Anda di halaman 1dari 11

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 2 419

ALTERNATIF CANTIGI UNGU (Vaccinium varingiaefolium) SEBAGAI


ANTIOKSIDAN ALAMI : REVIEW
Anisa Nur Wulansari
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor, 45363 Telp. 022 7996200, Fax 022 7796200
anisanurwulansari@gmail.com

ABSTRAK

Besarnya pengaruh radikal bebas terhadap stress oksidatif penyebab penuaan dini menjadi
perhatian banyak orang saat ini. Tingginya permintaan produk kosmetik berbahan dasar
antioksidan dipasaran merupakan salah satu gambaran bahwa masyarakat mulai menyadari
bahaya radikal bebas terhadap tubuh. Sebagian besar produk kosmetik dipasaran mengandung
antioksidan sintetik yang dapat berbahaya bagi tubuh jika terakumulasi dalam waktu yang lama.
Tujuan ulasan artikel ini adalah untuk memberikan informasi mengenai aktivitas antioksidan
alami tumbuhan cantigi ungu sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik. Metode yang
digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan adalah DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) dan
ABTS ((2,2-Azinobis 3-ethyl benzothiazoline 6-sulfonic acid). Hasil yang didapatkan berupa
aktivitas antioksidan cantigi ungu yang dilihat berdasarkan nilai IC50. Penelitian lebih lanjut
mengenai pengaruh antioksidan terhadap penghambatan penuaan dini perlu dilakukan.
Kata kunci : Antioksidan, ABTS, Cantigi Ungu, DPPH. IC50

ABSTRACT

The effect of free radical on oxidative stress causes premature aging get people’s attention
nowadays. Highly request cosmetic products based on antioxidant in the market is the reason
that people began to realize the danger of free radical against human body. Most cosmetic
products contain synthetic antioxidants that can be harmful to the body if accumulated in a
long time. The purpose of this article’s review is to provide information about natural
antioxidant from cantigi ungu as the basic ingredient of cosmetic. The methods used are DPPH
and ABTS. The result of antioxidant activity is seen based on IC50 value. Advanced research
about the effect of antioxidant on the inhibition premature aging is needed.
Keywords : Antioxidant, ABTS, Cantigi Ungu, DPPH, IC50
Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018

PENDAHULUAN kerusakan mulai dari tingkal sel, jaringan,


hingga organ (Ardie, 2011).
Indonesia merupakan negara yang
memiliki iklim tropis yang dikarakterisasi Radikal bebas merupakan pencetus
memiliki suhu tinggi dan radiasi sinar terjadinya stress oksidatif dimana salah satu
ultraviolet pada level tertinggi (Ezzedine, hasil yang ditimbulkan adalah penuaan dini.
2007). Paparan sinar UV dalam waktu lama Penuaan dini dipicu oleh adanya penurunan
dapat memicu terbentuknya radikal bebas di jumlah kolagen dan elastase pada kulit yang
dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan rusak akibat paparan radikal bebas sehingga
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 420

