KELOMPOK 7 :
Ervidian Nurfadillah 2041013031
Nur Aliza 2041013033
Kurnia Ayasa 2041013035
Hirzi Ayu Sephia 2041013037
Sella Gustina 2041013039
1.Resep
2. Pembacaan Resep
1. Ambilah Methisoprinol 500 mg sebanyak 21 tablet. Tandai
3 kali sehari 1 tablet.
2. Ambilah Oseltamivir 75 mg sebanyak 14 tablet. Tandai 2
kali sehari 1 tablet.
3. Ambilah Azitromisin 500 mg sebanyak 5 tablet. Tandai 1
kali sehai 1 tablet.
4. Ambilah Becefort sebanyak 10 tablet. Tandai 2 kali sehari 1
tablet.
5. Ambilah Vitamin D3 sebanyak 5 tablet. Tandai 1 kali sehari
1 tablet.
6. Ambilah Astaplus sebanyak 10 tablet. Tandai 2 kali sehari 1
tablet.
3. Skrining Resep
Skrining Administrasi Skrining Farmasetik
Nama Dokter : Ada Bentuk Sediaan : Ada
Alamat Dokter : Ada Cara Pemberian : Ada
SIP Dokter :-
Jumlah dan aturan pakai : Ada
Td tgn / Paraf dokter : Ada
Tanggal Penulisan : Ada Stabilitas obat :-
Nama Pasien : Ada Inkompatibilitas :-
Umur Pasien : Ada
Jenis Kelamin : Ada
Berat badan :-
Skrining Farmakologi
Adanya riwayat alergi pada pasien : Tidak ada
Reaksi atas efek samping penggunaan : Tidak ada
Interaksi antar komponen obat : Tidak ada
Kesesuaian dosis dengan kondisi pasien : Sesuai
Hal-hal khusus terhadap pasien : Tidak ada
4. INFORMASI OBAT
Oseltamivir
Komposisi Oseltamivir 75 mg
(Medscape).
Indikasi Mengatasi infeksi virus seperti virus
influenza tipe A dan tipe B
(Medscape)
Kontra Indikasi Hipersensitifitas
Efek samping Sakit kepala, batuk dan hidung
tersumbat (khususnya pada anak-anak),
sakit perut, diare, mual dan muntah, sulit
tidur
(Medscape).
Selanjutnya
• Metabolisme
Oseltamivir secara ekstensif dikonversi menjadi
metabolit aktifnya (oseltamivir karboksilat) oleh
enzim esterase yang terdapat paling banyak di
hati
• Eliminasi
Oseltamivir yang diabsorpsi sebagian besar
(>90%) dieliminasi melalui konversinya
menjadi oseltamivir karboksilat. Oseltamivir
karboksilat dieliminasi hampir seluruhnya
(>99%) melalui ekskresi feses dan urin.
(Medscape).
Selanjutnya
Dosis Obat Dewasa: 75 mg, sekali sehari yang dikonsumsi
paling sedikit selama 10 hari. Mulai digunakan
dalam 2 hari sejak pertama kali terpapar dengan
lingkungan yang terjangkit virus flu. Obat dapat
diberikan hingga 6 minggu.
Bayi usia 0–1 bulan: 2 mg/kgBB
Bayi usia 1–3 bulan: 2,5 mg/kgBB
Bayi usia 3–12 bulan: 3 mg/kgBB
Bayi >1 tahun dengan berat badan <15 kg: 30mg
Bayi >1 tahun dengan berat badan 15–23 kg: 45
mg
Bayi >1 tahun dengan berat badan 23–40 kg: 60
mg
Bayi >1 tahun dengan berat badan >60 kg: 75
mg
(Medscape).
Selanjutnya
Farmakokinetik • Absorpsi
Kandungan vitamin B dalam vitamin B kompleks mayoritas
diserap di usus halus. Khusus vitamin B12, penyerapannya
memerlukan faktor intrinsik yang diproduksi oleh sel-sel
parietal gaster yang dikeluarkan bersama dengan asam
lambung.
Konsentrasi puncak vitamin B kompleks dalam plasma darah
tercapai dalam waktu 2‒6 jam setelah konsumsi per oral, dan
40 menit pada pemberian intramuskular.
• Distribusi
Vitamin B kompleks terdistribusi ke dalam peredaran darah
dan jaringan tubuh, termasuk ke dalam ASI.
• Metabolisme
Vitamin B kompleks dimetabolisme di hepar.
• Eliminasi
Vitamin B kompleks dieliminasi sebagian besar ke urine dalam
bentuk metabolitnya
(Medscape).
Interaksi Obat Azitromisin akan menurunkan/meningkatkan efek thiamine
dan pyridoxine dengan mengubah flora usus, apabila
dikonsumsi dalam bentuk oral dari kedua agen..(Medscape).
Dosis Obat Thiamine 15 mg, Riboflavin 10 mg, Pyridoxine 5 mg,
Cyanocobalamin 100 mcg, Calcium Pantothenate 30 mg,
Nicotinamide 50 mg, Vitamin C 500 mg, Tocopherol 30 mg
(Medscape).
Penyimpanan Obat Suhu ruangan
Vitamin D3
Komposisi Vitamin D3 (Cholecalciferol)
(Medscape).
Indikasi Osteoporosis, hypoparathyroidism,
hypophosphatemia, dan sebagai
suplemen nutrisi (Medscape).
Efek samping Aritmia, Sakit kepala, Mual, Muntah,
Hiperkalsemia dan Lesu (Medscape).
Mekanisme kerja Merangsang penyerapan kalsium dan
fosfat dari usus kecil; merangsang
resorpsi fosfat di tubulus ginjal;
merangsang sekresi kalsium ke dalam
darah dari tulang (Medscape).
Farmakokinetik • Absorbsi (penyerapan): Efek puncak:
1 bulan dengan dosis harian.
• Metabolisme : Di metabolisme di
hati
• Eliminasi : Di ekskresikan melalui
urin
(Medscape).
Selanjutnya
Interaksi Obat Pexidartinib dan Pretomanid (Medscape).
Selanjutnya
Interaksi Obat -Alendronate : menurunkan kadar/efek
alendronate.
-ibandronate: menurunkan kadar/efek
ibandronate.
-etidronate : menurunkan kadar/efek
etidronate.
(Medscape).
Dosis Astaxanthin 4 mg, selenium 15 mcg
(1 kaplet per hari)
(MIMS 2018, isue 1)
Farmakokinetik Ekskresi: Urine, feses, paru-paru, kulit
(Medscape).
Penyimpanan obat Simpan pada suhu di bawah 30 derajat
Celcius.
Penggunaan Mikronutrien/Vitamin Pada Pasien
Covid-19
Pada pasien COVID-19 terjadi ketidakseimbangan
kebutuhan energi dimana terjadi peningkatan konsumsi
energi yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti
demam, peningkatan kerja otot-otot pernafasan serta
ventilasi mekanik, hal tersebut dapat berisiko
menyebabkan malnutrisi. Untuk itu perlu dilakukan
pemenuhan kebutuhan energi, makronutrien,
mikronutrien, cairan, dan zat-zat gizi yang mampu
meningkatkan sistem immunomodulator, anti inflamasi,
dan antioksidan.
Berikut ini beberapa vitamin yang dapat digunakan:
• Becefort
Merupakan suplemen yang mengandung vitamin B .
Pada pasien covid vitamin B dapat membantu aktivasi
respon imun tubuh, mengurangi tingkat sitokin
proinflamasi, meningkatkan fungsi pernapasan sehingga
berpotensi untuk mengurangi gejala dan mengobati
infeksi Covid-19.
PENGARUH VITAMIN C TERHADAP SISTEM IMUN TUBUH UNTUKMENCEGAH DAN TERAPI COVID-19
Armanto Makmun1, Fadhillah Islamyah P. Rusli1
1Universitas Muslim Indonesia, Makassar
• Prove D3
Vitamin D memiliki efek yang positif terkait
imunitas tubuh. Terdapat beberapa mekanisme
vitamin D dalam menurunkan risiko infeksi.
Beberapa mekanisme tersebut adalah melalui
induksi cathelicidin dan defensin yang mampu
menurunkan laju replikasi virus dan
menurunkan konsentrasi sitokin proinflamasi.
• Asta plus
Mengandung mineral Selenium yang dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh, selain itu berperan dalam
menghambat mutasi virus. Hal ini dikarenakan selenium
dapat mempertahankan integritas membran dan melindungi
kerusakan DNA.
Azitromicin
Komposisi Antibiotik azitromicin, golongan makrolida.
Indikasi Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
organisme yang peka, infeksi saluran
pernapasan atas, infeksi saluran pernapasan
bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak,
penyakit menular seksual, urethritis, servitis
yang berkaitan dengan Chlamydia trochomas,
Ureaplasma urealy-ticum, dan Neisseria
gonorrhea.
Kontra Indikasi Hipersensitifitas, pasien dengan gangguan hati
Efek samping Mual, muntah,rasa kurang nyaman pada perut,
kembung, diare, gangguan pendengaran,
nefritis intestinal, gagal ginjal akut, fungsi
hati abnormal, vertigo, sakit kepala,
kebingungan.
Mekanisme kerja Bekerja dengan menghambat sintesis protein
yang bergantung pada RNA mikroorganisme
dengan mengikat ribosom subunit 50S, dan
mencegah translokasi rantai peptida.
Selanjutnya
Farmakokinetik •Absorpsi
Diserap dengan cepat dari saluran gastrointestinal. Ketersediaan
hayati: Sekitar 37%. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak:
Kira-kira 2-3 jam (oral, pelepasan segera).
•Distribusi
Tersebar luas di jaringan (kulit, paru-paru, amandel, serviks) dan
sputum. Hadir dalam ASI. Volume distribusi: 31-33 L / kg. Pengikatan
protein plasma: 7-51%.
•Metabolisme
Dimetabolisme di hati menjadi metabolit tidak aktif.
•Ekskresi
Melalui empedu (50%, sebagai obat tidak berubah); urin (6-14%,
sebagai obat tidak berubah). Waktu paruh eliminasi terminal: 68-72 jam
(persiapan konvensional); 59 jam extended release).
Interaksi Obat Azitromicin akan mengurangi jumlah dan efektivitas dari pyridoxine (Vit.
B6), dan azitromicin juga akan mengurangi jumlah dan efektivitas dari
thiamine (Vit. B1)
Dosis Obat Infeksi ringan-sedang, Community Acquired Pneumonia
Dewasa : 1x500 mg/hari selama 3 hari
Anak >6 bulan : 10 mg/kgBB (1xsehari) selama 3 hari
Infeksi klamidia genital tanpa komplikasi & urethritis non gonococcal
Dewasa : 1 gram sebagai dosis tunggal
Penyimpanan Obat Suhu ruangan
Kenapa Azithromycin bisa
digunakan untuk Terapi Covid-19?
Azithromycin dapat mencegah invasi Plasmodium falciparum, kemungkinan
mengganggu ligan vital atau interaksi reseptor dan infeksi SARS-CoV-2. Efek
Azithromycin pada SARS- CoV-2 belum dievaluasi. Azithromisin menginduksi
respons antivirus dalam sel epitel dengan meningkatkan kadar interferon dan
protein yang distimulasi interferon, menurunkan replikasi dan pelepasan virus.
Pada kebanyakan pasien dengan dugaan atau konfirmasi SARS-CoV-2,
kerusakan paru- paru berkorelasi dengan tingkat keparahan infeksi virus.
Antibiotik makrolida direkomendasikan sebagai terapi lini pertama dalam
kombinasi dengan β-laktam pada pasien CAP dengan COVID-19. Penggunaan
Azithromycin dapat menurunkan viral load saat ditambahkan ke
hidroksiklorokuin pada pasien COVID-19 didasarkan pada studi klinis skala kecil
yang belum cukup untuk menarik kesimpulan tentang kemanjuran dan
keamanannya. Adapun studi telah menyarankan bahwa Azithromycin
memberikan efek imunomodulator, menghentikan peradangan yang dapat
menyebabkan kegagalan organ dan kematian pada COVID-19.
Tinjauan Azithromycin Pada Penyakit Virus Korona 2019 (COVID-19)
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Vol. 17, No.2, (2020). E-ISSn 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
Fungsi dan Efektifitas Azithromycin
Fungsinya sebagai pilihan terapi untuk pasien covid-19
derajat ringan hingga berat.
Mekanisme Obat Obat ini bekerja dengan cara mengubah atau memicu proses
imun yang dimediasi sel tubuh sehingga memperlambat
pertumbuhan dan penyebaran virus di tubuh.
Kontra Indikasi Riwayat gout, pasien jantung yang sedang dalam terapi
digitalis
Efektivitias : Saat ini, tidak ada uji coba Isoprinosine yang sedang
berlangsung untuk mengobati COVID-19 tetapi ada delapan uji klinis tentang
Isoprinosine untuk mengobati kondisi lain, mis. HIV, AIDS berat, dan
penyakit kelenjar getah bening
Malaysian Health Technology Assessment Section (MaHTAS),
Medical Development Division,
Ministry of Health, Malaysia.
5. Terapi Non farmakologi
• Selalu menggunakan masker
• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
Derajat • Berjemur matahari minimal 10-15 menit
Ringan • Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari
Selanjutnya
DRPs Keterangan
Efek Samping Telah dijelaskan di informasi obat.
Kegagalan terapi Tidak ditemukan kegagalan terapi dalam kasus ini. Kegagalan
terapi dalam suatu pengobatan disebabkan oleh faktor
psikososial, ketidakmampuan ekonomi, kurangnya pemahaman
pasien tentang terapi yang dilakukan, dosis yang tidak sesuai
dan pasien menggunakan obat lain tanpa sepengetahuan dokter.
Kegagalan terapi juga dapat disebabkan oleh tenaga kesehatan
yang tidak memberi tahu cara penggunaan obat yang benar.
7. Upaya Pencegahan / Penanggulangan DRPs
DRPs Pencegahan
Interaksi obat Becefort dapat diminum sebelum makan terlebih dahulu,
kemudian Azitromicin diminum setelah makan agar tidak
terjadi interaksi antar kedua obat tersebut.
Efek samping obat Berkomunikasi kepada pasien terkait efek samping yang
mungkin terjadi dan memberikan obat tambahan untuk
mencegah efek samping yang merugikan.
8.Informasi Obat Pada Pasien
Simpan obat pada suhu ruang dan terlindung dari cahaya
matahari
Penggunaan tablet Azithromycin 1 kali sehari 1 tablet dan
harus dihabiskan
Tablet Oseltamivir diminum 2 kali sehari 1 tablet hingga
habis
Jika Antibiotik dan Antivirus lupa diminum, maka harus
dikonsumsi ulang dari awal
Tablet Methisoprinol diminum 3 kali sehari 1 tablet
Tablet Becefort dan Asta plus diminum 2 kali sehari 1 tablet
Vitamin D3 diminum 1 kali sehari 1 tablet
THANK YOU