Anda di halaman 1dari 5

POLICY BRIEF

KUALITAS PENANGANAN KLB MALARIA BERHUBUNGAN PERCEPATAN


ELIMINASI MALARIA LOMBOK BARAT

I. PENDAHULUAN

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit


plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium
falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang
ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles)/, penyakit malaria dapat menyerang
semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari
bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya
menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai
untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai,
perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit


infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah
satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel darah manusia
yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada orang lain,
penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan ditularkan


kepada manusia melalui vector nyamuk anopheles. (Harijanto, 2000).

Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan menggigil,
suhu badan meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995).

Wabah malaria di Kabupaten Lombok Barat terjadi setelah sejumlah musibah


gempa yang terjadi dari juli – oktober 2018 kemaren.Kondisi kesehatan warga yang
lemah akibat menghuni tenda dan tidak cukup istirahat pasca gempa menyebabkan
tubuh mereka rentan dijangkiti malaria.Karena Ketika tubuh seseorang lemah, itulah
saat mereka mudah dijangkiti malaria dan masalahnya meningkat.
II. PERNYATAAN ISU
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah menetapkan status Kejadian Luar
Biasa (KLB) untuk Kecamatan Gunungsari dan Lingsar terhadap kasus malaria pada
rabu tanggal 12/9/2018. Data kasus Malaria sampai dengan saat ini sudah mencapai
300 kasus termasuk bayi,balita dan ibu hamil.

Berkat status KLB Malaria banyak pihak yang lansung berperan aktif dalam
memebantu penanganan kasus malaria di Lombok barat.Berbagai upaya sudah
dilakukan seperti melakukan kegiatan MBS ( Mass Blood Survei ),penanganan
lansung malaria positif dengan pemberian terapi primaquin dan DHP, serta
pembagian kelambu insektisida kepada semua warga yang berada di sekitaran lokus
kasus Malaria yaitu kecamatan Gunung Sari dan Kecamatan Lingsar.

Walaupun berbagai upaya sudah dilakukan namun kasus malaria masih saja ada
diwilayah tersebut hal ini perlu di evaluasi kembali upaya yang sudah dilakukan
seperti pemberian terapi primaquin dan DHP pada malaria positif yang belum
maksimal dalam pengawasan cara minum obat tersebut,banyak dari masyarakat yang
masih memahami minum obat malaria sama dengan minum obat penyakit lain dengan
dosis 3x1 sehari, ketidak tepatan pemberian dosis obat berdanpak tidak tercapainya
efek terapi pada pasien yang menyebakkan penyakit malaria dalam tubuh pasien tidak
bisa sembuh total akibatnya bisa menularkan kembali ke orang lain,oleh karena itu
puskesmas atau dinas kesehatan harus membentuk TIM khusus untuk memfollowup
pasien positif malaria yang mendapatkan therapy primaquin dan DHP untuk
menghindari kesalahan dosis obat.

Kemudian masalah system pembagian dan pengawasan pemasangan kelambu


yang belum sesuai dengan prosedur sebenarnya, dimana di Lombok barat masih
memakai metode satu rumah satu kelambu padahal metode ini tidak efektif dalam
memberantas penyakit malaria,Pembagian dengan melihat jumlah kelompok tidur
dalam satu rumah merupakan metode yang efektif artinya semua anggota keluarga
akan dapat tidur dalam kelambu sehingga menghindari gigitan nyamuk Anoples.
Kelambu yang dibagi pada masyarakat banyak yang tidak dimanfaatkan
semestinya oleh masyarakat terlihat dengan temuan kami ada masyarakat yang
memanfaatkan kelambu untuk menutup sayur-sayuran di pekarangan rumah hal ini
cukup beresiko karen kelambu yang dibagikan adalah kelambu berinsektisida, dalam
hal ini pengawasan pemasangan menjadi salah satu penyebab hal seprti ini
terjadi.Penanganan KLB Malaria di Lombok Barat Akan tuntas apabila hal-hal seperti
ini kita perbaiki.

III. PILIHAN KEBIJAKAN


Pemerintah daeraha Kabupaten Lombok Barat dalam hal ini SKPD terkait
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok barat mengevaluasi kembali uapaya-upaya yang
sudah dilakukan dalam penanganan KLB malaria sebagai percepatan Eliminasi
malaria Lombok Barat.

IV. PELAKU KEBIJAKAN


1. Kepala dinas kesehatan kabupaten Lombok barat
2. Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
3. Kepala Seksi Surviellance dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lombok
Barat
4. Kepala puskesmas wilayah Kecamatan Gunungsari dan Lingsar (Puskemas
Gunungsari,Puksemas Penimbung,Puskesmas Sigerongan ).

V. REKOMENDASI STRATEGI
1. Melakukan evaluasi kasus malaria
2. Melakukan evaluasi upaya yang sudah dilakukan
3. Membentuk tim pengawasan minum obat malaria positif
4. Membentuk Tim Pengawasan pembagian dan pemasangan kelambu

VI. REFRENSI
1. Permenkes RI Nomor 949 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 tentang Penanganan
Penyakit Menular
POLICY BREIP

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIA DASAR PROMOASI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
ALAMSYAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
2018

Anda mungkin juga menyukai