kulit akan menjadi keriput seiring dengan juga dapat berasal dari lingkungan. Faktor
perparahan degeneratif eksternal pemicu radikal bebas antara lain
sinar UV, polusi, asap rokok, emisi
Penghambatan penuaan dini dapat
kendaraan, maupun alkohol (Pinnel, 2003).
dilakukan melalui 2 cara baik secara
internal maupun eksternal. Pencegahan Pertahanan Tubuh Terhadap Radikal
secara internal dilakukan dengan Bebas
memperbanyak konsumsi buah maupun
Sel tubuh manusia dilengkapi
sayur yang tinggi antioksidan. Selain itu
dengan berbagai macam antioksidan alami
masyarakat juga mulai mencari alternatif
yang berguna sebagai pertahanan terhadap
tambahan untuk menghambat proses
kerusakan oksidatif namun efeknya
penuaan dini akibat radikal bebas. Salah
terbatasi hanya untuk antioksidan spesifik.
satunya adalah penggunaan kosmetik yang
Dalam tubuh manusia, jumlah oksidan dan
memiliki zat aktif sebagai antioksidan. Hal
antioksidan akan dijaga jumlahnya agar
tersebut yang mendasari penulisan artikel
tidak menimbulkan kerusakan terhadap
ini untuk memberikan informasi mengenai
organ dan jaringan. Adanya oksidan dalam
alternatif antioksidan alami yang dapat
tubuh akan segera dinetralisir oleh enzim
digunakan sebagai bahan dasar kosmetik
spesifik tergantung dengan organ atau
antioksidan.
jaringan yang diserang sehingga senyawa
Radikal Bebas oksidan tidak sempat bereaksi
menimbulkan kerusakan.
Radikal bebas merupakan suatu
molekul yang mengandung satu atau lebih Antioksidan alami dalam tubuh
elektron bebas pada orbital luar. terbagi menjadi antioksidan enzimatik dan
Terdapatnya elektron bebas menyebabkan non enzimatik. Antioksidan enzimatik
senyawa tersebut berusaha untuk contohnya adalah superoxide dismutase
menstabilkan diri sehingga bersifat reaktif. yang bekerja dalam memperbaiki sel yang
Molekul yang reaktif akan berinteraksi mengalami kerusakan akibat superoksida.
dengan elektron lain yang berada Antioksidan non enzimatik biasanya jenis
disekitarnya dan biasa disebut sebagai antioksidan yang berasal dari luar tubuh
reactive oxygen spesies (ROS) dan dapat seperti vitamin A, C, dan E (Kattappagari,
memicu timbulnya kerusakan (Sunarni, 2015).
2007).
Mekanisme pertahanan terhadap
Secara alamiah, radikal bebas oksidan terbagi dalam 3 jenis yaitu primer,
terbentuk melalui sistem biologis tubuh dan sekunder, dan tersier.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 421

Mekanisme pertahanan primer hydroxytoluene (BHT), buthylated


bekerja melalui prinsip netralisir radikal hidroksianisol (BHA), dan ters-buthyl
bebas yaitu dengan memberikan satu hidroquinone (TBHQ) secara efektif
elektron kepada molekul yang reaktif. dipercaya dapat menghambat oksidasi.
Contoh antioksidan ini adalah tokoferol, Namun, penggunaan antioksidan sintetik
asam askorbat, dan flavonoid (Ardie, 2011). dibatasi oleh aturan pemerintah karena
penggunaan yang melebihi batas dapat
Mekanisme pertahanan sekunder
menyebabkan racun dalam tubuh dan
bekerja dengan cara mengikat logam dan
bersifat karsinogenik sehingga dibutuhkan
menyingkirkan logam transisi yang dapat
alternatif antioksidan lain yang aman untuk
memicu radikal bebas. Contoh antioksidan
digunakan. Salah satu sumber potensial
ini adalah albumin, dan transferin (Ardie,
antioksidan alami adalah tumbuhan.
2011).
POKOK BAHASAN
Mekanisme pertahanan tersier
Cantigi ungu (Vaccinium varingiaefolium
bekerja dengan mencegah penumpukan
(Bl.) Miq.)
biomolekul agar tidak menimbulkan
kerusakan lebih lanjut. Contohnya seperti Cantigi ungu merupakan tumbuhan
perbaikan DNA yang rusak oleh enzim yang termasuk kedalam divisi
metionin reduktase dan protein teroksidasi Magnoliophyta, subdivisi Spermatophyta,
oleh enzim proteolitik (Ardie, 2011). kelas Magnoliopsida, ordo Ericales,
keluarga Ericaceae, dan genus Vaccinium L
Antioksidan
(USDA, 2009).
Secara alami, tubuh manusia sudah
Tumbuhan ini hidup disekitar
memproduksi antioksidan untuk
kawah pengunungan berapi dan
mengimbangi jumlah oksidan yang masuk
mendominasi vegetasi sekitar kawah
kedalam tubuh namun dikarenakan jumlah
gunung (Yulyana, 2016). Menurut
oksidan yang masuk melebihi batas
Markham (2006), buah cantigi ungu yang
kemampuan yang bisa diterima oleh
berwarna biru-hitam/ungu-hitam
antioksidan alami tubuh maka diperlukan
merupakan ciri-ciri yang mudah diamati
antioksidan lain yang berasal dari luar.
dari tumbuhan yang mengandung
Antioksidan yang berasal dari luar antosianin.
tubuh dapat diperoleh dalam bentuk sintetik
Cantigi ungu masih berkerabat
maupun yang berasal dari bahan alam.
dekat dengan berry-berryan (Vaccinium sp)
Antioksidan sintetik yang sudah banyak
seperti bilberry, blueberry, dan cranberry
digunakan seperti buthylated
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 422

yang telah banyak diteliti sebagai terkandung pada tumbuhan berry-berryan


antioksidan alami. Jika dibandingkan lain seperti cranberry maupun blueberry
dengan Vaccinium sp lainnya yang telah (Syahputra, 2017). Untuk itu dilakukan
banyak dimanfaatkan dalam bidang perbandingan senyawa aktif dari Vaccinium
kesehatan maupun kosmetik, cantigi ungu sp. yang berperan memiliki aktivitas
termasuk kedalam tumbuhan yang belum antioksidan.
banyak dieksplorasi dan dikenal oleh
Kemotaksonomi digunakan untuk
banyak orang. Selain itu, selama ini cantigi
mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan
ungu hanya menjadi tumbuhan liar disekitar
pada konstituen kimianya. Struktur kimia
daerah pegunungan tanpa diketahui
dari metabolit sekunder dan jalur biosintesis
manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Oleh
biasanya spesifik dan terbatas pada
sebab itu, perlu dilakukan eksplorasi lebih
organisme terkait secara taksonomi
lanjut mengenai senyawa yang terkandung
sehingga berguna dalam klasifikasi.
dan manfaatnya bagi kesehatan.
Biasanya, senyawa fenolik, alkaloid,
Melalui pendekatan terpenoid, dan asam amino non protein
kemotaksonomi, senyawa yang terkandung adalah 4 kelompok senyawa penting yang
dalam tumbuhan cantigi ungu tentu akan banyak dimanfaatkan secara luas untuk
memiliki kemiripan dengan senyawa yang klasifikasi kemotaksonomi (Singh, 2016).

Tabel 1. Studi Senyawa Aktif Vaccinium Sp Dan Aktivitasnya Sebagai Antioksidan

Bagian Senyawa
Nama tumbuhan Metode uji Sumber
tumbuhan aktif
TEAC
Highbush Senyawa
(Trolox
Blueberry fenolik, Castrejon,
Buah equivalent
(Vacccinium flavonoid 2008.
antioxidant
corymbosum) (antosianin)
capacity)
Highbush Senyawa
Blueberry fenolik, Pervin,
Daun DPPH, ABTS
(Vacccinium flavonoid 2013.
corymbosum) (antosianin)
Senyawa
Lingonberry DPPH, Folin
Daun, tunas, fenolik,
(Vaccinium & Ciocalteu’s Bujor, 2018.
buah flavonoid
vitisidaea) phenol
(antosianin)
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 423

Bagian Senyawa
Nama tumbuhan Metode uji Sumber
tumbuhan aktif
Rabbiteye Senyawa
Blueberry fenolik,
Buah DPPH Su, 2006.
(Vaccinium flavonoid
ashei) (antosianin)
Senyawa
Cranberries DPPH,
fenolik,
(Vaccinium Buah DMPD, Kalin, 2015.
flavonoid
macrocarpon) ABTS
(antosianin)
Colombian Senyawa
blueberry fenolik, DPPH, ABTS, Lopera,
Buah
(Vaccinium flavonoid dan Fe3+ 2013.
meridionale) (antosianin)
Senyawa
Whortlebarry fenolik,
Riihinen,
(Vaccinium Buah flavonoid DPPH
2005.
uliginosum) (antosianin :
prosianidin)
Senyawa
Bilberry fenolik,
Riihinen,
(Vaccinium Buah flavonoid DPPH
2005.
myrtillus) (antosianin :
sianidin)

Komposisi Kimia Vaccinium Sp. Sebagai antioksidan yang hampir sama dengan
Antioksidan kerabatnya.

Berdasarkan data kemotaksonomi Berdasarkan studi kemotaksonomi


Vaccinium sp. maka dapat dikatakan bahwa Vaccinium sp, secara general, mengandung
Vaccinium sp memiliki kandungan kadar gula yang tinggi namun rendah kalori.
senyawa aktif terhadap antioksidan yang Berry biasanya mengandung serat, asam
hampir mirip sehingga diprediksi cantigi organik (asam sitrat, asam malat), vitamin,
ungu (Vaccinium varingiaefolium) juga dan senyawa kimia lain seperti senyawa
memiliki kandungan dan aktivitas fenol. Senyawa fenol merupakan senyawa
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 424

kimia yang memiliki cincin aromatik merupakan senyawa yang memegang


dengan sistem konjugasi dan mengandung peranan besar terhadap aktivitas
satu atau lebih gugus hidroksil. Senyawa antioksidan yang ditunjukkan oleh
fenol bersifat sebagai pendonor yang akan tumbuhan tersebut (Skrovankova, 2015).
mendonasikan elektron kepada molekul
Dalam penelitian yang dilakukan
reaktif dan mengubahnya menjadi molekul
oleh Yulyana (2016), skrining fitokimia
yang tidak berbahaya bagi tubuh. Untuk itu,
dilakukan pada simplisia dan ekstrak etil
senyawa fenol diprediksi memiliki aktivitas
asetat daun cantigi (Tabel 2.) memberikan
antioksidan baik secara in vitro maupun in
gambaran bahwa daun cantigi mengandung
vivo. Senyawa fenol tersedia dalam
senyawa flavonoid, steroid, tanin, dan
keadaan bebas maupun terikat gula, asam,
triterpenoid dimana kandungan komponen
atau biomolekul lain menjadi senyawa larut
senyawanya relatif sama dengan simplisia
air (asam fenolik, flavonoid, dan quinon)
kecuali saponin. Hal tersebut dapat
atau senyawa tidak larut air (tanin
disebabkan karena saponin dapat
terkondensasi) (Skrovankova, 2015).
mengalami degradasi selama proses
Flavonoid yang terkandung dalam pengeringan (evaporasi). Hingga saat ini
berry-berryan terdiri dari antosianin belum banyak penelitian yang
(cyanidin glukosidase), flavonol (quersetin, menunjukkan aktivitas antioksidan
kaempferol, myricetin), dan flavanols tumbuhan cantigi ungu. Penelitian yang
(katekin dan epikatekin). Berdasarkan tersedia masih dalam tahap skrining
penelitian yang telah banyak dilakukan fitokimia dalam berbagai macam media
terhadap vaccinium sp, senyawa antosianin pelarut dan pengujian antioksidan awal

Tabel 2. Penapisan Fitokimia Daun Cantigi

Kandungan
No. Simplisia Ekstrak Metode analisa
senyawa
1 Alkaloid - -
2 Flavonoid + +
3 Quinon - -
4 Saponin + - Visualisasi warna
5 Steroid + +
6 Tanin + +
7 Terpenoid + +
Keterangan: Flavonoid (+) terbentuk warna kuning jingga. Tanin (+) terbentuk warna
kehitaman. Saponin (+) terbentuk buih stabil. Triterpenoid (+) terbentuk warna merah ungu.
Steroid (+) terbentuk warna hijau biru (Yulyana, 2016).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 425

Uji Aktivitas Antioksidan warna yang terbentuk kemudian diukur


menggunakan spektrofotometri visible pada
Pengujian aktivitas antioksidan
panjang gelombang 734. Hasil yang didapat
dapat dilakukan secara in vitro dengan
dibandingkan dengan larutan standar
metode DPPH. DPPH (2,2 difenil-1-
Trolox yang merupakan antioksidan analog
pikrihidrazil) merupakan suatu senyawa
tokoferol (Yu, 2008).
radikal yang bersifat stabil. DPPH
digunakan untuk mengetahui aktivitas Metode DPPH maupun ABTS
antioksidan melalui kemampuannya dalam memiliki keunggulan dan kekurangannya
menangkap radikal bebas. Aktivitas masing-masing. Metode DPPH memiliki
antioksidan diukur berdasarkan transfer keunggulan yaitu metode analisisnya yang
elektron yang dilakukan oleh antioksidan. bersifat sederhana, cepat, mudah dan
Semula DPPH yang berwarna ungu pekat sensitif terhadap sampel dengan konsentrasi
memberikan serapan pada panjang yang kecil namun pengujian menggunakan
gelombang 517 nm namun setelah DPPH terbatasi karena DPPH hanya dapat
mengalami reduksi maka DPPH akan dilarutkan dalam pelarut organik sehingga
berubah menjadi senyawa difenil pikril agak sulit untuk menganalisis senyawa
hidrazin yang warnanya akan berangsur- yang bersifat hidrofilik (Karadag, 2009).
angsur memudar menjadi warna kuning dan
Metode ABTS jika dibandingkan
nilai serapannya akan sebanding dengan
dengan DPPH memiliki keunggulan yaitu
jumlah elektron yang diterima (Sunarni,
memberikan absorbansi spesifik pada
2007).
panjang gelombang visible dan waktu
Selain menggunakan metode reaksi yang lebih cepat. Selain itu, ABTS
DPPH, pengujian antioksidan juga dapat dapat dilarutkan dalam pelarut organik
dilakukan menggunakan metode ABTS maupun air sehingga bisa medeteksi
(2,2-Azinobis 3-ethyl benzothiazoline 6- senyawa yang bersifat lipofilik maupun
sulfonic acid) yang merupakan senyawa hidrofilik namun pengujian menggunakan
radikal yang mengandung atom nitrogen. ABTS tidak menggambarkan sistem
Prinsip pengujian adalah penyetabilan pertahanan tubuh terhadap radikal bebas
radikal bebas melalui donor proton. sehingga ABTS hanya dapat dijadikan
Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan sebagai metode pembanding karena tidak
berdasarkan penghilangan warna ABTS mewakili sistem biologis tubuh (Karadag,
yang semula berwarna biru hijau akan 2009). Oleh sebab itu, lebih banyak peneliti
berubah menjadi tidak berwarna apabila yang menggunakan DPPH sebagai metode
tereduksi oleh radikal bebas. Intensitas utama dalam menganalisis aktivitas
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 426

antioksidan karena menggambarkan sistem pembanding antioksidan yang digunakan


pertahanan tubuh terhadap radikal bebas. adalah Vitamin C dan ekstrak buah
Selain itu, senyawa dalam cantigi ungu billberry dikarenakan kedua senyawa
mayoritas larut dalam pelarut organik dan tersebut telah secara jelas memiliki aktivitas
sedikit larut pada pelarut air sehingga penghambatan radikal bebas yang baik.
metode DPPH dipilih untuk menguji Vitamin C memiliki 4 gugus hidroksil yang
aktivitas antioksidan. dapat langsung bereaksi memberikan satu
elektron untuk membentuk senyawa
Pengujian menggunakan DPPH
semihidroaskorbat yang bersifat tidak
akan menghasilkan informasi mengenai
reaktif. Tahap selanjutnya merupakan
aktivitas antioksidan dalam menangkal
reaksi disproporsional senyawa
radikal bebas yang dilihat berdasarkan nilai
semihidroaskorbat membentuk
IC50 dan data yang dihasilkan perlu
dehidroaskorbat yang kemudian
dibandingkan dengan senyawa lain yang
terdegradasi menjadi asam oksalat dan
memiliki aktivitas antioksidan yang baik
asam treonat (Tina, 2015).
seperti vitamin C. IC50 yaitu besarnya
konsentrasi inhibisi larutan uji terhadap Berdasarkan hasil yang didapat
kemampuannya menurunkan aktivitas bahwa ekstrak buah cantigi memiliki
radikal bebas sebesar 50%. Data tersebut kekuatan antioksidan dibawah vitamin C
akan digunakan untuk diteliti lebih lanjut dan ekstrak buah billberry dilihat
mengenai pengaruh intensitas antioksidan berdasarkan nilai IC50. (Tabel 3) Adapun
terhadap aktivitas lain yang berhubungan faktor yang dapat mempengaruhi kadar
langsung terhadap ROS seperti efeknya kandungan senyawa antioksidan
terhadap antiaging dan whitening dalam (antosianin) yaitu penyimpanan dalam suhu
bidang kosmetik maupun sebagai suplemen dingin pada waktu yang lama menjadi salah
kesehatan. satu penyebab turunnya kadar senyawa
fenolik dan vitamin yang terkandung dalam
Pada penelitian yang dilakukan oleh
buah-buahan (Chaovanalikit, 2004;
Syahputra (2017), pengujian aktivitas
Turkben, 2010).
antioksidan buah cantigi dilakukan
menggunakan metode DPPH dimana
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 427

