Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 9

SRI RATNA PERMATASARI


MURADIF MUBIN

INKONTINENSIA FESES PADA


KEHAMILAN

DEFINISI

Kata kontinensia berasal dari kata latin


continere atau tenere yang berarti
menahan.
U.S Department of Health and Human
Services (2009) inkontinensia fekal
adalah ketidakmampuan dalam menahan
keinginan buang air besar , juga diartikan
sebagai ketidakmampuan menahan gas,
feces cair, maupun feces padat.

EPIDEMINOLOGI

Macmillan dkk. memperkirakan


prevalensi inkontinensia fekal (feces)
sebesar 0,4% sampai 18%.

PATOFISIOLOGI

Integritas neuromuskular dari rektum,


anus, dan otot-otot dasar panggul
membantu mempertahankan
kontinensia fekal normal.

PATOFISIOLOGI

Untuk mempertahankan kontinensia


fekal diperlukan interaksi yang
kompleks antara susunan saraf pusat
(korteks frontalis) dan jalur persarafan
yang intak antara medula spinalis
dengan otot-otot dasar panggul serta
sfingter ani yang utuh.

PENYEBAB

Penyakit radang usus


Gangguan neurologis
Kelainan kolorektal
Perubahan degenaratif dan usia
OBSTETRI

PENYEBAB

OBSTETRI
Penyebab iatrogenik utama dari
inkontinensia fekal adalah kerusakan
sfingter setelah persalinan
Risiko cidera sfingter ani meningkat
pada pengunaan forsep atau vakum
ekstraksi

DIAGNOSIS

Anamnesis mengenai penggunaan


popok atau alat lain serta kemampuan
penderita untuk membedakan feses
cair, padat, gas
pencitraan anorektum

Harus ditentukan kondisi yang dialami


saat inkontinensia terjadi:
Inkontinensia pasif
Inkontinensia urge
Rembesan feces

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi perineum dan rectal touche
paling baik dilakukan dengan penderita
berbaring pada posisi miring ke kiri
dengan pencahayaan yang baik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Manometri anorektal
Pemeriksaan sensoris
Pencitraan anal kanal
MRI

PENATALAKSANAAN
a)
b)
c)
d)

Upaya-upaya suportif
Terapi farmakologis
Terapi biofeedback
Tindakan bedah

KESIMPULAN

Inkontinensia fekal adalah keadaan yang


memalukan penderita dan terisolasinya dari
lingkungan. Keberhasilan terapi tergantung
dari pada ketepatan diagnosis yang menjadi
penyebabnya.
Anamnesis
yang
teliti,
pemeriksaan
fisik
dan
anorektal
serta
pemeriksaan
USG
sangat
diperlukan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan obatobatan, terapi biofeedback atau dengan
operasi yang disesuaikan dengan etiologinya.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai