Anda di halaman 1dari 41

Disampaikan Oleh

dr. Dwi Martiningsih, M.Kes, AAK


Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan
Kesehatan Primer

Pertemuan Nasional Apotek, Surabaya, 11-13 Juli 2018

1
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
AGENDA PRESENTASI

1 PENDAHULUAN

2 EVALUASI PROGRAM RUJUK BALIK

3 OPTIMALISASI PRB BERBASIS MTM

4 DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN

2
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN JKN-KIS
Sesuai UU no 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

• Jaminan Pelayanan Kesehatan Perorangan Yang Bersifat


Komprehensif
PROMOTIF→PREVENTIF→KURATIF→ REHABILITATIF
• Tidak terkait dengan besaran iuran dan tidak dikenakan
biaya tambahan

Pelayanan Kesehatan
Sub Spesialistik
Pelayanan Kesehatan
Spesialistik

Sesuai Kebutuhan Medis Pelayanan Kesehatan Dasar


Pasien yang ditetapkan oleh
Dilakukan Secara Berjenjang dan bersifat
Dokter Penanggung Jawab
timbal balik (Rujuk dan Rujuk Balik)

Pelayanan Kesehatan Dijamin Pada Fasilitas Kesehatan


Yang Bekerjasama → Fasilitas Kesehatan Yang
Memenuhi Persyaratan Wajib Dan Teknis

3
Perkembangan Cakupan
> 75% dari Kepesertaan
Jumlah
penduduk

4,5 Tahun Perbandingan UHC Dengan


Indonesia Menuju Negara Lain
UHC
Data per 1 Juli 2018
199.133.927 jiwa
2014-2019 140
127 Th
118 Th
186.602.571 120
jiwa

171.939.254 100

85% Pop (80,6 Jt)


Jiwa

100 % Pop (11,4 Jt)


79 Th
156.790.287
jiwa 80 72 Th
133.423.653
jiwa 60
48 Th

99 % Pop
(8,7 Jt)
100 % Pop
36 Th

(582,291)
40
26 Th

87 % Pop
(4,8 Jt )

100 % Pop
(126,7 Jt )
97,2 % Pop
20

(50,9 Jt )
0
2014 2015 2016 1 Des 2017 Jerman Belgium Austria Luxemburg Costa Jepang Korea
Rica Selatan
Sumber data : LPP Jamsoskes
4
FASKES KERJASAMA
Jumlah FKTP Kerjasama 2014 - 2018

Belum
21,763 22,180 Kerjasama;
19,969 20,780
17,492 FKTP 24,3%
Kerjasama
75,7%

Jumlah FKTP yang telah bekerjasama sd Mei


2018 sebesar 75,7% dari FKTP yang tersedia.

2014 2015 2016 2017 s/d Mei 2018

Jumlah FKRTL Kerjasama 2014 - 2018


2,367
2,268
2,068
1,681 1,8472

2014 2015 2016 2017 s/d Mei 2018


Jumlah RS kerja sama = 2. 149 (78%) dari 2.735
RS teregistrasi di Kemenkes RI
Catt: Klinik Utama dan RS 5
REALISASI BIAYA
42 T 57 T 67 T 84 T 32 T
DISTRIBUSI BIAYA
PELAYANAN KESEHATAN
(2014-2017)

FKTP FKRTL
2014 2015 2016 2017* 2018 Rp 47 T Rp 203 T
unaudited sd Mei

DISTRIBUSI BIAYA
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 PELKES PER TAHUN
Tahun 2017
Jenis Pelayanan (Laporan (Laporan (Laporan
(Unaudited) 90.00%
78.32% 79.20% 80.36% 83.57%
Audited) Audited) Audited) 80.00%
70.00%
60.00%
Kunjungan di
66,8 Juta 100,6 Juta 120,9 Juta 144,6 Juta 50.00%
FKTP 40.00%
30.00% 21.68% 20.80%
Kasus Rawat Jalan 20.00%
19.64% 16.43%
21,3 Juta 39,8 Juta 49,3 Juta 59,86 Juta
Rumah Sakit 10.00%
0.00%
Kasus Rawat Inap 2014 2015 2016 2017
4,2 Juta 6,3 Juta 7,6 Juta 8,06 Juta (Buban Des)
Rumah Sakit
Total Pemanfaatan 92,3 JUTA 146,7 JUTA 177,8 JUTA 212,5 JUTA Primer Rujukan

Total Peserta thn Total Peserta thn Total Peserta thn Total Peserta thn
2014: 133,4 Juta 2015: 156,79 Juta 2016: 171,9 Juta 2017: 189,2 Juta 6
FOKUS BPJS KESEHATAN 2018
SASARAN POKOK

MENINGKATKAN
AKSES PELAYANAN
MENINGKATKAN RASIONALISASI
MUTU PELKES BIAYA PELKES
KESEHATAN
INISATIF STRATEGIS

KETERSEDIAAN
SARPRAS DAN NAKES STRUKTURISASI FOKUS PADA UPAYA
TERMASUK PELAYANAN KESEHATAN PROMOTIF-PREVENTIF
SEBARANNYA

PROGRAM KREDENSIALING & PRB BERBASIS MTM SKRINING PRIMER &


PROGRAM

REKREDENSIALING SEKUNDER
PROGRAM RUJUK ONLINE
MAPPING PROLANIS
PROGRAM RUJUK
PROFILING FASKES BERJENJANG BERBASIS DETEKSI DINI CA CERVIX
KOMPETENSI 7
AGENDA PRESENTASI

1 PENDAHULUAN

2 EVALUASI PROGRAM RUJUK BALIK

3 OPTIMALISASI PRB BERBASIS MTM

4 DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN

8
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
MENGAPA ADA PROGRAM RUJUK BALIK?
A. KENDALI MUTU  KEPUASAN PESERTA
1. Kemudahan akses
2. Penanganan dan pengelolaan penyakit
peserta menjadi lebih efektif
RUJUKAN BERJENJANG

Pelayanan 3. Meningkatkan koordinasi pelayanan antara

RUJUK BALIK
Kesehatan
Sub Spesialistik
FKTP dan FKRTL
4. Menguatkan sistem rujukan
5. Meningkatkan rasio kontak antara peserta
Pelayanan
dengan FKTP
Kesehatan
Spesialistik 6. Mengurangi antrian di RS

A. KENDALI BIAYA  SUSTAINABILITAS PROGRAM


Penyerapan biaya katastropi dapat dikendalikan
Pelayanan Kesehatan melalui pengelolaan penyakit penyebabnya
Dasar dengan optimalisasi PRB dan Prolanis.

PROGRAM RUJUK BALIK:


KENDALI MUTU & KENDALI BIAYA 9
FILOSOFI AWAL PROGRAM RUJUK BALIK (PRB)
Perdir Nomor 23 Tahun 2015

Tatalaksana spesialistik hingga stabil FKRTL


Merujuk balik peserta kondisi
stabil melalui Surat Rujuk Balik
(SRB)

Pemeriksaan komprehensif FKTP


dan merujuk peserta
sesuai indikasi Menerima SRB dan memberikan
resep obat sesuai SRB ke peserta

Peserta
APOTEK PRB
Tatalaksana pengobatan
peserta
PRB dimaksudkan 1. First Contact
sebagai implementasi 2. Comprehensive care
empat pilar pelayanan 3. Continuity of care
primer 4. Coordination of care
PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PRB

FKRTL
• Merujuk peserta tiap 3 bulan ke RS
• Tendensi menahan peserta di RS
• Pemantauan peserta belum optimal
• Keraguan FKRTL:
Bagaimana kelanjutan
pengobatan di primer?
FKTP Bagaimana ketersediaan obat di
primer?

Peserta
APOTEK PRB
• Outcome pengobatan peserta belum menjadi
perhatian. • Pemberian obat belum memberikan
• Edukasi tatalaksana pengobatan ke peserta belum pelayanan kefaramasian klinik
optimal • Belum dapat memantau peserta PRB
• Paradigma drug oriented belum patient oriented • Akses e-Purchasing apotek swasta?
• Prosedur terlalu administratif yang harus dilalui
peserta

Belum ada sinergi koordinasi dan kolaborasi Apotek PRB-FKTP-FKRTL


KARAKTERISTIK PERMASALAHAN PASIEN PENYAKIT KRONIS
(PATIENT AT RISKS)
Target terapi
belum/sulit
tercapai
POLIFARMASI
Pengetahuan dan
kepatuhan
pengobatan
rendah

Multi dokter,
polifarmasi dan
multi regimen
terapi

Mengalami
masalah terkait
obat

Berisiko tinggi
terhadap
komplikasi
penyakit
Diperlukan peran Farmasi Klinik  MTM 12
Sumber: Lisa Aditama Slide,2018
PENYEBAB PRB TIDAK OPTIMAL
Peserta enggan mendaftar menjadi Peserta FKRTL enggan memberikan SRB/tidak merujuk
PRB: balik:
Penyebab : Penyebab :
1. Ketidakpahaman Peserta terhadap 1. Ketidakpahaman/Ketidakpercayaan
Program Rujuk Balik terhadap Program Rujuk Balik
2. Peserta pernah mengalami kendala 2. Ketidakpahaman terhadap jenis obat yang
dalam pendaftaran dan pelayanan PRB→ masuk dalam PRB
3. Obat yang diresepkan di RS ≠ termasuk 3. Kesengajaan tidak merujuk balik (Moral
obat PRB  akibatnya Peserta akan Hazard)
kembali juga ke RS, sehingga
menganggap PRB tidak berguna Ketersediaan Apotek PRB
4. Terhentinya pengobatan akibat kendala Penyebab :
status kepesertaan → Menunggak 1. Ketersediaan Apotek di wilayah Kecamatan
2. Apotek enggan bekerjasama karena rugi
3. Ketidaktersediaan obat  Gagal lelang,
Internal tidak ada harga sehingga menyulitkan
Penyebab : pengadaan obat oleh
1. Pemantauan luaran program belum
berjalan optimal
FKTP belum optimal memberikan pelayanan PRB
2. Kendala SIM→Aplikasi Monitoring & Blm
Penyebab :
Terintegrasi
1. Ketidakpahaman terhadap program rujuk
balik
2. Peran Farmasi belum optimal
DATA EVALUASI PELAKSANAAN PRB
TREN PERTUMBUHAN RATA-RATA FREKUENSI
PESERTA TERDAFTAR PRB PENGAMBILAN OBAT OLEH
PESERTA DI APOTEK PRB
(dalam bulan)
1,000,000
900,000
800,000 6.0
700,000 5.0
600,000 5.0
500,000 4.2
400,000 3.9
300,000 4.0
200,000
100,000 3.0
-
2016 2017 2018 2.0
SKIZOFREN 3,257 3,275 3,530
1.0
STROKE 5,259 6,126 7,152
EPILEPSI 4,954 5,633 6,546 0.0
2015 2016 2017
SLE 153 193 233
JANTUNG 49,081 62,362 70,672 • Rata-rata per tahun terjadi
PPOK 5,003 5,489 6,379 peningkatan frekuensi
ASMA 17,136 18,543 19,606 peserta PRB mengambil obat
HT 293,884 366,490 400,760 di Apotek PRB.
DM 280,549 350,693 382,642 • Idealnya dalam satu tahun
peserta 9 bulan
Sumber: Data Manual KepWil
mengambil obat di apotek
Peserta PRB didominasi 3 besar penyakit yaitu DM, Hipertensi PRB.
14
dan Jantung.
TARGET DAN SASARAN PRB
1,400,000

1,200,000

1,000,000

8T0A0,R0G00ETII

600,000

TARGET I
400,000

200,000

-
Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17

Peserta PRB di FKTP Peserta PRB kembali ke RS Peserta PRB PASIF Potensi PRB di RS

Catatan : data peserta PRB kembali ke RS berdasarkan data klaimRJTL


Sumber data : Luaran Business Inteligence Hipotesis :
Peserta PRB Pasif (tidak terdeteksi
Proporsi data Peserta PRB: mengambil obat PRB) kemungkinan:

• 30% mengambil obat PRB di FKTP


Fragmentasi, Peserta Non Aktif akibat
menunggak, Peserta meninggal, Peserta

• 5% mengambil di FKRTL
Beli Obat Sendiri

15
• 65% Pasif (25% nya Non Aktif karena tidak membayar iuran)
AGENDA PRESENTASI

1 PENDAHULUAN

2 EVALUASI PROGRAM RUJUK BALIK

3 OPTIMALISASI PRB BERBASIS MTM

4 DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN

16
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
KETENTUAN REGULASI TENTANG
PELAYANAN RUJUK BALIK

Permenkes 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan

 “Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis (diabetes mellitus,


hipertensi, jantung, asma, PPOK, epilepsy, skizofren, stroke dan SLE) WAJIB
dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil disertai dengan surat
keterangan rujuk balik yang dobuat dokter spesialis.”

 Pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk pelayanan medis mencakup:


....3) Kasus medis rujuk balik;...

 Apabila dokter spesialis/subspesialis memberikan surat keterangan rujuk


balik, maka untuk perawatan selanjutnya pasien langsung ke FKTP membawa
surat rujuk balik dari dokter spesialis/subspesialis.

 Pembayaran klaim non kapitasi di FKTP meliputi:


…..b. pelayanan obat program rujuk balik;..
REGULASI PELAYANAN KEFARMASIAN

PMK No 73/2016
TENTANG STANDAR
UU No 36/2009 PELAYANAN
TENTANG KESEHATAN KEFARMASIAN DI APOTEK

PP No 51/2009 PMK No 74/2016


TENTANG PEKERJAAN TENTANG STANDAR
KEFARMASIAN PELAYANAN KEFARMASIAN
DI PKM
Farmasi Klinik
1. PENGKAJIAN RESEP
2. DISPENSING
3. PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
4. KONSELING
5. HOME PHARMACY CARE
6. PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
7. MESO

Sesuai Dengan Fitur MTM 18


KETENTUAN REGULASI PELAYANAN KEFARMASIAN

PERATURAN PEMERINTAH NO 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN


Pasal 1
Pekerjaan Kefarmasian
Pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran Obat, pengelolaan Obat, pelayanan
Obat atas Resep dokter, pelayanan informasi Obat, serta pengembangan Obat, bahan
Obat dan Obat tradisional.
Apoteker
Dilakukan oleh tenaga kefarmasian
Tenaga Teknis Kefarmasian

PMK 73 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK


Pasal 3
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
1. Pengkajian Resep
2. Dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Konseling
5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
POIN-POIN KONSEP PERBAIKAN PRB

1. Perlu strategi untuk memberikan kejelasan pasar bagi Apotik dan meningkatkan
kemampuan pendanaan Apotek dalam menjamin ketersediaan obat
2. PRB dioptimalkan sebagai program yang bersifat pasien-sentris untuk
meningkatkan motivasi dan inisiatif peserta dalam mencapai target terapi yang
diharapkan
3. Mewujudkan pelayanan obat komprehensif sesuai regulasi yang berfokus pada:
 mengoptimalkan penggunaan obat (minimalisasi obat sisa)
 mengurangi risiko efek samping, dan
 meningkatkan kepatuhan pengobatan.
4. Meningkatkan kolaborasi antara FKTP dan FKRTL dengan mengoptimalkan peran
Apoteker sebagai integrator
5. Meningkatkan dokumentasi dan validitas data peserta untuk kepentingan
monitoring dan analisis data melalui pembuatan dan perbaikan aplikasi

Medication Therapy Management

MTM
PENGEMBANGAN PROGRAM RUJUK BALIK

Drug oriented Patient oriented

Comprehensive Pharmaceutical Care

• Kolaborasi antarprofesi
• Pemantauan kontinuitas tatalaksana
pengobatan peserta
• Pencegahan komplikasi lanjutan
• Berorientasi outcome pengobatan dan
kepuasan peserta

MEDICATION THERAPY MANAGEMENT


MEDICATION THERAPY MANAGEMENT

Medication Therapy Management (MTM) adalah penatalaksanaan terapi


medikamentosa yang komprehensif melibatkan multi profesi untuk meningkatkan
kepatuhan dan outcome pengobatan.

 Meningkatkan kerjasama antara apoteker, dokter, dan profesional kesehatan lain


 Meningkatkan komunikasi antara pasien dan tim kesehatan
 Optimalisasi penggunaan obat untuk meningkatkan ketercapaian pengobatan
pasien

“Empowering patients to take an active role in managing their medications”

Sumber: Lisa Aditama Slide, 2018


5 ELEMEN MTM

Medication Therapy Personal Medication Intervensi/ Tindak


Review Medication Record Related Action Rujuk Lanjut
(MTR) (PMR) Plan (MAP)
Anamnesis dan Rekam pengobatan Rencana Rujuk ke Tindak
pendataan pasien tindakan profesi lanjut
Pencatatan
intervensi Upaya kesehatan pemanta
Review pengobatan:
mencapai lain uan
• Indikasi Pencatatan
• Keefektifan tujuan terapi Intervensi ke
kepatuhan
• Keamanan pasien
• Kepatuhan
Kolaborasi
Penilaian dan identifikasi antarprofesi
permasalahan
pengobatan
Menentukan Tindak
Lanjut

23
Sumber: Lisa Aditama Slide, 2018
KRONOLOGIS PEMBAHASAN
Kamis, 15 Februari 2018 Tahap I : Selasa-Jumat, Rabu, 16 Mei 2018
24-27 April 2018
PEMBAHASAN AWAL Tahap II : Senin-Kamis, 7- PAPARAN DENGAN
KONSEP PRB BERBASIS 10 Mei 2018 DIRJEN YANKES
MTM KEMENKES
SOSIALISASI AWAL
DRAFT PEDOMAN
PROGRAM RUJUK BALIK
Jumat, 18 Mei 2018 Kamis, 31 Mei 2018
Senin, 19 Februari 2018 KE KABID PMP

PAPARAN AWAL FINALISASI DRAFT PEMBAHASAN


TENTANG RENCANA PERDIR PRB BERBASIS DUKUNGAN
PERUBAHAN KONSEP MTM DENGAN PERCEPATAN SISTEM
PELAKSANAAN PRB KEDEPUTIAN TERKAIT INFORMASI DALAM
DALAM PERTEMUAN Kamis, 5 April 2018 IMPLEMENTASI PRB
TIM KENDALI MUTU BERBASIS MTM
WORKSHOP PRB
DAN KENDALI BIAYA BERBASIS MTM
PUSAT Selasa, 22 Mei 2018

DRAFT PERDIR PRB


BERBASIS MTM Kamis, 24 Mei 2018
Senin, 12 Maret 2018 Kamis-jumat, 22-24
Maret 2018 PEMANTAPAN
PERTEMUAN AWAL PERSIAPAN
KOORDINASI DENGAN PEMBAHASAN IMPLEMENTASI PRB
Rabu, 23 Mei 2018
MELIBATKAN PEMANGKU PEDOMAN PROGRAM BERBASIS MTM
KEPENTINGAN TERKAIT RUJUK BALIK DAN AUDIENSI DENGAN DENGAN DEPUTI
(IAI, ASAPIN, APOTEKKF) PROLANIS APOTEK KIMIA FARMA DIREKSI WILAYAH

24
KOMPARASI FITUR
NO ASPEK SEBELUM SESUDAH
1 Pendaftaran Pendaftaran calon • Untuk calon peserta yang dirujuk balik dengan
Calon Peserta peserta PRB Surat Rujuk Balik (SRB), pendaftaran calon
PRB dilakukan di Pojok peserta PRB dilakukan oleh petugas FKRTL
PRB FKRTL oleh pada aplikasi eligibilitas FKRTL.
Petugas BPJS • Untuk potensi peserta PRB, pendaftaran calon
Kesehatan peserta dilakukan oleh FKTP pada aplikasi
PCare.
• Pada masa transisi, petugas FKRTL
menyampaikan data calon peserta PRB ke
Kantor Cabang. Staf Bidang PMP melakukan
entri data pada aplikasi LUPIS.
2 Pemberian Obat Diberikan ke Diberikan ke peserta PRB selama 7 hari.
di FKRTL peserta PRB selama
1 bulan (30 hari).
3 Periode Selama tiga bulan Pada bulan pertama selama 23 hari
Pelayanan Obat berturut-turut. dilanjutkan dengan tiga bulan selanjutnya di
di FKTP dan FKTP dan apotek PRB. Ketentuan tersebut
Apotek PRB dapat diperpanjang sesuai dengan kondisi
pasien
KOMPARASI FITUR

NO ASPEK SEBELUM SESUDAH


4. Delivery Obat Tidak terdapat Pengaturan delivery obat wajib serah
ketentuan delivery terima dari Apoteker ke Apoteker
obat.
5. Apotek Tidak terdapat Untuk menjamin ketersediaan obat,
Pengampu ketentuan tentang apotek PRB dalam satu wilayah dapat
apotek pengampu. menunjuk apotek pengampu yang
mekanisme kerjasamanya diatur antar
apotek dengan memperhatikan
kemudahan alur peserta mendapatkan
obat dan kepastian ketersediaan obat
serta diketahui oleh Kantor Cabang BPJS
Kesehatan.
6. Optimalisasi Tidak terdapat Terdapat ketentuan tentang optimalisasi
Peran Farmasi ketentuan tentang peran farmasi klinik apoteker dalam
optimalisasi peran bentuk Medication Therapy
farmasi klinik apoteker. Management (MTM).
KOMPARASI FITUR
NO ASPEK SEBELUM SESUDAH
7. Perluasan Tidak terdapat • Ruang Farmasi FKTP/Puskesmas dapat
Kerjasama ketentuan perluasan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
Apotek PRB kerjasama apotek sebagai apotek PRB.
PRB.
• Perluasan kerjasama apotek PRB
mempertimbangkan komitmen dalam
menyediakan obat dan menjalankan
pelayanan MTM serta kemampuan
finansial dari Apotek/Ruang
Farmasi/Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi
FKTP untuk melayani pelayanan obat bagi
Peserta PRB.

• Asumsi kemampuan finasial berdasarkan


penghitungan Apotek/Ruang
Farmasi/Instalasi Farmasi FKTP dapat
melayani sebanyak 500–1000 Peserta PRB
secara bertahap.
PERBANDINGAN PESERTA PRB DAN APOTEK PRB
200 184
180 160
160 Apotek PRB
140 122
120
100
80
60 47 42 42
40 31 28 26 32 30 25 32
21 20 18 22 17 22 18
20 6 4 10 2 7 10 9 7 10 8 6 9 5 5
0

250,000
203,089 Jumlah Peserta PRB
200,000

150,000

100,000
11,922 31,408 19,262 10,285 62,763 67,030
44,654 6,469 25,520 18,011 8,608 5,186 10,503 3,075
36,725 14,556 8,659
50,000 27,031 11,645
17,980 10,725 6,880 10,458 14,120 12,438
2,873 4,601 4,923 2,642 2,901 1,409 5,348 558
-

28
RASIO PESERTA PRB DAN APOTEK PRB

3,500 2,997

3,000
2,981 Rasio terbesar terdapat di
Rasio Apotek : Peserta PRB Lampung dan Gorontalo, rasio
2,500
1,749
terkecil ada di Sulawesi Tengara
2,000 1,456
1,665
dan Sulawesi Barat
1,437 1,013
1,500 1,237
1,073
965 950
1,000 764 741
657 647 615 608 563
523 478 471 468 466 440 392 389
500 364 322 305 282 250 243
171 112
-

Instruksi presiden no. 8 tahun 2017 kepada BPJS kesehatan salah satunya adalah
penambahan jumlah apotek PRB kerjasama. Target jumlah apotek PRB kerjasama
Tahun 2018 adalah 1.100 Apotek dan saat ini (data Mei 2018) jumlah Apotek PRB
kerja sama adalah 1.037 sehingga masih membutuhkan sebanyak 63 Apotek PRB.
Penambahan jumlah apotek kerja sama harus mempertimbangkan jumlah pasien
PRB. 29
KETENTUAN DASAR PRB BERBASIS MTM

1. Implementasi diberlakukan secara nasional per 1 Agustus 2018


2. Pelaksanaan secara umum dibagi atas 3 tahapan pelaksanaan
3. Dilakukan pemantauan khusus terhadap 15 Apotek di KC dengan kriteria:
• Masuk dalam 15 besar KC dengan Peserta PRB terbanyak
• Apotek memiliki kesiapan dan komitmen penyediaan obat PRB
4. Target sasaran utama : Peserta PRB terdaftar namun tidak aktif dan
peserta Potensi PRB serta penderita DM dan Hipertensi
5. Peserta PRB DM dan Hipertensi wajib Prolanis
6. Pola pelaksanaan awal bertumpu pada peningkatan peran Apotek untuk
menerapkan MTM bagi peserta PRB dan kepastian penyediaan obat di
Apotek/ Ruang Farmasi PKM atau Klinik Pratama
7. Peserta hanya boleh mengambil obat di Apotek yang sudah ditetapkan
berdasarkan mapping
30
TAHAPAN PELAKSANAAN PRB BERBASIS MTM

TAHAP TRANSISI (JULI – AGUSTUS)


- Tahap sebelum fitur aplikasi terintegrasi secara maksimal
- Proses penyiapan fitur dan intergasi aplikasi (Apotek Online, Pcare, Vclaim, BI)
- MTM menggunakan metode manual (formulir diisi dengan tulisan tangan)
- Periode waktu 2 bulan

TAHAP INTEGRASI APLIKASI (SEPTEMBER)


- Seluruh aplikasi pendukung telah tersedia dan terintegrasi
- FKRTL-FKTP-Apotek menyesuaikan dengan aplikasi yang sudah tersedia
- Periode waktu 1 bulan

TAHAP PEMANTAPAN (OKTOBER – DESEMBER)


- Seluruh fitur aplikasi telah dijalankan oleh Apotek PRB, FKTP, FKRTL
- Merupakan tahap monitoring evaluasi dan perbaikan
- Periode waktu 2 bulan
Integrasi 3 aplikasi:
VClaim + P-Care + Apotek Online

1. Dokter di RS
menerbitkan SRB
2. Pendaftaran peserta
(flagging) dan input obat

Vclaim
Faskes Rujukan
Apotek PRB

1. Menyediakan obat
Bridging 2. Menerima resep flagging,
pemberian obat + edukasi
Apotek 3. MTM dan entry data MTM
Pcare
OL Pelayanan farmasi klinik

1. Menerima SRB
2. Penulisan resep obat PRB sesuai input VClaim
3. Edukasi PRB + Prolanis
Faskes Primer (Khusus peserta PRB DM dan HT otomatis menjadi peserta
Prolanis) 32
ALUR PELAYANAN
Tahap Transisi

SRB
Resep 7 hari

Peserta Selesai dari Petugas PRB RS IFRS memberikan Peserta diminta ke FKTP
PoliKlinik mengirimkan data Obat 7 hari untuk obat 23 hari
peserta PRB
WA
Google Doc
Telegram
Data Flagging dan Potensi
Data dikirim ke P-Care
Potensi
PRB KC
PMP melakukan Flagging di LUPIS Dokter FKTP menuliskan resep
dan menetapkan Apotek referensi atau mempersuasi potensi PRB

Apotik Online PIO


Selanjutnya selama 3 bulan/selama peserta Apotek PRB memberikan Home Pharmacy Care
setuju/kondisi baik peserta mengambil obat Meso
Obat 23 hari dan MTM TeleFarmasi 33
atau diantar dengan bantuan TeleFarma
ALUR PELAYANAN
Tahap Integrasi Aplikasi

SRB
Resep 7 hari

Peserta Selesai dari Petugas PRB RS IFRS memberikan Peserta diminta ke FKTP
PoliKlinik melakukan Flagging Obat 7 hari untuk obat 23 hari
Di V-Claim

Data
Potensi
PRB
Peserta dengan riwayat 3
bulan diagnosa PRB dengan P-Care
sediaan obat yang sama Dokter FKTP menuliskan resep
atau mempersuasi potensi PRB
untuk PRB
Alur Pelayanan
Alur Integrasi Data

Apotik Online PIO


Selanjutnya selama 3 bulan/selama peserta Apotek PRB memberikan Home Pharmacy Care
setuju/kondisi baik peserta mengambil obat Obat 23 hari dan MTM Meso
atau diantar dengan bantuan TeleFarma TeleFarmasi 34
JUMLAH OBAT YANG DIBERIKAN KEPADA PESERTA

Sebelum Sesudah

Bulan I FKRTL 30 hari Bulan I FKRTL 7 hari


Bulan II FKTP/Apotek PRB 30 hari FKTP/Apotek PRB 23 hari
Bulan III FKTP/Apotek PRB 30 hari Bulan II FKTP/Apotek PRB 30 hari
Bulan IV FKTP/Apotek PRB 30 hari Bulan III FKTP/Apotek PRB 30 hari
Bulan V - Kembali ke FKRTL - Bulan IV FKTP/Apotek PRB 30 hari
Bulan V Dapat dilanjutkan bila
…dst masih stabil

Pertimbangan pengaturan pemberian obat 23 hari di FKTP


PMK 52/2016 pasal 20:
Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai
indikasi medis.
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk:
penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang belum dirujuk balik ke FKTP;
penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan FKRTL
PESERTA PROGRAM RUJUK BALIK FITUR MTM PADA APLIKASI APOTEK ONLINE
DATA PESERTA PRB
Nama
Nomor Kartu JKN
Tempat/Tgl Lahir
Jenis Kelamin
PERMASALAHAN MEDIS DAN TERAPI OBAT
DIAGNOSA OBAT TANGGAL
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
PESERTA NAMA OBAT SIGNA MULA AKHIR

INDIKASI o Tidak sesuai indikasi medis


o Duplikasi terapi
o Tatalaksana non medikamentosa lebih dipilih
SESUAI APLIKASI APOTEK o Diperlukan terapi tambahan

