Anda di halaman 1dari 25

PSIKIATRI FORENSIK

Kelompok 4

DEFINISI

Psikiatri artinya ilmu yang berkaitan


dengan kejiwaan/mental.
Forensik artinya ilmu yang diaplikasikan
untuk menegakkan hukum dan peradilan
Psikiatri forensik adalah Subspesialisasi
ilmu
kedokteran
psikiatri
yang
diaplikasikan
untuk
membantu
penegakkan hukum dan peradilan

Psikiatri forensik merupakan cabang ilmu


psikiatri yang berhubungan dengan
evaluasi gangguan jiwa untuk keperluan
hukum; membebaskan seseorang dari
tanggung jawab perbuatan kejahatan,
proses peradilan kejahatan, hukuman
yang terus menerus, membatalkan
kesaksian, transaksi, aktivitas lain dan
mendorong seseorang untuk
mendapatkan berbagai bentuk
pengobatan.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP PSIKIATRI


DENGAN KONSEP HUKUM

Psikiatri penderita gangguan jiwa


sering menunjukkan penyimpanganpenyimpangan diarahkan kembali ke
keadaan sosial yang konstruktif sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dengan
cara memberikan pencegahan,
pengobatan dan rehabilitasi.
Bidang hukum kontrol sosial sangsi.

KEDUDUKAN DOKTER DALAM PSIKIATRI


FORENSIK

Tidak sebagi terapis tetapi sebagai


kepanjangan tangan petugas hukum.
Posisinya bukan medis tetapi posisi
legal.
Tugasnya :
Menemukan fakta-fakta sebagai bukti,
Berupaya
memenuhi
unsur
utk
pengambilan keputusan di pengadilan.

Tugas dokter / psikiater

menyajikan informasi dan pendapat


yang relevan sebagai seorang ahli untuk
membantu secara sengaja.

TUGAS DOKTER / PSIKIATER


DALAM PSIKIATRI FORENSIK
Ada 4 tahapan tugas yang menyangkut
persoalan
dalam pengadilan :
1.
Sebelum pemeriksaan psikiatrik
Harus mempelajari dahulu kasus
sebelum melakukan pemeriksaan
terhadap pasien.

2. Melakukan pemeriksaan psikiatrik


- Menggunakan cara cara yang lazim
- Pemeriksaan teliti & catatan
selengkap mungkin
3. Sesudah pemeriksaan psikiatrik
Rencana pemeriksaan khusus yang
mungkin bisa lebih memperjelas
keadaan pasien
4. Jadi saksi ahli di pengadilan
- Berunding dgn pengacara sebelum
pengadilan

DASAR HUKUM

KUHAP (Pasal 65,


80,120,180,184 dan 284)
KUHP pasal 44
UU No.36 Tahun 2009 tentang
kesehatan
Badan Pembinaan Hukum
Nasional (BPHN)
Direktorat Kesehatan Jiwa

PASAL 150 UU NO.36/2009


(1)

(2)

Pemeriksaan
kesehatan
jiwa
untuk
kepentingan penegakan hukum (visum et
repertum psychiatricum) hanya dapat
dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran
jiwa pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Penetapan status kecakapan hukum
seseorang
yang
diduga
mengalami
gangguan kesehatan jiwa dilakukan oleh
tim dokter yang mempunyai keahlian dan
kompetensi sesuai standar profesi.

KUHP PASAL 44
1.Barang siapa melakukan tindak pidana yang
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan
padanya karena pada waktu melakukan
perbuatan tersebut ia menderita gangguan/
sakit jiwa, atau keterbelakangan mental,
atau gangguan kesadaran tidak dipidana.
2.Jika
ternyata
perbuatan
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan pada seseorang
karena ayat 1, maka hakim dapat meminta
dirawat & diobati selama 1 tahun di RS jiwa.

Penjelasan pasal 44 ayat


1 :

Yang dimaksud gangguan/sakit jiwa adalah


gangguan/sakit jiwa dengan kemampuan
menilai realitas terbatas, terutama psikosis.
Yang dimaksud keterbelakangan mental
adalah golongan retardasi mental sedang,
berat dan sangat berat.
Yang
dimaksud
dengan
gangguan
kesadaran adalah yang terdapat pada
epilepsi psikomotor, twilight state, disosiasi
histerik , dll

PERSOALAN HUKUM YANG


MENYANGKUT KESAKSIAN PSIKIATRIK
Ada beberapa persoalan hukum yang menyangkut
kesaksian psikiatrik di dalamnya :
1. Tindakan biasa yang menyangkut kemampuan
a. Kontrak
b. Surat wasiat
c. Kemampuan untuk jadi saksi di pengadilan
d. Kemampuan untuk menjalankan suatu urusan
e. Hendaya psikiarik

2. Tindakan kejahatan yang menyangkut


kemampuan
a. Kesanggupan untuk jadi terdakwa
b. Kesanggupan untuk menjalani hukuman
atau
hukuman mati
c. Kesanggupan untuk melakukan kejahatan
dengan
niat (mens rea)
3. Tindakan kejahatan yg menyangkut tanggung
jawab

GANGGUAN JIWA YANG PENTING


PADA PSIKIATRI FORENSIK
Gangguan jiwa yang penting
hubungannya
dengan proses peradilan :
1.
Psikosis mani depresif (Psikosis
afektif)
- episode mani
- episode depresi

2. Skizofrenia
3. Paranoia
4. Psikosis organik (Demensia paralitika,
Demensia senilis, Alkoholisme)
5. Psikoneurosis / neurosis (Histeri,
Psikopat, Psikosis purpueralis, Psikosis
Postraumatika)

BENTUK KETERANGAN AHLI


JIWA

Ada 2 bentuk :
Surat keterangan ahli kedokteran
jiwa (VER Psychiatricum).
Lisan, yang dinyatakan disidang
pengadilan dibawah sumpah

TATA LAKSANA PEMBUATAN


VISUM ET REPERTUM
PSYCHIATRICUM

Ada surat permintaan VER


Psychiatricum.

Yang berhak menjadi pemohon adalah :


Penyidik (KUHAP PS .120)
Penuntut umum(KUHAP PS. 120, & 284)
Hakim pengadilan (KUHAP PS. 180 (1))
Tersangka atau korban, melalui pejabat sesuai
dengan tingkat proses pemeriksaan (KUHAP
ps. 65)
Penasihat hukum (KUHAP ps. 80 ayat 1 & 2)

1.
2.
3.
4.

5.

TATA LAKSANA

Surat permintaan ditujukan kepada


Direktur atau Kepala Fasilitas Perawatan
pasien gangguan jiwa, atau lembaga
khusus untuk pemeriksaan, disertai
tembusan kepada Kakanwil Kemenkes
RI.
Dalam surat permintaan dicantumkan
identitas tersangka, alasan permintaan
pemeriksaan dan dilampiri Berita Acara.

TATA LAKSANA

Direktur/Kepala Fasilitas Perawatan


gangguan jiwa akan memberi tugas
kepada
dokter/psikiater
untuk
membuat VER Psychiatricum, yaitu
dokter yg memenuhi syarat2 sebagai berikut :
Bekerja pada institusi tersebut.
Tidak
berkepentingan
dalam
perkara
yg
bersangkutan.
Tidak ada hubungan keluarga/terikat hubungan
kerja dengan tersangka/korban.
Tidak ada hubungan sengketa dalam perkara lain.

TATA LAKSANA

Dokter
/psiakiater
yg
ditunjuk
berusaha untuk menerbitkan VER
Psychiatricum dalam jangka waktu
14 hari sejak diperiksa, kecuali
diperlukan waktu yg lebih panjang dan
dgn seizin instansi pemohon VER
Psychiatricum.
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan
medis umum, neurologis, psikiatrik,
dan pemeriksaan tambahan.

TATA LAKSANA

Yang kemudian disimpulkan dalam VER


Psychiatricum adalah :
Diagnosis , yaitu ada tidaknya gangguan
jiwa.
Kemampuan bertanggung jawab atau
kecakapan bertindak dalam lalu lintas
hukum. Dengan interpretasi :
Apakah perilaku terperiksa yg melanggar
hukum merupakan gejala atau bagian dari
gangguan jiwanya.

TATA LAKSANA

Apakah terperiksa mampu memahami


nilai tindakannya serta memahami nilai
resiko perbuatannya.
Apakah
terperiksa
mempunyai
kebebasan untuk memaksudkan suatu
tujuan serta mampu mengarahkan
kemauan.

YANG DAPAT MENERBITKAN


VER PSYCHIATRICUM

DOKTER AHLI JIWA


DAERAH TERPENCIL BISA DOKTER
UMUM DGN PENETAPAN SURAT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI,cq
Kakanwil Kemenkes RI

KESIMPULAN

Psikiatri forensik diaplikasikan untuk


membantu penegakan hukum dan
peradilan.
Bantuan hukum terutama keterangan
ahli yang bisa tertulis (visum et
repertum psychiatricum) maupun lisan
dipengadilan.
Psikiatri forensik menjadi tanggung
jawab seorang psikiater.

Anda mungkin juga menyukai