OLEH:
Andi Nurfadilah Syam
70700120030
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Kartika Handayani, Sp.An
Oleh:
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar
4. Farmakodinamika NSAID
NSAID terutama bekerja dengan menghambat jalur COX. Pada jalur
ini, kebanyakan NSAID bekerja secara reversibel dengan mencegah
pertemuan asam arakidonat dengan tempat aktif enzim COX sehingga
biosintesis prostaglandin dapat dihambat. Aspirin adalah pengecualian,
karena aspirin bekerja dengan mengasetilasi Ser-530 di COX-1 dan SER516
di COX sehingga efeknya ireversibel. Beberapa NSAID juga memiliki efek
kerja tambahan, seperti menghambat kemotaksis, mengurangi produksi
interleukin-1, dan mengurangi produksi radikal bebas.3
NSAID penghambat COX-2 selektif (coxib) disintesis hanya
beberapa tahun setelah COX-2 ditemukan. Keuntungan NSAID jenis ini
adalah NSAID ini tidak mengganggu fungsi platelet dan fungsi sistem
pencernaan pada dosis biasa dengan efektivitas yang relatif sama dengan
NSAID lain. Perlu diperhatikan bahwa NSAID penghambat COX-2 selektif
juga memiliki efek samping, dimana mereka mampu meningkatkan risiko
gangguan kardiovaskuler pada penggunaan jangka panjang. Seringnya
insiden henti jantung menyebabkan rofecoxib dan valdecoxib ditarik dari
pasaran. Saat ini hanya celecoxib yang masih digunakan untuk kepentingan
klinis. Pada kondisi perioperatif, coxib mungkin lebih aman digunakan
daripada NSAID lain karena tidak menyebabkan disfungsi platelet dan
gangguan pencernaan.3
Pada umumnya NSAID menurunkan sensitivitas pembuluh darah
terhadap bradikinin dan histamin, mempengaruhi produksi limfokin dari
limfosit T, dan melawan vasodilatasi yang terjadi saat inflamasi. NSAID
bersifat analgesik, antiinflamasi, dan hampir semua menghambat agregasi
platelet.6 Jika NSAID nonselektif diberikan bersama agen antiplatelet lain,
akan terjadi efek sinergis yang akan meningkatkan risiko perdarahan bila
tidak diperhitungkan secara matang.3
5. Efek Samping Obat Antiinflamasi Non Steroid (NSAID)
• Gastrointestinal
NSAID dikaitkan dengan spektrum komplikasi gastrointestinal
bagian atas, mulai dari ulkus peptikum pada 10% hingga 30% pasien
hingga komplikasi ulkus serius pada 1% hingga 2% pasien, termasuk
perforasi dan perdarahan.3 Efek samping lainnya yaitu seperti mual,
muntah, nyeri perut, dysplasia.6
Faktor risiko komplikasi gastrointestinal terkait NSAID termasuk
dosis NSAID yang tinggi, usia yang lebih tua, infeksi Helicobacter
pylori, riwayat ulkus sebelumnya, dan penggunaan aspirin dosis
rendah, antikoagulan, atau kortikosteroid secara bersamaan. Umumnya
direkomendasikan bahwa pasien dengan faktor risiko gastrointestinal
harus diobati dengan agen selektif COX-2 atau NSAID non-selektif
dengan koterapi pelindung gastrointestinal.3
• Kardiovaskuler
NSAID dikaitkan dengan peningkatan risiko efek samping
kardiovaskular seperti infark miokard, gagal jantung, dan hipertensi.
Penghambatan COX kemungkinan akan mengganggu keseimbangan
antara produksi proaggregatory thromboxane dalam platelet yang
dimediasi COX-2 dan prostaglandin anti agregasi dalam sel endotel.
Selektivitas COX saja tidak cukup untuk mendefinisikan risiko
komplikasi kardiovaskular terkait NSAID.3
• Ginjal
Efek NSAID pada fungsi ginjal termasuk hiperkalemia, perubahan
fungsi tubulus, nefritis interstisial, dan gagal ginjal akut karena
perubahan laju filtrasi dan aliran plasma ginjal. Prostaglandin dan
prostasiklin penting untuk pemeliharaan aliran darah intrarenal dan
transpor tubulus. Semua NSAID, kecuali salisilat nonasetat, memiliki
potensi untuk menginduksi kerusakan reversibel dari laju filtrasi
glomerulus; efek ini lebih sering terjadi pada pasien dengan gagal
jantung kongestif; penyakit ginjal dengan perubahan aliran plasma
intrarenal termasuk diabetes, hipertensi atau aterosklerosis dan dengan
hipovolemia yang diinduksi, hipoalbuminemia yang signifikan.3
• Liver
Penggunaan aspirin dikaitkan dengan penurunan risiko
pengembangan karsinoma hepatoseluler dan kematian akibat penyakit
hati kronis, sedangkan penggunaan NSAID non-aspirin hanya dikaitkan
dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit hati kronis.
Paradoksnya, peningkatan kadar transaminase hati dan gagal hati telah
dilaporkan dengan beberapa NSAID.3
• Hematologi
Efek samping hematologi mungkin terjadi, terutama dengan
NSAID nonselektif karena aktivitas antiplateletnya. Efek antiplatelet
ini biasanya hanya menimbulkan masalah jika pasien memiliki riwayat
ulkus GI, penyakit yang mengganggu aktivitas trombosit seperti
hemofilia, trombositopenia, penyakit von willebrand.8
• Reaksi Hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas terhadap NSAID jarang terjadi dan lebih
sering terjadi pada individu dengan polip hidung atau asma. Reaksi
alergi termasuk bronkokonstriksi, rinitis, dan urtikaria. Data terbaru
menunjukkan peran perubahan regulasi COX-2 yang terkait dengan
sindrom asma/rinitis yang tidak toleran terhadap aspirin. Karena
potensi reaktivitas silang, dianjurkan untuk menghindari semua
NSAID. Dalam kasus yang jarang, NSAID telah terlibat dalam
menyebabkan meningitis aseptik dan, pada anak-anak, sindrom Reye.3
• Reaksi Idiosinkratik
Reaksi nonspesifik yang khas meliputi ruam kulit dan
fotosensitifitas, meningitis aseptik, tinitus, gangguan pendengaran, dan
neutropenia. Efek penghambatan prostaglandin dapat menyebabkan
penutupan dini duktus arteriosus. Asam asetilsalisilat telah dikaitkan
dengan neonatus untuk usia kecil selama kehamilan dan memar
neonatus. Namun, telah digunakan selama bertahun-tahun dalam
pengobatan pasien yang membutuhkan NSAID saat hamil. Toksisitas
paling umum yang terkait dengan NSAID adalah gastrointestinal,
kardiovaskular, dan ginjal dan terutama terkait dengan penghambatan
COX dan penurunan sintesis prostaglandin.3
• Interaksi dengan Obat Lain
Interaksi obat lain dengan terapi NSAID dapat terjadi akibat
interaksi farmakodinamik atau farmakokinetiknya. NSAID nonselektif
mempengaruhi agen antiplatelet lain melalui penghambatan aditif
agregasi trombosit. Hasilnya adalah peningkatan risiko perdarahan
dengan penggunaan NSAID dan agen antiplatelet lainnya secara
bersamaan.3
6. Obat Antiinflamasi Non Steroid
a. Acetaminophen (Paracetamol)
Beberapa sumber telah mengeluarkan acetaminophen dari
golongan NSAID. Hal ini disebabkan karena acetaminophen efektif
sebagai antipiretik dan analgesik namun hanya memiliki sedikit efek
antiinflamasi. Acetaminophen memiliki efek analgesik sentral dimana
obat ini mampu mengaktivasi jalur serotonergik menurun. Mekanisme
kerjanya belum jelas. Pada hewan, acetaminophen diketahui
menghambat COX-3.3
Acetaminophen memiliki bioavailabilitas yang sangat baik. Obat
ini juga jarang menimbulkan efek samping. Overdosis obat ini biasanya
menyebabkan gangguan fungsi hati. Kombinasi acetaminophen dengan
NSAID lain mampu memberikan efek analgesia lebih baik ketimbang
masing-masing obat digunakan sendiri-sendiri.3
Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500
mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5 mL. Selain itu parasetamol
terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun
cairan. Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g per kali, dengan
maksimum 4 g per hari; untuk anak 6-12 tahun : 150-300 mg/kali,
dengan maksimum 1,2 gl hari. Untuk anak 1-6 tahun : 60-120 mg/kali
dan bayi di bawah 1 tahun yaitu 60 mg/kali, pada keduanya diberikan
maksimum 6 kali sehari.11
e. Ketoprofen
Derivat asam propionat ini memiliki efektivitas seperti ibuprofen
dengan sifat anti-inflamasi sedang. Absorpsi berlangsung baik dari
lambung dan waktu paruh plasma sekitar 2 jam. Dosis 2 kali 100 mg
sehari, tetapi sebaiknya ditentukan secara individual.7 Dosis diberikan
50-75 mg diberikan 3 kali sehari. Waktu paruh yaitu 2-4 jam.3
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) adalah salah satu obat yang paling
sering diresepkan di dunia. OAINS bekerja dengan menghambat kerja dari enzim
siklooksigenase. Enzim ini bekerja pada inflamasi dan rasa sakit, dengan
menghambat COX-2 maka prostaglandin tidak terbentuk sehingga tidak terjadi rasa
nyeri namun tetap memberikan proteksi pada lambung karena COX-1 tidak di
hambat. Dalam analisis ini selektifitas terhadap COX-2 dibagi menjadi 3 yaitu
AINS COX-selektif contohnya golongan celecoxib, rofecozib, AINS COX-2-
prefential contohnya golongan meloxicam dan AINS COX-nonselektif contohnya
golongan diklofenak, metamisol, piroksikam, paracetamol, acetosal, indometasin,
fenilbutazon sedangkan asam mefenamat digolongkan tersendiri sebagai
penghambat prostaglandin. NSAID penghambat COX-2 selektif juga memiliki efek
samping dimana mereka mampu meningkatkan risiko gangguan kardiovaskuler
pada penggunaan jangka panjang. NSAID nonselektif diberikan bersama agen
antiplatelet lain, akan terjadi efek sinergis yang akan meningkatkan risiko
perdarahan bila tidak diperhitungkan secara matang. Interaksi antara NSAID
dengan obat lain terjadi lebih sering dikarenakan NSAID adalah salah satu obat
yang paling banyak digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Zahra, A. P. and Carolia, N. 2017. Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS):
Gastroprotektif vs Kardiotoksik, Majority, 6, pp. 153–158.
2. Fokunang, C. Overview of non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) in
resource limited countries’, MOJ Toxicology, 4(1), pp. 5–13. 2018. doi:
10.15406/mojt.2018.04.00081.
3. Flood, P., Rathmell, J.P., dan Shafer, S. Stoelting's Pharmacology & Physiology
in Anesthetic Practice. Edisi kelima. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
2015.
4. Kalim, Handono. Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid. Perhimpunan
Reumatologi Indonesia, Jakarta. 2014.
5. Soleha, M. et al. Profil Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonstreoid di
Indonesia. Jurnal Kefarmasian Indonesia 8(2), pp. 109–117. 2018.
6. Morgan, G Edward, S Mikhail. Clinical Anesthesiology. New York: MC Graw
Hill. 2013.
7. Katzung, B.G., Masters, S.B., dan Trevor, A.J. Basic & Clinical Pharmacology.
Edisi ke-12. New York: McGraw Hill Medical. 2012.
8. Glichloo I, Gerriets V. Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs).
StatPearls Publishing; Januari 2021.
9. https://firstmedipharma.co.id/product/paracetamol-2/
10. https://www.farmaku.com/product/cardio-aspirin-tab
11. Gunawan, Sulistia Gan. 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.
12. https://www.shtrifecta.com/diclofenac-sodium-tablets/
13. https://www.novapharin.co.id/product-detail/96/IBUPROFEN-400-MG--
Tablet
14. https://patients.smarterhealth.sg/drugs-medicines/ketoprofen/
15. https://ind.medicineh.com/64-details-54188
16. https://id.bossgoo.com/product-detail/indomethacin-capsules-bp-25mg-
26040248.html
17. https://southstardrug.com.ph/products/rx-ritemed-celecoxib-200-mg-capsule
18. https://www.uofmhealth.org/health-library/d00851a1
19. https://www.globalpharmacyplus.com/relafen-nabumetone-tabs
20. https://www.novapharin.co.id/product-detail/105/PIROXICAM-20-MG--
Tablet
21. https://www.calipharm.com/
22. https://www.novapharin.co.id/product-detail/101/MELOXICAM-15-MG--
Tablet
23. Isenia. Penggunaan Non-Steroid Antiinflamatory Drug dan Potensi Interaksi
Obatnya Pada Pasien Muskuloskeletal, Pharmaceutical Journal Of Indonesia,
6(1). pp. 47–55. 2020.