EFEKTIVITAS o Dosis maupun jenis obat kurang efektif o


Bentuk sediaan kurang sesuai
o Interaksi obat dengan obat lain kurang efektif
` o Frekuensi maupun lama pemberian kurangsesuai

KEAMANAN o Obat tidak aman untuk kondisi peserta


o Kemungkinan ESO lebih besar
o Frekuensi dan dosis terlalu tinggi

KEPATUHAN o Peserta tidak memahami kondisi kesehatan sendiri


o Peserta tidak memahami pemakaian obat
o Peserta malas mengikuti aturan pemakaian obat
o Obat tidak tersedia untuk peserta

RIWAYAT ALERGI RIWAYAT ESO


Riwayat Alergi Obat o Belum Pernah o Pernah
Riwayat ESO o Belum Pernah o Pernah
Riwayat Merokok o Belum Pernah o < 1 pak per hari o >1 pak per hari
Riwayat Penggunaan Obat tambahan/Alternatif o Suplemen o Obat herbal/jamu o Lainnya
TARGET PENGOBATAN TINDAK LANJUT PENGOBATAN
o Konsultasi kembali ke
o Perbaikan Gejala dokter FKTP
o Perbaikan Hasil Lab o Melanjutkan pengobatan dengan pemantauan kepatuhan
o Penurunan Risiko o Intervensi Lain untuk mengoptimalkan terapi
FORMAT LAPORAN MTM

Laporan Manual Apotek PRB

Nomor Identifikasi Apakah Terdapat Apakah dilakukan


Nama Nama
Nomor Telepon Permasalahan Target Obat yang Tidak Home Keterangan
NO Apotek Peserta
Kartu Peserta/Kelua (pilih salah Terapi Diberikan ke Delivery/home Lain
PRB Berkunjung
rga satu) Peserta PRB? pharmacy care?

o Tidak sesuai indikasi medis


o Duplikasi terapi
INDIKASI
o Tatalaksana non medikamentosa lebih dipilih
o Diperlukan terapi tambahan
o Dosis maupun jenis obat kurang efektif
Laporan manual disampaikan
o Bentuk sediaan kurang sesuai
ke KC tiap bulan sebelum EFEKTIVITAS
o Interaksi obat dengan obat lain kurang efektif
tanggal 5.
o Frekuensi maupun lama pemberian kurang sesuai
o Obat tidak aman untuk kondisi peserta
KC-Kepwil melaporkan ke KP
KEAMANAN o Kemungkinan ESO lebih besar
sebagai laporan bulanan. o Frekuensi dan dosis terlalu tinggi
o Peserta tidak memahami kondisi kesehatan sendiri
o Peserta tidak memahami pemakaian obat
KEPATUHAN
o Peserta malas mengikuti aturan pemakaian obat
37
o Obat tidak tersedia untuk peserta
AGENDA PRESENTASI

1 PENDAHULUAN

2 EVALUASI PROGRAM RUJUK BALIK

3 OPTIMALISASI PRB BERBASIS MTM

4 DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN

38
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN
1. Kementerian Kesehatan
– Memberikan akses bagi FKTP untuk dapat meresepkan obat-obat kronis terutama
DM dan Hipertensi sesuai SPM No 43/2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
– Memperluas akses E-Catalog kepada Apotek Swasta
– Memastikan ketersediaan jenis sediaan dan harga dalam daftar obat PRB terpenuhi
sesuai jadwal
– Membuat daftar obat pendamping di daftar obat PRB
– Memastikan komitmen ditsributor dan pabrikan
1. Organisasi Profesi (IDI, IAI, Asapin)→ Mensosialisasikan konsep PRB berbasis MTM
kepada seluruh anggota dan ikut aktif memberikan masukan dan melakukan
pengawasan
2. Apotek PRB → Berkomitmen penuh dalam menjamin ketersediaan obat sesuai daftar
PRB, menjalankan fitur MTM dan melakukan pendataan secara konsisten dan akuntabel
3. FKTP → Meningkatkan rekrutmen peserta potensi PRB, memantau pencapaian target
terapi yang telah ditetapkan
5. FKRTL → Merujuk balik peserta dengan kondisi kronis stabil di FKRTL dan menetapkan
target terapi
PLATO
“ NECESSITY IS THE MOTHER OF INVENTION.”
DIFFICULT SITUATIONS INSPIRE INGENIOUS SOLUTIONS

40
Terima Kasih

Kini Semua Ada


Dalam Genggaman!

Download Aplikasi Mobile JKN

www.bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai