Anda di halaman 1dari 24

Sexual

Transmitted
Disease
Kelompok E-2

1. Septiana Windarti (K100150055)


2. Ninda Pratiwi (K100150063)
3. Ratu Mutmainah (K100150123)
Studi Kasus
Tn. KD, 25 thn, (72 kg/ 161 cm) datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah, ada nanah keluar darialat kelamin dan rasa gatal sekitar dubur.
Pasien juga menderita tukak lambung sudah 6 bulan ini. Berdasarkan keterangan
dari keluarga Tn Kd adalah positif terkena virus HIV sejak 1 Tahun yang lalu tetapi
belum diberikan pengobatan untuk HIVnya. Hasil pemeriksaan 6 bulan yang lalu :
CD4 : 500 sel/mm3
Hasil pemeriksaan tanda vital saat MRS:
– TD : 110/70 mmHg
– Nadi : 60 x/menit
– RR : 16 x/menit
– Suhu : 37°C
Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
-

12,0 – 14,0 (P)


Hemoglobin (Hb) g/dL 12
13,0 – 16,0 (L)

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
-
60 – 150 (P)
Kreatinin U/L 0,6
70 – 160 (L)

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
-
CD4 U/L 30 – 130 300 sel/mm3
Terapi Pasien

Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
-

Tenofovir P.O 300 mg 1xsehari -

Lamivudine P.O 300 mg 1xsehari -

Nevirapine P.O 600 mg 1xsehari -

Azitromisin P.O 1g Dosis tunggal -


Etiologi & Patofisiologi

A. Etiologi
Gonococcus N. Gonorrhoeae gram negatif adalah organisme penyebab gonore.
Karena masa inkubasi yang cepat dan jumlah individu yang terinfeksi dengan
penyakit tanpa gejala.
B. Patofisiologi
Pada kontak dengan permukaan mukosa yang dilapisi oleh epitel skuamosa
kolumnar, kuboid atau noncernified
Sexual
Transmitted
Disease
S : Nyeri pada perut bagian bawah,
nanah keluar dari alat kelamin, rasa
gatal sekitar dubur.

O : (+) N. gonorrhoea
Algoritma GO
Azitromisin 1 g (dosis tunggal)

– Tepat Indikasi: Tepat, karena Azitromisin diindikasi untuk terapi penyakit STD
(Dipiro 10, 5143)
– Tepat Pasien : Tepat, karena pasien tidak mengalami kondisi yang
dikontraindikasikan (DIH 17th)
– Tepat Obat : Tidak. Bukan merupakan firstline untuk terapi gonorhoe. (Dipito
10, 5142). Berdasarka algoritma uncomplicated infeksi pada cervix, uretra dan
rektum yaitu ceftriaxon 250 mg i.m sekali dan ditambah azitromisin 1g p.o
sehari sekali selama 7 hari (Dipiro 9,2014 hal 448)
– Tepat Dosis : tepat, karena dosis terapi infeksi gonorrhea uncomplicated pada
cervix, uretra dan rektum yaitu 1g po sehari sekali (Dipiro 9,2014 hal 448).
DRP : Tidak tepat obat
Rekomendasi : Direkomendasikan penggunaan ceftriaxon i.m 250 mg sekali dan
azitromisin po 1g 1x sehari selama 7 hari (Dipiro 9,2014 hal 448). Ceftriaxon dengan dosis
250 mg IM 1xsehari (Dipiro 10, 5143)

MONITORING
a. Efektivitas Obat:
– Mengurangi infeksi bakteri gonore

b. ESO: gangguan fungsi hati yang disertai gangguan fungsi ginjal dapat
penggeseran billirubin dari ikatan plasma (DIH 17th).
HIV
S:-

O : CD4 : 300 sel/mm3


Tenovofir 300 mg 1x sehari po

– Tepat indikasi : tepat, tenovofir diindikasikan untuk HIV (Drug Information


Handbook 17th Edition).
– Tepat obat: tepat, merupakan drug of choice pada penderita HIV (Dipiro 9,2014
hal 384)
– Tepat dosis : tepat, dosis tenovofir untik pasien HIV dewasa 300 mg 1x sehari
(Dipiro 9,2014 hal 387)
– Tepat pasien : tepat , pasien tidak dikontraindikasikan terhadap tenovofir
Lamivudine 300 mg 1x sehari po

– Tepat indikasi : tepat , lamivudine diindikasikan untuk HIV (Drug Information


Handbook 17th Edition).
– Tepat obat : tidak tepat, bukan merupakan drug of choice (Dipiro 9,2014 hal
384)
– Tepat dosis : tepat, dosis lamivudine 300 mg 1xsehari po (Drug Information
Handbook 17th Edition).
– Tepat pasien : tepat, pasien tidak dikontraindikasikan terhadap lamivudine
Nevirapine 600 mg 1x sehari po

– Tepat indikasi : tepat, nevirapine diindikasikan untuk pengobatan HIV (Drug


Information Handbook 17th Edition).
– Tepat obat : tidak tepat, bukan merupakan drug of choice choice (Dipiro 9,2014
hal 384)
– Tepat dosis : tidak tepat dosis, dosis nevirapine yaitu 200 mg 1x sehari po
selama 14 hari (Drug Information Handbook 17th Edition).
– Tepat pasien: tepat, pasien tidak dikontraindikasikan terhadap nevirapine
DRP : Tidak tepat obat
Rekomendasi : Nevirapine 600 mg diganti dengan Efavirenz 600 mg
once daily (EFV)

MONITORING
1. ESO TENOFOVIR : penurunan fungsi renal (Dipiro 9,2014 hal 387)
2. ESO LAMIVUDIN : sakit kepala (Dipiro 9,2014 hal 387)
3. ESO EFAVIRENZ : rash, hepatotoxic (Dipiro 9,2014 hal 388)
Stage HIV
Algoritma HIV
TUKAK
LAMBUNG
Belum Ada Terapi

– Reseptor H2 antagonis atau inhibitor pompa proton akan diharapkan berinteraksi


sama. Antasida aluminium / magnesium tidak berinteraksi ke tingkat relevan secara
klinis dengan efavirenz atau nevirapine, dan famotidine tidak mengubah
penyerapan efavirenz (Stockley’s Drug Interaction, 8th Edition, 2008 : 784).

– omeprazole diindikasikan untuk tukak lambung (Drug Information Handbook 17th


Edition). Ranitidin sedikit menurunkan paparan etravirine (NNRTI), sedangkan
omeprazole meningkatkannya sekitar 41%. Peningkatan eksposur etravirine ketika
diberikan bersama omeprazole dikaitkan dengan penghambatan CYP2C19.
Mempertimbangkan profil keamanan yang menguntungkan dari etravirine,
perubahan ini tidak relevan secara klinis. Etravirine dapat diberikan bersama dengan
pompa proton inhibitor dan antagonis H2 tanpa penyesuaian dosis.
DRP : Ada indikasi tanpa terapi
REKOMENDASI : Direkomendasika omeprazole 20 mg 1x sehari po
(Drug Information Handbook 17th Edition).

MONITORING
Eso : sakit kepala, mual,muntah, binggung (Drug Information
Handbook 17th Edition).
Stockleys, Edition 8th,
:784
KESIMPULAN
REKOMENDASI
– Direkomendasikan penggunaan ceftriaxon i.m 250 mg sekali dan
azitromisin po dosis tunggal dan dimonitoring setelah 7 hari (Dipiro
9,2014 hal 448)
– Terapi tenovofir 30 mg 1x sehari po dilanjutkan, dikombinasikan dengan
efavirenz po 600 mg 1xsehari dan emtricitabine 200 mg 1x sehari Dipiro
9,2014 hal 384)
– Nevirapine 600 mg 1xsehari diganti Efavirenz 600 mg 1xsehari
– Direkomendasikan nevirapine dihentikan
– Direkomendasikan omeprazole 20 mg 1x sehari po (Drug Information
Handbook 17th Edition).
KONSELING

– Memberi dukungan psikologik misalnya dukungan emosi, psikologi sosial,


spiritual pada pasien
– Memberi informasi mengenai pencegahan penularan HIV/AIDS melalui
informasi tentang perilaku berisiko (seperti seks tak aman atau penggunaan alat
suntik bersama).
– Memberitahu keluarga untuk selalu memberikan dukungan pada pasien
– Minum obat teratur
– Life modification style dengan berhenti merokok
– Makan makanan yang bergizi
– Olahraga
DAFTAR
PUSTAKA
American Pharmacist Association, 2009, Drug Information Handbook A Comprehensive Resource
for all Clinicians and Healthcare Proffesionals 17th edition, Lexicomp: USA.
BPOM, 2017, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia: Jakarta.
Deming, Paulina. 2016. Viral Hepatitis in Dipiro, J.T, Talbert, R.L., Yee G.C., Matzke G.R, Wells, B.G.,
Posey, L.M. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, 10th edition. Mc.New York:
Graw Hill Medical.
Dipiro,J. T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Well, B.G., Posey, L.M., 2012, Pharmacotherapy
Handbook 9th Edition, McGraw Hill: New York
Sukandar, Elin Yulinah, Andrajati, Retnosari, Sigit, Joseph I, Adnyana, I Ketut, Setiadi, A. Adji
Prayitno, Kusnandar. 2013. ISO Farmakoterapi 1. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai