Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIUKANG


KALMAS KABUPATEN PANGKEP

Harliani1, Nuraeni Mustari2, Nurhadi3


1Poltekkes Kemenkes Makassar
2Poltekkes Kemenkes Makassar
3Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebsbkan oleh parasit Plasmodium yang
hidup dan berkembang dalam sel darah manusia. Kabupten pangkep adalah daerah kategori
endemic malaria. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengungkapkan factor yang berhubungan
dengan kejadian malaria. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dangan penelitian
Cross sectional Study dimana data tentang variable independent dan variable dependent
diamabil dalam waktu yang bersamaan. data dikumpulkan dan diolah meliputi karakteristik
responden, variable iklam, perilaku dan lingkungan, Variabel iklim diolah untuk melihat tingkat
kemaknaan hubungannya dengan kejadian malaria pada tingkat signifikasn p.0.05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Karasteristik responden berdasarkan umur kasus malaria tertinggi
pada kelompok umur 35 – 60 tahun hal ini disebabkan kelompok umur tersebut cenderung aktif
keluar rumah. perilaku masyarakt umumnya sudah yang berperilaku baik 23 (96%) responden,,yaitu
tidak menggantung pakaian didalam kamar, menggunakan kelambu saat tidur, sering membersihkan
tempat penampungan air, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan sarang-sarang
nyamuk denga teknik 5M (membuang, membersihkan, menutup, menguras, dan mengubur), %).
Dari segi iklim, kasus malaria menigkat pada musim penghujan sebanyak 16 kasus (67%) dan
terendah pada musim kemarau sebanyak 8 orang (33%) . sebanayk 24 responden kasus malaria
semuanya berada pada lingkungan yang banyak terdapat pohon bakau, semak-semak, lagon, dan
rawa-rawa dan air payau sehingga sangat memungkinkan sebagai tempat penyebaran malaria.

Kata kunci : Malaria, Perilaku, Iklim dan Lingkungan.

PENDAHULUAN daya manusia yang berdampak pada


Penyakit malaria adalah penyakit penurunan produktivitas (Depkes RI, 2010).
menular yang disebabkan oleh parasit Angka kesakitan malaria yang
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dilaporkan pada tahun 2009 sebesar 1.
dalam sel darah manusia. Malaria merupakan 143.024 kasus. Angka kesakitan malaria di
masalah kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia berdasarkan Annual Parasite
Indonesia karena sampai tahun 2009 sekitar Incidence (API) pada tahun 2009 sebesar 1,85
80% Kabupaten/Kota masih termasuk kategori per mil. Upaya pengendalian malaria masih
daerah endemis malaria dan sekitar 45% harus di tingkatkan karena Kejadian Luar
penduduk bertempat tinggal di daerah yang Biasa (KLB) masih terjadi di beberapa daerah.
beresiko tertular malaria. Jumlah kasus yang Pada tahun 2009 terjadi KLB dan peningkatan
dilaporkan tahun 2009 sebanyak 1.143.024 kasus malaria di Indonesia yaitu di 20 desa
orang. Jumlah ini mungkin lebih besar dari dalam 10 Provinsi dengan jumlah penderita
keadaan sebenarnya karena lokasi yang posirif malaria sebesar 869 penderita dan 11
endemis malaria adalah desa-desa yang kematian (CFR KLB = 1,2 %). Propinsi yang
terpencil dengan sarana transportasi yang sulit menjadi sasaran adalah : 1. Kalimantan Barat
dan akses pelayanan kesehatan yang rendah. ; 2. Kalimantan Selatan ; 3. Kalimantan
Menurut perhitungan ahli ekonomi kesehatan, Tengah ; 4. Kalimantan Timur ; 5. Sulawesi
dengan jumlah kasus malaria di atas dapat Utara ; 6. Sulawesi Tengah ; 7. Sulawesi
menimbulkan kerugian ekonomi mencapai Selatan ; 8 . Sulawesi Barat ; 9. Sulawesi
sekitar 3,3 triliun rupiah lebih sebagai akibat Tenggara ; 10. Gorontalo (Ditjen P2PL Depkes
tidak dapat bekerja selama seminggu, biaya RI, 2010).
pengobatan dan lain – lain, belum termasuk Upaya untuk menekan angka kesakitan
kerugian sosial seperti menurunnya tingkat dan kematian dilakukan melalui program
kecerdasan anak dan menurunnya sumber pemberantasan malaria yang kegiatannya

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721 739
antara lain diagnosa dini, pengobatan cepat 687 kasus, dan terdapat 131 kasus malaria
dan tepat, surveilans dan pengendalian vektor positif. Selain jumlah kasus diatas juga
yang kesemuanya ditujukan untuk dilaporkan adanya yang meninggal karena
memutuskan mata rantai penularan malaria. kasus malaria. Sehingga pada tahun 2010 di
Sejak tahun 1973 ditemukan pertama kali wilayah kerja Puskesmas Liukang Kalmas
adanya kasus resistensi Plasmodium telah terjadi KLB malaria.
falciparum terhadap klorokuin di Kalimantan Pada tahun 2011, di Kabupaten
Timur. Sejak itu kasus-kasus resistensi Pangkep jumlah penderita yang positif malaria
plasmodium Falciparum terhadap klorokuin sebanyak 745 kasus. Sedangkan khusus di
semakin meluas dan pada tahun 1990 Puskesmas Liukang Kalmas jumlah
resistensi telah terjadi pada seluruh propinsi di penderiata positif malaria sebanyak 340
Indonesia. kasus. Pada tahun 2012, penderita malaria
Perkembangan kasus malaria dari mengalami penurunan dengan jumlah
tahun ke tahun menunjukkan kecendrungan penderita yang positif sebanyak 208 kasus.
yang fluktuatif, hal tersebut diakibatkan antara Di Puskesmas Liukang Kalmas jumlah
lain mobilitas penduduk yang relatif tinggi, penderita malaria sebanyak 127 kasus Pada
semakin menyebarnya daerah -daerah yang tahun 2013, penderita malaria semakin
resisten terhadap obat malaria yaitu klorokuin, menurun dengan jumlah positif sebanyak 142
kurang berkualitasnya penegakan diagnosis kasus. Khusus di wilayah kerja Puskesmas
malaria, adanya perubahan lingkungan, Liukang Kalmas jumlah penderita sebanyak 78
perilaku masyarakat yang kurang mendukung kasus.
proses penanggulangan penyakit ini, Dari data tiga tahun terakhir jumlah
meningkatnya pembangunan yang kurang penderita malaria di Kabupaten Pangkep
memperhatikan lingkungan, nyamuk menunjukkan adanya penurunan, walaupun
Anopheles yang sudah dikonfirmasi sebagai demikian tetap perlu diwaspadai mengingat
vektor malaria di Indonesia sebanyak 14 Kabupaten Pangkep (terutama di
spesies. wilayah kepualuan) ditetapkan sebagai daerah
Akses pelayanan kesehatan belum endemis, dimana disetiap tahunnya terjadi
menjangkau ke seluruh pelosok desa – desa kasus malaria (P2PL Dinkes Pangkep, 2013).
yang bermasalah malaria, hal ini disebabkan Faktor-faktor yang berhubungan dengan
beberapa faktor antara lain faktor geogarfis, kejadian malaria di suatu wilayah dipengaruhi
sumber daya manusia, dan faktor demografis. oleh faktor lingkungan, yaitu tempat
Di Sulawesi Selatan, kegiatan perindukan nyamuk dan pemeliharaan ternak,
penemuan penderita malaria bersifat pasif dan faktor perilaku seperti kebiasaan memakai
dilaksanakan oleh unit-unit pelayanan kelambu dan sering keluar malam,
kesehatan (Pustu, Puskesmas, dan Rumah penggunaan kawat kasa, dan faktor iklim
Sakit). Pada tahun 2009 jumlah penderita dimana perubahan iklim makro dan mikro
malaria klinis mengalami peningkatan menjadi dapat mempengaruhi penyebaran penyakit
11.305 kasus dengan jumlah penderita positif menular termasuk malaria (Depkes RI, 2009 ).
sebanyak 1.963 kasus (17,36 %). Kasus Faktor-faktor yang berhubungan dengan
tertinggi terjadi di Kabupaten Bulukumba, kejadian malaria di Kabupaten pangkep antara
Selayar, Pangkep, dan Luwu Utara (merah) lain faktor geografis dimana malaria umumya
Di Kabupaten Pangkep kasus malaria terjadi di wilayah kepulauan, faktor lingkungan
sangat spesifik, hanya umumnya terjadi di dimana wilayah kepulauan dikelilingi pohon
daerah kepulauan seperti diketahui terdapat 4 bakau yang menjadi tempat perindukan
kecamatan di Kabupaten Pangkep yang nyamuk, faktor perilaku yakni masyarakat
termasuk wilayah Pulau yaitu Kecamatan kepulauan masih ada sebagian yang senang
Liukang Kalmas, Kecamatan Liukang bekerja pada malam hari dan tidak memakai
Tangaya, Kecamatan Liukang Tupabiring, kelambu pada saat tidur, menggali lubang
dan Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara. untuk mengambil pasir, serta faktor iklim
Hal ini terjadi kerana wilayah pulau tersebut dimana curah hujan, suhu, dan kelembaban
masih merupakan daerah tertinggal, kendala udara sangat rentan terhadap kejadian malaria
infrastruktur seperti transportasi dan (P2PL Dinkes Pangkep, 2010).
komunikasi masih terbatas sehingga petugas Berdasarkan uraian dalam latar
kesehatan sulit melakukan pemantauan belakang di atas, maka perlu di ketahui faktor-
terhadap penderita malaria. faktor pendukung yang berhubungan Dengan
Berdasarkan data laporan penemuan Kejadian Malaria Di Wialayah Kerja
dan pengobatan malaria Dinas Kesehatan Puskesmas Liukang Kalmas Kabupaten
Kabupaten Pangkep tahun 2010, di Wilayah Pangkep.
kerja Puskesmas Liukang Kalmas terdapat

740 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
chi – square dan uji alternatif fisher’s dengan
BAHAN DAN METODE tingkat kemaknaan α = 0,05 dimana jika nilai ρ
Lokasi, populasi dan sampel = < α ada hubungan, dan sebaliknya jika nilai
Desain penelitian yang digunakan ρ = > α maka tidak ada hubungan yang
adalah penelitian deskriptif analitik dengan bermakna antara variabel independen dan
menggunakan metode “Cross Sectional Study“ variabel dependen.
dimana data yang menyangkut variabel
independen dan dependen diteliti dalam waktu Pengolahan Data
yang bersamaan kemudian diolah dan 1. Editing
dianalisis. Proses editing (penyuntingan data)
Penelitian ini dilaksanakan di dilakukan dengan memeriksa setiap lembar
Puskesmas Liukang Kalmas Kabupaten kuesioner yang telah diisi. Mengenai
Pangkep. yang dilaksanakan penelitian kelengkapan data, kesinambungan data,
dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2014 dan keseragaman data.
Populasi adalah adalah semua pasien 2. Koding
yang pernah menderita penyakit malaria baik Pada tahap ini yang dilakukan adalah
yang di rawat di Puskesmas Liukang Kalmas pemberian nilai pada opsion dari jawaban
maupun yang sudah pulang ke rumah yang yang telah diisi dilapangan. Selanjutnya
berjumlah 78 orang. dibuat daftar variabel yang ada dalam
Sampel adalah pasien datang beroabat kuesioner. Apabila ada variabel yang tidak
di puskesmas sebanayk 48 orang yang positif diperlukan dalam kuesioner maka tidak
menderita malaria 24 orang yang positif dimasukkan dalam daftar variabel.
malaria dan 24 orang negatif malaria sebagai Selanjutnya untuk mempermudah
kasus control. kriteria inklusi sebagai berikut pemasukan data maka dibuat format
: koding, kemudian hasil koding kuesioner
a. Pasien yang bersedian menjadi responden dipindahkan kedalam tabel koding, dan
b. Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas pada saat itu data siap untuk dimasukkan
Liukang (penduduk asli) kedalam komputer.
3. Tabulation
Pengumpulan Data Mengelompokkan data dalam bentuk
Data pada penelitian ini terdiri dari data tabel, untuk memudahkan dalam
primer dan data sekunder. Peneliti pengolahan data memuat sifat-sifat yang
mengumpulkan data primer dengan dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
menggunakan kuesioner yang disebarkan
kepada responden yang dibuat oleh peneliti. Analisa Data
Kuesioner berisi data identitas reponden dan Setelah memperoleh nilai skor dari tiap–
daftar pertanyaan tentang variable independen tiap tabel selanjutnya data dianalisa dengan
dan variable dependen yaitu : menggunakan :
1. Kejadian malaria yang berupa 1. Analisa Univariat
pilihan/choice yang diisi langsung oleh Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel
responden. dari hasil penelitian. Analisis menghasilkan
2. Lingkungan yang terdiri dari 6 pertanyaan, distribusi dan presentase dari tiap-tiap
penilaian menggunakan skala Guttman, variabel yang diteliti.
dimana setiap jawaban YA diberi skor 2 2. Analisa Bivariat
dan jawaban TIDAK diberi skor 1. Nilai Analisa data ditujukan untuk
tertinggi adalah 12 dan nilai terendah menjawab tujuan penelitian dan menguji
adalah 6. hipotesis penelitian untuk mengetahui
3. Perilaku yang terdiri dari 6 pertanyaan, adanya pengaruh variabel independen
penilaian menggunakan skala Guttman, terhadap variabel dependen dengan
dimana setiap jawaban YA diberi skor 2 menggunakan SPSS 20
dan jawaban TIDAK diberi skor 1. Nilai
tertinggi adalah 12 dan nilai terendah HASIL PENELITIAN
adalah 6. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4. Iklim yang terdiri dari 3 pertanyaan, Penelitian dilaksanakan di wilayah
penilaian menggunakan skala Guttman, kerja Puskesmas Liukang Kalmas
dimana setiap jawaban YA diberi skor 2 Kabupaten Pangkep yang merupakan
dan jawaban TIDAK diberi skor 1. Nilai salah satu Puskesmas dalam wilayah
tertinggi adalah 6 dan nilai terendah adalah Kecamatan Liukang Kalmas Kabupaten
Kemudian data diolah dengan Pangkep yang seluruh wilayah kerjanya
menggunakan program SPSS 20 dengan uji terdiri dari gugusan Pulau-Pulau sebanyak

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721 741
9 Pulau (Pualu Kalukalukuang, Pulau
Doang-Doangan Lompo, Pulau Doang- Kasus Malaria Bukan Malaria
Doangan Caddi, Pulau Bangko- Umur
n % n %
Bangkoang, Pulau Butung-Butungan, 29,2 8,3
20-34 tahun 7 2
Pulau Marasende, Pulau Dewakang
35-60 tahun 16 66,7 17 70,9
Lompo, Pulau Dewakang Caddi, dan Pulau
Bangkauluang), 1 Kelurahan (Kelurahan >60 tahun 1 4,1 5 20,8
kalukalukuang), dan 4 Desa (Desa Doang- Total 24 100.0 24 100,0
Doangan Lompo, Desa Kanyurang, Desa
Marasende, dan Desa Dewakang). Luas Berdasarkan tabel diatas diketahui
wilayah kerja Puskesmas Liukang Kalmas bahwa jumlah responden penelitian
adalah 69,5 Km2 dan berjarak 120 mil atau tertinggi untuk kasus malaria berada pada
sekitar 240 Km ke Makassar, dan berjarak golongan umur 35-60 tahun sebanyak 16
131,7 mil atau sekitar 212 Km dari Ibukota orang (66,7%) dan terendah berada pada
Kecamatan Liukang Kalmas ke Ibukota golongan umur > 60 tahun sebanyak 1
Kabupaten Pangkep dengan jarak tempuh orang (4,1%). Dan yang bukan malaria
sekitar 16 – 20 jam (cuaca normal). berada tertinggi pada golongan umur 35-65
Adapuan batas-batas wilayah tahun sebanyak 17 orang (70,9%) dan
Puskesmas Liukang Kalmas Kabupaten terendah berada pada golongan umur 20 –
Pangkep sebagai berikut : 34 tahun sebanyak 2 orang (8,3%).
a. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Liukang Tupabbiring Tabel 2. Distribusi Frekuensi Respon
Kabupaten Pangkep. berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kerja Pukesmas Liukang Kalmas
Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep
Kabupaten Pangkep. Jenis Kasus Malaria Bukan Malaria
c. Sebelah Utara berbatasan dengan kelamin n % n %
Provinsi Kalimantan Selatan. 79,2 45,9
Laki-laki 19 11
d. Sebelah Baraft berbatasan dengan
Perempuan 15 20,8 13 54,1
Provinsi Jawa Tengah.
Penelitian ini dilaksanakan pada Total 24 100.0 20 100,0
tanggal 20 Februari – 20 Maret 2014 pada
masyarakat Pulau Kalukalukuang yang Berdasarkan tabel diatas diketahui
pernah berkunjung ke Puskesmas Liukang bahwa jumlah responden penelitian
Kalmas sebanyak 48 orang dengan tertinggi untuk kasus malaria berada pada
menggunakan metode Accidental sampling jenis kelamin laki – laki sebanyak 19 orang
dengan data yang dikumpulkan terdiri dari (79,2%) sedangkan jenis kelamin
data demografi yang meliputi : umur, jenis perempuan sebanyak 5 orang (20,8%).
kelamin, pendidikan, dan pekerjaan untuk Dan yang bukan malaria tertinggi berada
mengetahui faktor-faktor yang pada jenis kelamin perempuan sebanyak
berhubungan dengan kejadian malaria di 13 orang (54,1%) sedangkan terendah
wilayah kerja Puskesmas Liukang Kalmas berada pada jenis kelamin laki-laki
Kabupaten Pangkep dengan menggunakan sebanyak 11 orang (45,9%).
kuesioner dalam pengumpulan data.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Respon
2. Analisa Univariat berdasarkan pendidikan di Wilayah Kerja
Analisa Univariat pada penelitian ini Pukesmas Liukang Kalmas Kabupaten
bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi Pangkep
responden yang meliputi umur, jenis Kasus Malaria Bukan Malaria
kelamin, pendidikan, dan pekerjaan serta Pendidikan
n % n %
untuk mengetahui hubungan antara Tamat SD 11 45,9 13 54,1
variabel independen yang meliputi
Tamat SMP 7 29,2 5 20,9
lingkungan, perilaku, dan iklim terhadap
variabel dependen yaitu kejadian malaria. Tamat SMA 4 16,6 4 16,7
Diploma/
2 8,3 2 8,3
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Respon Sarjana
berdasarkan umur di Wilayah Kerja Total 24 100.0 24 100,0
Pukesmas Liukang Kalmas Kabupaten
Pangkep Berdasarkan tabel diatas diketahui
bahwa jumlah responden penelitian

742 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
tertinggi untuk kasus malaria berada pada Berdasarkan tabel diatas diketahui
tingkat pendidikan SD sebanyak 11 orang bahwa jumlah responden penelitian
(45,9%) sedangkan terendah berada pada tertinggi untuk kasus umumnya berada
tingkat pendidikan Diploma/Sarjana pada perilaku yang baik sebanyak 23
sebanyak 2 orang (8,3%). Dan yang bukan orang (95,9%) sedangkan perilaku yang
malaria tertinggi berada pada tingkat kurang baik hanya 1 orang (4,1%). Dan
pendidikan SD sebanyak 13 orang (54,1%) yang bukan malaria semuanya berperilaku
dan terendah berada pada tingkat baik sebanyak 24 orang (100%).
pendidikan Diploma/Sarjana sebanyak 2
orang (8,3%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Respon
berdasarkan iklim di Wilayah Kerja
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Respon Pukesmas Liukang Kalmas Kabupaten
berdasarkan pekerjaan di Wilayah Kerja Pangkep
Pukesmas Liukang Kalmas Kabupaten Kasus Malaria Bukan Malaria
Pangkep Iklim
n % n %
Kasus Malaria Bukan Malaria Penghujan 16 66,7 20 83,4
Pekerjaan
n % n % Peralihan 25 25,0 3 12,5
Nelayan 9 37,6 6 25.0 Kemarau 2 8,3 1 4,1
Petani 3 12.5 3 12,5 Total 24 100.0 24 100,0
PNS 2 8.3 1 4,1
IRT 4 16,6 8 33,4 Berdasarkan tabel diatas diketahui
Lainnya 6 25.0 6 25,0 bahwa jumlah responden penelitian
Total 24 100.0 24 100,0 tertinggi untuk kasus malaria berada pada
iklim penghujan sebanyak 16 orang
Berdasarkan tabel diatas diketahui (66,7%) sedangkan terendah pada iklim
bahwa jumlah responden penelitian kemarau sebanyak 2 orang (8,3%). Dan
tertinggi untuk kasus malaria berada pada yang bukan malaria tertinggi berada pada
kelompok pekerja sebagai nelayan iklim iklim penghujan sebanyak 20 orang
sebanyak 9 orang (37,6%) sedangkan (83,4%) dan pada iklim terendah pada
terendah berada pada kelompok pekerja iklim kemarau sebanyak 1 orang (4,1%).
sebagai PNS sebanyak 2 orang (8,3%).
Dan yang bukan malaria tertinggi berada 3. Analisa Bivariat
kelompok pekerja sebagai IRT sebanyak 8 Pada analisa bivariat ini, dilakukan
orang (33,4%) dan terendah berada pada analisis persentase kejadian malaria
kelompok pekerja sebagai PNS sebanyak 1 dengan berbagai variabel sesuai dengan
orang (4,1%). tujuan khusus penelitian yaitu untuk
Untuk faktor lingkungan tabelnya tidak mengetahui hubungan antara faktor
di tampilkan karena dari 24 kelompok lingkungan dengan kejadian malaria, untuk
kasus malaria dan 24 kelompok kasus mengetahui hubungan antara perilaku
bukan malaria semuanya tinggal pada dengan kejadian malaria, dan untuk
lingkungan yang sama (lingkungan mengetahui hubungan antara iklim dengan
beresiko),yaitu lingkungan dimana di kejadian malaria.
sekeliling pantai terdapat pohon bakau, Analisa bivariat digunakan untuk
rawa-rawa, lagon,dan semak-semak di menilai hubungan variabel independen.
tengah hutan yang menjadi sarang Dengan menggunakan uji statistik chi-
nyamuk. square dimana hubungan dikatakan
bermakna jika α < 0,05 interval
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Respon kepercayaan ρ < 0,05.
berdasarkan perilaku di Wilayah Kerja a. Hubungan lingkungan dengan kejadian
Pukesmas Liukang Kalmas Kabupaten malaria Untuk faktor lingkungan
Pangkep tabelnya tidak di tampilkan karena dari
24 kelompok kasus malaria dan 24
Kasus Malaria Bukan Malaria
Perilaku kelompok kasus bukan malaria
n % n %
semuanya tinggal pada lingkungan yang
Baik 23 95,9 24 100,0 sama (lingkungan beresiko),yaitu
Kurang 1 4,1 0 0 lingkungan dimana di sekeliling pantai
Total 24 100.0 24 100,0 terdapat pohon bakau, rawa-rawa,
lagon,dan semak-semak di tengah
hutan yang menjadi sarang nyamuk.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721 743
b. Hubungan antara perilaku dengan pekerjaan tidak ada yang dominan dari
kejadian malaria setiap kelompok pekerjaan.
Tabel 6. Hubungan perilaku dengan 2. Perilaku
kejadian malaria di Wilayah Kerja perilaku yang berhubungan dengan
Pukesmas Liukang Kalmas Kabupaten kejadian malaria antara laian jrang
Pangkep membersihkan sarang-sarang nyamuk,
Kasus Bukan Tot Tidak menggunakan obat anti nyamuk,
Perilaku Malaria Malaria al Sering menggantung pakaian bekas dalam
n % n % n % rumah, Tidak memasang kawat kasa pada
Baik 23 48,9 24 51,1 47 100,0 ventilasi rumah, tidak memakai SPAL
Kurang 1 100,0 0 20,9 1 100,0 sehingga terjadi genangan air yang
Total 24 50,0 24 50,0 48 100,0 menjadi tempat perkembangbiakan
p= 0,312 nyamuk, menggali lubang untuk mengambil
pasir, melakukan tindakan pencegahan
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan teknik 5 M (membuang,
tentang hubungan antara faktor perilaku membersihkan, menguras, menutup, dan
dengan kejadian malaria dari 24 kasus mengubur),
malaria dan 24 bukan malaria didapatkan Dari 24 kelompok kasus malaria
responden yang berperilaku baik terdapat 23 responden yang berperilaku
menderita positif malaria sebanyak 23 baik, yaitu tidak menggantung pakaian
orang (48,9%), dan yang negatif malaria didalam kamar, menggunakan kelambu
sebanyak 24 orang (51,1%). Sedangkan 1 saat tidur, sering membersihkan tempat
orang reponden yang berperilaku kurang penampungan air, membuang sampah
baik terdapat 1 orang yang menderita pada tempatnya, membersihkan sarang-
positif malaria (100%) dan yang negatif sarang nyamuk denga teknik 5M
malaria tidak ada (0%). (membuang, membersihkan, menutup,
Berdasarkan hasil uji statistik menguras, dan mengubur),
diperoleh nilai ρ = 0,312 dimana nilai ρ > Sedangkan 1 orang lainnya
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak berperilaku kurang baik dimana sering
ada hubungan antara faktor perilaku menggantung pakaian dalam kamar, tidak
dengan kejadian malaria. menggunakan kelambu saat tidur, jarang
Melihat tabel tersebut di atas dapat membersihkan tempat penampungan air,
dapat di katakana bahwa persentase membuang sampah di sembarang tempat,
perilaku terhadap kejadian malaria sangat dan jarang membersihkan sarang-sarang
kecil hal ini dapat dilihat dari 24 kasus nyamuk dengan teknik 5M. sehingga dari
malaria terdapat 23 responden berperilaku hasil penelitian ini didapatkan bahwa
baik (97,9%), dan hanya 1 responden kejadian malaria di Puskesmas Liukang
berperilaku kurang baik (2,1%). Sedangkan Kalmas Kabupaten Pangkep bukan karena
24 kelompok bukan malaria semuanya perilaku masyarakat yang kurang baik.
berperilaku baik (100%). 3. Iklim
Peningkatan kelembaban dan curah
PEMBAHASAN hujan berbanding lurus dengan kepadatan
1. Berdasarkan karakteristik responden: nyamuk, sedangkan suhu mempunyai
Berdasarkan umur, kasus malaria batas optimum bagi perkembangbiakan
tertinggi pada kelompok umur 35 – 60 nyamuk antara 25 – 27 oC. Penelitian
tahun hal ini disebabkan kelompok umur mengenai simulasi matematis transmisi
tersebut cenderung aktif keluar rumah. malaria yang dikaitkan dengan perubahan
Berdasarkan jenis kelamin kasus malaria iklim sangat membantu deteksi dini
tertinggi pada jenis kelamin laki-laki hal ini merebaknya kasus malaria (Martens,
disebabkan laki-laki sebagai tulang 2009).
punggung keluarga senantiasa bekerja di Penderita malaria tiga tahun terakhir
luar bahkan sampai malam. berdasarkan (data di Puskesmas Liukang Kalmas
Pendidikan; Kabupaten Pangkep 2011-2013).
hampir sama di setiap tingkat umumnya terjadi pada musim penghujan.
pendidikan dengan kata lain tidak ada yang Pada musim penghujan sebanyak 16
dominan dari setiap tingkat pendidikan. kasus (67%) dan terendah pada musim
Berdasarkan pekerjaan; tidak ada kemarau sebanyak 8 orang (33 %).
perbedaan menonjol dapa jenis pekerjaan Peningkatan curah hujan dan
sama setiap kelompok kerja/jenis kelembaban Kabupaten Pangkep menjadi
pemicu kejadian malaria. Kasus malaria

744 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721
tertinggi pada musim penghujan karena KESIMPULAN
banyak genangan-genangan air lembab 1. Berdasarkan Karasteristik responden kasus
menjadi tempat perkembangbiakan larva malaria tertinggi pada kelompok umur 35 –
naymuk Anopheles. di dukung dengan 60 tahun, berdasarkan jenis kelamin kasus
lingkungan banyak pohon bakau, semak- tertinggi pada laki-laki, sedangkan
semak, lagon, dan rawa-rawa dan air berdasarkan pendidikan dan pekerjaan
payau sehingga sangat memungkinkan hampir sama. (tidak ada yang lebih
sebagai tempat penyebaran malaria. dominan).
4. lingkungan 2. Di Puskesmas Liukang Kalmas
Lingkungan fisik adalah lingkungan Kabupaten Pangkep Kasus malaria
dimana manusia dan nyamuk berada. tertinggi terjadi pada musim penghujan
Nyamuk berkembangbiak dengan baik bila dibanding dengan musim kemarau.
lingkungan sesuai dengan keadaan 3. Di Puskesmas Liukang Kalmas Kabupaten
nyamuk. Kondisi lingkungan yang Pangkep menunjukkan bahwa kelompok
mendukung perkembangan nyamuk kasus malaria semuanya berada pada
berbeda setiap jenis nyamuk. lingkungan yang banyak terdapat pohon
Faktor geografis dan meteologi di bakau, semak-semak, lagon, dan rawa-
Indonesia sangat menguntungkan rawa dan air payau sehingga sangat
transmisi malaria. Beberapa faktor mendukung sebagai tempat penyebaran
lingkungan fisik yang terkait dengan malaria.
malaria meliputi keadaan tempat
perkembangbiakan (pohon bakau, buah SARAN
kelapa, dan lagon di tengah hutan). 1. Untuk pemberi pelayanan (Rumah Sakit,
secara kimiawi larva nyamuk Puskesmas, Pustu, Polindes, dan
Anoheles sandaicus tumbuh optimal pada Posyandu) agar tetap meningkatkan
air payau yang kadar garamnya 12 – 18 % pemberian informasi kepada masyarakat
dan tidak berkembang pada kadar garam > tentang pencegahan, terutama pada
40 %. menjelang musim penghujan
Beberapa spesies dapat digolongkan 2. untuk pihak birokrasi terutama Dinas
menurut kandungan kadar garam air di Kesehatan Kabupaten Pangkep untuk
habitatnya, terdiri dari kelompok, yaitu selalu membuat suatu program untuk
spesies air asin, air payau, dan air tawar mencegah kejadian malaria.
(A. Arsunan Arsin, 2009). 3. Disarankan bagi warga masyarakat untuk
Tumbuhan bakau, lumut dan berbagai tetap menjaga kebersihan lingkungan dan
tumbuhan lainnya dapat mempengaruhi meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan
tumbuhan larva karena ia dapat Sehat (PHBS) agar dapat mencegah
menghalangi sinar matahari atau penyakit yang berbasis lingkungan ini
melindungi dari serangan makhluk hidup (terutama malaria) dan penyakit lainnya.
lainnya. 4. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk
peran masyarakat dalam penyehatan meneliti faktor-faktor lain yang
lingkungan, dan mencegah diri dari gigitan berhubungan kejadian malaria
nyamuk seperti menggunakan kelambu,
memasang kawat kasa pada rumah dan
menggunakan obat anti nyamuk,
pertambangan, pemukiman baru atau
transmigran sering mengakibatkan
perubahan lingkungan yang
menguntungkan penularan malaria
(Arsunan Arsin, 2009).
Di Puskesmas Liukang Kalmas
Kabupaten Pangkep menunjukkan bahwa
dari 24 kelompok kasus malaria dan 24
kelompok bukan malaria semuanya berada
pada lingkungan yang banyak terdapat
pohon bakau, semak-semak, lagon, dan
rawa-rawa dan air payau sehingga sangat
memungkinkan sebagai tempat
penyebaran malaria.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721 745
DAFTAR PUSTAKA

Anjasmoro Rian, 2013, Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria,(Online),


/eprint.undip.ac.id/38864/diakses 6 Februari 2014.

Ariani Luh, 2012, Faktor Lingkungan Dan Perilaku Dengan Kejadian Malaria,(Online), luharianikesmas,
blogspot.com, diakses 6 Februari 2014.

Aziz Efrida, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Badouse Media, Jakarta.

Bilotta A. J. Kimberly, 2011, Kapita Selekta Penyakit Dengan Implikasi Keperawatan Ed 2, EGC, Jakarta.

Depkes RI, 2009, Manajemen Tata Laksana Kasus Malaria Bagi Paramedis,Depkes RI, Jakarta.

Edy, 2010, Kasus Malaria Di Indonesia, (Online),/http malaria depkes, diakses 9 Januari 2014.

Kelly Heath dkk, 2009, Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus dan Bakteri, Palmall, Yogyakarta.

Kunoli J. Firdaus, 2011, Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis, Trans Infomedia, Jakarta.

Mandal, B.K, dkk. 2008. PenyakitInfeksi.Erlangga : Jakarta.

Ndoen ML. Ermi, 2009, Malaria, Pembunuh Terbesar Sepanjang Abad,


(Online),/http/www.indomedia.com/poskup/2009/05/edisi 5 opini.htm.diakses 6 Februari 2014.

N.P. Harijanto, 2009, Malaria, Dari Molekul Ke Klinis, EGC, Jakarta.

Sandria Dewi, 2011, Penyakit Mematikan, Smart Pustaka, Yogyakarta.

Sorontou Yohanna, 2013, Ilmu Malaria Klinis, EGC, Jakarta.

Sudarianto, 2010, Kejadian Malaria Di Sulawesi Selatan, Malaria Masih Tinggi Di Selayar, Bulukumba, Pangkep,
Dan Luwu Utara, (Online),/http malaria sulsel diakses 9 Januari 2014.

Suminto dkk, 2010, Hubungan Iklim, Kepadatan Nyamuk Anopheles, Dan Kejadian Penyakit Malaria (Online),
vol.7 No.1,http/scribd.com/diakses 6 Februari 2014

Widoyono, 2011, Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya Ed Kedua,
Erlangga, Jakarta.

746 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai