Pengertian Pemanis
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama (Cahyadi, 2006).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui hubungan struktur kimia bahan pemanis dengan rasa manis antara lain: - Mutu rasa manis - Intensitas rasa manis - Kenikmatan rasa manis
contoh adalah sakarin, siklamat, aspartam, dulsin, sorbitol sintetis, dan nitro-propoksi-anilin.
Diantara berbagai jenis pemanis buatan atau sintetis, hanya beberapa saja yang diizinkan penggunaannya dalam makanan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 208/Menkes/Per/IV/1985. Diantaranya sakarin, siklamat, dan aspartam dalam jumlah yang dibatasi atau dengan dosis tertentu. Sekalipun penggunaanya diizinkan, pemanis buatan peraturan penggunaannya harus dibatasi. Alasannya, meskipun pemanis buatan tersebut aman dikonsumsi dalam kadar kecil, tetap saja dalam batasbatas tertentu akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia maupun hewan yang mengkonsumsinya. Pembatasan tersebut kita kenal dengan ADI, atau asupan harian yang dapat diterima.
0-2,5 mg
Makanan berkalori rendah a. Permen karet b. Permen c. Saus d. Es krim dan sejenisnya e. Es lilin f. Jam dan jeli g. Minuman ringan h. Minuman yoghurt i. Minuman ringan fermentasi a. 50mg/kg (sakarin) b. 100mg/kg (Na-sakarin) c. 300 mg/kg (Na-sakarin) d. 200 mg/kg (Na-sakarin) e. 300 mg/kg (Na-sakarin) f. 200 mg/kg (Na-sakarin) g. 300 mg/kg (Na-sakarin) h. 300 mg/kg (Na-sakarin) i. 50 mg/kg (Na-sakarin)
ADI
2. Siklamat
(garam
natrium dan garam kalsium)
a. Permen karet
b. Permen c. Saus d. Es lilin e. Minuman yoghurt
a.
b.
1g/kg siklamat
dihitung
sebagai
asam
c.
asam
f. Minuman ringan
fermentasi d.
siklamat
3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat e. 3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
f.
3. Sorbitol
Beberapa Jenis Pemanis Buatan Pengganti Sukrosa yang Diijinkan Penggunaannya di Indonesia:
Jenis Bahan Pemanis Alitam Jumlah Kalori (kKal/g) 1.4 Tingkat Kemanisan * 2000 0.34 ADI (mg/kg berat badan) Sifat
Acesulfa me-K
200
15
Aspartam
0.4
180
50
menyebabkan
fungsi otak.
resiko
penu-runan
Neotam
7000
0-2
Terurai
secara
cepat
dan
dibuang
sempurna tanpa akumulasi oleh tubuh melalui metabolism normal. Sakarin 0 300 5 Timbul reaksi dermatologis bagi anakanak yang alergi terhadap Berpotensi memacu sulfa. partum-buhan
Siklamat
300
0-11
Dalam tinggi
dosis dapat
langsung
dikeluarkan oleh tubuh perubahan. tanpa
Pemanis Buatan yang Direkomendasikan Departemen Kesehatan RI berupa Sakarin dan siklamat dengan kadar yang telah ditetapkan disetiap penggunaannya.
1. Sakarin
Sakarin adalah bagian dari bahan pemanis sintetis. dan mempunyai kemanisan 300 sampai 400 kali lebih manis dari sukrosa. Kegunaannya sebagai zat tambahan atau dipakai sebagai pengganti gula dalam minuman ataupun makanan dan terutama digunakan untuk penderita Diabetes Mellitus dan diet untuk penderita Obesitas. Umumnya yang digunakan sebagai bahan tambahan makanan atau minuman adalah bentuk garamnya, yaitu yang mudah larut dalam air. 1. Kalsium Sakarin 2. Natrium Sakarin
2. Siklamat
Jenis siklamat yang digunakan sebagai bahan pemanis yang beredar dipasaran adalah dalam bentuk garam Natrium, diproduksi oleh produsen sebagai bahan tambahan pada makanan atau minuman untuk penderita Diabetes dan yang memerlukan makanan atau minuman yang berkalori rendah. Natrium Siklamat merupakan salah satu daftar nama bahan yang dihapus dalam farmakope Indonesia 1995 edisi IV yang dikeluarkan oleh Depertemen kesehatan Republik Indonesia.
Buatan
- Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah. - Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan. - Sebagai penyalut obat. - Menghindari kerusakan gigi. - Pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok, pemanis sintetis dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi,
- Asamkan contoh dengan HCl,lalu ekstrak dengan 25 ml eter. - Cuci campuran eter tersebut 2 kali dengan 10,m1 NH4OH 5%, pisahkan dan campurkan NH4OH dengan 10 ml HCI 25 % lalu ekstrak 3 kali dengan 25 ml eter. - Cuci campuran ekstrak eter dengan air sampai netral dan uapkan di udara terbuka. - Tambahkan 10 tetes H2SO4 p.a. - Masukkan campuran H2SO4 dan sisa penguapan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 40 mg resolsinol dan panaskan perlahanlahan de ngan api kecil sampai berubah menjadi warna hijau kotor. .
NaOH 10% berlebihan. Bila terbentuk warna hijau fluorensens menunjukkan sakarin positif Cara kerja: Untuk contoh yang tidak berlemak - Asamkan contoh dengan HCl,laju ekstraks 1 kali 25 ml eter. - Setelah larutan terpisah, uapkan eter dalam tabung reaksi di udara terbuka. - Tambahkan 10 tetes H2SO4 dan 40 mg resolsinol. - Panaskan perlahan-lahan dengan api kecil sampai berubah menjadiwarna hijau kotor. - Dinginkan, tambahkan 10 ml air suling dan larutan NaOH 10 % berlebihan. Bila terbentuk warria hijau fluoresens berarti sakarin positif.
2 Uji Kromatografi - Prinsip Sakarin akan memberikan warna jingga muda dengan alfanaftilamin di bawah sinar ultra violet. - Pereaksi Fase gerak : 90 ml aseton + 10 ml amonia (BJ 0,88) 90 ml etanol + 10 ml amonia (BJ 0,88). Larutan Alfa-naftilamin 0,1 % Tambahkan 5 tetes larutan tembaga asetat jenuh dan 3 tetes asam asetat glasial pada larutan alfa-naftilamin 0,1 % dalam etanol. Larutan standar Larutkan 1 g natrium sakarin dalam etanol 50 %, encerkan hingga 100 ml (1 l = 10 g sakarin)
- Cara kerja - Asamkan kurang lebih 100 ml contoh (bila berupa cairan) dengan 10 ml H2SO4 10%. Ekstrak dengan 50 ml etil asetat dalam corong pemisah. - Saring etil asetat dengan lapisan Na2SO4 anhidrat untuk menghilangkan air. - Uapkan etil asetat hingga mencapai 2 ml. - Totolkan lebih kurang 5l contoh dan standar pada lapisan lipis - Kieselgel G pada lernpeng dengan jarak 1 - 1,5 cm dari tepi lempeng. - Rendam lempeng dalam suatu bejana yang jenuh dengan uap fase gerak hingga mencapai jarak 15 cm dari tepi lempeng. Bila contoh mengandung asam benzoat, panaskan lempeng pada 130oC selama 30 menit sebelum disemprot dengan Iaru tan Alfanaftilamin. - Semprot dengan larutan Alfa-naftilamin 0,1 %. - Keringkan dan biarkan di bawah sinar uv selama 1 menit. Warna
SIKLAMAT 1. Uji dengan pengendapan - Prinsip Terbentuknya endapan putih dari reaksi antara BaCl2 dengan Na2SO4 (berasal dari reaksi antara siklamat dengan NaNO2 dalam suasana asam kuat) menunjukkan adanya siklamat . - Pereaksi Larutan asam klorida,HCl TOVo Larutan Barium klorida, BaCI2 L0 V" Larutan Nitrit, NaNO2 10 %. Cara kerja - Tambahkan 10 ml larutan HCI 10 % ke dalam hasil saringan contoh, dan tambahkan pula 10 ml larutan BaCl2 10 %. - Biarkan 30 menit saring dengan kertas saring whatman 42, Ialu tambahkan 10 ml NaNO2 10%, kemudian panaskan di atas pcnangas air. - Bila timbul endapan putih dari BaSO4 berarti contoh mengandung siklamat. Catatan : Bila contoh berwarna, tambahkan arang aktif untuk menghi-langkan warna tersebut, baru kemudian saring
- Prinsip
Siklamat akan memberikan wama putih dengan perak nitrat di bawah sinar ultra violet - Pereaksi Fase gerak : 90 ml aseton + 10 ml amonia (BJ 0,88) 90 ml etanol + 10 ml amonia (BJ 0,88). Bahan penyemprot Larutan perak nitrat, AgNO3 0,005M. Larutkan 170 mg AgNO3 dalam l liter air, tambahkan 5 ml ammonia (bj 0,88) dan buat volume menjadi 200 ml dengan etanol. Larutan standar Larutkan 1 g kalsium siklamat dalam etanol 50% dan encerkan hingga 100 ml (1 l = 10 g siklamat).
Cara kerja - Asamkan kurang lebih 100 ml contoh (bila berupa cairan) dengan 10 ml H2SO4 10%. Ekstrak dengan 50 ml etil asetat dalam corong pemisah. - Saring etil asetat dengan lapisan Na2SO4 anhidrat untuk menghilangkan air. - Uapkan etil asetat hingga mencapai 2 ml. - Totolkan lebih kurang 5 l contoh dan standar pada lapisan tipis Kieselgel G pada lempeng, dengan jarak 1 - 1,5 cm dari tepi lempeng. - Rendam lempeng dalam bejana yang jenuh dengan uap fase gerak hingga mencapai jarak 15 cm dari tepi lempeng. Bila contoh mengandung asam benzoat, panaskan lempeng pada 130oC selama 30 menit sebelum disemprot dengan larutan AgNO3 0,005 M. - Semprot dengan larutan AgNO3 0,005 M. - Keringkan dan biarkan di bawah sinar uv selama 1 menit. Warna total putih menunjukkan adanya siklamat 0,005 M.
KASIH