Peserta Hadir:
Latar Belakang:
Pada puskesmas Sidodadi masih terdapat angka kesakitan karena Malaria, dimana
terdapat sebanyak 114 kasus ditemukan pada tahun 2021, dan meningkat menjadi
258 kasus pada tahun 2022. Pada tahun 2023 sampai bulan Juni terjadi penurunan kasus
menjadi 112 kasus. Hal ini kemungkinan terjadi akibat letak geografis kabupaten
Asahan yang merupakan dataran rendah yang terletak sepanjang pantai timur,
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk beresiko terhadap penyebaran
penyakit yang berbasis lingkungan, masih rendahnya partisipasi dan perilaku
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN), masih adanya perilaku
masyarakat yang memanfaatkan sarana dan berisiko sebagai tempat perindukkan
nyamuk, perubahan cuaca yang tidak menentu. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan
evaluasi kerja pada program pokok puskesmas yaitu pencegahan dan penanggulangan
penyakit Malaria.
1
Perencanaan & Pemilihan Intervensi: Program pengendalian dan
penanggulangan penyakit Malaria dapat mencakup (1) Peningkatan promosi
kesehatan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit Malaria,
tanda dan gejala awal , risiko infeksi serta cara pencegahan, dan pengobatan.
Pengetahuan yang memadai memegang peranan penting dalam keberhasilan
pencegahan dan pengobatan malaria. (2) Pemberdayaan masyarakat berupa
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan kegiatan bersih- bersih lingkungan
untuk mengurangi tempat perindukan nyamuk. (3) Pemberdayaan masyarakat
sebagai Juru Malaria desa dilakukan dengan tujuan penanganan serta percepatan
eliminasi Malaria di wilayah kerja puskesmas. (4) Pengendalian vektor nyamuk
dewasa dengan pembagian kelambu yang telah dibubuhi insektisida, penggunaan
repelan DEET (diethyil-meta-toluamide) dan penyemprotan insektisida dengan
metode Indoor Residual Spraying (IRS). (5) Koordinasi lintas sektoral dengan
bekerjasama terhadap pemerintah daerah terkait pengiklanan di media, serta
bekerjasama dengan perangkat desa terkait surveilans.
Ringkasan Pelaksanaan:
1.Peningkatan promosi kesehatan yang dilakukan oleh kader pada tiap daerah
terkait tanda dan gejala Malaria, risiko penularan dan pencegahan dengan
kegiatan PHBS dan kebersihan lingkungan hidup.
2
daerah dataran rendah yang terletak sepanjang pantai Timur, yakni: Kecamatan
Air Joman, Kecamatan Tanjung Balai dan Kecamatan Sei Kepayang.
3
4