Tabel 3. Nilai IC50 Vitamin C, Ekstrak Billberry, dan Ekstrak Buah Cantigi Ungu
(Syahputra, 2017)

Sampel Uji IC50

Asam Askorbat (Vitamin C) 5,710 ppm


Ekstrak Billberry 242,924 ppm
Ekstrak Cantigi Ungu 44,994 ppm

Tabel 4. Tingkat kekuatan antioksidan (Jun, 2006).


Intensitas antioksidan Nilai IC50 (ppm)

Sangat kuat <50


Kuat 50-100
Sedang 100-250
Lemah 250-500
Tidak aktif >500

SIMPULAN DAN SARAN UCAPAN TERIMAKASIH

Pengujian aktivitas antioksidan Penulis mengucapkan terima kasih


cantigi ungu diperlukan untuk menemukan kepada Bapak Yoga Windhu Wardhana
alternatif antioksidan alami untuk S.Si., M,Si., Apt sebagai dosen
dimanfaat dalam bidang kesehatan terutama pembimbing yang telah memberikan
dari tumbuhan baru yang aktivitas kimianya bimbingan serta saran pada penulis selama
belum diketahui. Berdasarkan penelitian waktu penyusunan dan penulisan artikel
sebelumnya, Vaccinium sp telah terbukti ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
memiliki aktivitas antioksidan yang baik. kepada teman-teman dan pihak yang
Ekstrak buah cantigi ungu juga sudah membantu dan mendukung dalam proses
dikonfirmasi memiliki aktivitas antioksidan penulisan
dengan menggunakan metode DPPH yang
Daftar Pustaka
dilihat berdasarkan nilai IC50 Manfaat lain
dari cantigi ungu yang perlu dikonfirmasi Ardie, AM. 2011. Radikal Bebas dan Peran
Antioksidan dalam Mencegah
adalah efeknya terhadap penghambatan Penuaan. Medicinus. Vol 24 (1). 4-12.
penuaan dini dengan indikator enzim Bujor, OC., C, Ginies., VL, Popa., C,
Dufour. 2018. Phenolic Compounds
kolagenase dan elastase. and Antioxidant Activity of
Lingonberry (Vaccinium vitisidaea
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 428

L.) Leaf, Stem, and Fruit at Different Markham, KR. 2006. Cara
Harvest Periods. Food Chemistry. Vol Mengidentifikasi Flavonoid.
18. 1-23. Bandung: Penerbit ITB.
Castrejon, ADR., I, Eichholz., S, Rohn., Pervin, M., MA, Hasnat., BO, Lim. 2013.
LW, Kroh., SH, Keil. 2008. Phenolic Antibacterial and Antioxidant
Profile and Antioxidant Activity of Activities of Vaccinium corymbosum
Highbust Blueberry (Vaccinium L. Leaf Extract. Asian Pac J Trop Dis.
corymbosum L.) during Fruit Vol 3 (6). 444-453.
Maturation and Ripening. Food Pinnell, SR. 2003. Cutaneous
Chemistry. Vol 109. 564-572. Photodamage, Oxidative Stress, and
Chaovanalikit, A., Wrolstad, RE. 2004. Topical Antioxidant Protection. J Am
Total Anthocyanins and Total Acad Dermatol. Vol 48. 1-19.
Phenolics of Fresh and Processed Riihinen, KRM., MP, Kahkonen., AR,
Cherries and Their Antioxidant Torronen., IM, Heinonen. 2005.
Properties. Journal of Food Science. Catechins and Procyanidins in Berries
Vol 69. 67-72 of Vaccinium Species and Their
Ezzedine K, Guinot C, Mauger E, Pistone Antioxidant Activity. J. Agric. Food
T, Rafii N, Receveur MC, Galan P, Chem. Vol 53. 8485-8491.
Hercberg S, Malvy D. 2007. Singh, R. 2016. Chemotaxonomy : A Tool
Expatriates in High UV Index and for Plant Classification. Journal of
Tropical Countries : Sun Exposure Medicinal Plants Studies. Vol 4 (2).
and Protection Behavior in French 90-93.
Adults. Journal of Travel Medicine. Skrovankova, S., D, Sumczynski., J,
14(2): 85–91. Mlcek., T, Jurikova., J, Sochor. 2015.
Jun, M., Fu, HY., Hong, J., Wang, X., Yang, Bioactive Compounds and
CS., Ho, CT. 2006. Comparison of Antioxidant Activity in Different
Antioxidant Activities of Isoflavones Types of Berries. Int. J. Mol. Sci. Vol
from Kudzu Root (Pueraria 16. 24673-24706.
lobateohwi). Journal of Food Su, MS., JL, Silva. 2009. Antioxidant
Science. Activity, Anthocyanins and Phenolics
Kalin, P., I,Gulcin., AC, Goren. 2015. of Rabbiteye Blueberry (Vaccinium
Antioxidant Activity and Polyphenol ashei) by-products as Affected by
Content of Cranberries (Vaccinium Fermentation. Food Chemistry. Vol
macrocarpon). Rec. Nat. Prod. Vol 9 97. 447-451.
(4). 496-502. Sunarni, T., S, Pramono., R, Asmah. 2007.
Karadag, A., B, Ozcelik., S, Saner. 2009. Flavonoid Antioksidan Penangkap
Review of Methods to Determine Radikal dari Daun Kepel
Antioxidant Capacities. Food (Stelechocarpus burahol). Majalah
Analytical Methods. Vol 2 (1). 41-60. Farmasi Indonesia. Vol 18(3). 111-
Kattappagari, KK., CS, Teja., RK, 116.
Kommalapati., C, Poosaria., SR, Syahputra, GS., Y, Iskandar., A,
Gontu., BVR, Redyy. 2015. Role of Nurhasanah. 2017. Aktivitas
Antioxidant in Facilitating the Body Antioksidan dari Ekstrak Buah
Functions. Journal of Orofacial Cantigi Ungu (Vaccinium
Sciences. Vol 7 (2). 71-75. varingiaefolium (Bl.) Miq.).
Lopera, YE., et al. Antioxidant Activity and Farmaka. Vol 14 (4). 1-8.
Cardioprotective Effect of a Tina, DR., Y, Susanti., D, Suhendar. 2015.
Nonalcoholic Extract of Vaccinium Uji Aktivitas Daya Antioksidan
meridionale Swartz during Ischemia- Biopigmen pada Fraksi Aseton dari
Reperfusion in Rats. Evidence-Based Mikroalga Chlorella vulgaris. Jurnal
Complementary and Alternative Istek. Volume 9 (1). ISSN : 1979-
Medicine. Vol 13. 1-10. 8911.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 429

Turkben, C., Sariburun, E., Demir, C., USA : United Department of


Uylaser, V. 2010. Effect of Freezing Agriculture.
and Frozen Storage on Phenolic Yu, L. 2008. Wheat Antioxidant. USA :
Compounds of Raspberry and Wiley and Sons.
Blackberry Cultivars. Food Yulyana, A., HW, Kosasih. 2016.
Analytical Methods. Vol 3. 144–153. Karakterisasi Ekstrak Daun Cantigi
USDA. 2009. Classification for Kingdom (Vaccinium Varingiaefolium Miq.).
Plantae Down to Genus Vaccinium L. Jurnal Sains dan Kesehatan. Vol 1
(5). ISSN : 2407-6082.

Anda mungkin juga menyukai