Anda di halaman 1dari 4

NOTULEN DIABETES MELITUS

Disusun oleh :
Kelompok 8
Ismiatika Arief (1061511045)
Latifatul Qodriyah (1061511048)
Lisa Riana W. (1061511051)
Lutfiara Sabella (1061511054)
Made Ayu Laksmi S. (1061511055)
Maria Vera C. (1061511057)
Mira Ramdini (1061511061)
Noor Anisa (1061511067)
Nurul Ikhda (1061511072)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI
SEMARANG
2015
Diabetes Melitus (19 September 2015)

1. Pertanyaan :
Bagaimana kepatuhan pasien dapat diketahui?
Jawaban :
Kepatuhan pasien dapat diketahui dengan melihat nilai HbA1 C dari pasien, nilai HbA1C dari
pasien 13 % sedangkan syarat HbA1 C < 7,0% (American Diabetes Association, 2006: 55) .
maka dari nilai HbA1C dapat disimpulkan kurangnya kepatuhan pasien dalam menjalankan
terapi.

2. Pertanyaan :
Penggunaan obat metformin dengan glibenklamid pada pasien diabetes melitus gagal,
kemudian dikasih insulin dan terjadi penurunan kadar gula darah, namun apa perlu pemberian
metformin dengan glibenklamid lagi apabila terjadi peningkatan lagi pada hari ke-9, dan
terapi selain itu apa?
Jawaban :
Pengobatan terapi obat atau dosis tidak dapat diganti-ganti secara cepat atau tiba-tiba karena
penurunan dipengaruhi oleh banyak faktor dan perlu dilakukan pengecekan gula darah secara
rutin. Apabila terjadi peningkatan kembali kadar gula darah pada hari ke-9 maka perlu
dilakukan evaluasi mengenai terapi, kepatuhan pasien, dan bagaimana pola hidup yang
dijalankan oleh pasien, sehingga dapat diputuskan langkah selanjutnya.

3. Pertanyaan :
Kenapa pemerikasaan HbA1C dilakukan per 3 bulan? Buah apa yang harus dihindari penderita
diabetes?
Jawaban :
Pemerikasaan HbA1C dilakukan per 3 bulan untuk mengetahui kepatuhan pasien dalam
minum obat atau menjalankan terapi. Buah yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
diabetes melitus adalah buah yang mengandung kadar gula yang tinggi, misal sawo dan
mangga, dan buah yang aman untuk pasien adalah buah apel.

4. Pertanyaan :
Kenapa pasien diberi insulin dan tidak diberi antidiabetik oral saja?
Jawaban :
Untuk terapi awal pasien hanya diberikan obat oral antidiabetik, yaitu metformin dan
glibenklamid, namun kadar gula darah pasien hanya mengalami penurunan sedikit yaitu pada
hari ke-1 kadar gula darah 2 jam 290 mg/dL menjadi 280 mg/dL pada hari ke-4. Kadar gula
darah masih diatas normal, bisa dimungkinkan sel pankreas sudah mengalami kerusakan
berat bahkan sudah tifak berfungsi, kemudian pada hari ke-5 ditambahkan terapi insulin dan
menghasilkan penurunan kadar gula darah 2 jam yang signifikan yaitu menjadi 160 mg/dL
pada hari ke-8. Menurut Dipiro (2005) kadar gula darah 260 mg/dL digunakan obat oral
dengan kombinasi insulin.

5. Pertanyaan :
Hipertensi yang diderita pasien tersebut disebabkan karena apa? Bagaimana cara mengatasi
tekanan darah pasien?
Jawaban :
Tekanan darah 130/80 pada pasien usia lanjut termasuk normal. Tekanan darah pasien sudah
mengalami penurunan yaitu pada hari ke-1 160/100 menjadi 140/95 pada hari ke-8.
Hipertensi bisa disebabkan karena penyakit pasien (diabetes melitus), darah pada pasien
diabetes melitus terjadi peningkatan viskositas sehingga mengakibatkan tekanan darah
meningkat. Tekanan darah yang belum normal bisa disebabkan pola hidup atau kepatuhan
pasien dalam menjalankan terapi, sehingga perlu dilakukan wawancara dan konseling
mengenai pola hidup yang dijalankan dan kepatuhan terapinya. Pengobatan hipertensi tetap
dijalankan hanya saja dosis disesuaikan dengan kondisi pasien.

6. Pertanyaan :
Metformin mempunyai kontraindikasi dengan penyakit gangguan fungsi ginjal, tetapi
mengapa dalam kasus ini pasien masih diberikan metformin?
Jawaban :
Berdasarkan jurnal Metformin in patients with chronic kidney disease: strengths and
weakness (Rocha A. dkk., 2013) metformin masih dapat diberikan dengan menurunkan
dosisnya dengan memonitoring GFR pasien. National Institute for Healt and Clinical
Excellence merekomendasikan bahwa dosis metformin harus ditinjau jika perkiraan laju
filtrasi glomerulur (eGFR) adalah <45 ml/menit/1,73 m2 dan metformin harus dihentikan pada
pasien eGFR <30 ml/menit/1,73 m2. Metformin sendiri bukanlah obat nefrotoksik. Nilai
normal eGFR adalah >90 ml/menit/1,73 m2. Dalam kasus ini tidak terdapat data GFR dari
pasien sehingga perlunya data GFR pasien agar dapat dipertimbangkan kembali untuk
pemakaian metformin.

7. Pertanyaan :
Cara pemakaian insulin?
Jawaban :
Insulin yang sering digunakan adalah insulin pen, dimana insulin pen disuntikkan melalui
subcutan (dibawah kulit). Cara penggunaannya :
a. Obat dimasukkan ke dalam pen
b. Atur dosis insulin yang dibutuhkan
c. Pada bagian jarum diujung pen dibuka tutupnya
d. Suntikkan secara subcutan didaerah yang mengandung banyak lemak seperti perut,
selain banyak lemak di daerah perut juga lebih mudah.

Tambahan dari Ibu Sri Haryanti :


a. Glibenklamid tidak sesuai untuk usia lanjut, untuk itu perlu diganti dengan obat golongan
sulfonilurea laIn yang diperbolehkan untuk lansia misal glipizide.
b. Diet untuk DM tidak hanya diet gula, tetapi juga diet lemak sehingga jika pasien memiliki
kadar kolesterol tinggi perlu disarankan untuk kontrol kolesterol tiap bulan.

Anda mungkin juga menyukai