ABSTRAK
Besarnya pengaruh radikal bebas terhadap stress oksidatif penyebab penuaan dini menjadi
perhatian banyak orang saat ini. Tingginya permintaan produk kosmetik berbahan dasar
antioksidan dipasaran merupakan salah satu gambaran bahwa masyarakat mulai menyadari
bahaya radikal bebas terhadap tubuh. Sebagian besar produk kosmetik dipasaran mengandung
antioksidan sintetik yang dapat berbahaya bagi tubuh jika terakumulasi dalam waktu yang lama.
Tujuan ulasan artikel ini adalah untuk memberikan informasi mengenai aktivitas antioksidan
alami tumbuhan cantigi ungu sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik. Metode yang
digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan adalah DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) dan
ABTS ((2,2-Azinobis 3-ethyl benzothiazoline 6-sulfonic acid). Hasil yang didapatkan berupa
aktivitas antioksidan cantigi ungu yang dilihat berdasarkan nilai IC50. Penelitian lebih lanjut
mengenai pengaruh antioksidan terhadap penghambatan penuaan dini perlu dilakukan.
Kata kunci : Antioksidan, ABTS, Cantigi Ungu, DPPH. IC50
ABSTRACT
The effect of free radical on oxidative stress causes premature aging get people’s attention
nowadays. Highly request cosmetic products based on antioxidant in the market is the reason
that people began to realize the danger of free radical against human body. Most cosmetic
products contain synthetic antioxidants that can be harmful to the body if accumulated in a
long time. The purpose of this article’s review is to provide information about natural
antioxidant from cantigi ungu as the basic ingredient of cosmetic. The methods used are DPPH
and ABTS. The result of antioxidant activity is seen based on IC50 value. Advanced research
about the effect of antioxidant on the inhibition premature aging is needed.
Keywords : Antioxidant, ABTS, Cantigi Ungu, DPPH, IC50
Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018
kulit akan menjadi keriput seiring dengan juga dapat berasal dari lingkungan. Faktor
perparahan degeneratif eksternal pemicu radikal bebas antara lain
sinar UV, polusi, asap rokok, emisi
Penghambatan penuaan dini dapat
kendaraan, maupun alkohol (Pinnel, 2003).
dilakukan melalui 2 cara baik secara
internal maupun eksternal. Pencegahan Pertahanan Tubuh Terhadap Radikal
secara internal dilakukan dengan Bebas
memperbanyak konsumsi buah maupun
Sel tubuh manusia dilengkapi
sayur yang tinggi antioksidan. Selain itu
dengan berbagai macam antioksidan alami
masyarakat juga mulai mencari alternatif
yang berguna sebagai pertahanan terhadap
tambahan untuk menghambat proses
kerusakan oksidatif namun efeknya
penuaan dini akibat radikal bebas. Salah
terbatasi hanya untuk antioksidan spesifik.
satunya adalah penggunaan kosmetik yang
Dalam tubuh manusia, jumlah oksidan dan
memiliki zat aktif sebagai antioksidan. Hal
antioksidan akan dijaga jumlahnya agar
tersebut yang mendasari penulisan artikel
tidak menimbulkan kerusakan terhadap
ini untuk memberikan informasi mengenai
organ dan jaringan. Adanya oksidan dalam
alternatif antioksidan alami yang dapat
tubuh akan segera dinetralisir oleh enzim
digunakan sebagai bahan dasar kosmetik
spesifik tergantung dengan organ atau
antioksidan.
jaringan yang diserang sehingga senyawa
Radikal Bebas oksidan tidak sempat bereaksi
menimbulkan kerusakan.
Radikal bebas merupakan suatu
molekul yang mengandung satu atau lebih Antioksidan alami dalam tubuh
elektron bebas pada orbital luar. terbagi menjadi antioksidan enzimatik dan
Terdapatnya elektron bebas menyebabkan non enzimatik. Antioksidan enzimatik
senyawa tersebut berusaha untuk contohnya adalah superoxide dismutase
menstabilkan diri sehingga bersifat reaktif. yang bekerja dalam memperbaiki sel yang
Molekul yang reaktif akan berinteraksi mengalami kerusakan akibat superoksida.
dengan elektron lain yang berada Antioksidan non enzimatik biasanya jenis
disekitarnya dan biasa disebut sebagai antioksidan yang berasal dari luar tubuh
reactive oxygen spesies (ROS) dan dapat seperti vitamin A, C, dan E (Kattappagari,
memicu timbulnya kerusakan (Sunarni, 2015).
2007).
Mekanisme pertahanan terhadap
Secara alamiah, radikal bebas oksidan terbagi dalam 3 jenis yaitu primer,
terbentuk melalui sistem biologis tubuh dan sekunder, dan tersier.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 421
Bagian Senyawa
Nama tumbuhan Metode uji Sumber
tumbuhan aktif
TEAC
Highbush Senyawa
(Trolox
Blueberry fenolik, Castrejon,
Buah equivalent
(Vacccinium flavonoid 2008.
antioxidant
corymbosum) (antosianin)
capacity)
Highbush Senyawa
Blueberry fenolik, Pervin,
Daun DPPH, ABTS
(Vacccinium flavonoid 2013.
corymbosum) (antosianin)
Senyawa
Lingonberry DPPH, Folin
Daun, tunas, fenolik,
(Vaccinium & Ciocalteu’s Bujor, 2018.
buah flavonoid
vitisidaea) phenol
(antosianin)
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 423
Bagian Senyawa
Nama tumbuhan Metode uji Sumber
tumbuhan aktif
Rabbiteye Senyawa
Blueberry fenolik,
Buah DPPH Su, 2006.
(Vaccinium flavonoid
ashei) (antosianin)
Senyawa
Cranberries DPPH,
fenolik,
(Vaccinium Buah DMPD, Kalin, 2015.
flavonoid
macrocarpon) ABTS
(antosianin)
Colombian Senyawa
blueberry fenolik, DPPH, ABTS, Lopera,
Buah
(Vaccinium flavonoid dan Fe3+ 2013.
meridionale) (antosianin)
Senyawa
Whortlebarry fenolik,
Riihinen,
(Vaccinium Buah flavonoid DPPH
2005.
uliginosum) (antosianin :
prosianidin)
Senyawa
Bilberry fenolik,
Riihinen,
(Vaccinium Buah flavonoid DPPH
2005.
myrtillus) (antosianin :
sianidin)
Komposisi Kimia Vaccinium Sp. Sebagai antioksidan yang hampir sama dengan
Antioksidan kerabatnya.
Kandungan
No. Simplisia Ekstrak Metode analisa
senyawa
1 Alkaloid - -
2 Flavonoid + +
3 Quinon - -
4 Saponin + - Visualisasi warna
5 Steroid + +
6 Tanin + +
7 Terpenoid + +
Keterangan: Flavonoid (+) terbentuk warna kuning jingga. Tanin (+) terbentuk warna
kehitaman. Saponin (+) terbentuk buih stabil. Triterpenoid (+) terbentuk warna merah ungu.
Steroid (+) terbentuk warna hijau biru (Yulyana, 2016).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 425
Tabel 3. Nilai IC50 Vitamin C, Ekstrak Billberry, dan Ekstrak Buah Cantigi Ungu
(Syahputra, 2017)
L.) Leaf, Stem, and Fruit at Different Markham, KR. 2006. Cara
Harvest Periods. Food Chemistry. Vol Mengidentifikasi Flavonoid.
18. 1-23. Bandung: Penerbit ITB.
Castrejon, ADR., I, Eichholz., S, Rohn., Pervin, M., MA, Hasnat., BO, Lim. 2013.
LW, Kroh., SH, Keil. 2008. Phenolic Antibacterial and Antioxidant
Profile and Antioxidant Activity of Activities of Vaccinium corymbosum
Highbust Blueberry (Vaccinium L. Leaf Extract. Asian Pac J Trop Dis.
corymbosum L.) during Fruit Vol 3 (6). 444-453.
Maturation and Ripening. Food Pinnell, SR. 2003. Cutaneous
Chemistry. Vol 109. 564-572. Photodamage, Oxidative Stress, and
Chaovanalikit, A., Wrolstad, RE. 2004. Topical Antioxidant Protection. J Am
Total Anthocyanins and Total Acad Dermatol. Vol 48. 1-19.
Phenolics of Fresh and Processed Riihinen, KRM., MP, Kahkonen., AR,
Cherries and Their Antioxidant Torronen., IM, Heinonen. 2005.
Properties. Journal of Food Science. Catechins and Procyanidins in Berries
Vol 69. 67-72 of Vaccinium Species and Their
Ezzedine K, Guinot C, Mauger E, Pistone Antioxidant Activity. J. Agric. Food
T, Rafii N, Receveur MC, Galan P, Chem. Vol 53. 8485-8491.
Hercberg S, Malvy D. 2007. Singh, R. 2016. Chemotaxonomy : A Tool
Expatriates in High UV Index and for Plant Classification. Journal of
Tropical Countries : Sun Exposure Medicinal Plants Studies. Vol 4 (2).
and Protection Behavior in French 90-93.
Adults. Journal of Travel Medicine. Skrovankova, S., D, Sumczynski., J,
14(2): 85–91. Mlcek., T, Jurikova., J, Sochor. 2015.
Jun, M., Fu, HY., Hong, J., Wang, X., Yang, Bioactive Compounds and
CS., Ho, CT. 2006. Comparison of Antioxidant Activity in Different
Antioxidant Activities of Isoflavones Types of Berries. Int. J. Mol. Sci. Vol
from Kudzu Root (Pueraria 16. 24673-24706.
lobateohwi). Journal of Food Su, MS., JL, Silva. 2009. Antioxidant
Science. Activity, Anthocyanins and Phenolics
Kalin, P., I,Gulcin., AC, Goren. 2015. of Rabbiteye Blueberry (Vaccinium
Antioxidant Activity and Polyphenol ashei) by-products as Affected by
Content of Cranberries (Vaccinium Fermentation. Food Chemistry. Vol
macrocarpon). Rec. Nat. Prod. Vol 9 97. 447-451.
(4). 496-502. Sunarni, T., S, Pramono., R, Asmah. 2007.
Karadag, A., B, Ozcelik., S, Saner. 2009. Flavonoid Antioksidan Penangkap
Review of Methods to Determine Radikal dari Daun Kepel
Antioxidant Capacities. Food (Stelechocarpus burahol). Majalah
Analytical Methods. Vol 2 (1). 41-60. Farmasi Indonesia. Vol 18(3). 111-
Kattappagari, KK., CS, Teja., RK, 116.
Kommalapati., C, Poosaria., SR, Syahputra, GS., Y, Iskandar., A,
Gontu., BVR, Redyy. 2015. Role of Nurhasanah. 2017. Aktivitas
Antioxidant in Facilitating the Body Antioksidan dari Ekstrak Buah
Functions. Journal of Orofacial Cantigi Ungu (Vaccinium
Sciences. Vol 7 (2). 71-75. varingiaefolium (Bl.) Miq.).
Lopera, YE., et al. Antioxidant Activity and Farmaka. Vol 14 (4). 1-8.
Cardioprotective Effect of a Tina, DR., Y, Susanti., D, Suhendar. 2015.
Nonalcoholic Extract of Vaccinium Uji Aktivitas Daya Antioksidan
meridionale Swartz during Ischemia- Biopigmen pada Fraksi Aseton dari
Reperfusion in Rats. Evidence-Based Mikroalga Chlorella vulgaris. Jurnal
Complementary and Alternative Istek. Volume 9 (1). ISSN : 1979-
Medicine. Vol 13. 1-10. 8911.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 429