Anda di halaman 1dari 89

nguan

haid &
Tatalak
sa

Dr. ADNAN ABADI , SpOG. KFER

dr 1989 FK UNSRI , Obgyn 1998 FK UNSRI , KFER 2006 FKUI/POGI

Created by Yanto K
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
1. SDN NO.4 MUARADUA OKU/S ,75
2. SMPN MUARADUA OKU/S , 78
3. SMANSA PALEMBANG , 82
4. FK UNSRI PALEMBANG , 89
5. PS OBGIN FK UNSRI PALEMBANG , 98
6. PP KFER OBGIN FK UI, 2006
Riwayat Pekerjaan
1. RSUD Sungai Penuh Kerinci Jambi
2. Ka Puskesmas Semurup Kec. Air Hangat Kerinci Jambi
3. PPDS Obgin FK Unsri - RSMH
4. RSUD Manna Bengkulu Selatan
5. RSUD Lahat Sumsel
6. RSUD Dr. Rubini Mempawah Kalimantan Barat
7. RSMH Palembang
8. PP KFER OBGIN FK UI – RSCM , 2003 - 2006
Kompetensi dokter umum
HAID DAN SIKLUSNYA
Pokok bahasan

Siklus Dysmenorrhea Amenore


menstruasi primer dan primer dan
normal sekunder sekunder

Perdarahan
Uterus Tatalaksana
Abnormal (PUA)
ENDOCRINE ASPECT

Hor. Pelepas

Estrogen

FSH dan LH

Progesteron
Fungsi siklus reproduksi :

1. Pembentukan ovum matang yang siap dibuahi


2. Sekresi hormon steroid seks
3. Persiapan endometrium untuk nidasi
4. Persiapan organ terkait dengan kehamilan

Created by Yanto K
MENSTRUASI / HAID

Keluarnya darah dan serpihan endometrium dari rahim melalui vagina


sebagai hasil Interaksi yang dinamis dari

komponen poros reproduksi pada perempuan dewasa,


sebagai manifestasi proses reproduksi yang
berlangsung secara periodik dan siklik
dengan urutan proses yang
sekuensial dari sekresi hormon dan perubahan morfologi
organ reproduksi dengan tujuan tersedianya ovum
matang yang siap dibuahi serta
endometrium yang siap untuk
terjadinya nidasi
(Michel Ferin dkk, The Menstrual Cycle, 1993)

Created by Yanto K
CIRI-CIRI HAID

Ciri-ciri Rentang Rerata

Menars(Tahun) 9 – 17 12,5

Panjang Siklus(Hari) 21 – 35 28

Lama(Hari) 1–8 3–5

Jumlah Darah(ml) 10 – 80 35

45 – 55 47 – 50
Menopause(Tahun)

Created by Yanto K
Perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium
Hari 1 Hari 1

panjang siklus haid


(normal: ± 28 hari)
Siklus <18 hari atau >42 hari dan tidak teratur  anovulator
Lama haid: 3-5 hari dan biasanya tetap pada setiap wanita
Jumlah darah yang keluar: 33,2 ± 16 cc
Menarche Menopause

Masa reproduksi (30-40 tahun)


GANGGUAN HAID :
1. Gangguan ritmus
- Sering (polimenorae)
- Jarang (oligomenorae)
- Tidak haid (amenorae)
2. Gangguan perdarahan
- Sedikit (hipomenorae)
- Banyak (hipermenorae)
- Terlalu lama (menoragia)
- Perdarahan bercak (spotting)

Created by Yanto K
ETIOLOGI GANGGUAN HAID :
1. Gangguan ritme hormonal HHG

2. Gangguan anatomi organ ginekologi

3. Penyakit sistemik lain

Created by Yanto K
PENYAKIT-PENYAKIT LAIN

1. Penyakit kronis : tbc


2. Penyakit metabolik : thyroid, pancreas, gl
suprarenalis
3. Kelainan gizi
4. Kelainan hepar dan ginjal
GANGGUAN HAID
1. Kelainan dalam jumlah dan durasi perdarahan pada haid
- Hipermenorea atau menorargia
- Hipomenorea
2. Kelainan siklus
- Polimenorea
- Oligomenorea
- Amenorea
3. Perdarahan di luar haid
- Metroragia
4. Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid
- Premenstrual tension
- Mastodinia
- Mittelschemerz (rasa nyeri saat ovulasi)
- Dismenorea
TOPIK BAHASAN

1 • Premenstrual Syndrome

2 • Mastodinia

3 • Dysmenorrhea

4 • Perdarahan Uterus Abnormal


Premenstrual
Syndrome (PMS)
Definisi
Gangguan psikoneuroendokrin terkait aspek biologis,
psikis, dan sosial

Gejala
Keluhan fisik:
Sakit kepala, nyeri payudara, nyeri panggul,
bloating, premenstrual tension, lemas
Keluhan psikis:
Iritabilitas, disforia, instabilitas mood, perubahan
pola tidur, mood swings
Keluhan sosial:
Social withdrawal, gangguan ADL, perubahan napsu
makan, perubahan napsu seksual, mudah menangis

 Bila gejala mengganggu fungsi sehari-hari =


Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Patogenesis
Fungsi ovarium  ketidakseimbangan estrogen-
progesteron, aldosteron berlebihan, hipoglikemia,
hiperprolaktenemia, faktor psikogenik  disfungsi
serotonin

Diagnosis
• Gangguan organik (-)
• Gejala timbul saat fase luteal dan periode bebas
gejala pada 7 hari pertama setiap siklus, minimal
pada 2 siklus berurutan
Minimal 5:
•Depresi
•Ansietas
•Instabilitas afek
Minimal 1: •Iritabilitas
• Iritabel •Semangat dan minat turun
• Tension •Gangguan konsentrasi
• Disforia •Lemas
• Instabilitas mood •Perubahan napsu makan
•Gangguan tidur
•Bingung/linglung
•Keluhan fisik
Tatalaksana
• Pengaturan diet
• Olahraga
• Manajemen stress
• Terapi farmakologi
• Terapi hormonal
• Terapi pembedahan
Mastodinia
• Nyeri, dan biasanya bengkak, pada payudara akibat
edema dan engorgement sistem vaskular dan duktus
• Nama lain: mastalgia
• Terutama pada fase luteal
• Menyingkirkan kemungkinan etiologi lain:
– Keganasan
– Mastitis
– Perubahan fibrokistik
• Tatalaksana:
– Tergantung etiologinya
– Bila diakibatkan perubahan fibrokistik  penahan
payudara; hindari kopi, the, coklat, dan minuman
bersoda
DYSMENORRHEA
Angka kejadian :

1. Jakarta 74,1% ?

2. Amerika Serikat 30 – 50%

Primer Prostaglandin Swedia 72,42%


SEKUNDER DAPAT DISEBABKAN :

1. Endometriosis
2. Uterus miomatosus
3. Radang penyakit kronik
4. Tumor ovarium
5. Polip endometriosis
6. Kelainan letak usus
7. Anomalia kongenital traktus genitalia
8. Stenosis / strikutra kanalis
9. Psikis
PENGOBATAN :

1. Dismenorea Primer
- Obat anti prostaglandin
- Progestrogen
- Pil KB
- GnRH

2. Dismenorea Sekunder
Tergantung penyebab
SINDROMA PRAHAID
 Sering terjadi pada wanita usia 40 – 50 tahun.
 Menjelang haid selama 7 – 10 hari timbul :
- rasa cemas
- cepat marah
- mudah tersinggung
- rasa takut / gelisah
- badan lemas
- perut kembung
- payudara
- susah tidur
- sulit berkonsentrasi
 Masalah ini sering menimbulkan gangguan pada diri
wanita dan keluarganya.
DIAGNOSIS DITEGAKKAN DENGAN MELIHAT
KELUHAN YANG MUNCUL MENJELANG HAID :

1. Pemeriksaan estrogen darah dapat


dilakukan hari ke- 21 atau 22 siklus haid.

2. Kadar estrogen melebihi nilai normal


antara 48 – 309 pg/ml.
PENGOBATAN
1. Dengan memberikan obat antiestrogen :
- Medroksiprogesteron asetat
- Didrogesteron

2. Pemberian obat dengan dosis 10 mg perhari


mulai hari ke-16 – 25 siklus haid.

3. Dianjurkan melakukan diet rendah garam.

4. Pemberian obat yang murah dan sederhana


dengan menggunakan Pil kontrasepsi yang
mengandung komponen gestagen saja.
5. Telah tersedia pil kontrasepsi kombinasi
progestogen generasi baru yaitu drosperinon
(Yasmin) yang memiliki efek
antimineralokortikoid, mencegah retensi
cairan tubuh, menghilangkan keluhan nyeri.

6. Secara keseluruhan fungsi ovarium


menggunakan GnRH analog memberikan hasil
yang lebih baik dibandingkan dengan
pemberian progestrogen.
Di Inggris pemakaian
susuk
yang mengandung
estrogen dan
progestrogene
telah dicoba dan
hasilnya cukup
memuaskan
DYSMENORRHEA
Angka kejadian :

1. Jakarta 74,1% ?

2. Amerika Serikat 30 – 50%

Primer Prostaglandin Swedia 72,42%


Nyeri saat menstruasi yang membatasi dari kegiatan
sehari-hari dan membutuhkan medikasi

Klasifikasi
• Primer
 kelainan organik (-)
• Sekunder
underlying disease (+)
endometriosis, adenomiosis,
PID
• Membranosa
jarang
serpihan endometrium yang
terlepas melewati serviks
SEKUNDER DAPAT DISEBABKAN :

1. Endometriosis
2. Uterus miomatosus
3. Radang penyakit kronik
4. Tumor ovarium
5. Polip endometriosis
6. Kelainan letak usus
7. Anomalia kongenital traktus genitalia
8. Stenosis / strikutra kanalis
9. Psikis
Patogenesis
• Siklus ovulasi  aktivitas prostaglandin
• Kadar leukotrin 

Manifestasi Klinis
Nyeri biasanya timbul pada hari pertama menstruasi,
mulai menurun sejak hari kedua.
Penyerta: sakit kepala, mual, muntah.
Pemeriksaan fisik: kelainan pelvis (-)
Pemeriksaan penunjang: USG atau laparoskopi
Diagnosis Banding

• Endometriosis
– mulai 1-2 minggu premenstruasi
– puncak 1-2 hari premenstruasi
– nyeri saat berhubungan seksual
– adneksa tegang
• Adenomiosis
– usia lebih tua
– manifestasi ekstrauterin (-)
Tatalaksana

Ringan  OAINS atau asetaminofen


Berat  kodein, analgesik kuat + bedrest
PENGOBATAN :

1. Dismenorea Primer
- Obat anti prostaglandin
- Progestrogen
- Pil KB
- GnRH

2. Dismenorea Sekunder
Tergantung penyebab
PERDARAHAN UTERUS
ABNORMAL
• Perdarahan uterus abnormal (PUA) meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah
maupun lamanya
• Terminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau heavy
menstrual bleeding (HMB) sedangkan perdarahan uterus abnormal yang disebabkan
faktor koagulopati, gangguan hemostatis lokal endometrium dan gangguan ovulasi
merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus disfungsional
 Hypomenorrhea (cryptomenorrhea)
 perdarahan menstruasi yang sedikit, berupa flek,
dengan durasi pendek
 post miomektomi, stenosis himen, stenosis serviks,
sinekia uterus
 Menorrhagia (hypermenorrhea)
 perdarahan menstruasi yang lebih > normal atau
lebih lama dari normal (>8 hari)
 mioma submukosa, komplikasi kehamilan,
adenomiosis, IUD, hiperplasia endometrium, tumor,
 Metrorrhagia (Intermenstrual bleeding)
 perdarahan kapan saja di antara siklus menstruasi
 perdarahan ovulasi, mioma uteri, polip
endometrium, karsinoma
 Menometrorrhagia
 perdarahan yang terjadi dalam interval yang tidak beraturan
 jumlah dan durasi beragam
 keganasan, komplikasi kehamilan
 Polymenorrhea
 menstruasi yang terjadi terlalu sering akibat siklus yang
pendek (<21 hari)
 biasanya terkait anovulasi dan jarang terkait dengan fase
luteal yang pendek, kongesti ovarium
 Oligomenorrhea
 siklus menstruasi >35 hr
 jumlah  terkait anovulasi
 penyebab endokrin, sistemik, keganasan
 Amenorrhae
 perdarahan menstruasi (-) >3 bulan
 Contact bleeding (postcoital bleeding)
NORMAL

• Hypomenorrhagia

• Menorrhagia
• Metrorrhagia

• Menometrorrhagia
• Oligomenorrhea
• Polimenorrhea
RAGAM PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL

enorea, Menoragia, Metroragia, Bercak p


aid, Polimenorea, Oligomenorea
ahan Uterus Disfungsional) Created by Yanto K
Perdarahan
Perdarahan uterus Perdarahan uterus
tengah (intermenstrual
abnormal akut abnormal kronik
bleeding)
etiologi

• Berdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO),


terdapat sembilan kategori utama yang disusun sesuai dengan akronim “PALM-
COEIN” yakni; polip, adenomiosis, leiomioma, malignancy and hyperplasia,
coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, iatrogenik dan not yet classified.
• Kelompok “PALM” merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai dengan berbagai
teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi.
• Kelompok COEIN merupakan kelainan non struktur yang tidak dapat dinilai dengan
teknik pencitraan atau histopatologi
polip

• Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik bertangkai maupun
tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma dan kelenjar endometrium dan dilapisi
oleh epitel endometrium
• Polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula meyebabkan PUA, paling umum
berupa perdarahan banyak dan di luar siklus atau perdarahan bercak ringan pasca
menopause
• Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG dan atau histeroskopi, dengan
atau tanpa hasil histopatologi
• Terapi:
• Eksisi, namun cenderung berulang.
• Untuk terapi definitif dapat dilakukan histerektomi, namun jarang dilakukan
untuk polip endometrium yang jinak.
adenomyosis

• Dijumpainya jaringan stroma dan kelenjar endometrium ektopik pada lapisan


miometrium
• Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang atau sesudah haid, nyeri saat
buang air besar, atau atau nyeri pelvik kronik
• Diagnosis: Pemeriksaan Fisik:
• Fundus uteri membesar secara difus.
• Adanya daerah adenomiosis yang melunak, dapat diamati tepat sebelum
atau selama permulaan menstruasi
Leiomioma

• pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan miometrium

• Jenis berdasarkan lapisan uterus tempat tumbuhnya:


• Submukosa
• Intramural
• Subserosa.
• Perdarahan uterus abnormal berupa pemanjangan periode, ditandai oleh perdarahan menstruasi yang
banyak dan/atau menggumpal, dalam dan di luar siklus
• Pembesaran rahim (bisa simetris ataupun berbenjol-benjol).
• Penekanan terhadap organ sekitar uterus, atau benjolan pada dinding abdomen
Penatalaksanaan

• Observasi
• Ekstirpasi
• Laparotomi miomektomi
• Laparotomi histerektomi
Malignancy and hyperplasia
• Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan endometrium
• Gejala: perdarahan post menopause, perdarahan ireguler

• Diagnostik:
• Meskipun jarang ditemukan, namun hyperplasia atipik
dan keganasan merupakan penyebab penting PUA.
• Klasifikasi keganasan dari hiperplasia menggunakan
system klasifikasi FIGO dan WHO
• Terapi:
• Hiperplasi: LNG-IUS diikuti dengan progestin oral
• Malignansi: Bedah, histerektomi
Coagulopathy

• Gangguan hemostatis sistemik yang berdampak terhadap perdarahan


uterus
• Gejala: perdarahan yang banyak, riwayat perdarahan di organ lain.
• Diagnostik:
• Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatik sistemik yang
terkait dengan PUA.
Ovulatory Disfunction

• kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan uterus


• Gejala: mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan jarang, hingga perdarahan
haid banyak
• Diagnostik:
• Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan manifestasi
perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang bervariasi.
• Terapi dengan kontrasepsi kombinasi oral bisa digunakan sebagai lini pertama.
Endometrial

• Gangguan hemostatis local endometrium yang memiliki kaitan erat dengan


terjadinya perdarahan uterus.
• Gejala: flek inter-mentruasi atau flek memanjang.
• Diagnostik:
• Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus haid teratur.
• Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan hemostatis local
endometrium.
• Terapi dengan kontrasepsi kombinasi oral bisa digunakan sebagai lini pertama
Iatrogenik

• Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi medis seperti


penggunaan estrogen, progesterin, atau AKDR.
• Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen atau
progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau breakthrough bleeding
(BTB).
• Terapi:
• Lini pertama: Non hormonal (asam traneksamat,OAINS)
• Lini kedua: terapi hormonal
Not yet classified

Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang


atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi.
Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
endometritis kronik atau malformasi arteri-vena.
Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya
dengan PUA.

penatalaksanaan

PENANGANAN PUA
• Perbaiki KU, bl anemia →transfusi
• Hentikan perdarahan :E, P, E+P, CC, anti
fibrinolitik & anti prostaglandin, bl perlu
D&K,ablasi endometrium dg laser atau HT
• Cegah agar PUD tdk berulang
• Kembalikan fs hormon reproduksi
• Hilangkan ancaman keganasan.
AMENORHEA
AMENORHEA
Amenorhea : tidak terjadinya haid pada
seorang wanita.

Fisiologis : prapubertas, hamil, menyusui


& pascamenopause
Patologis: amenorhea primer & sekunder
AMENORHEA PRIMER

Wanita > 14 tahun, belum pernah haid, belum


terlihat pertumbuhan seksual sekunder atau
wanita > 16 tahun belum pernah haid namun
telah terdapat pertumbuhan seksual sekunder

• Tugas baca : 1. Tanda tanda Sek Skunder.


AMENORHEA PRIMER

 Aplasia Uterus dan Vagina (Sindrom Mayor-


Kustner-V Rokitansky)
 Sindroma Feminisasi Testikular (Androgen
Insensitivity)
 Sindroma Adrenogenital (Adrenogenital
Syndrome = AGS)
 Hipogenesis/Agenesis Gonad
 Sindroma Kalmann
TUGAS BACA
• 1. Tanda seks skunder
• 2. Pembagian Amenorea primer
• 3. Kelasifikasi anovulasi menurut WHO
• 4. Apa arti , indikasi , cara , hasil ( Interpertasi )
• Uji Progesterone ( Progesterne Challenge
• Test )
APLASIA UTERUS DAN VAGINA (SINDROM MAYOR-
KUSTNER-V ROKITANSKY

 Tidak terjadi kanalisasi alat genital


 Tidak terbentuk vagina, uterus hanya
berbentuk garis
Keluhan: tidak muncul haid atau nyeri
senggama, pertumbuhan seksual
sekunder normal
 USG dan Laparaskopi: uterus rudimenter dengan
ovarium normal, licin, tanpa stigma ovulasi
APLASIA UTERUS DAN VAGINA (SINDROM MAYOR-
KUSTNER-V ROKITANSKY

 Kromosom 46XX
 Hampir selalu ditemui kelainan ginjal dan ureter
 DD/ sindroma feminisasi testikuler (androgen
insensitivity)
 Th/ vaginoplasty saat akan menikah
 Informed consent bahwa os tidak bisa punya
anak
SINDROMA FEMINISASI TESTIKULAR (ANDROGEN
INSENSITIVITY)

 Pseudohermaproditismus masculinus
dengan genotif wanita
 Disebabkan berkurangnya jumlah
reseptor androgen di sitoplasma
 Kelenjar kelamin berupa testis yang
azospermia dan mampu memproduksi
estrogen
SINDROMA FEMINISASI TESTIKULAR (ANDROGEN
INSENSITIVITY)

 Klinis wanita normal yang sangat cantik, 1/3


hairless woman, belum pernah haid, vagina
tidak ada namun alat kelamin luar normal.
Uterus kecil dan sering kali disertai testis.
 Kromosom XY dan Barr bodies negatif
 Hormonal: testoteron tinggi
 Laparaskopi ditujukan untuk mendapatkan
testis dalam rongga perut  10% ganas 
pengangkatan testis setelah pertumbuhan
pubertas selesai lalu diberikan preparat
estrogen atau pil KB kombinasi
SINDROMA ADRENOGENITAL (ADRENOGENITAL
SYNDROME = AGS)

 Hermaproditismus feminimus
 Kerusakan sistem enzim kelenjar suprarenal  produksi kortisol kurang
 hipereksresi ACTH  rangsangan suprarenal berlebihan
 Klinis: virilasi atau hirsutismus, penutupan lebih cepat pada epifis
 Pada bayi wanita: timbul klitoris
 Pada wanita dewasa: amenorhea, pembesaran klitoris, atrofi payudara
dan perubahan suara
 Kromosom XX, Barr Bodies positif
 Urin: kadar 17 ketosteroid meningkat
 Th/ pemberian steroid jangka panjang dan kontinu  hambat eksresi
ACTH  hambat sintesis androgen
 Bila gonadotropin normal  siklus haid normal  reproduksi normal
HIPOGENESIS/AGENESIS GONAD

 Gonad rudimenter, tidak mampu produksi


erstrogen dan tidak terbentuk genitalia interna dan
eksterna
 Wanita pendek, tidak pernah haid dan tampak
beberapa anomali pada tubuh
 Hormonal: serum FSH dan LH tinggi
HIPOGENESIS/AGENESIS GONAD

 D/ pasti: analisa kromosom


 Seringkali terdapat seminoma dan gonadoblastoma
yang berpotensi ganas
 Th/ substitusi hormonal jangka panjang, minimal
hingga usia 45 tahun
3. Bentuk agenesis gonad:
Sindroma Ulrich Turner
 Tubuh kecil dengan anomali bagian
tubuh tertentu, rambut pubis sangat
sedikit
3. Bentuk agenesis gonad:
Sindroma Ulrich Turner

 Kromosom 45/XO, 45/XO-46/XX,


45/XO–46/XX – 47/XXX
 Hormon estrogen tidak terbentuk
 Anak lidah tertarik ke dalam, spina
bifida, aorta ismus stenosa, nevus
pigmentosus dan garis tangan lurus
Agenesis gonad murni (sindroma sweyer)
- Kariotip normal dengan Barr Bodies +
- Folikel tidak terbentuk
- Tidak ditemukan anomali maupun
gangguan pertumbuhan
- Keluhan: hipoplasia uterus dan
payudara ec kekurangan estrogen
SindromaTurner Atipikal
- Kromosom mosaik XO/XY, XO/XY
- Ovarium memproduksi androgen 
virilasi
SINDROMA KALMANN

 Sindroma genetik berupa hipogonadisme dan


gangguan sistem olfaktori, disebabbkan defisiensi
GnRH
 Insidensi 1 : 50000
 Seringkali bersama kelainan kongenital organ dan
biasanya infertil
 D/ ada gangguan pertumbuhan, amenorhea dan
anosmia.
 Hormonal: FSH, LH, prolaktin dan estradiol sangat
rendah
SINDROMA KALMANN

 Kromosom: 46 XX dengan Barr Body +


 Laparaskopi: hipoplasia genitalia interna dengan
kedua tuba paten
 Th/ kombinasi estrogen-progesteron.
 Pada wanitan yang ingin hamil, dapat dicoba dengan
GnRH pulsatif dengan pompa Zyklomat atau FSH
saja
TERIMA KASIH

Company Logo

Anda mungkin juga menyukai