Anda di halaman 1dari 8

Strategi Komunikasi Malaria Center dalam Mengkampanyekan Program Gerakan

Berantas Kembali (Gebrak) Malaria di Halmahera Selatan

Ahmad Syarif *

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Makassar, Jl. Sultan Alauddin No.259, Makassar, Indonesia 90221

Abstrak
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan yang utama di
Indonesia. Di Halmahera Selatan, Maluku Utara mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat serangan
malaria pada tahun 2003 hingga 2007. Melalui program Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak
Malaria), Malaria Center melakukan kampanye secara komprehensif dengan upaya promotif, preventif, dan
kuratif yang terintegrasi melalui strategi komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi
komunikasi Malaria Center dalam mengkampanyekan program “Gebrak Malaria” di Halmahera Selatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data primer dalam
penelitian ini didapat melalui wawancara mendalam dan observasi. Informan penelitian yaitu pengelola
program Malaria Center Kabupaten Halmahera Selatan. Penelitian ini juga menggunakan pencarian
informasi melalui buku, jurnal, dokumen resmi terkait, media sosial, seminar dan berita online yang
selanjutnya dijadikan sebagai data sekunder. Data penelitian ini dianalisis dengan pendekatan kualitatif,
berdasarkan model Miles and Hubermann. Hasil penelitian menunjukkan Malaria Center telah melakukan
beberapa tahap ataupun langkah sehubungan dengan program Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak
Malaria) di Halmahera Selatan baik dalam mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode dan
pemilihan metode komunikasi. Malaria Center membuat program “Gebrak Malaria” yaitu pemberantasan
malaria yang berbasis masyarakat dengan melibatkan seluruh sektor baik pemerintah, masyarakarat dan
swasta di Halmahera Selatan. Pesan yang disampaikan sebagian besar berisi seruan kepada masyarakat
untuk berpartisipasi dalam program “Gebrak Malaria”. Metode penyampaian pesan secara pengulangan
atau Redudancy (Repetition) menggunakan metode metode informatif, persuasif, dan edukatif dengan
pendekatan PLA (Participatory Learning and Action. Selanjutnya pesan diinformasikan melalui media
cetak (brosur, poster, spanduk dll) dan media elektronik (radio).
Kata kunci: Strategi Komunikasi, Kampanye, Malaria

Abstract
Malaria is an infectious disease that is still a major health problem in Indonesia. In South Halmahera,
North Maluku experienced an extraordinary event due to malaria attacks in 2003 to 2007. Through the
Roll Back Malaria (Gebrak Malaria) program, the Malaria Center carried out a comprehensive campaign
with integrated promotive, preventive and curative efforts through communication strategy. This study aims
to determine the Malaria Center's communication strategy in campaigning for the "Gebrak Malaria"
program in South Halmahera. This research uses a qualitative approach with the type of case study
research. The primary data in this study were obtained through in-depth interviews and observation. The
research informant is the manager of the Malaria Center program in South Halmahera Regency. This
research also uses information search through books, journals, related official documents, social media,
seminars and online news which are then used as secondary data. The data of this study were analyzed
using a qualitative approach, based on the Miles and Hubermann model. The results showed that the
Malaria Center had carried out several stages or steps related to the “Gebrak Malaria” program in South
Halmahera both in knowing the audience, compiling messages, determining methods and choosing
communication methods. The Malaria Center created the “Gebrak Malaria” program, which is a
community based malaria eradication by involving all sectors, including the government, the public and the

*
Penulis Korespondensi
E-mail : ahmadsyarif@unismuh.ac.id
private sector, in South Halmahera. Most of the messages conveyed contained calls to the community to
participate in the “Gebrak Malaria” program. The method of delivering messages by repetition or
redundancy uses informative, persuasive, and educative methods with a PLA (Participatory Learning and
Action) approach. Furthermore, messages are informed through printed media (brochures, posters,
banners etc.) and electronic media (radio).
Keywords: Communication Strategy, Campaign, Malaria

1. Pendahuluan perkembangbiakan nyamuk penular (vektor)


malaria. Hal ini menjadikan Halmahera
Malaria merupakan salah satu penyakit
Selatan sebagai daerah endemis malaria
menular yang masih menjadi masalah
(Shinta & Baharudin, 2019).
kesehatan yang utama di Indonesia. Penyakit
malaria mempunyai pengaruh yang sangat Halmahera Selatan mengalami Kejadian
besar pada angka kesakitan dan kematian Luar Biasa (KLB) akibat serangan malaria
bayi, anak balita dan ibu hamil serta dapat pada tahun 2003 hingga 2007. Pada masa itu
menyebabkan penurunan produktifitas kerja daerah ini kehilangan 268 jiwa akibat penyakit
(Depkes RI, 2011). malaria. Bahkan pada tahun 2005, Halmahera
Selatan mengalami angka insiden tahunan
Malaria bukan hanya masalah kesehatan
malaria (Annual Malaria Incidents) tertinggi,
yang menjadi urusan sektor kesehatan tetapi
yakitu 80,2% (Memerangi Malaria Di
lebih dari itu, malaria merupakan masalah
sosial ekonomi masyarakat yang menjadi tugas Halmahera Selatan | Praktik Cerdas, n.d.)
dan tanggungjawab bersama. Pencegahan penyakit malaria di yang
paling efektif adalah dengan melibatkan peran
Berbagai upaya sudah dilakukan
serta masyarakat melalui perubahan perilaku
pemerintah Indonesia untuk menurunkan
yang berhubungan dengan pemberantasan
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
malaria. Landasan pemikiran itulah yang
malaria. Komitmen global dari pertemuan
mengilhami pembentukan Malaria Center
World malaria Assembly (WHA) tahun 2007
atau Pusat Pengendalian Malaria.
tentang Eliminasi Malaria bagi setiap negara
dan merekomendasikan bagi setiap negara Di Halmahera Selatan, pemerintah
endemis malaria untuk memperingati Hari daerah bersama seluruh sektor pemerintah
Malaria Sedunia (HMS) tiap tanggal 25 April. dan masyarakat membuat satu terobosan
inovasi dengan pengalokasian 40 persen dari
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2007 dan
meningkatkan kinerja menuju Eliminasi
2008 untuk penanggulangan malaria ditingkat
Malaria serta meningkatkan kepedulian dan
desa, pemberdayaan masyarakat dan
peran aktif masyarakat. Kesepakatan negara
pengesahan Peraturan Daerah Nomor 8
anggota WHO dalam meningkatkan upaya
Tahun 2011 Tentang Penanggulangan Malaria
pengendalian malaria tahun 1998 disepakati
(Hari Malaria Sedunia, Bahrain Kasuba
gerakan pengendalian malaria yang intensif
dengan kemitraan global yaitu Roll Back Konsisten Berantas Malaria Di Halsel -
Malaria Initiative (RBMI) atau Gerakan Tribunnews.Com, n.d.)
Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria) Melalui Malaria Center, program
yang dicanangkan Menteri Kesehatan pada “Gebrak Malaria” dilakukan secara
tanggal 8 April 2000 di Kupang (NTT), komprehensif dengan upaya promotif,
sebagai gerakan nasional memberantas preventif, dan kuratif. Untuk mencapai hasil
malaria di Indonesia. yang optimal harus dilakukan dengan
berkualitas dan terintegrasi melalui strategi
Halmahera Selatan, Maluku Utara
komunikasi.
merupakan wilayah kepulauan dengan banyak
rawa-rawa. Kondisi tanah yang selalu basah ini Komunikasi menjadi sangat penting
menjadi tempat yang ideal bagi untuk memulai jalannya suatu program atau
kegiatan. Ada elemen-elemen penting Halmahera Selatan. Selain itu, peneliti juga
komunikasi yang harus diperhatikan saat menggunakan pencarian informasi melalui
merencanakan sebuah strategi komunikasi, buku, jurnal, dokumen resmi terkait, media
yakni komunikator (sumber); pesan; media sosial, seminar dan berita online yang
(sistem); dan penyampai; tujuan atau sasaran selanjutnya dijadikan sebagai data sekunder.
(Burhan, 2015) Data penelitian ini dianalisis dengan
Strategi komunikasi bukanlah proses pendekatan kualitatif, berdasarkan model
yang pasif, yang berorientasi pada sumber Miles and Hubermann, yakni (a)
yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pengumpulan data/informasi melalui
yang paling tepat untuk publik atau untuk wawancara mendalam dengan informan
menginformasikan kepada masyarakat, tetapi maupun observasi langsung; (b) Reduksi data,
proses komunikasi yang aktif dan melibatkan yakni merangkum, memilah hal-hal yang
publik (Seyitoglu & Yüzbaşioglu, 2015). pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting; (c) Penampilan data disajikan dalam
Tujuan strategi komunikasi adalah
bentuk teks yang bersifat naratif; dan (d)
sebagai cara untuk membangun kesadaran
Penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2016).
harus memperhatikan hal-hal seperti
pemahaman terhadap proses komunikasi, 3. Hasil dan Pembahasan
kejelasan pesan, daya persuasi, dan juga Strategi dalam konteks komunikasi
kelengkapan pesan (Burhan, 2015). Jadi, adalah perpaduan yang terbaik dari semua
strategi komunikasi digunakan sebagai alat eleman komunikasi yang dirancang untuk
untuk mengubah perilaku dan diperlukan mencapai tujuan komunikasi yang optimal
perencanaan dalam mencapai tujuan tersebut. (Middelton dalam (Cangara, 2013). Lebih
Untuk itu, peran sektor pemerintah, jauh strategi komunikasi tidak hanya sekedar
swasta dan masyarakat sangat diperlukan cara menyampaikan pesan kepada penerima
dalam mencapai tujuan strategi komunikasi pesan, namun strategi komunikasi diperlukan
melalui pemberdayaan potensi dan sumber untuk mendukung kekuatan pesan agar
daya sesuai kewenangan dan tanggung jawab mampu mengungguli semua kekuatan pesan
dalam pengendalian malaria. Berdasarkan yang ada, khususnya dalam menciptakan
uraian tersebut, penelitian ini dibuat untuk efektivitas komunikasi.
mengetahui Strategi Komunikasi Malaria Untuk mencapai tujuan dalam
Center dalam mengkampanyekan Program mengkampanyekan “Program Gebrak
Gebrak Malaria di Halmahera Selatan. Malaria” maka Malaria Center Halmahera
2. Metode Penelitian Selatan perlu didukung oleh suatu strategi
komunikasi yang efektif. Dalam menyusun
Penelitian ini menggunakan pendekatan
strategi komunikasi ada empat faktor yang
kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.
harus diperhatikan yaitu mengenal khalayak,
Pada penelitian studi kasus, peneliti
menyusun pesan, menetapkan metode dan
melakukan eksplorasi secara mendalam
pemilihan metode komunikasi (Fajar, 2009).
terhadap program, kejadian, proses, aktivitas,
terhadap satu atau lebih orang. Suatu kasus Mengenal Khalayak merupakan langkah
terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti pertama bagi komunikator dalam usaha
melakukan pengumpulan data secara menciptakan komunikasi yang efektif.
mendetail dengan menggunakan berbagai Mengingat dalam proses komunikasi,
prosedur pengumpulan data dan dalam waktu khalayak itu sama sekali tidak pasif,
yang berkesinambungan (Sugiyono, 2016). melainkan aktif.
Data primer dalam penelitian ini Dalam penyusunan strategi komunikasi
didapat melalui wawancara mendalam dan “Gebrak Malaria”, Malaria Center yang
observasi. Informan penelitian yaitu pengelola menjadi sasaran/khalayak adalah seluruh
program Malaria Center Kabupaten masyarakat Halmahera Selatan karena
pemberantasan dan penanggulangan malaria 2. Tangga 2 (Endorsment): Masyarakat yang
merupakan penyakit yang berbasis masyarakat berada pada Level 2 memiliki ciri sebagai
hal ini sesuai dengan keterangan Pengelola berikut : (1) waham terbatas, (2) memiliki
Program Malaria Center Kabupaten keterampilan yang masih tradisional dan
Halmahera Selatan. terbatas dan (3) berwawasan terbatas.
“Kita mulai dengan Deklarasi Labuha 3. Tangga 3 (Substainability): Masyarakat
Gebrak Malaria, kemudian kita luncurkan yang berada pada Level 3 memiliki ciri
program Halsel Gebrak Malaria. Halsel sebagai berikut : (1) rasional dalam
menyatakan perang terhadap malaria segenap berpikir, (2) keterampilan terbatas pada
komponen masyarakat. Sejak saat itu menjadi Sumber Daya yang ada disekitarnya dan (3)
sebuah gerakan daerah, dimana-mana Bupati berpendidikan.
dan seluruh komponen di pemerintahan yang Malaria Center dalam menentukan
tergabung dalam Malaria Center khalayak dimulai dari masyarakat
menyampaikan pesan bahwa untuk bersama- Empowertment ke masyarakat Endorsment
sama memerangi malaria”. kemudian ke Substainability, sebab di
Berdasarkan wawancara di atas, kelompok Empowerment ini tingkat
pengetahuannya masih rendah dan perlu
menunjukkan bahwa sebelum melakukan
adanya proses pendewasaan.
komunikasi, komunikator harus mengenal
terlebih dahulu sasaran yang hendak dituju Pendekatan PLA dilakukan mulai dari
disesuaikan dengan tujuan komunikasinya, masyarakat Empowertment ke masyarakat
apakah agar komunikan hanya sekedar Endorsment kemudian ke masyarakat
mengetahui (dengan metode informatif) atau Substainability dengan memberikan
agar komunikan melakukan tindakan tertentu pemahaman tentang malaria kepada
(metode persuasif) (Fajar, 2009). masyarakat dan menggerakkan partisipasi
masyarakat dalam memberantas malaria
Pendekatan yang dilakukan di Malaria
melalui proses perubahan perilaku.
Center menuntut keterlibatan dari masyarakat
pada seluruh proses. Partisipasi masyarakat Hal ini sesuai dengan AA procedure
merupakan kunci untuk memenangkan atau from Attention to Action procedure.
perang terhadap malaria (Memerangi Malaria Artinya membangkitkan perhatian (attention)
Di Halmahera Selatan | Praktik Cerdas, n.d.). untuk selanjutnya menggerakkan seseorang
atau orang banyak melakukan kegiatan
Kampanye Program Gebrak Malaria di
(Action) sesuai tujuan yang dirumuskan (Fajar,
Kabupaten Halmahera Selatan dilakukan
2009).
dengan pendekatan perubahan perilaku
melalui teori Stair Case Phenomena yang Setelah mengenal khalayak langkah
penerapannya melalui 3 jenjang yakni selanjutnya ialah menyusun pesan, yaitu
Empowerment, Endorsment dan menentukan tema dan materi. Syarat utama
Sustainability (Iswahyudi, 2009). dalam mempengaruhi khalayak dari pesan
tersebut ialah mampu membangkitkan
Pendekatan Stair Case Phenomena
perhatian. Perhatian ialah pengamatan
merupakan pemahaman terhadap pola,
terpusat, karena itu tidak semua yang diamati
budaya, kebutuhan dan pemenuhan
dapat menimbulkan perhatian.
kebutuhan masyarakat (Need and Demand)
yang berjenjang seperti sebuah anak tangga. Penyusunan pesan komunikasi yang
dilakukan Malari Center menggunakan
1. Tangga I (Empowermet): Masyarakat yang
penyajian pesan yang bersifat verbal dan non-
berada pada Level 1 memiliki ciri sebagai
verbal yang lebih banyak ditujukan pada
berikut : (1) waham masih mendominasi,
(2) variabel budaya yang masih merugikan perluasan wawasan atau pengetahuan dan
kesadaran masyarakat. Pesan yang
dan (3) miskin keterampilan.
disampaikan kepada khalayak sebagian besar
berisi seruan kepada masyarakat untuk redundancy (repetition) dan canalizing.
memberantas malaria. Penanggulangan dan Menurut bentuk isinya dikenal metode
pemberantasan malaria di Halmahera Selatan informatif, persuasif, dan edukatif.
adalah melalui pendekatan pemberantasan Metode informatif, lebih ditujukan pada
malaria berbasis masyarakat. penggunaan akal pikiran khalayak, dan
Upaya-upaya yang dilakukan dalam dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa
rangka kampanye program Gebrak Malaria di keterangan, penerangan, berita, dan
masyarakat terus dilakukan baik yang bersifat sebagainya. Metode persuasif yaitu
langsung maupun tidak langsung dengan mempengaruhi khalayak dengan jalan
selalu mengedepankan pemberdayaan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah
masyarakat untuk mau belajar dan bertindak baik pikiran maupun perasaannya.
dalam melakukan upaya-upaya Sedangkan metode edukatif,
pemberantasan malaria di lingkungannya, hal memberikan sesuatu idea kepada khalayak
ini sesuai dengan keterangan Pengelola berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan
Program Malaria Center Kabupaten pengalaman yang dapat
Halmahera Selatan. dipertanggungjawabkan dari segi
“Banyak pesan yang ingin disampaikan kebenarannya dengan disengaja, teratur dan
mengenai malaria, Malaria Center mau pesan terencana, dengan tujuan mengubah tingkah
itu efektif sampai ke masyarakat. Walaupun laku manusia ke arah yang diinginkan (Fajar,
tidak bisa mencover hampir 100% 2009).
masyarakat, minimal secara umum pesan itu Dalam mengkampanyekan Program
bisa sampai. Melalui metode dengan pelatihan Gebrak Malaria, Malaria Center
PLA, kita harapkan pesan itu sampai ke menggunakan metode informatif, persuasif,
masyarakat, karena setelah kadernya pulang dan edukatif dengan pendekatan PLA
melakukan proses penyampaian pesan itu ke (Participatory Learning and Action. PLA pada
masyarakat” dasarnya adalah upaya pemberdayaan secara
Pesan-pesan yang digunakan pada komprehensif yang mengandung
prinsipnya sudah tepat, ini terbukti banyaknya pemberdayaan secara kelembagaan juga
partisipasi dan dukungan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat untuk terlibat
mengkampanyekan Program Gebrak Malaria dalam pengendalian malaria, sesuai dengan
sehingga angka kesakitan malaria di keterangan Pengelola Program Malaria Center
Halmahera Selatan mengalami penurunan Kabupaten Halmahera Selatan.
yang cukup drastis. “Pendekatan Participatory Learning and
Hal ini sesuai yang diungkapkan (Fajar, Action (PLA) digunakan dalam program
2009), dimana awal dari suatu efektifitas pemberdayaan masyarakat di Malaria Center.
dalam komunikasi, ialah bangkitnya perhatian Bekerjasama dengan UNICEF, program ini
dari khalayak terhadap pesan-pesan yang melatih dua kader pejuang malaria dari
disampaikan, yang membangkitkan perhatian masing-masing desa dengan misi utama
(attention) untuk selanjutnya menggerakkan mengenali apa itu malaria, melakukan
seseorang atau orang banyak melakukan musyawarah penyusunan Rencana Kegiatan
kegiatan (Action) sesuai tujuan yang Masyarakat dalam memerangi malaria dan
dirumuskan. pembentukan Komite Malaria Desa”.
Setelah menyusun pesan selanjutnya Sama halnya yang diungkapkan Emi
menetapkan metode penyampaian pesan. Kusumawardani dan Sariana Pangaribuan
Metode ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: dalam (Silmi, 2017), strategi penggerakan dan
menurut cara pelaksanaannya dan menurut pemberdayaan masyarakat dengan
isinya. Menurut cara pelaksanaannya, dapat Participatory Learning and Action (PLA)
diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu metode berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya kesehatan, meningkatkan kegiatan pemberantasan melalui kerja bakti
kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan rutin”.
fasilitas pelayanan kesehatan yang telah Dengan menggunakan metode yang
disediakan oleh pemerintah, mengembangkan tepat maka proses penyampaian pesan dapat
berbagai cara untuk menggali dan mengena sasaran dengan mudah. Malaria
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki Center menggunakan metode pengulangan
oleh masyarakat untuk peningkatan atau Redudancy (Repetition), pesan malaria
kesehatan, mengembangkan berbagai bentuk disampaikan secara berulang-ulang kepada
pembangunan kesehatan yang sesuai dengan masyarakat. Metode Redudancy ini bisa
kultur budaya masyarakat setempat dan mempermudah pencapaian efektifitas
mengembangkan sumber daya yang dimiliki komunikasi karena pesan-pesan yang
masyarakat secara terbuka (transparan).
disampaikan selalu diperhatikan oleh
Pendekatan PLA dilakukan dengan masyarakat sehingga perhatian masyarakat
memberikan pemahaman tentang malaria atau khalayak akan kampanye ini lebih mudah
kepada masyarakat dan menggerakkan untuk dipengaruhi (Fajar, 2009).
partisipasi masyarakat dalam memberantas Setelah menetapkan metode
malaria melalui proses perubahan perilaku, penyampaian pesan selanjutnya pemilihan
hal ini sesuai dengan keterangan Pengelola metode komunikasi. Pemilihan metode
Program Malaria Center Kabupaten komunikasi untuk mencapai sasaran
Halmahera Selatan. komunikasi kita dapat memilih salah satu atau
“Pendekatan PLA dipilih karena teknik- gabungan dari beberapa media, tergantung
teknik dalam PLA mudah dipakai untuk pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang
mengajak masyarakat untuk mempelajari hal disampaikan dan teknik yang dipergunakan.
baru dan untuk menyusun rencana tindakan”. Pemilihan metode komunikasi
Dengan cara ini masyarakat desa dilakukan untuk mencapai sasaran
mendapatkan edukasi tentang malaria dan komunikasi. Langkah ini dapat dilakukan
selanjutnya dapat menyusun pesan dan dengan menggabungkan salah satu atau
metode melakukan pemberantasan malaria gabungan dari beberapa media, bergantung
berbasis masyarakat sekaligus meningkatkan pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang
kualitas kehidupan mereka menjadi lebih disampaikan dan teknik yang dipergunakan,
sehat. karena masing-masing medium mempunyai
kelemahan-kelemahannya tersendiri sebagai
Selain itu, untuk mencapai suatu
alat (Fajar, 2009).
efektifitas dalam komunikasi, selain
keutamaan isi pesan yang disesuaikan dengan Selain itu, efektivitas dari suatu
kondisi masyarakat, metode yang digunakan komunikasi selain tergantung dari
juga mempengaruhi, sesuai dengan kemantapan isi pesan, yang diselaraskan
keterangan Pengelola Program Malaria Center dengan kondisi khalayak dan sebagainya,
Kabupaten Halmahera Selatan. maka juga akan turut dipengaruhi oleh
metode-metode penyampaiannya kepada
“Selain belajar tentang malaria, mereka
sasaran.
juga belajar mengenali masalah malaria yang
ada di lingkungannya. PLA adalah sebuah Dalam mengkampanyekan Program
bentuk pelatihan awal bersama warga desa Gebrak Malaria, Malaria Center
untuk mengenali masalah dan menyusun menggunakan medote penyampaian pesan
rencana aksi. Tindak lanjut dari PLA adalah dengan melibatkan media elektronik (radio)
pelaksanaan dari rencana aksi tersebut. dan yang paling utama adalah masyarakatlah
Bentuk kegiatannya tidak hanya berupa yang menjadi sumber informasi sesuai dengan
kampanye dan sosialisasi, namun juga berupa keterangan Pengelola Program Malaria Center
Kabupaten Halmahera Selatan.
“Proses penyampaiannya ada yang 4. Kesimpulan
langsung, dengan memanfaatkan media Dari hasil penelitian tentang Strategi
seperti radio karena umumnya radio yang Komunikasi Malaria Center dalam
paling banyak diakses di masyarakat. Diawal Mengkampanyekan Program Gerakan
program hampir setiap hari ada iklan di RRI Berantas Kembali Malaria di Halmahera
dan pernah ketika kita turun umumnya Selatan, penulis menyimpulkan bahwa
pernah mendengar apa yang disampaikan”. Malaria Center telah dilaksanakan melalui
Penggunaan radio dalam beberapa tahap sesuai dengan teori strategi
mengkampanyekan Program Gebrak Malaria komunikasi seperti pengenalan khalayak,
dianggap sudah tepat, karena wilayah geografis penyusunan pesan, metode penyampaian
Halmahera Selatan yang terbagi atas gugusan serta menyeleksi penggunaan media.
pulau sehingga sarana yang paling cepat dalam Dalam strategi pengenalan khalayak,
penyampaian informasi ini adalah melalui Malaria Center membuat program “Gebrak
radio, selain itu intensitas masyarakat di Malaria” yaitu pemberantasan malaria yang
wilayah pedesaan cenderung lebih banyak berbasis masyarakat dengan melibatkan
mendengarkan radio. seluruh sektor baik pemerintah, masyarakarat
Dan keterkaitan dalam Program Gebrak dan swasta di Halmahera Selatan. Program ini
Malaria, Malaria Center tentunya tidak lepas dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan
dari mitra kerjanya yakni media. Kampanye potensi dan sumber daya sesuai kewenangan
program Gebrak Malaria dilakukan di dan tanggung jawab masing-masing.
berbagai media elektronik dan cetak. Selain Kemudian strategi penyusunan pesan,
itu, masyarakatlah yang menjadi media Malaria Center dalam menyajikan pesan
informasinya, sesuai dengan keterangan dalam bentuk Verbal dan Non-Verbal. Pesan
Pengelola Program Malaria Center yang disampaikan kepada khalayak sebagian
Kabupaten Halmahera Selatan. besar berisi seruan kepada masyarakat untuk
“Kalau media selama ini, paling dulu berpartisipasi dalam program Gebrak Malaria
awal saja dengan RRI, yang awalnya kita Selanjutnya strategi metode
sosialisasikan ada program Gebrak Malaria di penyampaian pesan, Malaria Center
segenap komponen, media surat kabar menggunakan metode metode informatif,
(Maluku Post), ada brosur, poster, spanduk persuasif, dan edukatif dengan pendekatan
yang dibagikan kepada masyarakat. Tapi PLA (Participatory Learning and Action.
setelah berjalannya ini, masyarakat sendiri Selanjutnya Malaria Center menggunakan
yang menjadi leader, kadang dia membuat metode pengulangan atau Redudancy
media ke masyarakatnya”. (Repetition), pesan malaria disampaikan
Penyampaian pesan melalui audio secara berulang-ulang kepada masyarakat
(radio) dan visual (brosur, poster, spanduk dll) untuk terlibat dalam pemberantasan malaria.
lebih efektif dalam kampanye ini, karena Dan strategi yang terakhir yaitu strategi
setiap usaha komunikasi yang diarahkan pemilihan metode komunikasi. Wilayah
untuk mempengaruhi atau pendapat umum geografis Halmahera Selatan yang terbagi atas
dengan menggunakan media massa dapat gugusan pulau sehingga sarana yang paling
dipertanggungjawabkan efektifitasnya baik dari cepat dalam penyampaian informasi adalah
segi jumlah khalayak yang dijangkau, maupun melalui radio. Selain itu, kampanye program
dari segi pengaruh khalayak bilamana terdapat Gebrak Malaria juga dilakukan melalui
relevansi yang kuat, yang artinya faktor isi dan
pembagian brosur, poster, spanduk dll yang
metode disusun sedemikian rupa sehingga bisa secara visual ditangkap oleh masyarakat.
dapat menarik perhatian khalayak.
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih peneliti haturkan
kepada rekan-rekan dosen di Fisipol
Unismuh Makassar terkhusus buat rekan- 99–110.
rekan dosen di Prodi Ilmu Komunikasi yang https://doi.org/10.22435/jek.18.2.2079.9
telah banyak membantu dalam proses penulis 9-110
dari awal sampai penelitian ini dipublikasikan. Silmi, A. F. (2017). Participatory Learning
Terima kasih buat Malaria Centre Halmahera And Action (Pla) Di Desa Terpencil:
Selatan yang telah membantu dan Peran LSM Provisi Yogyakarta dalam
kerjasamanya dalam penelitian ini. Pemberdayaan Masyarakat di Lubuk
Bintialo, Sumatra Selatan. Jurnal
Daftar Pustaka Pemberdayaan Masyarakat: Media
Pemikiran Dan Dakwah Pembangunan,
Buku 1(1), 97.
Burhan, B. (2015). Komunikasi Pariwisata https://doi.org/10.14421/jpm.2017.011-
(Tourism Communication), Pemasaran 05
dan Brand Destinasi (1st ed.). Kencana
Prenadamedia.
Internet
Cangara, H. (2013). Perencanaan dan Strategi
Komunikasi. Raja Grafindo Persada. Hari Malaria Sedunia, Bahrain Kasuba
Konsisten Berantas Malaria di Halsel -
Depkes RI. (2011). Epidemiologi Malaria di Tribunnews.com. (n.d.). Retrieved
Indonesia eds. Buletin Jendela Data Dan August 6, 2019, from
Informasi Kesehatan Epidemiologi https://www.tribunnews.com/regional/20
Malaria Di Indonesia. Kementrian 18/04/25/hari-malaria-sedunia-bahrain-
Kesehatan RI, 1–40. kasuba-konsisten-berantas-malaria-di-
Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi Teori & halsel
Praktik (2009th ed.). Graha Ilmu. Memerangi Malaria di Halmahera Selatan |
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Praktik Cerdas. (n.d.). Retrieved
Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, September 5, 2018, from
Kualitatif, dan R&D (Edisi-24). Alfabeta. https://praktikcerdas.bakti.or.id/project/
memerangi-malaria-di-halmahera-selatan/

Jurnal
Iswahyudi. (2009). Stair Case Phenomena;
Sebuah Pendekatan Community
Oriented Dalam Pembangunan
Kesehatan. Malaria Center Provinsi
Maluku Utara. Malaria Center Provinsi
Maluku Utara.
Seyitoglu, F., & Yüzbaşioglu, N. (2015). The
Role of Strategic Communication in
Hospitality Industry “The Case of
Antalya.” Journal of Social Science
Studies, 2(2), 16.
https://doi.org/10.5296/JSSS.V2I2.6526
Shinta, S., & Baharudin, A. (2019). Perilaku
Menghisap Darah Nyamuk Anopheles
Spp. Di Desa Saketa, Kecamatan Gane
Barat, Halmahera Selatan, Maluku
Utara. Jurnal Ekologi Kesehatan, 18(2),

Anda mungkin juga menyukai