Anda di halaman 1dari 7

PORTOFOLIO

PROSES TRANSMISI DAN PENULARAN COVID-19

PEMBIMBING :
dr. Darmawansyih, M.Kes

DISUSUN OLEH :
Andi Nurfadilah Syam
(70700120030)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
A. Identifikasi Masalah
Salah satu persoalan penting yang dihadapi Indonesia, dan menjadi
perhatian dari negara lain dan juga organisasi internasional, adalah
keterbatasan informasi mengenai penderita COVID-19 dan juga data korban
jiwa yang sebenarnya. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, keterbatasan kapasitas institusi terkait dalam pengumpulan informasi
yang penting dan relevan memberikan kesan pemerintah tidak transparan
dalam pemberian informasi terkait COVID-19. Lebih lanjut, dengan
perkembangan penyebaran virus yang cepat, keterbatasan ini tampaknya
memperburuk sinkronisasi data yang dikumpulkan antara pemerintah pusat
dan daerah. Kedua, kurangnya jumlah tes terkait dengan keterbatasan lab dan
juga test-kit menyebabkan informasi mengenai tingkat infeksi dan persebaran
COVID-19 menjadi tidak lengkap. Kedua hal ini berimplikasi serius terhadap
pemahaman situasi penyebaran COVID-19. Dalam situasi pandemi yang
menyebar cepat, informasi, terutama yang terkait dengan karakteristik
epidemiologis dari penyakit, adalah kunci bagi intervensi kesehatan non-
medis.
Kasus pertama dan kedua di Indonesia adalah peserta sebuah acara klub

dansa di Jakarta. Keduanya diduga terjangkit COVID-19 dari seorang warga


negara asing peserta acara klub tersebut yang ditemukan positif COVID-19 di
luar negeri seusai mengikuti acara itu. Dinas Kesehatan dan Kepolisian
melakukan tracing dan menemukan bahwa paling tidak terdapat 80 orang
yang terekspose dengan pasien pertama dan kedua dalam acara tersebut.
Setelah dilakukan pengujian, dua orang dinyatakan positif corona, selanjutnya
menjadi kasus ketiga dan keempat. Kemudian diketahui bahwa kasus kelima
masih berhubungan dengan kluster Jakarta/klub dansa ini.
Setelah kasus kelima, mulai ditemukan imported cases seperti pada
kasus keenam yang merupakan warga Indonesia anak buah kapal (ABK) dari
kapal pesiar Diamond Princess yang sebelumnya di karantina selama 14 hari
di Jepang karena berpenumpang positif COVID-19. Saat itu juga mulai
ditemukan banyak imported cases lain, dari warga Indonesia yang pulang dari
bepergian ke luar negeri.

B. Karakteristik Kasus Covid-19 di Indonesia


C. Mode Transmisi Covid-19
 Transmisi Kontak dan Droplet
Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak
tidak langsung, atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi
seperti air liur dan sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas
yang keluar saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau
menyanyi. (2-10) Droplet saluran napas memiliki ukuran diameter > 5-10
μm sedangkan droplet yang berukuran diameter ≤ 5 μm disebut sebagai
droplet nuclei atau aerosol. Transmisi kontak tidak langsung di mana terjadi
kontak antara inang yang rentan dengan benda atau permukaan yang
terkontaminasi (transmisi fomit) juga dapat terjadi.
 Transmisi Udara
Transmisi melalui udara didefinisikan sebagai penyebaran agen
infeksius yang diakibatkan oleh penyebaran droplet nuclei (aerosol) yang
tetap infeksius saat melayang di udara dan bergerak hingga jarak yang jauh.
Transmisi SARS-CoV-2 melalui udara dapat terjadi selama pelaksanaan
prosedur medis yang menghasilkan aerosol (“prosedur yang menghasilkan
aerosol”). WHO, bersama dengan kalangan ilmuwan, terus secara aktif
mendiskusikan dan mengevaluasi apakah SARS-CoV-2 juga dapat menyebar
melalui aerosol, di mana prosedur yang menghasilkan aerosol tidak
dilakukan terutama di tempat dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk.
 Transmisi Fomit
Transmisi fomit Sekresi saluran pernapasan atau droplet yang
dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi dapat mengontaminasi permukaan
dan benda, sehingga terbentuk fomit (permukaan yang terkontaminasi).
Virus dan/atau SARS-CoV-2 yang hidup dan terdeteksi melalui RTPCR
dapat ditemui di permukaan-permukaan tersebut selama berjam-jam hingga
berhari-hari, tergantung lingkungan sekitarnya (termasuk suhu dan
kelembapan) dan jenis permukaan. Konsentrasi virus dan/atau RNA ini lebih
tinggi di fasilitas pelayanan kesehatan di mana pasien COVID-19 diobati.
Karena itu, transmisi juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui
lingkungan sekitar atau benda-benda yang terkontaminasi virus dari orang
yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer), yang dilanjutkan
dengan sentuhan pada mulut, hidung, atau mata.
 Transmisi Lain
RNA SARS-CoV-2 juga telah dideteksi di sampel-sampel biologis,
termasuk urine dan feses beberapa pasien. Sebuah penelitian menemukan
SARS-CoV-2 hidup di urine seorang pasien. Tiga penelitian mengulturkan
SARS-CoV-2 dari spesimen feses. Beberapa penelitian melaporkan deteksi
RNA SARS-CoV-2 di dalam plasma atau serum darah; virus ini dapat
bereplikasi di sel darah. Namun, peran transmisi melalui darah masih belum
dipastikan; dan rendahnya konsentrasi virus di plasma dan serum
mengindikasikan bahwa risiko transmisi melalui rute ini mungkin rendah.

D. Pencegahan Covid-19
Pencegahan penularan pada individu dapat terjadi melalui droplet yang
mengandung virus SARS- CoV-2 yang masuk ke dalam tubuh melalui
hidung, mulut dan mata, untuk itu pencegahan penularan COVID-19 pada
individu dilakukan dengan beberapa tindakan, seperti:
1. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan
air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik
berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20 – 30 detik. Hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih.
2. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung
dan mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain
yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat
menularkan COVID-19).
3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari
terkena droplet dari orang yang yang batuk atau bersin. Jika tidak
memungkin melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan dengan berbagai
rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
4. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak
diketahui status kesehatannya.
5. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian
sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal
30 menit sehari, istirahat yang cukup termasuk pemanfaatan kesehatan
tradisional
DAFTAR PUSTAKA

1. Vermonte, P. and Wicaksono, T. Y. (2020) ‘Karakteristik dan Persebaran


COVID-19 di Indonesia : Temuan Awal’, CSIS Commentaries DMRU-043-ID,
(April), pp. 1–12.
2. WHO (2020) ‘Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap kewaspadaan
pencegahan infeksi’, pp. 1–10.
3. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease (Covid-19). 2017.

Anda mungkin juga menyukai