan
mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi lebih
bermakna dan akan meningkat kemungkinan bahwa ibu akan
berhasil menjalankan PMK baik di rumah sakit ataupun saat di
rumah.
d. Pemulangan (discharge)
Pemulangan bayi dilakukan atas persetujuan dokter berdasarkan
laporan perawat. Bayi PMK dapat di pulangkan dari rumah sakit
setelah memenuhi kriteria dibawah ini :
- Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik
dantidakada henti nafas (apnea) atau infeksi
- Bayi minum dengan baik
- Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15g/kg/hari)
untuk sekurang-kurangnya tiga hari berturut-turut
- Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk
melakukan follow up
- Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak sering
dan seintensif seperti sebelumnya. Jika tidakada layanan tindak
lanjut atau lokasi rumah sakit letaknya jauh, pemulangan dapat di
tunda, sebelum dipulangkan pastikan ibu sudah mengerti tanda-
tanda bahaya pada bayi, jadwal kontrol bayi, monitoring tumbung
kembang dan bagaimana cara merujuk ke rumah sakit jika ada
bahaya.
g. Penanganan pencegahan
- Untuk mencegah BBLR mendapat penyakit, maka BBLR perlu
mendapat imunisasi sesuai jadwal yang di anjurkan
- Tanya dan cari tanda-tanda apapun yang mengindikasikan adanya
penyakit, baik yang dilaporkan atau tidak oleh ibu
- Tangani setiap penyakit berdasarkan standar operasional prosedur
dan juklak lokal
- Jik pertambahan berat badan tidak mencukupi, tanya dan cari
permasalahanya, penyebab dan solusi. Semua ini umumnya
berhubungan dengan pemberian minum dan penyakit.
3.6 Pencatatan dan Pelaporan
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan maka kulaitas asuhan dapat diidentifikasi
dan ditingkatkan
a. Pencatatan
Beberapa format pencatatan yang dapat di gunakan dalam pelaksanaan PMK :
1. Lembar observasi bayi dalam PMK : digunakan untuk memantau bayi
setiap hari mencakup tanda-tanda vital, berat badan, dukungan khususs
yang diberikan seperti oksigen.
2. Catatan harian berat badan bayi : digunakan untuk melihat kenaikan berat
badan yang dilakukan PMK secara keseluruhan, catatan diisi setiap hari
oleh penanggung jawab PMK
3. Lembar penilaian kesiapan peluang (predischarge scoring) : format ini
berisi tentang kondisi bayi saat menyusu, produksi ASI, rasa percaya diri
ibu dalam merawat byi, dukungan sosial ekonomi, pertambahan berat
badan setiap hari, pengetahuan tentang PMK, rasa percaya diri ibu dalam
emberikan obat, penerimaan dan menerapkan PMK. Masing-masing
pernyataan di beri nilai dengan rentang 0-2. Nilai tinggi menggambarkan
lebih siap. Kriteria bayi boleh pulang apabila nilai predischarge score lebih
dari 16. Penilaian dilakukan oleh pemberi asuhan.
b. Pelaporan
Laporan tentang proses pelaksanaan harus mencakup :
- Waktu pelaksanaan PMK : hal ini mencakup pada usia berapa hari rata-
rata PMK dilakukan
- Tipe PMK : apakah PMK dilaksanakan berselang (intermiten) atau 24 jam
secara terus menerus (continuos)
- Masalah/kendala yang dihadapi : kendala selama pelaksanaan PMK dapat
diidentifikasi melalui proses pemantauan
1. Definisi
Rumah sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB) adalah rumah sakit pemerintah maupun
swasta, umum maupun khusus yang telah melaksanakan 10 langka menuju
perlindungan bayi dan ibu secara terpadau dan paripurna
2. Tujuan
Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
Khusus :
1. Melaksanakan dan mengembakan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi
secara terpadu dan paripurna
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian
terhadap ibu dan bayi
3. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan
obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawatdaruratan (POENK 24 jam )
4. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi saranan pelaksanaan kesehatan lainnya
5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam
pelaksanaan IMD dan pemberian ASI eksklusif
6. Meningkatkan fungsi RS dalam perawatan metode kanguru (PMK)
3. Sasaran
a. Rumah sakit umum pemerintah dan swasta
b. Rumah sakit khusus (RS bersalin ibu dan anak) pemerintah dan swasta
4. Strategi pelaksanaan
Melaksanakan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu melalui 10 (sepuluh) langkah
menuju keberhasilan menyusui sebagai berikut :
1. Ada kebijakan tertulits tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan
ibu dan bayi termauk pemberian ASI ekslusif dan perawatan metode kanguru
(PMK) untuk bayi BBLR
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal
dan neonatal
3. Meyelenggarakan persalinan bersih dan aman seta penanganan bayi baru lahir
dengan inisiasi menyui dini dan kontak kulit ibu-bayi
4. Menyelenggarakan pelayanan obstetrik dan neonatal emergency komperhensif
(PONEK)
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas , rawat gabung termasuk
membantu menyusui yang benar dan pelayanan neonatus sakit.
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan
pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.
7. Menyelenggarakan pelayanan imunsasi bayi dan tumbuh kembang anak.
8. Menyelenggarakan pelayanan keluarga berencana termasuk pencegahan dan
penanganan kehamilan yang tidak diingkan serta kesehatan reproduksi.
9. Menyelenggarakan audit maternal dan perintal rumah sakit secara periodik dan
tindak lanjut.
10. Memperdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindak lanjuti pemberian
ASI eksklusif dan PMK.
INISIASI MENYUSU DINI
A. DEFINISI
Segera menaruh bayi didada ibunya, kontak kulit dengan kulit (skin to skin) segera
setelah lahir setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri.
Apabila bayi sehat diletakan segera pada perut dan dada ibu setelah lahir untuk
kontak kulit ibu dan kulit bayi, bayi memperlihatkan kemampuan yang menakjubkan.
Bayi dapat merangkak, dirangsang oleh sentuhan ibu yang lembut, melintasi perut ibu
mencapai payudara. Sentuhan awal yang lembut oleh tangan atau kepala bayi pada
payudara merangsang produksi oksitosin ibu, sehingga mulailah ASI mengalir dan
juga meningkatkan rasa cinta kasih pada bayi. Kemudian bayi mencium, menyentuh
dengan mulut dan menjilat puting ibu. akhirnya bayi melekat pada payudara dan
menghisap minum ASI.
A. PENGERTIAN RUJUKAN
Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab secara timbal balik vertikal maupun horosontal, maupun
struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah penyakit atau
permasalahan kesehatan. Kegiatan rujukan mencakup :
a. Rujukan pasien
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah sakit.
Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit dengan
mengikuti sistem rujukan yang ada.
b. Rujukan pengetahuan dan tehnologi, termasuk peningkatan kemampuan tenaga
kesehatan (dana, alat dan sarana)
c. Rujukan managemen
Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan kepada unit
yang kurang mampu menyelesaikan suatu masalah tertentu, yang tidak dapat
diatasi sendiri
b. Di rumah sakit :
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala tindakan
yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya
Persiapan pihak keluarga untuk memberikan darah jika dibutuhkan
Pasien/keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan/perawatan yang akan
dilaksanakan
C. SKEMA RUJUKAN
MASYARAKAT/KADER/BUMIL/
POSYANDU
Keterangan :
Rujukan
Untuk RS diutamakan RS PONEK
Untuk puskesmas diutamakan Puskesmas PONEK
SEKSIO SESARIA
A. Definisi
Adalah suatu prosedur operatif untuk mengeluarkan bayi melalui insisi dinding
abdomen dan uterus.
5. Lain-lain
a. Riwayat operasi vagino plastik
b. Riwayat operasi mioma uteri yang cukup luas
c. Herpes genetalis dengan ketuban masih utuh atau ketuban pecah kurang dari ...
jam
d. Vakum ekstrasi atau forseps gagal
e. Riwayat SC dengan :
- Insisi kosporal
- Interval < 1 tahun
- TBJ >= 3500 gram
- Kelainan letak
- Tebal SBU <= 5 mm
- Postmatur
f. IUGR berat (lebih dari 2 standar deviasi)
Keterbatasan
Resiko tinggi terjadi dehiscence dan incicional hernia akibat
sistem vascularisasi yang relatif lebih singkat
Nilai rendah dari asfek estetika/kosmetik
- Insisi transversal (pfanenstiel)
Keuntungan
Resiko rendah incional hernia
Nilai lebih dari asfek estetika/kosmetika
Keterbatasan
Butuh waktu lama
Lebih sulit untuk menampilkan bagian atas rongga abdomen
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum (vital sign, chest and heart)
Pemeriksaan abdomen (letak, presentasi dan DJJ)
Status lokalis (pembukaan, kondisi selaput ketuban, penurunan dan
presentasi)
C. Pemeriksaan tambahan
HB dan Hematokrit
Golongan darah (A B O dan Rh)
Uji silang darah resipien dan donor
Uji tapis penyakit menular/berbahaya
Gula darah sewaktu
Analisis urin
2. Asuhan keperawatan
a. Posisi pasien terlentang tanpa diberi bantal
b. .....dstnya
3. Perawatan pasca bedah dengan anestesi umum :
a. Mobilisasi dini setelah keadaan memungkinkan
b. Realimentasi setelah bising usus positif
B. PERANGKAT KERJA
- Surat pengantar awal
- Berkas rekam medik
- Alat tulis
- Stetoskop, termometer
- Timbangan badan
C. TATA LAKSANA
1. Bayi masuk ruang perawatan dengan membawa surat pengantar rawat inap dari
IGD atau surat rujukan
2. Perawat menerima pesanan kamar dari admission
3. Perawat dibantu TPK menyiapkan inkubator (Lihat SPO.....)
4. Perawat menghubungi petugas IGD/IRJ bahwa kamar perawatan sudah siap
5. Untuk digunakan.
6. Perawat IGD/IRJ mengantarkan pasien ke ruang perawatan
7. Pasien diterima di ruang perawatan dengan ramah dan perawat mengucapkan
salam kepada pasien.
8. Perawat IGD/IRJ melakukan serah terima pasien beserta BRM pasien dengan
perawat ruang rawat.
9. Perawat membaca instruksi dokter dan menjalankan instruksi tersebut.
10. Perawat memeriksa tanda-tanda vital pasien serta mendokumentasikannya pada
berkas rekam medis pasien.
11. Apabila pasien dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium atau
radiologi, maka perawat menghubungi petugas laboratorium radiologi
TATA LAKSANA
B. PERANGKAT KERJA
- Berkas rekam medik pasien
- stetoscop
C. TATA LAKSANA
1. Perawat memberitahukan dokter penanggung jawab pasien bahwa pasien sudah
masuk ruang rawat dan menanyakan rencana waktu visite.
2. Perawat menemani dokter visite dengan membawa rekam medis dan peralatan
medis yang dibutuhkan dokter tersebut
3. Dokter memeriksa kondisi dan perkembangan pasien serta mengisi/melengkapi
rekam medis pasien
4. Doketer penanggung jawab memberikan informasi kepada pasien/keluarga
tentang kondisi penyakit serta perkembangan pasien yang bersangkutan.
5. Perawat mencatat semua instruksi dokter di catatan kegiatan harian.
6. Perawat mencatat kondisi dan perkembangan pasien dalam buku laporan harian
untuk diinformasikan kepada perawat jaga shift berikutnya.
TATA LAKSANA
MERUJUK PASIEN
B. BAHAN KERJA
- Form rujukan
- Ringkasan pasien pulang
- Resume keperawatan
- Obat-obatan dan barang-barang milik pasien
- Alat-alat tulis
C. TATA LAKSANA
1. Pasien yang dirujuk disebabkan karena tidak lengkapnya alat, fasilitas atau pasien
memerlukan penanganan lanjutan yang tidak tersedia di RS. Royal progress.
2. Siapkan formulir rujukan, yang diisi oleh dokter PJ pasien atau dokter jaga
3. Perawat menghubungi RS yang dituju, pastikan di RS tersebut sudah ada tempat
untuk pasien tersebut
4. Perawat menghubungi petugas IGD untuk permintaan ambulance RS. Royal
Progress
5. Perawat meyiapkan obat-obatan, hasil pemeriksaan lain dan barang-barang milik
pasien dan pesanan pulang
6. Petugas ADM IRNA menyelesaikan administrasi ruangan dan mengirim ke kasir
rawat inap
7. Keluarga diminta untuk menyelesaikan administrasi ke bagian kasir rawat inap
dengan membawa surat pulang rawat inap
8. Keluarga menunjukkan kwitansi dan surat izin pulang dari kasir kepada perawat.
9. Antarkan pasien ke RS yang dituju.
TATA LAKSANA
B. PERANGKAT KERJA
- Form rujukan
- Inkubator
- Ambulance
- Alat-alat tulis
C. TATA LAKSANA
1. Perawat yang mendampingi pasien yang dirujuk harus yang sudah PJ shift
2. Dokter PJ pasien membuat surat rujukan dan melengkapi hasil-hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan untuk dibawa perawat pendampingi
3. Perawat menghubungi RS rujukan untuk memastikan adanya tempat untuk
penerimaan pasien di RS rujukan.
4. Cek kesiapan transportasi/ambulance RS. Royal Progress/ambulance 118
5. Perawat pendamping pasien menyiapkan pasien dan surat rujukan beserta
dokumen medis yang akan dibawa antara lain : fotocopy hasil pemeriksaan, foto
rontgent, dll
6. Observasi suhu, Nadi, RR (lihat SPO.....) sebelum pasien dibawa.
7. Perawat pendamping pasien harus selalu memantau keadaan umum pasien selama
dalam perjalanan, antara lain : suhu, nadi, pernapasan pasien (lihat SPO.....) dan
mencatat hasil pemantauan di formulir observasi
8. Perawat pendamping pasien melakukan serah terima pasien dan menyerahkan
surat rujukan pasien beserta hasil-hasil pemeriksaan, obat-obatan.
TATA LAKSANA
B. PERANGKAT KERJA
- Ringkasan pasien pulang dan resume keperawatan
- Obat-obatan
- Foto rontgent, USG
- Foto copy hasil pemeriksaan laboratorium/radiologi sesuai dengan permintaan
pasien
- Surat pengantar kontrol ulang
- Alat-alat tulis
C. TATA LAKSANA
1. Beri tahu petugas ADM, bahwa pasien sudah ada rencana pulang minta petugas
ADM IRNA untuk mengecek administrasi pasien selama di rawat.
2. Beri tahu pasien dan keluarga, bahwa pasien sudah diperbolehkan pulang pada
tanggal......... dan jam....... (sebelum jam 12.00) atau pulang tunggu dokter datang
melihat pasien terlebih dahulu.
3. Siapkan berkas-berkas yang harus dibawa pasien pulang seperti ringkasan pulang
dan resume keperawatan, obat-obatan, yaitu resep/obat-obatan yang akan dibawa
pulang, surat istrahat, surat pengantar kontrol ulang, surat asuransi, foto copy hasil
pemeriksaan diagnostic dan hasil laboratorium.
4. Kirim resep obat pasien pulang ke farmacy, bila pasien diberikan obat tambahan
dalam bentuk resep, masukan nomor resep dalam teransaksi
5. Cek obat-obat pasien, jika ada yang akan diretur, berikan ke petugas ADM untuk
diretur, kecuali obat-obat yang diberli diluar farmasi RS.
6. Keluarga diminta untuk menyelesaikan administrasi ke kasir rawat inap dengan
membawa surat ijin pulang rawat inap
7. Keluarga menunjukan kwitansi dan surat izin pulang dari kasir kepada perawat.
8. Beri penjelasan kepada pasien mengenai pesanan pulang seperti perawatan khusus
di rumah , obat-obatan yang diminum, tanggal kontrol kembali.
9. Serahkan obat-obat yang dibawa pulang, barang milik pasien, foto rontgent,
ringkasan pulang, surat istrahat, keterangan sakit dll, minta pasien/keluarga
memberikan tanda tangan pada buku pemulangan foto/USG dan meminta
keluarga untuk menandatangani resume keperawatan
10. Buatkan perjanjian untuk kontrol ke praktek dokter sesuai dengan jadwal yang
diminta oleh dokter yang merawat, bila pasien pulang pada hari libur/minggu,
catat pada buku ekspedisi pasien untuk dibuatkan perjanjian setelah hari libur.
11. Bayi diantar oleh perawat sampai di pintu utama/tengah RS royal progress atau
sampai naik kendaraan.
12. Hapus nama pasien pada papan nama pasien.
TATALAKSANA
B. PERANGKAT KERJA
- Berkas rekam medik
- Formulir pemeriksaan laboratorium/Radiologi
C. TATA LAKSANA
1. Dokter menjelaskan kepada pasien/keluarganya tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan
2. Dokter mengisi formulir pemeriksaan laboratorium
3. Perawat mencatat tentang pemeriksaan laboratorium yang akan diperiksa pada
catatan kegiatan harian
4. TPK menurunkan form permintaan pemeriksaan laboratorium
5. Petugas analis datang ke rawat inap untuk mengambil sample pemeriksaan
6. Petugas laboratorium menghubungi perawat dan memberitahukan hasil
pemeriksaan sudah selesai dan dapat diambil segera
7. Perawat/TPK mengambil hasil pemeriksaan ke laboratorium
8. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diterima dari bagian laboratorium
dimasukkan kedalam BRM pasien yang bersangkutan dan perawat melaporkan
hasil pemeriksaan kepada dokter penanggung jawab pasien
TATA LAKSANA
B. PERANGKAT KERJA
- Berkas rekam medik
- Formulir pemeriksaan laboratorium/radiologi
C. TATA LAKSANA
1. Dokter menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan
2. Dokter mengisi formulir permintaan pemeriksaan radiologi
3. Perawat mencata tentang pemeriksaan radiologi yang akan dilakukan pada catatan
kegiatan harian
4. Perawat menginformasikan ke bagian radiologi tentang permintaan pemeriksaan
radiologi
5. Perawat dan TPK membawa pasien ke bagian radiologi dengan menggunakan
inkubator sesuai kondisi bayi beserta form permintaan pemeriksaan radiologi
6. Untuk bayi dengan keadaan umum yang tidak memungkinkan maka petugas
radiologi dapat melakukan pemeriksaan di ruang bayi (bayi level 2)
7. Petugas radiologi menghubungi perawat dan memberitahukan hasil pemeriksaan
sudah selesai dan dapat diambil segera
8. Perawat / TPK mengambil hasil pemeriksaan ke bagian radiologi
9. Hasil pemeriksaan radiologi diterima dari bagian radiologi, dimasukan ke dalam
BRM pasien yang bersangkutan dan perawat melaporkan hasil pemeriksaan
kepada dokter penanggung jawab pasien.
BAB VI
A. DEFINISI
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman
B. TUJUAN
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatnya akutabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit royal progres
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan (KTD)
D. PROGRAM PENGAMANAN
a. Program pengamanan fasilitas dan peralatan
Sistem pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua peralatan
untuk pertolongan maternal dan perinatal anata lain : alat-alat listrik, gas medis
(O2), AC, saluran udara (ventilasi), peralatan anasthesi, alat-alat ini harus
dipelihara oleh teknisi yang terlatih. Bila mungkin pemeliharaan oleh ahli teknik
atau konsulan dari luar rumah sakit.
E. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga ruangan
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter
d. Mengobsevasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir pelaporan insiden
keselamatan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15-49 tahun terinfeksi
HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di negara-negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/AIDS terjadi akibat masuknya kasus
secara langsung kemasyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan
umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik,dll)
Tenaga kesehatan sebagai ijing tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
B. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
universal precaution
C. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
Indikator mutu yang digunakan di Rumah sakit royal progress dalam memberikan
pelayanan adalah :
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi semakin mennngkat dan tidak mengalami
perubahan berarti pada lima tahun terakhir. Keadaan ini akan meningkat bila tidak segera
diantisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal. Kasus kebidanan yang sifatn ya akut
dan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan
akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program pedoman pelayanan
obstetrik dan neonatal emergenci komperhensif (PONEK) dijadikan prioritas, yang terlihat
pada target upaya kesehatan perorangan (UKP) pada rencana strategi Departemen kesehatan
2005-2009.
Pada saat ini saesuai era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh dinas
kesehatan provinsi/kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi antara perencanaan
Departemen kesehatan RI pusat dan daerah yang menghasilkan suatu visi yang saling
memperkuat dalam penurunan angka kematian ibu(AKI) dan angka kematian bayi(AKB)