Selamat datang di Forum Group Discussion (FGD) kali ini. Pada kesempatan ini, kita akan membahas
mosi yang berjudul "Dewan ini percaya bahwa, Pulau Sumba telah berhasil menyelesaikan masalah
kebersihan sehingga maraknya penyakit malaria disebabkan masalah kebersihan adalah hal yang tidak
benar."
Pulau Sumba merupakan satu dari dua pulau yang hingga kini masih menjadi pulau dengan endemis
malaria.
Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan UNICEF NTT dan NTB, Yudistira Yewangoe, kepada victorynews.id
Jumat (28/4/2023).
Dijelaskannya Pulau Sumba menjadi pulau kedua dengan endemis malaria untuk satu pulau setelah
Papua.
Pengenalan Masalah:
Kebersihan dan kesehatan masyarakat merupakan dua hal yang saling terkait erat. Dalam konteks Pulau
Sumba, yang merupakan salah satu daerah di Indonesia, ada klaim bahwa masalah kebersihan telah
berhasil diselesaikan dan maraknya penyakit malaria disebabkan oleh faktor lain. Namun, perlu
dipertanyakan apakah klaim tersebut benar adanya.
PENYAKIT Malaria menelan satu korban jiwa di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara
Timur (NTT). Korban seorang anak laki-laki berusia enam tahun asal Kampung Galu
Kawongo, Desa Limbu Kembe, Kecamatan Kodi Utara. Anak tersebut akibat terserang
Plasmodium falciparum (Pf) dan Plasmodium vivax (Pv) atau malaria mix. Kepala Bidang
pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P), Dinas Kesehatan NTT, Erlina Salmun
membenarkan meninggalnya pasien malaria tersebut.
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/398869/malaria-tewaskan-seorang-anak-
di-sumba-barat-daya
Situasi Kebersihan di Pulau Sumba:
1. Masalah Limbah:
Pulau Sumba, seperti banyak daerah lainnya, menghadapi tantangan dalam mengelola limbah. Sampah
yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan, termasuk sumber air, sungai, dan tanah.
Limbah yang tidak ditangani secara tepat dapat menjadi sumber penyakit dan menjadi sarang
perkembangbiakan nyamuk malaria.
Akses terhadap air bersih yang aman dan sanitasi yang memadai merupakan aspek penting dari
kebersihan. Masih ada daerah di Pulau Sumba yang menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan
akan air bersih dan sanitasi yang layak. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan
meningkatkan risiko penyakit seperti malaria.
Malaria merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit
malaria. Lingkungan yang tidak bersih dan keberadaan genangan air yang tidak terkendali dapat menjadi
tempat perkembangbiakan nyamuk. Oleh karena itu, faktor kebersihan dan pengelolaan lingkungan
yang buruk dapat berkontribusi terhadap penyebaran penyakit malaria.
Selain masalah kebersihan, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi penyebaran malaria. Misalnya,
iklim yang cocok untuk nyamuk Anopheles, kepadatan populasi nyamuk, kurangnya akses terhadap
perawatan kesehatan yang tepat, dan rendahnya tingkat kesadaran tentang pencegahan dan
pengobatan malaria.
Pencegahan malaria penting untuk dilakukan mengingat penyakit ini dapat berakibat
fatal bagi penderitanya. Menurut anjuran Kemenkes RI, beberapa upaya untuk
mencegah malaria adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor risiko yang paling dominan terhadap terjadinya malaria ada
tiga yaitu, keberadaan kandang ternak, tidak memakai kelambu waktu tidur dan kebiasaan penduduk
yang tidak memasang kawat kassa. Dalam penelitian mengenai FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LABUHAN LOMBOK KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PERIODE JANUARY 2011-FEBRUARY 2012
Penanganan limbah yang baik, termasuk pemilahan dan pengelolaan yang tepat, dapat mengurangi
risiko penyebaran penyakit, termasuk malaria. Dengan mengurangi genangan air dan sarang nyamuk,
dapat mengurangi populasi nyamuk dan kemungkinan penularan malaria.
Kebersihan juga berperan penting dalam upaya pencegahan malaria. Edukasi dan kesadaran masyarakat
tentang langkah-langkah pencegahan, seperti penggunaan kelambu berinsektisida, penggunaan obat
antimalaria, dan eliminasi genangan air yang mungkin menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,
sangat penting untuk melawan penyakit ini.
Kesimpulan:
Dari diskusi kita, dapat disimpulkan bahwa klaim bahwa Pulau Sumba telah berhasil menyelesaikan
masalah kebersihan sehingga maraknya penyakit malaria disebabkan masalah kebersihan adalah hal
yang tidak benar. Kebersihan dan pengelolaan limbah yang baik memainkan peran penting dalam
mencegah penyebaran penyakit malaria dan penyakit lainnya. Oleh karena itu, perlu terus
meningkatkan upaya dalam mengelola limbah, meningkatkan akses air bersih dan sanitasi, serta
memberikan edukasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan penyakit malaria.
Terima kasih atas perhatiannya. Sekarang, mari kita buka diskusi untuk mendengar pandangan dan
pendapat peserta FGD mengenai mosi ini serta pemikiran mereka tentang kebersihan dan upaya
pencegahan penyakit di Pulau Sumba.