Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai negara kepulauan dengan begitu banyak daerah terpencil dan sulit

dijangkau, mampukah Indonesia bebas malaria? Banyak tantangan yang dihadapi

dalam upaya eliminasi malaria, antara lain belum adanya pengobatan efektif,

bahkan terjadi resistensi terhadap sejumlah obat antimalaria. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 25 April 2018 sebagai Hari Malaria Sedunia

(HMS). Pencanangan ”Menuju Indonesia Bebas Malaria” tahun 1998 langsung

oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kemudian terbit Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April

2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang

hidup sehat, terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030.

Tahapan eliminasi dimulai dari Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta),

Bali, dan Batam pada tahun 2010. Selanjutnya, Jawa, Provinsi Aceh, dan Provinsi

Kepulauan Riau pada tahun 2015. Tahap ketiga adalah Sumatera (kecuali Aceh

dan Kepulauan Riau), NTB, Kalimantan, dan Sulawesi pada tahun 2020. Terakhir

adalah Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, dan Maluku Utara, pada tahun

2030.

Indikator sebuah daerah bebas malaria adalah annual parasite incidence

(API) di bawah 1 per 1.000 penduduk, tidak terdapat kasus malaria pada

penduduk lokal yang tidak pernah bepergian, dan adanya pengamatan ketat

keluar-masuknya penduduk di wilayah terkait.

Makalah Malaria 2018


1
Data nasional Kementerian Kesehatan saat ini, API malaria 1,25 per 1.000

penduduk dengan cakupan pemeriksaan dengan konfirmasi laboratorium

mencapai 90 persen. Namun, di daerah kantong malaria, API masih tinggi dan

cakupan pemeriksaan konfirmasi rendah.

Sejarah

Cikal bakal nyamuk Anopheles sp, pembawa dan penular malaria, telah ada

sejak era Paleozoicum, periode Silurian, sekitar 425 juta tahun sebelum Masehi

(SM), kemudian berevolusi menjadi nyamuk. Fosil tertua nyamuk ditemukan di

Pulau Isles, Inggris, berumur sekitar 35 juta tahun. Fosil tertua manusia (Homo

sapiens) berumur sekitar 1,5 juta tahun. Berarti, nyamuk lebih dulu ada di Bumi,

baru kemudian manusia.

Hippocrates (Yunani) pada abad ke-5 SM merupakan dokter pertama yang

merinci gambaran klinis beberapa jenis penyakit malaria.

Sejarah daur hidup malaria ditemukan oleh Laveran di Aljazair tahun 1880 yang

menemukan parasit malaria pada darah manusia. Tahun 1886, Golgi dari Italia

menemukan Plasmodium vivax dan P malariae. Celli dan Marchiava tahun 1890

menemukan P falciparum. Ross pada tahun 1897-1898 di India menemukan daur

hidup parasit di nyamuk pada 25 April. Tanggal itu kemudian dipakai untuk

memperingati Hari Malaria Sedunia.

Di Indonesia, sejarah malaria dimulai awal tahun 1900-an dengan jumlah

penderita 30 juta orang dengan 120.000 kematian. Tahun 1919, dimulai kegiatan

antilarva dan penyehatan lingkungan. Tahun 1952, Pemerintah Indonesia

melaksanakan pemberantasan malaria dengan membuat Komando Operasi

Pembasmian Malaria (Kopem).

Makalah Malaria 2018


2
Tercatat ada 24 spesies Anopheles sp sebagai vektor penyakit malaria.

Setiap jenis nyamuk memiliki ekologi dan tempat perkembangbiakan spesifik.

A.sundaicus dan A subpictus berada di pantai, A aconitus, A nigerimus di

persawahan, A maculatus, A balabasensis di perkebunan, A letifer, A umbrosus, A

farauti di hutan, mata air, dan sungai.

Ada lima jenis parasit malaria penyebab malaria pada manusia, yaitu P

falciparum penyebab malaria tropika berat dan bisa berakhir dengan kematian.

Jenis lain adalah P vivax penyebab malaria tersiana dan P malariae penyebab

malaria kuartana yang dijumpai di Indonesia timur. Adapun P ovale umumnya

dijumpai di Afrika dan Pasifik Barat. Belakangan, para ahli menemukan P knowlesi

dari kera ekor panjang menular ke manusia.

Penanggulangan

Cara penanggulangan utama adalah menemukan penderita secara dini dan

segera diobati. Semula, obat malaria adalah golongan kina, klorokuin, dan

sulfadoksin pirimetamin (SP). Tahun 1973, ditemukan kasus resistensi P

falciparum terhadap klorokuin di Kalimantan Timur. Sejak itu, kasus resistensi

terhadap klorokuin dilaporkan dari seluruh Indonesia. Selain itu, dilaporkan kasus

resistensi Plasmodium terhadap obat jenis SP. Saat ini, ada obat baru, kombinasi

artemisinin (Artemisinin Combination Therapy/ACT).

Pengobatan dengan ACT menjadi kebijakan nasional Pengendalian Malaria

tahun 2004. Saat ini, mulai ada resistensi terhadap ACT di Delta Mekong

(Thailand, Kamboja, Laos). Karena itu, Indonesia perlu memulai upaya memonitor

efikasi serta mendeteksi kemungkinan resistensi terhadap ACT.

Makalah Malaria 2018


3
Cara lain penanggulangan malaria adalah memberantas tempat perindukan

nyamuk dengan menyemprot dinding rumah dengan insektisida, pembubuhan

larvasida pada air, pembersihan lumut di danau, rawa, laguna, dan pengeringan

cekungan yang menampung air serta membuat saluran/sodetan agar air laut yang

terperangkap dapat disalurkan ke laut lagi. Untuk itu, perlu kerja sama jajaran

kesehatan dengan masyarakat dan pimpinan wilayah. Cara lain adalah

menggunakan kelambu berinsektisida tahan lama yang dapat mencegah dan

melindungi dari gigitan nyamuk Anopheles.

Tema HMS 2013 adalah ”Invest in Future, Defeat Malaria”, yakni mari

berinvestasi untuk mengalahkan malaria. Keberhasilan eliminasi malaria sangat

terkait peran serta masyarakat melalui Pos Malaria Desa dan Kader Malaria Desa.

Selain itu, perlu memperkuat jejaring kemitraan melalui Forum Gebrak Malaria

(Gerakan Berantas Kembali Malaria) serta mendorong peran swasta dengan

skema tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

B. TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian Laboratorium Klinik Malaria

a. Definisi

Laboratorium klinik Malaria adalah sarana kesehatan yang

melaksanakan pengujian terhadap bahan yang berasal dari darah manusia

untuk penentuan jenis Plasmodium, penyebab penyakit, kondisi kesehatan

dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan

masyarakat.

b. Disain laboratorium malaria minimal memiliki fasilitas sebagai berikut :

Makalah Malaria 2018


4
1) Mempunyai sistem ventilasi yang memadai dengan sirkulasi udara yang

adekuat.

2) Mempunyai pemadam api yang tepat terhadap bahan kimia yang

berbahaya yang dipakai

3) Kesiapan menghindari panas sejauh mungkin dengan memakai alat

pembakar gas yang terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran

4) Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi

tempat yang aman dari bahaya kebakaran dapat disediakan bendung-

bendung talam

5) Memiliki penerangan yang memadai

6) Dua buah jalan keluar harus tersedia untuk keluar dari kebakaran dan

terpisah sejauh mungkin

7) Tempat penyimpanan di disain untuk mengurangi sekecil mungkin risiko

oleh bahan-bahan berbahaya dalam jumlah besar

8) Memiliki APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap

9) Harus tersedia alat P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

c. Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Klinik Malaria

Bekerja dalam laboratorium klinik Malaria merupakan resiko terkena

bahan kimia maupun bahan yang bersifat infeksius. Resiko tersebut dapat

terjadi bila kelalaian dan sebab-sebab lain diluar kemampuan manusia.

Menjadi suatu tanggungjawab untuk mempelajari kemungkinan adanya

bahaya dalam lingkungan laboratorium, mengarahkan para pekerja dalam

melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja (Imam khasani, 1990).

Diperlukan suatu kesadaran dan tanggungjawab, bahwa kecelakaan dapat

berakibat pada diri sendiri dan orang lain serta lingkungannya.

Tanggungjawab moral dalam keselamatan kerja memang peranan pentig

dalam pencegahan kecelakaan disamping disiplin setiap individu terhadap

Makalah Malaria 2018


5
peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja (Imam

khasani, 1990:2).

Kewaspadaan Umum diperkenalkan tahun 1987, sebuah sistem baru

pencegahan infeksi kepada pasien dan petugas kesehatan, yang disebut

Body substance Isolation (BSI) atau Isolasi Duh Tubuh (IDT), diusulkan

sebagai satu alternatif selain kewaspadaan umum (Lynch dkk 1987). Para

petugas diinstruksikan untuk memakai sarung tangan bersih sesaat sebelum

menyentuh selaput lendir atau kulit yang terluka dan kontak dengan duh

tubuh (misalnya darah, semen, sekresi vagina, luka, sputum, saliva, urine,

faeces dancairan amnion)

d. Pencegahan terjadinya Infeksi

Pasien dan Petugas pelayanan kesehatan serta menyediakan sarana

bagi pelaksanaan Kewaspadaan Baku yang baru :

1) Setiap orang (pasien atau petugas pelayan kesehatan) sangat berpotensi

menularkan infeksi

2) Cici tangan menggunakan desinfektan atau sabun tindakan yang paling

penting dalam mencegah kontaminasi silang

3) Pake sarung tangan

4) Pake masker

5) Pake jas laboratorium

6) Peralatan perawatan pasien

7) Pembersih lingkungan / anti seftik

8) Posisi penempatan pasien

Dari penjelasan diatas, maka Laboratorium Klinik Malaria UPTD Puskesmas

Jampangkulon ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi untuk menjadi

PRM dengan membawahi 5 PS / Puskesmas Satelit antara lain :

Makalah Malaria 2018


6
1.PTD Puskesmas Jampangkulon sebagai PRM

2.UPTD Puskesmas Waluran sebagai PS

3.UPTD Puskesmas Kalibundrer sebagai PS

4.UPTD Puskesmas Cimanggu sebagai PS

5.UPTD Puskesmas Cibitungsebagai PS

6.UPTD Puskesmas Tegalbuleud sebagai PS

Laboratorium Klinik Malaria UPTD Puskesmas Jampangkulon ada di

lingkungan Puskesmas yang bertujuan membantu penegakan diagnose malaria

pada setiap pasien diduga malaria yang berobat ke Puskesmas maupun rujukan

dari Puskesmas Satelit (PS) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan

di Laboratorium Klinik Malaria UPTD Puskesmas Jampangkulon masih terbatas

sehubungan dengan peralatan yang tersedia belum memadai.

UPTD Puskesmas Jampangkulon berdiri pada tahun 1957. Pada saat ini

UPTD Puskesmas Jampangkulon yang terletak di Ds. Bonjonggenteng Kec.

Jampangkulon serta mempunyai 5 Pustu adapun jarak tempuh 4,5 km dari BLUD

Rumah Sakit Jampangkulon, 125 KM dari SRUD Sekarwangi, 115 KM dari RSUD

R. Syamsudin, SH dan 70 KM dari RSUD Pelabuhanratu.

C. TUJUAN

1. Tujuan umum

Berperan aktif menyambut (HMS) Hari Malaria Sedunia yang dicanangkan

oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

2. Tujuan Khusus

Merupakan dukungan serta bukti nyata :

Makalah Malaria 2018


7
a. Sebagai ajang pendalaman pengetahuan tentang malaria ditingkat Provinsi

bahkan sampai ke tingkat Nasional

b. Mendukung upaya pencanangan ” Maju Indonesia Bebas Malaria” tahun

1998 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono.

c. Mendukung penuh terbitnya Kemen Kes No 293 / MENKES / SK / 2009

tentang ” Eliminasi Malaria di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang

hidup sehat, terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun

2030.

d. Ikut berperan aktif dalam menuntaskan Eliminasi malaria ditingkat paling

bawah (desa) hingga nasional (pusat)

Makalah Malaria 2018


8
BAB II

GEOGRAFI

A. ANALISA GEOGRAFI

1. Provinsi

Jawa Barat termasuk salah satu provinsi yang masih berisiko terhadap

penyakit Malaria. Kondisi alam yang dimiliki Jawa Barat memungkinkan untuk

berkembangnya Anopheles, nyamuk penular Malaria.

Total penduduk di Jawa Barat tahun 2015 sebanyak 46.300.543 orang. Dari

jumlah tersebut sekitar 2,5% penduduk tinggal di daerah yang beresiko tertular

Malaria, daerah tersebut merupakan wilayah dengan tempat perindukan

nyamuk, baik alami maupun buatan. Seperti hutan, lagoon di sepanjang pantai

dan tambak yang terlantar.

Di Jawa Barat masih terdapat empat kabupaten endemis, Kabupaten

Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten

Pangandaran. Sementara 18 kabupaten/kota lainnya melaporkan kasus Malaria

import dari luar Jawa Barat.

Angka kesakitan Malaria di Jabar dari 2012-2014 mengalami penurunan.

Pengukuran dilakukan secara Annual Parasite Incidence (API). Kasus Malaria

positif pun selama 3 tahun terakhir menurun.

Makalah Malaria 2018


9
Tahun 2012 tercatat 816 kasus, tahun 2013 menurun 673 kasus. Tahun

2014, jumlah kasus Malaria menurun kembali menjadi 511 kasus.

2. Kabupaten

Kasus penyakit malaria di Kabupaten Sukabumi dinilai tertinggi di Jawa


Barat. Terlebih, hingga kini masih terdapat kasus malaria indigenous atau lokal
di wilayah tersebut, dari data kasus malaria,Kabupaten Sukabumi menempati
peringkat pertama di Provinsi Jawa Barat, di Jawa Barat ada 4 wilayah yang
masih banyak kasus malaria terutama kasus lokal atau indigenous yakni :

a. Kabupaten Sukabumi
b. Kabupaten Garut

c. Kabupaten Tasikmalaya dan

d. Kabupaten Pangandaran.

Pada rentang Januari hingga Februari 2017 tercatat sebanyak 11 warga


Kabupaten Sukabumi yang terkena malaria, sebanyak 6 kasus pada Januari
dan 5 kasus pada Februari 2017. Kasus malaria di Sukabumi mengalami
penurunan setiap tahunnya. Pada 2015 lalu kasus malaria yang tercatat
sebannyak 111 kasus. Jumlah tersebut menurun pada 2016 lalu yakni sebanyak
75 kasus malaria. Kasus malaria tersebut sebagian besar impor dari daerah
lain. Warga Kabupaten Sukabumi terkena gigitan nyamuk malaria yakni
Anopheles betina saat bekerja sebagian besar pada pertambangan,
perkebunan atau tinggal di luar daerah seperti Aceh, Medan, Lombok serta
Papua. Pada tahun 2016, dari 75 kasus malaria sebanyak 27 kasus indigenous
atau lokal dan sebanyak 39 impor serta 9 kasus penyakit kambuh.
Sementarakasus malaria lokal di Kabupaten Sukabumi ditemukan di daerah :

a. Kecamatan Cibitung
b. Kecamatan Ciracap

c. Kecamatan Lengkong

d. Kecamatan Taman Jaya

Makalah Malaria 2018


10
e. Kecamatan Ciemas dan

f. Kecamatan Tegalbuleud.

Dengan demikian wilayah Kabupaten Sukabumi belum terbebas dari


vektor nyamuk malaria. Sedangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
menargetkan pada 2020 mendatang tidak ada lagi kasus malaria lokal.
Sementara target nasional yakni pada 2030 mendatang.

Dengan fakta seperti diatas maka Kabupaten Sukabumi menjadi salah

satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang menjadi ganjalan dalam pencapaian

bebas kasus malaria lokal.

B. ANALISA DEMOGRAFI

Topografi tergolong wilayah yang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi,

dilintasi sungai-sungai serta lepas pantai

UPTD Puskesmas Jampangkulon mempunyai batas-batas wilayah kerja

diantaranya:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Waluran dan lengkong

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Cibitung dan Surade

c. Sebelah Barat : Kecamatan Waluran dan Surade

d. Sebelah Timur : Kecamatan Cimanggu dan Kalibunder

Jumlah penduduk Kecamatan Jampangkulon pada 2017 sebanyak 45.317


jiwa, Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 22.615 orang dan perempuan 22.975
orang.

Tabel .1
Situasi Geografis Di Wilayah Puskesmas Jampangkulon
NO DESA LUAS JUMLAH

Makalah Malaria 2018


11
JARAK TERJAUH WAKTU

KATEGORI
KONDISI
WIL. KE FASILITAS TEMPUH
RT RW DUSUN KETERJANGKAUN
(ha) KESEHATAN TERJAUH
DESA
(PKM) KE PKM
1 Jampangkulon 124.4 Biasa 30 10 2 4 Km 12 menit Jalan Aspal

2 Nagraksari 383 Biasa 32 9 3 4 Km 30 Menit Jalan Aspal / Koral

3 Padajaya 1754.1 Biasa 26 6 4 6 Km 20 Menit Jalan Aspal / Koral

4 Mekarjaya 845.6 Biasa 29 7 4 10 Km 60 Menit Jalan Aspal / Koral

5 Bojonggenteng 344.3 Biasa 14 4 2 1 Km 15 Menit Jalan Aspal / Koral

6 Bojongasari 808 Biasa 30 8 4 6 Km 60 Menit Jalan Aspal / Koral

7 Cikarang 951.3 Biasa 20 3 3 9 Km 40 Menit Jalan Aspal / Koral

8 Karanganyar 2620.3 Biasa 21 6 4 18 Km 90 Menit Jalan Aspal / Koral

9 Tanjung 1190.1 Biasa 38 6 4 10 Km 40 Menit Jalan Aspal / Koral

10 Ciparay 421.8 Biasa 31 5 4 4 Km 30 Menit Jalan Aspal / Koral

11 Cikaranggeusan 787 Biasa 21 4 4 15 Km 80 Menit Jalan Aspal / Koral


Jumlah 94.423 292 68 36

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Wilayah kerja Puskesmas

Jampangkulon terdiri dari 10 Desa dan 1 Kelurahan dengan jumlah RT: 292, RW: 68

dan dusun sebanyak 38. Puskesmas Jampangkulon mempunyai Puskesmas

Pembantu 5 buah Pustu, yaitu Pustu Bojongsari , Pustu Padajaya dan Pustu

Cikarang, Pustu Jampangkulon, Pustu Ciparay serta mempunyai Posyandu

sebanyak 67 buah posyandu 18 Posbindu dan 1 Posbindu PTM.

1. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di wilayah

Puskesmas Jampangkulon tahun 2017. Jumlah Penduduk yang ada diwilayah kerja

Puskesmas Jampangkulon sebanyak 45.317 jiwa terdiri dari 22.615 laki-laki dan

22.975 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 15.380 KK . Untuk

mengetahui keadaan penduduk lebih jelas dapat dilihat dari keadaan penduduk

menurut Golongan umur pada tabel berikut ini :

Tabel 2.

Makalah Malaria 2018


12
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur

JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN
NO DESA

1–4
<1 Th

Jumlah

< 1 th
5 - 14

15 -44

45-64

>65

1-4

5 - 14

15-44

45-64

>65

jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Jampangkulon 2588 24 100 164 593 350 47 1278 29 100 223 560 359 39 1310
2 Nagraksari 6062 42 71 523 1447 731 200 3014 50 75 478 1484 721 240 3048
3 Padajaya 4092 35 150 321 1026 492 26 2050 25 200 375 1008 396 38 2042
4 Mekarjaya 4596 173 250 250 900 500 232 2247 169 250 254 985 406 200 2294
5 Bojonggenteng 2670 15 65 180 560 371 174 1365 21 66 181 492 371 174 1305
6 Bojongsari 5324 124 271 726 1067 372 99 2659 134 257 699 1039 418 118 2565
7 Cikarang 3097 17 32 397 657 403 132 1565 11 19 366 648 390 122 1532
8 Karanganyar 3126 35 112 340 352 365 386 1590 33 105 350 355 340 353 1536
9 Tanjung 5188 44 178 464 1236 631 136 2689 33 136 428 1230 553 119 2499
10 Ciparay 4861 42 170 414 1063 553 251 2493 45 141 399 1014 551 214 2364
11 Cikaranggeusan 3713 14 102 463 653 317 116 1665 43 437 300 524 516 228 2480
45.317

22.615

22.975
1.501

4.242

9.554

5.085

1.799

1.786

4.053

9.339

5.021

1.845
565

593
Jumlah

Sumber :Data Kecamatan Jampangkulon

2. Keadaan Ekonomi dan

Pendidikan

Mata pencaharian penduduk Kecamatan Jampangkulon sebagian besar adalah Petani

dan Buruh, dan dilihat dari latar belakang pendidikannya masyarakat Kecamatan

Jampangkulon sekitar 10 % tidak tamat pendidikan Sekolah Dasar. Dengan latar

belakang seperti itu dan sosial ekonomi yang rendah.Pendidikan-pendidikan

tersebut cenderung rentan terhadap masalah-masalah kesehatan. Hal ini dapat dilihat

dari data tabel di bawah ini :

Tabel. 3
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian / Jenis Pekerjaan
TNIPOLRI

Pensiunan
PNS

Petani

Buruh

Lain-lain
Dagang

No Nama Desa

1 Jampangkulon 59 7 79 715 458 36 719


2 Nagraksari 91 8 80 356 371 771 618
3 Padajaya 69 - 55 1.178 40 433 617
4 Mekarjaya 69 2 55 1.178 40 650 672
5 Bojonggenteng 23 5 41 358 432 650 672

Makalah Malaria 2018


13
6 Bojongsari 82 1 40 1.886 313 297 429
7 Cikarang 15 1 9 261 128 134 226
8 Karanganyar 18 - 2 519 939 207 130
9 Tanjung 30 2 63 980 135 785 428
10 Ciparay 13 8 41 361 434 650 676
11 Cikaranggeusan 10 - 1 418 17 404 346
Jumlah 479 34 466 8.210 3.307 5.017 5.533

BAB III
INOVASI
Mendukung penuh beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah dalam

menangulangi Malaria, Misalnya :

1. Mendistribusikan obat anti Malaria ke seluruh kabupaten/ kota. Obat tersebut

dapat diakses masyarakat secara gratis dan tidak dijual bebas di apotik.

2. Mendistribusikan Rapid Diagnostic Test (RDT) ke seluruh kabupaten/kota dalam

membantu pemeriksaan laboratorium sehingga diagnosa Malaria bisa dilakukan

dengan cepat.

3. Pencegahan penularan Malaria setempat dilakukan dengan mendistribusikan

kelambu pada daerah endemis.

4. Menggencarkan kegiatan penyuluhan disetiap wilayah kerja UPTD Puskesmas

masing-masing dan penanganan penyakit malaria.

Makalah Malaria 2018


14
5. Menggiatkan gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah

masyarakat, Kegiatan ini diperlukan karena daerah penyebaran malaria

biasanya seperti di kawasan bekas tambak atau lagoon di pesisir pantai

Kabupaten Sukabumi.

6. Melakukan modifikasi lingkungan seperti kawasan bekas tambak ikan diubah

menjadi taman atau lapangan sepakbola.

7. Melakukan pemeriksaan secara teliti, efektif dan efasien serta merespon

langsung kepada Puskesmas Satelit (PS) yang merujuk.

BAB IV
KESIMPULAN

1. Bila dilihat secara global mayoritas penduduk Provinsi Jawa Barat


berpenghasilan dengan bertani dan buruh kasar bahkan hampir 10%
berpendidikan tidak tamat Sekolah Dasar (SD) khususnya di Kecamatan
Jampangkulon itu merupakan tempat bekerja penulis sebagai peserta
Kejuaraan ini, berdasarkan keterangan itulah penulis bermaksud mengangkat
kasus ini sehubungan dengan itu maka penduduk yang berpenghasilan rendah
selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara merantau ke
daerah-daerah yang endemis penyakit malaria sehingga banyaknya yang positif
secara impor.
2. Secara geogerafi memang Provinsi Jawa Barat, khususnya Kabupaten
Sukabumi ini sangat sulit untuk memberantas vector yang ada karena
banyaknya lagoon serta luasnya pesisir pantai yang begitu baik untuk
perkembangbiakan vector nyamuk penyebab malaria
Makalah Malaria 2018
15
3. Masih banyaknya hutan-hutan yang masih belum terjamah masyarakat
sehingga sangat subur perkembang biakan nyamuk penyebab malaria
4. Diantara ke 6 kecamatan yang masih terdapat indigenous terdapat 2
Kecamatan yang menjadi Puskesmas Satelit (PS)nya UPTD Puskesmas
Jampangkulon yaitu Puskesmas Cibitung dan Puskesmas Tegalbuleud maka
dari itulah penulis sangat bersemangat dalam mengikuti kejuaraan ini.

BAB V
PENUTUP

Alhamdulillahi Robil Alamin penuis ucapkan telah menyelesaikan makalah

malaria ini, disusun berdasarkan buku teori serta situs internet yang begitu besar

manfaatnya dalam penyusunan makalah malaria ini, disusun sebagai salah satu syarat

untuk mengikuti kejuaraan mikroskopis malaria tingkat Provinsi Jawa Barat, dalam

rangka Hari Malaria sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 25 April bulan depan,

penulis sangat menyadari karya tulis ini sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu

penulis mengakui dengan kerendahan hati mohon saran-saran yang membangun demi

tercapainya Eliminasi Malaria di Indonesia hingga tahun 2030 mendatang. Mudah-

mudahan makalah ini sedikit menambah pengetahuan tentang malaria serta sedikit

Makalah Malaria 2018


16
menjadi bahan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang oftimal

dimasa yang akan datang. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.

Mohon do’anya semoga pada kejuaraan mikroskopis malaria nanti bisa menjadi

yang terbaik serta bias berlanjut ke kejuaraan tingkat nasional, semoga do’a yang

disampaikan menjadi amal yang sholeh.Amin Ya Robal Alamin

Sukabumi, Maret 2018


Penulis

Sunarya, AMAK.,S.KM
NRPTT: 873.32.02.14.3.027

Makalah Malaria 2018


17
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan Puji dan Syukur ke Hadirat Allah SWT atas

Segala Rahmat dan Karunia-Nya, Solawat serta Salam smoga selalu dicurahkan

kepada Habibana Wa Nabiana Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sohabatNya hingga sampai kepada kita saat ini, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah malaria ini dengan segala kerendahan hati.

Makalah Malaria ini di susun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti seleksi

kejiaraan mikroskopis tingkat Provinsi Jawa Barat, yang telah di proses melalui analisis

data oleh penyusun.

Pembuatan makalah malaria ini sebagai gambaran keadaan penyakit malaria

yang terpapar di masyarakat dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Jampangkulon

dan turut serta dalam memperingatati Hari Malaria Sedunia.

Kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih

kepada Kepala UPTD Puskesmas Jampangkulon dan Ka TU serta teman-teman

pemegang program lainnya yang telah membantu serta mendukung kegiatan

pembuatan Makalah Malaria ini di UPTD Puskesmas Jampangkulon.

Dalam hati yang tulus penyusun panjatkan do’a semoga dalam kejuaraan ini

penulis keluar sebagai peserta yang terbaik sehingga bisa berlanjut ke tingkat nasional

Amin Ya Robal Alamin !

Sukabumi, Maret 2018

Penyusun

Makalah Malaria 2018


18
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG.................................................................................. 2

B. TINJAUAN TEORITIS ............................................................................. 4

1. Pengertian Laboratorium Klinik Malaria............................................. 4

a. Definisi ........................................................................................ 4

b. Desain Laboratorium .................................................................... 4

c. Keselamatan Kerja ....................................................................... 5

d. Pencegahan terjadinya infeksi ..................................................... 6

C. TUJUAN................................................................................................... 7

1. Tujuan umum...................................................................................... 8

2. Tujuan Khusus.................................................................................... 8

BAB II GEOGERAFI................................................................................................ 9

A. ANALISA GEOGRAFI.............................................................................. 10

B. ANALISA DEMOGRAFI .......................................................................... 11

1. Keadaan Penduduk ........................................................................... 12

2. Keadaan Ekonomi dan pendidikan..................................................... 13

BAB III INOVASI ...................................................................................................... 14

BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................. 15

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 16

Makalah Malaria 2018


19
LAMPIRAN-LAMPIRAN

MAKALAH MALARIA

UPTD PUSKESMAS JAMPANGKULON


Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti kejuaraan mikroskopis malaria

Dalam rangka Hari Malaria Sedunia

Di Susun Oleh :

Petugas Laboratorium Malaria

SUNARYA, AMAK.,S.KM
NRPTT; 873.32.02.14.3.027

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI

UPTD PUSKESMAS JAMPANGKULON

KECAMATAN JAMPANGKULON
Makalah Malaria 2018
20
TAHUN 2018

Lampiran -
Lampiran

Makalah Malaria 2018


21
Makalah Malaria 2018
22
Makalah Malaria 2018
23
Makalah Malaria 2018
24
Makalah Malaria 2018
25
Makalah Malaria 2018
26
Makalah Malaria 2018
27
Makalah Malaria 2018
28
Makalah Malaria 2018
29
Makalah Malaria 2018
30
Makalah Malaria 2018
31

Anda mungkin juga menyukai