Anda di halaman 1dari 60

KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI

PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBSTETRI


TINDAKAN MEMPERSIAPKAN PERALATAN USG

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


MEMPERSIAPKAN PERALATAN USG OBSTETRI GINEKOLOGI

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan dan kelengkapan alat/instrumen yang diperlukan untuk


pemeriksaan USG OBGIN (lihat daftar alat/instrumen). Peralatan penting yang
harus ada pada saat pemeriksaan USG OBGIN adalah:

a. Sarung tangan sekali pakai dan perlengkapan untuk tindakan a dan


antiseptik.
b. Kain penutup tubuh dan alas bokong
c. Kursi ergonomik (bila memungkinkan), dan meja obstetri (atau tempat
tidur)
d. Mesin USG, transduser kurvilinier/transabdominal dan transvaginal,
jeli, printer, kertas thermal atau film polaroid, formulir laporan USG
Standar POGI, UPS (uniterrupted power supply), stabilisator, dan
komputer (bila memungkinkan).

2. Formulir daftar tilik (check list) kelengkapan peralatan USG.

3. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan kelengkapan peralatan USG.

PELAKSANAAN

1
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Lakukan pemeriksaan sistem listrik dan sarana penunjang peralatan USG dengan
mempergunakan formulir daftar tilik (misalnya apakah sambungan listrik ke
peralatan USG, printer atau komputer sudah berfungsi dengan baik).

Periksa kelengkapan dan uji fungsi peralatan USG memakai formulir daftar tilik,
misalnya layar monitor, unit utama (main unit), atau transduser (transduser
transabdominal) apakah dalam keadaan dan berfungsi dengan baik?.

Periksa peralatan pendukung USG memakai formulir daftar tilik, misalnya: sarung
tangan tidak steril (sekali pakai), kursi ergonomik (bila memungkinkan) untuk
dokter pemeriksa, printer (hitam putih dan atau berwarna), jeli, TV monitor khusus
bagi pasien (bila memungkinkan), dan komputer (bila memungkinkan).

Periksa tempat tidur (meja obstetri) dan kain penutup perut (diperlukan pada saat
dilakukan pemeriksaan USG).

Periksa kelengkapan formulir laporan USG Standar POGI dan alat tulis kantor
(ATK): jenis formulir, jumlah formulir, stempel nama dokter, alat tulis, dll.
Formulir laporan USG dan hasil pemeriksaan USG (rangkap tiga) dapat
dimasukkan dalam komputer atau disimpan secara biasa pada tempat yang aman.
Arsip harus disimpan dengan baik minimal selama lima tahun.

AKHIR TINDAKAN

Setelah semua peralatan USG dan sarana penunjangnya lengkap dan siap pakai,
lakukan pemeriksaan USG sesuai panduan pemeriksaan USG OBGIN.

Persiapan peralatan USG dan sarana pendukungnya selesai dilakukan.

DOKUMENTASI

Formulir daftar tilik ditandatangani oleh petugas yang bertanggung jawab (bidan
atau perawat) dalam mempersiapkan peralatan USG.

Formulir daftar tilik tersebut diletakkan di tempat tertentu yang mudah dilihat agar
tidak sulit bila mencarinya.

KEPUSTAKAAN

2
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
mempersiapkan peralatan USG, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri Ginekologi Dasar untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1,
PT. Sagung Seto, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH.

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013: Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.: Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.)
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo

3
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN PERSIAPAN RUANG PERIKSA USG

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


PERSIAPAN RUANG PERIKSA USG OBSTETRI GINEKOLOGI

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Formulir daftar tilik kelengkapan ruang periksa USG OBGIN.

2. Ruang periksa USG OBGIN.

3. Ruang tunggu pasien dan keluarga.

4. Kamar kecil (WC).

5. Tempat pakaian bersih (untuk pasien) dan gantungan baju. Bila


memungkinkan sediakan ruang khusus untuk pasien melepas pakaian dalam
atau berganti pakaian.

6. Tempat cuci tangan dengan air mengalir + sabun antiseptik + kertas tisue besar

7. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan persiapan ruang periksa USG.

PELAKSANAAN

4
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Ambil formulir daftar tilik ”Persiapan ruang periksa USG”. Periksa kebersihan,
kenyamanan, dan keamanan ruang periksa USG OBGIN.

Periksa tata letak peralatan USG dan peralatan penunjang lainnya. Peralatan USG
terletak di sisi kanan pasien. Kursi ergonomik (bila memungkinkan) diletakkan di
depan peralatan USG.

Periksa kelengkapan peralatan USG dan sarana pendukungnya.

Periksa tirai penutup untuk pasien saat dilakukan pemeriksaan USG.

Periksa tempat khusus pasien untuk berganti pakaian, pakaian khusus untuk
pemeriksaan USG (bila memungkinkan), gantungan baju, dan tempat bersih untuk
menaruh pakaian dalam pasien.

Periksa keadaan penyejuk udara (AC).

Periksa sarana pembuangan limbah dan sistem tatakelolanya.

Periksa keamanan dan kebersihan kamar kecil (WC). Sediakan kertas tisue dan
sabun cuci tangan yang cukup.

Periksa kebersihan, kenyamanan dan keamanan ruang tunggu.

Pastikan letak peralatan USG tidak dekat sumber cahaya langsung (matahari),
tidak dekat peralatan elektronik yang memancarkan gelombang elektromagnetik
(dapat mengganggu hasil pemeriksaan USG), tidak dekat pembangkit listrik
(generator), tidak dekat saluran pembuangan air, dan penempatan peralatan USG
tersebut tidak mengganggu keluar masuknya pasien (termasuk brankar atau kursi
roda).

Pencahayaan di tempat pemeriksaan USG tidak terlalu terang (dapat diatur).

AKHIR TINDAKAN

Setelah persiapan ruangan pemeriksaan selesai, lakukan pemeriksaan USG sesuai


panduan.

5
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Pemeriksaan selesai.

DOKUMENTASI

Formulir daftar tilik ditandatangani oleh petugas yang bertanggung jawab (bidan
atau perawat) dalam mempersiapkan ruang pemeriksaan USG.

Formulir diletakkan di tempat yang aman dan mudah ditemukan untuk diperiksa.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
mempersiapkan peralatan USG, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri Ginekologi Dasar untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1,
PT. Sagung Seto, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH.

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

6
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN USG GINEKOLOGI NORMAL

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG GINEKOLOGI NORMAL

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien: pasien menahan untuk tidak berkemih (USG


transabdominalis) atau berkemih sebelum menjalani pemeriksaan USG
transvaginal sehingga vesika urinaria kosong. Pada massa yang besar, asites
masif, atau tidak memerlukan pasien menahan BAK, maka pasien dapat
berkemih (lihat kondisi klinis saat pemeriksaan).

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting)
ginekologi atau abdomen atau vaginal, jumlah fokus dua buah, dan
pergunakan transduser transabdominal atau transvaginal.

4. Meja ginekologi telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja ginekologi dapat
memakai tempat tidur biasa yang dilengkapi bantal khusus untuk menyangga
bokong pasien (jelaskan hal ini kepada pasien).

5. Periksa identitas pasien, status pernikahan, diagnosis klinis, dan indikasi


pemeriksaan USG

7
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

6. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG ginekologi normal.

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling tentang indikasi, manfaat, akurasi, cara


pemeriksaan, harapan hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter mempersilakan pasien menuju tempat pemeriksaan USG dibantu oleh


bidan/perawat. Perawat atau bidan mengajak pasien menuju meja ginekologi atau
meja obstetri (tempat tidur).

Dokter pemeriksa mencuci tangan, kemudian memakai sarung tangan sekali


pakai.

USG Transabdominalis: tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, pasang


kertas tisue besar di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi pakaian
pasien (kertas tisue dipasang oleh bidan/perawat).

USG Transvaginalis: pasien melepas pakaian dalam dan meletakkan pakaian


tersebut ke tempat yang telah disediakan (dibantu oleh bidan/perawat).

Perawat/bidan mempersilakan pasien menuju meja obstetri atau meja ginekologi,


dan membantu pasien untuk posisi lithotomi. Bila memakai tempat tidur biasa
(meja obstetri), maka bagian bokong pasien disangga dengan bantal khusus. Bila
memakai meja ginekologi, bagian gluteus terletak di tepi meja ginekologi (hal ini
penting saat melakukan insersi dan manipulasi transduser vaginal agar pasien
merasa nyaman).

USG TRANSVAGINAL

Bidan/perawat mengambil satu buah kondom baru, perlihatkan kepada pasien.

Letakkan sedikit jeli USG pada permukaan transduser.

Pasangkan kondom pada transduser, perhatikan, jangan sampai ada udara diantara
kondom dan permukaan transduser. Udara akan mengganggu penjalaran

8
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

gelombang suara sehingga tampilan gambar USG tidak optimal. Jangan


menyentuh dengan tangan tepi atas transduser yang sudah dilapisi oleh kondom.

Letakkan jeli USG secukupnya pada permukaan kondom.

Masukkan transduser ke dalam introitus vagina. Posisi transduser harus


longitudinal, dengan petunjuk arah pada posisi jam 12. Setelah transduser
melewati introitus vagina, arah transduser tersebut menuju forniks posterior (pada
uterus retrofleksi) atau ke forniks anterior (pada uterus antefleksi). Arah masuk
trasnduser sesuai dengan sumbu Carrus.

Selama proses memasukkan transduser, mata pemeriksa memerhatikan layar


monitor (keadaan uterus dan sekitarnya) dan reaksi pasien (bila kesakitan,
hentikan pemeriksaan). Perhatikan uterus sebagai petunjuk arah dan orientasi
organ pelvik.

Lakukan eksplorasi ronga pelvik, uterus dan adneksa (dari arah kanan ke kiri).

Putar transduser 90 derajat sehingga menjadi posisi transversal, kemudian gerakan


menuju sisi kanan pasien (penunjuk arah transduser terletak pada jam 9). Jangan
memutar ke arah kiri pasien karena akan mengacaukan orientasi pemeriksaan
(misalnya, ovarium kiri jadi tampak pada sisi kanan layar monitor).

Lakukan eksplorasi rongga pelvik, uterus, dan adneksa (dari arah anterior ke
posterior) melalui potongan transversal. Perhatikan juga apa yang terdapat di
kavum Retzii dan kavum Douglas.

Lakukan pemeriksaan uterus dan adneksa: antefleksi (fundus uteri mendekati


vesica urinaria) atau retrofleksi (fundus uteri menjauhi vesica urinaria), kedua
ovarium, dan apakah ada lesi patologi?

Pemeriksaan uterus: arah, ukuran tiga bidang potong (longitudinal, antero-


posterior, dan transversal), ekhogenitas miometrium, perbandingan nisbah
korpus dan serviks uteri (normal 2:1). Bila bagian serviks uteri kurang jelas, tarik
sedikit transduser menjauhi serviks uteri.

Pemeriksaan kavum uteri dan endometrium: tampilan endometrium (sesuai


fase haid, periovulasi, atau sekresi), ukur tebal endometrium (pada potongan
longitudinal uterus) atau ketebalan endometrium satu sisi (pada pemeriksaan
sonohisterografi) atau dua sisi (pada pemeriksaan biasa), kemudian ukur
diameter antero-posterior dan transversal kavum uteri sehingga diperoleh volume
kavum uteri/endometrium.

9
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Pemeriksaan adneksa kanan: ovarium (ukuran tiga bidang, jumlah, ukuran, dan
letak folikel), tuba (umumnya tidak dapat dilihat), massa, cairan bebas, dan nyeri
tekan atau nyeri goyang. Volume ovarium normal <20 ml.

Pemeriksaan adneksa kiri: ovarium (ukuran tiga bidang, jumlah, ukuran, dan
letak folikel), tuba (umumnya tidak dapat dilihat), massa, cairan bebas, dan nyeri
tekan atau nyeri goyang. Volume ovarium normal <20 ml.

Pemeriksaan kemungkinan patologi jinak genitalia interna (lihat panduan


pemeriksaan) misalnya kista fisiologis, ovarium polikistik, kista endometriosis,
kista dermoid, mioma uteri, adenomiosis uteri, hiperplasia endometrium, dll.

Pemeriksaan kavum Douglas, dan kavum Retzii: cairan bebas, massa dan nyeri
pada saat ditekan.

Pemeriksaan selesai.

Dokter menekan tombol ”Freeze” untuk menghentikan proses kerja komputer. Hal
ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem komputer yang
terus bekerja.

USG Transvaginal: tarik keluar transduser, lepaskan kondom dan masukkan ke


dalam larutan antiseptik, misalnya larutan klorin 0,5%.

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG ginekologi telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan
membersihkan daerah perut atau daerah vulva.

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan membantu merapihkan pakaian pasien.

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, bersihkan transduser (oleh


paramedis) agar siap pakai.

Prosedur pencegahan infeksi universal: tatakelola limbah medis

10
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Pasien dipersilakan untuk merapihkan pakaiannya dan selanjutnya kembali ke


ruang konsultasi

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG Standar POGI secara tertulis. Laporan dilengkapi
dengan beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu
memberikan data yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog USG dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
USG trimester 1 (transabdominal), Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1, PT.
Sagung Seto, Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

11
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN USG BIOMETRI DASAR

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG BIOMETRI DASAR

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien: kosongkan vesica urinaria agar pasien merasa nyaman saat
diperiksa.

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting)
obstetri, jumlah fokus dua buah, transduser transabdominal (sesuai Standar
POGI).

4. Meja obstetri telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja obstetri dapat memakai
meja ginekologi.

5. Periksa identitas pasien dan indikasi pemeriksaan USG.

6. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG biometri dasar.

PELAKSANAAN

12
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Lakukan pemeriksaan fisik diagnostik obstetri sebelum pemeriksaan USG:


inspeksi, palpasi, periksa luar, Leopold, dan DJJ. Hasil pemeriksaan tsb
dikorelasikan dengan usia gestasi berdasarkan pemeriksaan USG biometri.

Tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, pasang kertas tisue besar di bagian
atas dan bawah abdomen untuk melindungi pakaian pasien.

Letakkan jeli secukupnya pada permukaan perut pasien.

Lakukan eksplorasi ronga pelvik dan abdomen secara sistematis (lihat buku
acuan). Hal ini penting untuk deteksi adanya kehamilan abdominal lanjut dan
patologi di rongga abdomen dan pelvik.

Tentukan letak, posisi dan presentasi janin, letak plasenta, dan volume cairan
amnion.

Lakukan pemeriksaan biometri dasar: BPD, HC, AC, FL, dan EFW.

Cara memeriksa BPD (biparietal diameter):

1. Cari kepala janin, kemudian identifikasi bagian anterior-posterior dan kanan-


kiri kepala.

2. Letakkan posisi transduser sedikit di atas telinga janin, sejajar basis cranii,
untuk membuat potongan tranversal kepala janin.

3. Tampak gambaran tulang kranium kepala janin secara utuh (berbentuk


elipsoid).

4. Tampak falx cerebri membagi cerebrum simetris kiri dan kanan, cavum septum
pellucidum (CSP) terletak di daerah sepertiga anterior kepala, ventrikel tiga,
ventrikel lateral, dan thalamus (terletak di daerah sepertiga posterior kepala)
dengan bagian seperti kepala anak panah yang mengarah ke bagian posterior
kepala.

5. Tidak boleh tampak gambaran serebellum dan orbita mata.

6. Ukur BPD dari outer to inner (sesuaikan tabel biometri yang dipergunakan,
yaitu Hadlock 1984).

7. Cocokan hasil pengukuran BPD dengan tabel referensi yang sesuai.

Cara memeriksa HC (head circumference):

13
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

1. Tatacara sama seperti pemeriksaan BPD.

2. Ukur dari outer to outer (sesuaikan tabel biometri yang dipergunakan, yaitu
Hadlock 1984).

3. Cocokkan hasil pengukuran HC dengan tabel referensi yang sesuai.

Cara ukur AC (abdominal circumference) :

1. Cari vertebra hingga tampak gambaran longitudinal daerah thoraks dan


abdomen serta jantung (tampak berdenyut).

2. Putar transduser 90 derajat sampai tampak lingkar perut (AC) yang hampir
bundar.

3. Syarat gambaran AC yang benar: potongan transversal perut sebundar


mungkin, serta tampak gambaran vertebra, gaster, dan vena porta.

4. Tidak boleh tampak gambaran insersi vena umbilicalis dan ginjal.

5. Ukur dari sisi luar dinding abdomen (outer to outer) kemudian sesuaikan
dengan tabel biometri yang dipergunakan, yaitu Hadlock 1984.

Cara ukur FL (femur length) :

1. Ikuti vertebra hingga daerah panggul, tampak vesika urinaria dan bonggol
femur.

2. Putar transduser secara perlahan-lahan sehingga bonggol femur menjadi


memanjang.

3. Tampilkan seluruh panjang femur, upayakan pada posisi horizontal agar


ketepatan pengukuran FL dapat diandalkan.

4. Ukur panjang tulang femur tanpa mengikutsertakan epifisis Ukur dari tepi luar
tulang ke tepi luar tulang atau dari diaphisis ke diaphisis. Kaliper diletakan
pada bagian tengah lebar tulang femur.

5. Cocokkan hasil pengukuran FL dengan tabel biometri yang dipergunakan,


yaitu Hadlock 1984.

Cara ukur EFW (estimation of the fetal weight) :

1. Pakai metoda dari satu peneliti yang mencakup ke lima parameter biometri
dasar (yaitu Hadlock 1984, sesuai Standar POGI). Jangan memakai data dari
berbagai peneliti karena hasilnya dapat menyimpang jauh dari kenyataan.

2. Cocokkan hasil pengukuran biometri dengan tabel normogram yang


dipergunakan (Tabel biometri janin Hadlock 1984).

14
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

3. EFW atau taksiran berat janin (TBJ) diperhitungkan berdasar data ukuran BPD
dan AC dengan simpang baku 10 – 15% (presentasi kepala), 15 – 20%
(presentasi bokong), dan 20 – 25% (letak lintang).

4. Penentuan usia gestasi memakai parameter HC dan atau BPD.

5. Pemeriksaan selesai.

Tekan tombol freeze dan kembalikan peralatan USG ke tempat semula. Posisi
freeze ini penting untuk mencegah kerusakan peralatan USG akibat sistem
komputer yang terus bekerja pada saat tidak sedang dilakukan pemeriksaan USG.

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, bersihkan transduser (oleh


paramedis) agar siap pakai kembali.

Lakukan prosedur pencegahan infeksi universal: tatakelola limbah medis.

Pasien dipersilakan untuk berkemih (bila ingin) dan selanjutnya kembali ke ruang
konsultasi.

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG secara tertulis (sesuai Standar POGI). Laporan
dilengkapi dengan beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu
memberikan data yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data pada bukulog dan portfolio USG.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
Pemeriksaan USG biometri dasar, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1, PT.
Sagung Seto, Jakarta, 2016.

15
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar


untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

16
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN USG TRIMESTER 1 (TRANSABDOMINAL)

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG TRIMESTER 1 TRANSABDOMINAL

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien (pasien): pasien menahan tidak berkemih agar vesica


urinaria terisi cukup penuh (pasien masih merasa nyaman saat diperiksa).

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting,
sesuai Standar POGI) obstetri, jumlah fokus dua buah, dan memakai
transduser transabdominal.

4. Meja obstetri (tempat tidur) telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja obstetri
dapat memakai meja ginekologi.

5. Periksa identitas pasien, status pernikahan, dan indikasi pemeriksaan USG

6. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG transabdominal.

PELAKSANAAN

17
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling tentang indikasi, prosedur, harapan hasil dan tindak
lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter mempersilakan pasien menuju tempat pemeriksaan USG dibantu oleh


bidan/perawat.

Dokter pemeriksa mencuci tangan, kemudian memakai sarung tangan sekali


pakai.

Tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, kemudian lakukan periksa luar
abdomen untuk mencari tanda-tanda adanya massa, perlekatan, atau jaringan
parut.

Pasang kertas tisue besar di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi
pakaian pasien (dilakukan oleh bidan/perawat).

Letakkan jeli USG secukupnya pada permukaan perut pasien.

Lakukan eksplorasi rongga pelvik dan abdomen dengan USG secara sistematis:
mulai dari supra simfisis menuju prosesus xyphoideus, kemudian ke lateral kanan
menuju daerah abdomen kanan bawah, dan selanjutnya pindahkan transduser ke
rongga abdomen lateral kiri bawah menuju ke rongga perut bagian kiri atas.
Selama menggeser transduser, mata pemeriksa mengamati layar monitor. Posisi
transduser harus transversal dan tegak lurus lantai, hal ini penting dalam
mencegah terlihatnya satu struktur pada sudut yang berbeda. Jangan menekan
dinding abdomen dengan berlebihan, lakukan pemeriksaan secara ”gentle”.
Eksplorasi ini penting untuk deteksi adanya kehamilan abdominal lanjut dan
patologi di rongga abdomen dan pelvik.

Lakukan pemeriksaan uterus, adneksa, dan rongga pelvik: antefleksi atau


retrofleksi, apakah ada mioma uteri, adenomiosis uteri, atau lesi patologi lain?
Selanjutnya evaluasi kedua ovarium, ukuran, bentuk, letak, folikel, dan apakah
ada lesi patologi? evaluasi keadaan kantong gestasi, cairan bebas atau massa di
kavum Douglas dan atau Retzii.

Lakukan pemeriksaan embrio dan yolk sac: struktur normal dan kecurigaan
adanya patologi.

Lakukan pemeriksaan biometri: CRL dan kantong gestasi.

18
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Lakukan pemeriksaan untuk deteksi tanda kehidupan (denyut jantung janin):


frekuensi, keteraturan, dan buat gambar M-mode atau Doppler.

Lakukan pemeriksaan untuk evaluasi kehamilan ganda: sekat amnion, tanda


lambda, tanda T, monozigot atau dizigot, jumlah janin, jumlah yolk sac, DJJ, dan
kemungkinan adanya patologi kehamilan.

Pemeriksaan kemungkinan patologi trimester 1, misalnya mola hidatidosa,


perdarahan subkhorionik, kematian mudigah, kehamilan ganda, panjang cervix,
kelainan bawaan uterus, dll.

Pemeriksaan USG dasar trimester 1 selesai.

Dokter menekan tombol freeze untuk menghentikan kerja komputer USG. Hal ini
penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem komputer yang terus
bekerja.

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan membersihkan
perut pasien

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan membersihkan dinding abdomen pasien dan membantu


merapihkan pakaian pasien.

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, kemudian bersihkan jeli USG yang
ada pada transduser (oleh paramedis) agar siap pakai kembali.

Prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis sesuai


prosedur yang berlaku.

Pasien dipersilakan untuk berkemih dan selanjutnya kembali ke ruang konsultasi

DOKUMENTASI

19
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Dokter membuat laporan USG secara tertulis. Laporan dilengkapi dengan


beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu memberikan data
yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
USG trimester 1 (transabdominal), Draft 1, 2013.
3. Endjun JJE. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1,
PT. Sagung Seto, Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH:

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG (K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

20
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN PEMERIKSAAN USG TRIMESTER 2

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG TRIMESTER 2

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien (pasien): kosongkan vesica urinaria agar pasien merasa


nyaman saat diperiksa.

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting,
sesuai Standar POGI) obstetri, jumlah fokus dua buah, dan transduser
transabdominal.

4. Meja obstetri (tempat tidur) telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja obstetri
dapat memakai meja ginekologi. Dilengkapi dengan bantal khusus dan kain
penutup tubuh.

5. Periksa identitas pasien, status obstetri, HPHT, usia gestasi, dan indikasi
pemeriksaan USG

6. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG trimester 2 (lihat buku
Acuan).

21
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling tentang indikasi, manfaat, akurasi, cara


pemeriksaan, harapan hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter mempersilakan pasien menuju tempat pemeriksaan USG dibantu oleh


bidan/perawat.

Dokter pemeriksa melakukan cuci tangan, kemudian menuju tempat pemeriksaan


USG. Bila memungkinkan pemeriksa memakai sarung tangan sekali pakai.

Tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, lakukan pemeriksaan Leopold.

Pasang kertas tisue besar di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi
pakaian pasien (dipasang oleh bidan/perawat).

Letakkan jeli USG secukupnya pada permukaan perut pasien.

Lakukan eksplorasi seluruh rongga pelvik dan abdomen dengan USG secara
sistematis (lihat buku acuan). Hal ini penting untuk deteksi adanya kehamilan
abdominal lanjut dan patologi di rongga abdomen dan pelvik.

JANIN: Periksa tanda kehidupan, jumlah, letak, posisi, dan presentasi janin.

PLASENTA: Periksa tempat implantasi (terutama tepi bawah plasenta) dan


derajat maturasi plasenta. Bila terdapat plasenta praevia dan dicurigai adanya
plasenta akreta, rujuk pasien kepada SpOG dengan kompetensi USG tingkat
madia/lanjut.

AMNION: Tentukan volume cairan amnion: bisa berdasarkan data obyektif:


indeks satu kantong terdalam (normal 2 – 8 cm) atau indeks 4 kantong (metoda
Phelan : normal 10 – 25 cm). Pada kehamilan ganda, tentukan ada tidaknya sekat
amnion, kemudian tentukan volume amnion berdasarkan indeks satu kantong
terdalam. Standar POGI dalam penentuan volume cairan amnion memakai indeks
satu kantong terdalam (MVP: maximum vertical pocket)

22
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

UMBILIKUS: Lakukan pemeriksaan umbilicus, periksa adanya 2 arteri dan 1


vena, insersi umbilicus pada janin dan plasenta, dan adanya patologi single
umbilical artery (SUA).

BIOMETRI: Lakukan pemeriksaan biometri dasar yaitu BPD, HC, AC, FL, dan
EFW (lihat buku Acuan).

JANTUNG: Tentukan letak (situs), sumbu (aksis), apeks, 4 rongga (4 chamber


view), dan denyut jantung normal (memakai metoda M-mode). Pemeriksaan USG
dasar tentang jantung lihat buku Acuan. Bila memungkinkan lakukan
pemeriksaan 3VV, LVOT dan RVOT.

PENAPISAN ANOMALI: Lakukan pemeriksaan morfologi janin normal (dari


kepala hingga kaki), lihat Buku Acuan pemeriksaan masing-masing organ janin.
Lakukan skrining pada kehamilan 18 – 22 minggu (optimal pada 20 – 22
minggu).

ADNEKSA DAN RONGGA PELVIK: Lakukan pemeriksaan uterus, adneksa,


kavum Retzii dan kavum Douglas.

AKTIVITAS JANIN: Lakukan penilaian aktivitas janin misalnya gerak tubuh,


gerak ekstremitas, gerak nafas, membuka dan menutup mulut, dll. Aktivitas janin
harus dituliskan pada laporan USG OBGIN Standar POGI.

LAIN-LAIN: Bila memungkinkan, lakukan penentuan jenis kelamin, hati-hati


dalam menyampaikan pada pasien dan keluarganya (kemungkinan kesalahan
diagnosis sekitar 3%). Pemeriksaan USG trimester 2 selesai.

Dokter menekan tombol freeze agar sistem komputer berhenti bekerja sementara.
Hal ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem komputer yang
terus bekerja.

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan membersihkan
perut pasien

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

23
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Perawat/bidan membersihkan dinding abdomen pasien dan merapihkan pakaian


pasien.

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, kemudian bersihkan transduser


(oleh paramedis) agar siap pakai kembali.

Lakukan prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis


sesuai prosedur.

Pasien dipersilakan untuk berkemih (bila ingin) dan selanjutnya kembali ke ruang
konsultasi

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG Standar POGI secara tertulis. Laporan dilengkapi
dengan beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu
memberikan data yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
Pemeriksaan USG trimester 2, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1, PT.
Sagung Seto, Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

24
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

25
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN PEMERIKSAAN USG TRIMESTER 3

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG TRIMESTER 3

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien (pasien): kosongkan vesica urinaria agar pasien merasa


nyaman saat diperiksa.

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting,
sesuai Standar POGI) obstetri, jumlah fokus dua buah, dan transduser
transabdominal.

4. Meja obstetri (tempat tidur) telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja obstetri
dapat memakai meja ginekologi. Dilengkapi dengan bantal khusus, kertas tisue
besar, dan kain penutup tubuh.

5. Periksa identitas pasien, status obstetri, HPHT, usia gestasi, dan indikasi
pemeriksaan USG

6. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG trimester 3.

26
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling tentang indikasi, manfaat, akurasi, cara


pemeriksaan, harapan hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter mempersilakan pasien menuju tempat pemeriksaan USG dibantu oleh


bidan/perawat.

Dokter pemeriksa melakukan cuci tangan, kemudian menuju tempat pemeriksaan


USG. Bila memungkinkan pemeriksa memakai sarung tangan sekali pakai.

Tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, lakukan pemeriksaan Leopold.

Pasang kertas tisue besar di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi
pakaian pasien (dipasang oleh bidan/perawat).

Letakkan jeli USG secukupnya pada permukaan perut pasien.

Lakukan eksplorasi seluruh rongga pelvik dan abdomen dengan USG secara
sistematis (lihat buku acuan). Hal ini penting untuk deteksi adanya kehamilan
abdominal lanjut dan patologi di rongga abdomen dan pelvik.

JANIN: Periksa jumlah, letak, posisi, presentasi, dan tanda kehidupan janin.

PLASENTA: Periksa tempat implantasi (terutama tepi bawah plasenta) dan


derajat maturasi plasenta. Bila terdapat plasenta praevia dan dicurigai adanya
plasenta akreta, rujuk pasien kepada SpOG dengan kompetensi USG tingkat
madya/lanjut.

AMNION: Tentukan volume cairan amnion: bisa berdasarkan data obyektif :


indeks satu kantong terdalam (normal 2 – 8 cm) atau indeks 4 kantong (metoda
Phelan : normal 10 – 25 cm). Pada kehamilan ganda, tentukan ada tidaknya sekat
amnion dan tentukan volume cairan amnion berdasarkan indeks satu kantong
terdalam. Penilaian volume amnion Standar POGI memakai metoda indeks satu
kantong terdalam (MVP: maximum vertical pocket).

UMBILIKUS: Lakukan pemeriksaan umbilicus, periksa adanya 2 arteri dan 1


vena, insersi pada janin dan plasenta, dan adanya patologi single umbilical artery

27
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

(SUA). Bila dicurigai adanya insufisiensi uteroplasenta, misal suspek PJT, hamil
41 minggu, atau DM gestasional, lakukan pemeriksaan Doppler A. Uterina, A.
Umbilikalis, dan A. Cerebri Media (R dan PI). Lakukan penilaian cerebro-
placental index untuk deteksi adanya brain sparing effect.

BIOMETRI: Lakukan pemeriksaan biometri dasar yaitu BPD, HC, AC, FL, dan
EFW (lihat buku Acuan).

JANTUNG: Tentukan letak (situs), sumbu (aksis), apeks, 4 rongga (4 chamber


view), dan denyut jantung normal. Pemeriksaan USG dasar tentang jantung lihat
buku Acuan. Bila memungkinkan lakukan pemeriksaan 3VV, LVOT dan RVOT.

PENAPISAN ANOMALI: Lakukan pemeriksaan morfologi janin normal (dari


kepala hingga kaki), lihat Buku Acuan pemeriksaan masing-masing organ janin.
Lakukan skrining pada kehamilan 18 – 22 minggu (optimum pada kehamilan 20
– 22 minggu)..

ADNEKSA DAN RONGGA PELVIK: Lakukan pemeriksaan uterus, adneksa,


kavum Retzii dan kavum Douglas.

AKTIVITAS JANIN: Lakukan penilaian aktivitas janin misalnya gerak tubuh,


gerak ekstremitas, gerak nafas, membuka dan menutup mulut, dll. Aktivitas janin
harus dituliskan pada laporan USG OBGIN Standar POGI.

LAIN-LAIN: Bila memungkinkan, lakukan penentuan jenis kelamin, hati-hati


dalam menyampaikan pada pasien dan keluarganya (kemungkinan kesalahan
diagnosis sekitar 3%). Pemeriksaan USG trimester 3 selesai.

Dokter menekan tombol freeze agar sistem komputer berhenti bekerja sementara.
Hal ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem komputer yang
terus bekerja.

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan membersihkan
perut pasien.

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan membersihkan dinding abdomen pasien dan merapihkan pakaian


pasien.

28
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, bersihkan transduser (oleh


paramedis) agar siap pakai kembali.

Lakukan prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis


sesuai prosedur.

Pasien dipersilakan untuk berkemih (bila ingin) dan selanjutnya kembali ke ruang
konsultasi

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG Standar POGI secara tertulis. Laporan dilengkapi
dengan beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu
memberikan data yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
Pemeriksaan USG trimester 3, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJE. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1,
PT. Sagung Seto, Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

29
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

30
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN USG TRIMESTER 1 (TRANSVAGINAL)

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG TRIMESTER 1 TRANSVAGINAL

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien: pasien berkemih sebelum menjalani pemeriksaan USG


transvaginal sehingga vesika urinaria kosong.

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting,
sesuai Standar POGI) obstetri, jumlah fokus dua buah, dan transduser
transvaginal.

4. Sediakan bantal khusus, kain bersih untuk penutup tubuh bagian bawah, kertas
tisue besar, dan underpad untuk pasien dengan perdarahan.

5. Meja ginekologi telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja ginekologi dapat
memakai tempat tidur biasa yang dilengkapi bantal khusus untuk menyangga
bokong pasien.

6. Periksa identitas pasien, status pernikahan, status obstetri, HPHT (hari pertama
haid terakhir), dan indikasi pemeriksaan USG

31
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

7. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG transvaginal secara


sistematis dan lege artis.

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling tentang indikasi, cara pemeriksaan, harapan hasil


dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter mempersilakan pasien menuju tempat pemeriksaan USG dibantu oleh


bidan/perawat. Perawat atau bidan mengajak pasien menuju meja ginekologi.

Dokter pemeriksa melakukan cuci tangan, kemudian memakai sarung tangan


sekali pakai.

Pasien melepas pakaian dalam dan meletakkan pakaian tersebut ke tempat yang
telah disediakan (dibantu oleh bidan/perawat).

Perawat/bidan mempersilakan pasien menuju meja ginekologi dan membantu


pasien untuk posisi lithotomi. Bagian gluteus terletak di tepi meja ginekologi
(penting saat melakukan insersi dan manipulasi transduser).

Dokter meminta izin untuk melakukan periksa dalam. Pada saat pemeriksaan,
dokter harus didampingi oleh Bidan atau Perawat wanita.

Dokter melakukan periksa dalam (colok vagina) untuk melakukan penilaian klinis
organ genitalia interna. Bila masih nona atau ada indikasi kontra colok vagina,
maka lakukan pemeriksaan colok rektal. Pemeriksaan klinis ini harus dilakukan
untuk meningkatkan akurasi diagnostik USG.

Bidan/perawat mengambil satu buah kondom baru, perlihatkan kepada pasien.

Letakan sedikit jeli USG pada permukaan transduser.

Pasangkan kondom pada transduser, perhatikan, jangan sampai ada udara diantara
kondom dan permukaan transduser. Udara akan mengganggu penjalaran
gelombang suara sehingga tampilan gambar USG tidak optimal.

32
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Letakan jeli USG pada permukaan kondom.

Masukkan transduser ke dalam introitus vagina. Posisi transduser harus


longitudinal, dengan petunjuk arah pada transduser pada posisi jam 12. Setelah
transduser melewati introitus vagina, arah transduser tersebut menuju forniks
posterior (pada uterus retrofleksi) dan menuju forniks anterior (pada uterus
antefleksi). Arah masuk transduser harus sesuai dengan sumbu Carrus. Sudut arah
transduser saat melalui vagina sekitar 30 – 45 derajat, lakukan dengan gentle.

Selama proses memasukkan transduser, mata pemeriksa memerhatikan layar


monitor dan reaksi pasien (bila kesakitan, hentikan pemeriksaan).

Lakukan eksplorasi ronga pelvik, uterus dan adneksa (dari arah kanan ke kiri)

Putar transduser 90 derajat sehingga posisinya menjadi transversal, kemudian


gerakan transduser menuju sisi kanan pasien (penunjuk arah transduser terletak
pada jam 9). Jangan memutar ke arah kiri karena akan mengacaukan orientasi
pemeriksaan.

Lakukan eksplorasi rongga pelvik, uterus, dan adneksa (dari arah anterior ke
posterior)

Lakukan pemeriksaan embrio dan yolk sac: struktur normal dan kecurigaan
adanya patologi. Misalnya pada kehamilan 10 – 14 minggu, dapat dilakukan
pemeriksaan NT

Lakukan pemeriksaan biometri: CRL dan kantong gestasi. Jika kehamilan ≥ 12


minggu dapat dilakukan pengukuran BPD, HC, AC dan FL.

Lakukan pemeriksaan untuk deteksi tanda kehidupan (denyut jantung janin) :


frekuensi, keteraturan, dan buat gambar M-mode atau Doppler. Pemeriksaan
Doppler pada trimester pertama tidak boleh dilakukan kecuali ada indikasi medis
yang kuat, misalnya ada kecurigaan kematian mudigah.

Lakukan pemeriksaan untuk evaluasi kehamilan ganda: sekat amnion, tanda


lamda atau tanda T, monozigot atau dizigot, jumlah janin, kembar Siam, yolk sac
(jumlah, bentuk, dan ukuran), DJJ, dan kemungkinan adanya patologi kehamilan.

Pemeriksaan kemungkinan patologi trimester 1, misalnya mola hidatidosa,


perdarahan subkhorionik, kematian mudigah, kehamilan ganda, kelainan bawaan
uterus, dll.

33
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Lakukan pemeriksaan uterus, adneksa, dan rongga pelvik: antefleksi atau


retrofleksi, apakah ada mioma uteri, adenomiosis uteri, atau lesi patologi lain?.
Selanjutnya evaluasi kedua ovarium, ukuran, bentuk, letak, folikel, dan apakah
ada lesi patologi?, evaluasi keadaan kantong gestasi, cairan bebas atau massa
di kavum Douglas dan atau Retzii.

Pemeriksaan USG Dasar trimester 1 selesai.

Dokter menekan tombol freeze untuk menghentikan sementara kerja sistem


komputer. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem
komputer yang terus bekerja.

Tarik keluar transduser, lepaskan kondom dan masukkan ke dalam larutan


antiseptik, misalnya larutan klorin 0,5%

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan membersihkan
daerah vulva.

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan merapihkan pakaian pasien.

Catatan: jika usia kehamilan ≥ 12 minggu, dapat dipertimbangkan penggunaan


transduser transabdominalis.

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, kemudian bersihkan transduser


(oleh paramedis) agar siap pakai kembali.

Prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis sesuai


prosedur.

Pasien dipersilakan untuk merapihkan pakaiannya dan selanjutnya kembali ke


ruang konsultasi

DOKUMENTASI

34
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Dokter membuat laporan USG secara tertulis. Laporan dilengkapi dengan


beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu memberikan data
yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua,
Balai Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
USG trimester 1 transvaginal, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1,
PT. Sagung Seto, Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

35
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN PEMERIKSAAN INTRA PARTUM

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG INTRAPARTUM

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien (pasien): kosongkan vesica urinaria agar pasien merasa


nyaman saat diperiksa (bila perlu).

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting,
sesuai Standar POGI) obstetri, jumlah fokus dua buah, dan transduser
transabdominal.

4. Sediakan kain penutup tubuh pasien dan kertas tisue besar.

5. Meja obstetri (tempat tidur) telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja obstetri
dapat memakai meja ginekologi.

6. Periksa identitas pasien, riwayat obstetri ginekologi, HPHT, usia gestasi, kala
persalinan dan indikasi pemeriksaan USG

36
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

7. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG intrapartum.

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling secara cepat tentang indikasi, cara pemeriksaan,


harapan hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter pemeriksa melakukan cuci tangan, kemudian memakai sarung tangan


sekali pakai.

Tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, pasang kertas tisue besar di bagian
atas dan bawah abdomen untuk melindungi pakaian pasien (dilakukan oleh
bidan/perawat).

Letakkan jeli USG secukupnya pada permukaan perut pasien.

Lakukan eksplorasi rongga pelvik dan abdomen dengan USG secara cepat dan
sistematis (lihat buku acuan). Hal ini penting untuk deteksi adanya kehamilan
abdominal lanjut dan patologi di rongga abdomen dan pelvik.

JANIN: Periksa jumlah, letak, posisi, dan presentasi janin. Bila bagian terendah
janin sudah masuk pintu atas panggul, lakukan pemeriksaan USG secara
bimanual atau USG transvaginal. Pemeriksaan pada persalinan lebih sulit karena
kondisi inpartu dan harus cepat dilakukan tetapi tetap dengan akurasi diagnostik
yang tinggi.

PLASENTA: Periksa tempat implantasi (terutama tepi bawah plasenta) dan


derajat maturasi plasenta. Bila dicurigai (suspek) solusio plasentae, plasenta
praevia atau plasenta akreta, konsultasikan pasien kepada SpOG dengan
kompetensi USG OBGIN tingkat madia/lanjut (sistem tatalaksana Internal RS).
Bila fasilitas pelayanan kesehatan tidak memungkinkan menangani kasus
tersebut, segera rujuk ke RS dengan fasilitas yang lebih baik.

AMNION: Tentukan volume cairan amnion: berdasarkan data subyektif atau


obyektif satu kantong terdalam sesuai Standar POGI (MVP: maximum vertical
pocket).

37
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

UMBILICUS: Lakukan pemeriksaan umbilicus: periksa adanya 2 arteri dan 1


vena, insersi pada janin dan plasenta, dan adanya patologi single umbilical artery
(SUA).

BIOMETRI DASAR: Lakukan pemeriksaan biometri dasar: BPD, HC, AC, FL,
dan EFW (lihat buku Acuan).

JANTUNG: Tentukan letak (situs), sumbu (aksis), apeks, 4 rongga (4 chamber


view), dan denyut jantung dengan M-mode (normal atau abnormal?). Panduan
pemeriksaan USG dasar tentang jantung lihat buku Acuan. Bila memungkinkan
lakukan pemeriksaan 3VV, LVOT dan RVOT.

PENAPISAN ANOMALI KONGENITAL: Lakukan pemeriksaan morfologi


janin normal (dari kepala hingga kaki), lihat Buku Acuan pemeriksaan masing-
masing organ janin.

GENITALIA INTERNA: Lakukan pemeriksaan uterus, adneksa, kavum Retzii


dan kavum Douglas.

AKTIVITAS JANIN: Lakukan penilaian aktivitas janin: gerak tubuh, gerak


ekstremitas, gerak nafas, membuka dan menutup mulut, dll. Pemeriksaan USG
intrapartum selesai. Aktivitas janin harus dituliskan pada laporan USG OBGIN
Standar POGI.

Dokter menekan tombol freeze untuk menghentikan sementara kerja sistem


komputer USG. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem
komputer yang terus bekerja.

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan membersihkan
perut pasien

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


tempat pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan membersihkan dinding abdomen pasien dan merapihkan pakaian


pasien.

AKHIR TINDAKAN

38
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, bersihkan transduser (oleh


paramedis) agar siap pakai kembali.

Lakukan prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis


sesuai prosedur.

Pada kasus kedaruratan medik (misalnya ruptura uteri dengan perdarahan), segera
atasi masalah kedaruratannya, dan lakukan tindakan pertolongan sesuai panduan
yang berlaku di RS tersebut.

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG secara tertulis. Laporan dilengkapi dengan


beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu memberikan data
yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
mempersiapkan peralatan USG, Draft 1, 2013.
3. USG Obstetri Ginekologi Dasar untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1, PT. Sagung
Seto, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).

39
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.


3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

40
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN USG POSPARTUM

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG POSPARTUM

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan klien (pasien): posisi tidur telentang, setengah duduk atau lithotomi
(tergantung kondisi pasien)

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting,
sesuai Standar POGI) obstetri, jumlah fokus dua buah, dan transduser
transabdominal.

4. Meja obstetri (tempat tidur) telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja obstetri
dapat memakai meja ginekologi.

5. Periksa identitas pasien, riwayat obstetri dan ginekologi, riwayat persalinan,


keadaan umum, dan indikasi pemeriksaan USG

6. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG transabdominal dan atau
transvaginal.

41
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling secara cepat tentang indikasi, cara pemeriksaan,


harapan hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter pemeriksa melakukan cuci tangan, kemudian memakai sarung tangan


sekali pakai.

Lakukan periksa luar: inspeksi, palpasi dinding abdomen, dan cari tanda-tanda
rangsangan peritoneum (tanda akut abdomen).

Tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, pasang kertas tisue besar di bagian
atas dan bawah abdomen untuk melindungi pakaian pasien (dilakukan oleh
bidan/perawat).

Letakkan jeli USG secukupnya pada permukaan perut pasien.

Lakukan eksplorasi rongga pelvik, abdomen, dan daerah retroperitoneal (ginjal


dan ureter) dengan USG secara cepat dan sistematis (lihat buku acuan). Hal ini
penting untuk deteksi adanya cairan bebas dan atau massa di rongga abdomen dan
rongga pelvik. Bila jumlah perdarahan yang keluar per vaginam tidak sesuai
dengan klinis pasien, lakukan pemeriksaan USG dengan cermat untuk melihat
adanya cairan bebas di daerah sub diafragma, parametrium (retroperitoneal),
subplica vesico-uterina (daerah sayata SC), cavum uteri, cavum Retzii, dan di
cavum Douglas.

UTERUS: Lakukan pemeriksaan uterus: ukuran, integritas miometrium, dan


kavum uteri. Pada atonia uteri atau hipotonia uteri, ukuran uterus lebih besar
dari seharusnya dan kavum uteri terbuka >25 mm, berisi cairan dan atau disertai
massa. Pada ruptura uteri terdapat robekan miometrium (terutama di daerah
bekas sayatan SC, miomektomi, atau dinding lateral), hematom, dan cairan bebas.
Hati-hati bila jumlah perdarahan yang tampak tidak sesuai dengan
pemeriksaan dan keadaan klinis pasien, mungkin terjadi hematom parametrium
(retroperitoneal).

KAVUM UTERI DAN ENDOMETRIUM: Lakukan pemeriksaan kavum uteri


dan endometrium: ukur diameter kavum uteri, bila >25 mm, cari kemungkinan
adanya bekuan darah, sisa selaput amnion atau sisa plasenta dan tanda-tanda

42
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

infeksi (endometritis, flegmon, lokhea berbau). Tebal endometrium stratum


basalis normal postpartum adalah < 5 mm.

ADNEKSA: Lakukan pemeriksaan adneksa: ovarium (tampak?, bentuk, ukuran


?), apakah ada massa ?, apakah ada nyeri tekan ? dan apakah ada cairan bebas
?.

RONGGA PELVIK: Lakukan pemeriksaan rongga pelvik apakah ada cairan


bebas atau massa di retro-uterus, kavum Retzii dan atau kavum Douglas.

PARAMETRIUM: Lakukan pemeriksaan parametrium hingga daerah kedua


ginjal dan ureter, bila dicurigai ada massa dengan batas tidak tegas, pastikan
bahwa ada atau tidak ada hematoma parametrial. Bila ada massa, lakukan
pengukuran volume massa untuk pemantauan jumlah perdarahan (lihat Panduan
penanganan HPP).

RONGGA ABDOMEN: lakukan eksplorasi secara sistematis rongga abdomen


dimulai dari rongga pelvik bagian atas hingga subdiafragma, cari apakah ada
cairan bebas dan atau bekuan darah.

Pemeriksaan USG postpartum selesai.

Dokter menekan tombol freeze agar sistem komputer berhenti bekerja sementara.
Hal ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem komputer yang
terus bekerja.

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG postpartum telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan
membersihkan perut pasien.

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan membersihkan dinding abdomen pasien dan merapihkan pakaian


pasien.

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, kemudian bersihkan transduser


(oleh paramedis) agar siap pakai kembali.

43
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Lakukan prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis


sesuai prosedur.

Beri penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang hasil pemeriksaan USG
pstpartum yang barus saja selesai dilakukan.

Pada kasus kedaruratan medik (misalnya ruptura uteri dengan perdarahan dan
syok hemoragik), atasi segera kedaruratan medik yang terjadi, setelah kondisi
pasien stabil baru kemudian lakukan tindakan pertolongan lanjutan sesuai
panduan yang berlaku di RS tersebut. Bila tidak dapat diatasi, segera rujuk ke RS
dengan fasilitas yang lebih baik.

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG secara tertulis. Laporan dilengkapi dengan


beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu memberikan data
yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
Pemeriksaan USG pospartum, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan 1, PT. Sagung Seto,
Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

44
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

45
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN USG GINEKOLOGI PATOLOGI JINAK

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG GINEKOLOGI PATOLOGI JINAK

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien: pasien menahan untuk tidak berkemih (USG


transabdominalis) atau berkemih sebelum menjalani pemeriksaan (USG
transvaginal) sehingga vesica urinaria kosong.

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting,
sesuai Standar POGI) ginekologi atau abdomen atau vaginal, jumlah fokus dua
buah, dan transduser transabdominal atau transvaginal.

4. Meja ginekologi telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja ginekologi dapat
memakai tempat tidur biasa yang dilengkapi bantal khusus untuk mengganjal
bokong pasien.

5. Siapkan kain untuk penutup tubuh pasien, kertas tissue besar, dan underpad
untuk pasien dengan perdarahan.

46
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

6. Periksa identitas pasien, status perkawinan, keluhan pasien, riwayat obstetri


ginekologi, HPHT, diagnosis klinis, dan indikasi pemeriksaan USG

7. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG ginekologi patologi jinak.

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling tentang indikasi, manfaat, akurasi, tatacara


pemeriksaan, harapan hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter mempersilakan pasien menuju tempat pemeriksaan USG dibantu oleh


bidan/perawat. Perawat atau bidan mengajak pasien menuju meja ginekologi atau
meja obstetri (tempat tidur).

Dokter pemeriksa melakukan cuci tangan, kemudian memakai sarung tangan


sekali pakai.

Lakukan periksa luar: inspeksi abdomen (bekas operasi, jaringan parut atau lesi
lainnya?), palpasi (nyeri, massa, jaringan parut), perkusi (apakah ada pekak
samping atau pekak pindah?), dan auskultasi (bising usus).

USG Transabdominalis: tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, pasang


kertas tisue besar di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi pakaian
pasien (oleh bidan/perawat).

USG Transvaginalis: pasien melepas pakaian dalam dan meletakkan pakaian


tersebut ke tempat yang telah disediakan (dibantu oleh bidan/perawat).

Perawat/bidan mempersilakan pasien menuju meja obstetri atau meja ginekologi,


kemudian membantu pasien untuk menempati posisi lithotomi. Bagian gluteus
terletak di tepi meja ginekologi (penting saat melakukan insersi dan manipulasi
transdeser). Letakkan kain bersih atau underpad di bawah gluteus.

USG TRANSVAGINAL

Bidan/perawat mengambil satu buah kondom baru, perlihatkan kepada pasien.

47
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Letakkan sedikit jeli USG pada permukaan transduser.

Pasangkan kondom pada transduser, perhatikan, jangan sampai ada udara diantara
kondom dan permukaan transduser. Udara akan mengganggu penjalaran
gelombang suara sehingga tampilan gambar USG tidak optimal (timbul artefak).
Jangan sentuh permukaan kondom dengan tangan yang tidak steril.

Letakkan jeli USG secukupnya pada permukaan kondom.

Masukkan transduser ke dalam introitus vagina. Posisi transduser harus


longitudinal, dengan petunjuk arah pada posisi jam 12. Setelah transduser
melewati introitus vagina, arah transduser tersebut menuju forniks posterior (pada
uterus retrofleksi) dan menuju forniks anterior (pada uterus antefleksi). Arah
gerakan masuknya transduser harus sesuai dengan sumbu Carrus, dengan sudut
sekitar 30 – 45o terhadap lantai.

Selama proses memasukkan transduser, mata pemeriksa memerhatikan layar


monitor dan mengamati reaksi pasien (bila pasien mengeluh kesakitan, hentikan
pemeriksaan).

Lakukan eksplorasi rongga pelvik, uterus dan adneksa (dari arah kanan ke kiri).

Putar transduser 90 derajat menuju sisi kanan pasien (penunjuk arah transduser
terletak pada jam 9) sehingga posisi transduser menjadi transversal. Jangan
memutar ke arah kiri karena akan mengacaukan orientasi pemeriksaan.

Lakukan eksplorasi rongga pelvik, uterus, dan adneksa (dari arah anterior ke
posterior) dengan cara yang gentle (tidak menimbulkan rasa nyeri pada pasien).

Lakukan pemeriksaan uterus dan adneksa: arah uterus antefleksi atau retrofleksi,
kemudian nilai kedua ovarium (mulai dari ovarium kanan baru kemudian ovarium
kiri), apakah ada lesi patologi?

UTERUS: tentukan arah (antefleksi bila bagian fundus mendekati vesica


urinaria, dan retrofleksi bila bagian fundus menjauhi vesica urinaria), ukuran
tiga bidang potong, ekhogenitas miometrium, perbandingan nisbah korpus dan
serviks uteri. Patologi jinak uterus yang sering ditemukan adalah mioma uteri,
adenomiosis, dan ovula nabothi (lihat Buku Acuan).

KAVUM UTERI DAN ENDOMETRIUM: periksa kavum uteri dan


endometrium, tampilan endometrium (nilai apakah sesuai fase haid, periovulasi,

48
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

atau sekresi), ukur tebal endometrium satu sisi atau dua sisi, dan ukur diameter
kavum uteri. Patologi jinak yang sering ditemukan di kavum uteri dan
endometrium adalah penebalan endometrium (suspek hiperplasia), mioma uteri
submukosum, dan polip endometrium (lihat Buku Acuan).

ADNEKSA KANAN: ovarium (ukuran tiga bidang potong, folikel), tuba


(umumnya tidak dapat dilihat), massa, cairan bebas, dan nyeri tekan atau nyeri
goyang.

ADNEKSA KIRI: ovarium (ukuran tiga bidang potong, folikel), tuba (umumnya
tidak dapat dilihat), massa, cairan bebas, dan nyeri tekan atau nyeri goyang.

Patologi jinak ovarium yang sering ditemukan adalah kista simpleks, kista
endometriosis dan neoplasma jinak, misalnya kista dermoid (lihat Buku Acuan).

RONGGA PELVIK: Pemeriksaan kavum Douglas, dan kavum Retzii, cari


apakah ada cairan bebas, massa, dan rasa nyeri pada saat ditekan.

Pemeriksaan patologi jinak ginekologi selesai

Dokter menekan tombol freeze untuk menghentikan sementara kerja komputer


USG. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem komputer
yang terus bekerja.

USTG Transvaginal: tarik keluar transduser, lepaskan kondom dan masukkan ke


dalam larutan antiseptik, misalnya larutan klorin 0,5%

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan membersihkan
daerah perut atau daerah vulva.

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan membantu merapihkan pakaian pasien.

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, kemudian bersihkan transduser


(oleh paramedis) agar siap pakai kembali.

49
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis sesuai


prosedur.

Pasien dipersilakan untuk merapihkan pakaiannya dan selanjutnya kembali ke


ruang konsultasi

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG secara tertulis. Laporan dilengkapi dengan


beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu memberikan data
yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
Pemeriksaan USG Dasar ginekologi patologi jinak, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJE. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1,
PT. Sagung Seto, Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

50
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN PEMERIKSAAN USG DOPPLER OBSTETRI

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG DOPPLER OBSTETRI

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


OBGIN (lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien (pasien): kosongkan vesica urinaria agar pasien merasa


nyaman saat diperiksa.

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: pengaturan (setting,
sesuai Standar POGI) obstetri, jumlah fokus dua buah, transduser
transabdominal dan uji fungsi tombol Doppler.

4. Meja obstetri (tempat tidur) telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja obstetri
dapat memakai meja ginekologi.

5. Periksa identitas pasien, riwayat obstetri, HPHT, usia gestasi, dan indikasi
pemeriksaan USG

6. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG Doppler transabdominal.


Perhatian: Pemeriksaan Doppler tidak boleh dilakukan pada kehamilan
trimester pertama, kecuali ada indikasi medis yang kuat.

51
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling tentang indikasi, manfaat, akurasi, tata cara


pemeriksaan, harapan hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter mempersilakan pasien menuju tempat pemeriksaan USG dibantu oleh


bidan/perawat.

Dokter pemeriksa melakukan cuci tangan, kemudian memakai sarung tangan


sekali pakai.

Tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, pasang kertas tissue besar di bagian
atas dan bawah abdomen untuk melindungi pakaian pasien (dilakukan oleh
bidan/perawat).

Letakkan jeli USG secukupnya pada permukaan perut pasien.

Lakukan eksplorasi rongga pelvik dan abdomen dengan USG secara sistematis
(lihat buku acuan). Hal ini penting untuk deteksi adanya kehamilan abdominal
lanjut dan patologi di rongga abdomen dan pelvik.

Periksa jumlah, letak, posisi, dan presentasi janin serta lokasi dan derajat maturasi
plasenta.

Lakukan pemeriksaan USG Obstetri trimester dua dan tiga (lihat panduan) baru
kemudian dilakukan pemeriksaan Doppler atas indikasi medis, misalnya pada
pertumbuhan janin terhambat atau DM gestasional.

Lakukan pemeriksaan Doppler A. Uterina (AUt), A. Cerebri Media (ACM) dan


A. Umbilikalis (AUmb) dan nilai indeks Doppler-nya yaitu RI (indeks resistensi)
dan atau PI (indeks pulsatilitas). Khusus pada keadaan dicurigai anemia pada janin
(misal thalasemia), lakukan pemeriksaan velositas A. Cerebri Media (ACM).

Atur sudut datang gelombang suara terhadap arah pembuluh darah yang dinilai,
dengan sudut antara <300. Sudut sangat penting dalam pengukuran velositas aliran
darah untuk meminimalkan kesalahan hasil perhitungan velositas ACM. Bila
sudut datang gelombang suara <300 kesalahan interpretasi <5%. Perhatikan juga

52
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

kecepatan USG dalam mengambil gambar, jangan terlalu cepat atau terlalu lambat
karena akan muncul efek aliasing.

Pemeriksaan Doppler A. Uterina: tempatkan transduser di fossa ishiadica


kanan, lakukan pemeriksaan USG 2D, identifikasi daerah masuknya A. Uterina,
tekan tombol Doppler. A. Uterina akan menyilang A. Iliaka interna, cari ramus
askendens A. Uterina. Sesuaikan diameter sample gate dengan diameter A.
Uterina. Lakukan penilaian indeks resistensi (RI) dan atau pulsatilitas (PI).
Kemudian lakukan penilaian A. Uterina kontralateral.

Pemeriksaan Doppler A. Umbilikalis: cari umbilikus pada segmen yang bebas,


potongan longitudinal, cari arteri umbilikalis. Sesuaikan diameter sample gate
dengan diameter A. Uterina (ukuran sample gate: 60% dari diameter pembuluh
darah yang akan diukur). Lakukan penilaian indeks resistensi (RI) dan atau
pulsatilitas (PI). Rasio S/D tidak dipakai karena tidak memiliki kurva normal
sesuai usia gestasi.

Pemeriksaan Doppler A. Cerebri Media: Buat potongan kepala janin


transversal setinggi telingan, kemudian gerakkan ke arah inferior sehingga
tampak gambaran os sphenoid (seperti kupu-kupu). Hidupkan Doppler dan cari
A. Cerebri Media (ACM) yang terlihat sebagai sebuah pembuluh darah yang
cukup besar, menuju lateral anterior pada daerah sepertiga tengah serebrum.
Sesuaikan diameter sample gate dengan diameter ACM (60% diameter ACM),
letakkan pada daerah sepertiga medial ACM, kemudian lakukan penilaian indeks
resistensi (RI) dan atau pulsatilitas (PI).

Pemeriksaan Doppler obstetri selesai.

Dokter menekan tombol freeze untuk menghentikan sementara kerja komputer


USG. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem komputer
yang terus bekerja.

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan membersihkan
perut pasien

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan membersihkan dinding abdomen pasien dan merapihkan pakaian


pasien.

53
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, kemudian bersihkan transduser


(oleh paramedis) agar siap pakai kembali.

Lakukan prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis


sesuai prosedur.

Pasien dipersilakan untuk berkemih (bila ingin) dan selanjutnya kembali ke ruang
konsultasi.

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG secara tertulis. Laporan dilengkapi dengan


beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu memberikan data
yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar obgin tindakan
Pemeriksaan USG Doppler obstetri, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1, PT.
Sagung Seto, Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

54
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

55
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN USG DASAR OBGIN


TINDAKAN USG DOPPLER GINEKOLOGI

1. Perlu perbaikan: langkah/tugas tidak dilakukan dengan benar atau tidak


berurutan (bila perlu) atau tidak dikerjakan
2. Dilakukan secara Kompeten: langkah/tugas dilakukan dengan benar
dalam urutan yang benar (bila perlu) tetapi peserta tidak melakukan
langkah-langkah dengan efisien
3. Dilakukan secara Profisien: langkah/tugas dilakukan secara efisien dan
dilakukan dengan urutan yang tepat (bila perlu)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR


USG DOPPLER GINEKOLOGI

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan USG


(lihat daftar alat/instrumen).

2. Persiapan pasien: pasien menahan untuk tidak berkemih (USG


transabdominalis) atau berkemih sebelum menjalani pemeriksaan USG
transvaginal sehingga vesica urinaria kosong.

3. Periksa ulang apakah pengaturan alat USG sudah benar: setting ginekologi atau
abdomen atau vaginal, fokus dua buah, fungsi Doppler, transduser
transabdominal atau transvaginal. Lakukan pengaturan peralatan USG
(setting) sesuai Standar POGI.

4. Meja ginekologi telah siap pakai. Bila tidak memiliki meja ginekologi dapat
memakai tempat tidur biasa yang dilengkapi bantal khusus untuk mengganjal
bokong pasien.

5. Kain penutup tubuh, tisue gulungan ukuran besar, dan underpad. Underpad
diperlukan untuk pasien dengan perdarahan per vaginam

56
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

6. Periksa identitas pasien, status pernikahan, HPHT, riwayat obstetri ginekologi,


keluhan pasien, diagnosis klinis, dan indikasi pemeriksaan USG

7. Bila semua sudah siap, lakukan pemeriksaan USG Doppler ginekologi.

PELAKSANAAN

Sambut dan sapa pasien (ucapkan salam), serta perkenalkan diri Anda.

Dokter memberikan konseling tentang indikasi, manfaat, akurasi, tatacara


pemeriksaan, harapan hasil dan tindak lanjut setelah pemeriksaan USG.

Dokter mempersilakan pasien menuju tempat pemeriksaan USG dibantu oleh


bidan/perawat. Perawat atau bidan mengajak pasien menuju meja ginekologi atau
meja obstetri (tempat tidur).

Dokter pemeriksa melakukan cuci tangan, kemudian memakai sarung tangan


sekali pakai.

USG Transabdominalis: tampilkan daerah perut yang akan diperiksa, pasang


kertas tissue besar di bagian atas dan bawah abdomen untuk melindungi pakaian
pasien (oleh bidan/perawat).

USG Transvaginalis: pasien melepas pakaian dalam dan meletakkan pakaian


tersebut ke tempat yang telah disediakan (dibantu oleh bidan/perawat).

Perawat/bidan mempersilakan pasien menuju meja obstetri atau meja ginekologi,


kemudian membantu pasien untuk menempati posisi lithotomi. Bagian gluteus
terletak di tepi meja ginekologi (penting saat melakukan insersi dan manipulasi
transdeser). Letakkan tisue besar atau underpad di bawah gluteus.

Prinsip pemeriksaan Doppler ginekologi sebagai berikut:

1. Pergunakan Doppler berwarna. Bila Doppler berwarna tidak dapat


mengidentifikasi aliran darah, maka lakukan pemeriksaan dengan power
Doppler atau HD flow (bila ada) karena akan menilai arus pembuluh darah
yang alirannya lambat (berbeda dengan misalnya A. Umbilikalis yang
alirannya cepat).

2. Pada massa kistik: cari arus darah di dinding massa

57
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

3. Pada massa padat: cari arus darah pada daerah tengah massa.

4. Pada massa multilokular: cari arus darah pada daerah septum atau sekat.

5. Pada massa dengan papil atau bagian padat: cari arus darah pada daerah
papil atau bagian padat tersebut.

6. Pada mioma uteri: cari arus darah pada feeding artery-nya.

7. Pada adenomiosis: cari arus darah pada pembuluh darah yang terletak di
daerah miometrium diantara lesi adenomiosis.

8. Standar POGI tidak memakai RI (resistance index) karena nilai RI tidak


spesifik terhadap malignansi. Saat ini yang dipakai adalah penilaian
corakan vaskular yang terdapat pada massa tersebut, yaitu corakan
vaskular tidak ada, sedikit, sedang, atau banyak (lihat Buku Acuan).

Pemeriksaan Doppler dapat dilakukan melalui USG transabdominalis atau


transvaginalis.

Lakukan pemeriksaan USG ginekologi patologi (lihat panduan) dan identifikasi


daerah mana yang akan dilakukan pemeriksaan Doppler.

Hidupkan Doppler berwarna atau power Doppler (HD flow), kemudian lakukan
penilaian corakan vaskular.

Pemeriksaan selesai.

Dokter menekan tombol freeze untuk menghentikan sementara kerja komputer


USG. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan alat USG akibat sistem komputer
yang terus bekerja.

USG Transvaginal: tarik keluar transduser, lepaskan kondom dan masukkan ke


dalam larutan antiseptik, misalnya larutan klorin 0,5%

Pemeriksaan selesai: dokter menjelaskan kepada pasien bahwa prosedur


pemeriksaan USG telah selesai, selanjutnya perawat/bidan akan membersihkan
daerah perut atau daerah vulva.

Dokter melepas sarung tangan, melakukan cuci tangan, kemudian meninggalkan


ruang pemeriksaan USG menuju meja konsultasi.

Perawat/bidan membantu merapihkan pakaian pasien.

58
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

AKHIR TINDAKAN

Posisi peralatan USG dalam keadaan di freeze, kemudian bersihkan transduser


(oleh paramedis) agar siap pakai kembali.

Prosedur pencegahan infeksi universal: lakukan tatakelola limbah medis sesuai


prosedur.

Pasien dipersilakan untuk merapihkan pakaiannya dan selanjutnya kembali ke


ruang konsultasi

DOKUMENTASI

Dokter membuat laporan USG secara tertulis. Laporan dilengkapi dengan


beberapa hasil cetak USG (terutama yang patologi) dan mampu memberikan data
yang informatif.

Laporan dibuat rangkap 3, satu lembar untuk pasien, satu lembar disimpan sebagai
arsip dalam rekam medik (disimpan 5 tahun) dan satu lembar untuk dokter sebagai
data bukulog dan portfolio.

KEPUSTAKAAN

1. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, 2009.
2. Kolegium OBGIN. Penuntun belajar keterampilan USG dasar Doppler
ginekologi, Draft 1, 2013.
3. Endjun JJ. USG Obstetri dan Ginekologi untuk Dokter. Edisi 1, Cetakan 1, PT.
Sagung Seto, Jakarta, 2016.
4. Endjun JJ. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk Dokter, Berbasis Kompetensi, Berstandar Nasional dan Internasional.
Edisi 1, Cetakan 1, CV Adia, Bandung, 2018.

NASKAH DIBUAT OLEH

1. Judi Januadi Endjun, dr, Dipl. Ultrasound, SpOG, MH

MITRA BESTARI

59
KOLEGIUM OBSTETRI GINEKOLOGI
PERKUMPULAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

1. PPDS OBGIN FKUI Stase bulan April 2013 (Renny Anggia, dr.; Afifah
Khairani, dr.; Angelina Rieska Sucipto, dr.; Riyan Hari Kurniawan, dr.; Rully
Ayu, dr.; dan Eva Febia, dr.).
2. Staf Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Wisnu Prabowo, dr, SpOG(K), Staf Departemen OBGIN FK UNS, Solo.

60

Anda mungkin juga menyukai