Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO

PROMOSI KESEHATAN

PEMBIMBING :
Dr. dr. Najamuddin, M.Kes

DISUSUN OLEH :
Andi Nurfadilah Syam
(70700120030)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
A. Identifikasi Masalah

Desa Ibul Besar I merupakan salah satu desa di Kecamatan Pemulutan


Ogan Ilir. Desa ini terletak di daerah lahan berawa dan ditumbuhi banyak semak
yang memungkinkan untuk tempat berkembangbiaknya vektor malaria. Selain
faktor lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, juga perilaku
masyarakat seperti kebiasaan keluar rumah pada malam hari, tidak menggunakan
kelambu sewaktu tidur, dan penderita yang tidak patuh mengkonsumsi obat
secara teratur, menjadi penyebab terjadinya penularan penyakit malaria di desa
Ibul besar. Berdasarkan survey awal di Desa Ibul Besar I, salah satu penyakit
menular melalui vector yang terdapat di sana adalah penyaki malaria.

B. Pembahasan

Berdasarkan WHO (2015) terjadinya malaria pada manusia disebabkan


oleh parasit dari genus Plasmodium, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium
vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale dan Plasmodium knowlesi.
Kemenkes (2012) membagi malaria menjadi 5 jenis, yaitu (1) Malaria
falsiparum. Malaria ini disebabkan oleh Plasmodium falciparum dengan ditandai
adanya demam yang muncul secara intermiten dan dapat pula kontinu. Malaria
jenis ini yang seringkali menyebabkan kematian, (2) Malaria vivax yang
disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejalanya yaitu demam yang akan berulang
dengan interval bebas demam dua hari, (3) Malaria ovale yang penyebabnya
adalah Plasmodium ovale. Gejalanya adalah demam yang berulang dengan
interval bebas demam selama dua hari, (4) Malaria malariae yang disebabkan
oleh Plasmodium malariae. Demam terjadi secara berulang dengan interval bebas
demam selama tiga hari dan (5) Malaria knowlesi yang disebabkan oleh
Plasmodium knowlesi dan ditandai dengan gejala demam intermiten dan dapat
kontinu.
Diagnosis malaria dapat dilakukan dengan (1) Anamnesis yaitu dengan
menanyakan keluhan kepada pasien, menanyakan riwayat sakit malaria dan
minum obat malaria sebelumnya, riwayat berkunjung ke tempat endemis malaria
dan riwayat tinggal di tempat endemis, (2) Melalui pemeriksaan fi sik yang
meliputi suhu tubuh aksiler mencapai ≥37,5oC, telapak tangan dalam kondisi
pucat, sklera ikterik, terjadi pembesaran pada limpa dan hati, (3) Pemeriksaan
laboratorium yang meliputi pemeriksaan dengan mikroskop dan pemeriksaan
dengan uji diagnostik cepat (rapid diagnostic test)

C. Pencegahan

Kesadaran masyarakat tersebut dapat dilihat dari tindakan pencegahan


yang dilakukan seperti:

1. Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam

2. Melakukan kegiatan penyehatan lingkungan

3. Menggunakan kelambu. Tujuan dari penggunaan kelambu saat tidur


adalah untuk membatasi nyamuk infektif menggigit orang yang sehat dan
nyamuk yang sehat menggigit orang sakit

4. Menggunakan insektisida rumah tangga. Insektisida rumah tangga adalah


produk anti nyamuk yang sering digunakan masyarakat seperti obat anti
nyamuk bakar maupun obat anti nyamuk semprot

5. Penggunaan repellent. Fungsi dari repellent ini adalah untuk menolak


serangga khususnya nyamuk dan mencegah adanya kontak langsung
dengan nyamuk. Repellent dikatakan baik apabila nyaman digunakan di
kulit, tidak menimbulkan iritasi, tidak terasa panas atau lengket jika
digunakan, dan berbahan dasar alami
6. Penggunaan penutup badan. Penggunaan pakaian yang tertutup sangat
membantu dalam mencegah gigitan nyamuk terlebih jika melakukan
kegiatan di malam hari seperti memancing, ronda malam, berkemah
ataupun masuk hutan

7. Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela. Upaya ini bertujuan agar
nyamuk tidak masuk ke dalam rumah.

D. Promosi Kesehatan

Kegiatan pengabdian ini diawali dengan pre test pada peserta penyuluhan,
sesaat sebelum masuk pada kegiatan inti.yaitu presentasi materi pencegahan
penularan penyakit malaria pada masyarakat di Desa Ibul Besar I. Hasil analisis
data pre test menunjukkan sebagian besar ( %) peserta penyuluhan memiliki
pengetahuan rendah tentang penyakit malaria, meliputi pengetahuan tentang
penyebab penyakit malaria, vektor malaria, gejala penyakit malaria, faktor yang
berhubungan dengan penyakit malaria, pemberantasan vektor malaria, dan
pencegahan penularan penyakit malaria.

Usai penyampaian materi penyuluhan rangkaian kegiatan selanjutnya


adalah post test kepada peserta dengan memberikan soal yang sama dengan soal
pre test. Hasil analisis dari post test menunjukkan adanya peningkatan
pengetahuan peserta penyuluhan akan pengetahuan tentang tentang penyakit
malaria, meliputi pengetahuan tentang penyebab penyakit malaria, vektor
malaria, gejala penyakit malaria, faktor yang berhubungan dengan penyakit
malaria, pemberantasan vektor malaria, dan pencegahan penularan penyakit
malaria. Peningkatan pengetahuan ini terdapat pada 75% peserta penyuluhan,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan penyuluhan berhasil dalam
upaya peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan. Tingkat antusias dan
kepatuhan peserta terhadap kegiatan penyuluhan dapat dikatakan baik oleh
karena 100 % peserta penyuluhan mengikuti kegiatan penyuluhan ini hingga
selesai.

Masyarakat dewasa Desa Ibu Besar I sebagai peserta penyuluhan antusias


mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan penyuluhan. Hal ini bisa saja
dimungkinkan oleh karena adanya pro aktif Kepala Desa dan perangkat Desa
Ibul besar I, dalam mengarahkan dan menghimbau masyarakat dewasa untuk
mengikuti kegiatan penyuluhan ini secara sungguh-sungguh . Rasa ingin tahu
masyarakat tentang penyakit malaria juga menjadi penyebab tingginya
antusiasme masyarakat dalam mengikuti setiap rangkaian kegiatan penyuluhan
ini. Hal ini bisa dijelaskan dengan banyaknya masyarakat yang mengajukan
pertanyaan kepada tim penyuluh tentang materi penyuluhan ketika dilakukan sesi
Tanya jawab. Demikian halnya ketika pemateri mengajukan pertanyaan
response, peserta cukup bersemangat dalam menjawab setiap pertanyaan. ini
menjadi umpan balik yang cukup baik dalam mengetahui keberhasilan
penyuluhan ini, disamping adanya pre test dan post test.

Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat desa Ibul Besar menunjukkan


terdapatnya peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penularan penyakit
malaria. Masyarakat desa Ibul Besar berisiko uantuk mengalami penyaki malaria.
oleh karena terletak di daerah lahan berawa dan ditumbuhi banyak semak yang
memungkinkan untuk tempat berkembangbiaknya vektor malaria. Aspek santasi
lingkungan Desa Ibu besar juga tergolong buruk, banyaknya genangan air di
lingkungan rumah penduduk, sampah yang dibuang sembarangan mencemari
fasilitas sanitasi lingkungan, kondisi inilah yang menjadi pendukung
perkembangbiakan nyamuk vektor malaria, sehingga berisiko terjadinya
penularan. Selain faktor lingkungan, faktor perilaku masyarakat seperti kebiasaan
keluar rumah pada malam hari, tidak menggunakan kelambu sewaktu tidur, dan
penderita yang tidak patuh mengkonsumsi obat secara teratur menjadi faktor
risiko penularan malaria.
DAFTAR PUSTAKA

1. Purba, I. G. (2016) ‘Promosi Kesehatan Pencegahan Penularan Penyakit


Malaria Pada Masyarakat Di Desa Ibul Besar I’, Jurnal Pengabdian
Sriwijaya, 4(2), pp. 320–330. doi: 10.37061/jps.v4i2.5487.
2. Alami, R. and Adriyani, R. (2016) ‘Tindakan Pencegahan Malaria Di Desa
Sudorogo the Prevention of Malaria At Sudorogo Village Kaligesing’, Jurnal
Promkes, 4(2), pp. 199–211.

Anda mungkin juga menyukai