K1A017026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
1.1 Latar Belakang
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu bayi, anak balita, dan
ibu hamil. Malaria termasuk penyakit yang penyebarannya luas, yakni di daerah - daerah
mulai 600 lintang utara sampai dengan 320 lintang selatan, dari daerah dengan ketinggian
2.666 m, sampai dengan daerah yang letaknya 433 m di bawah permukaan laut. Selain itu,
malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.
Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat 65% kabupaten endemis dimana sekitar 45%
penduduk di kabupaten tersebut berisiko tertular malaria. Salah satu daerah dengan
endemis malaria tertinggi adalah Lombok, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di daerah
Lombok Barat (Kemenkes, 2013). Dalam beberapa tahun terakhir, kasus
malaria di berbagai daerah di Indonesia dilaporkan meningkat (Susilowati, 2003). Dam
pak kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh penyakit malaria yang cukup berpengaruh
terhadap ekonomi masyarakat maupun pemerintah, maka penting untuk melakukan analisis
biaya terhadap penyakit malaria. Menurut Sanchez (2005), analisis biaya (cost analysis)
merupakan salah satu bentuk metode evaluasi ekonomi yang mengidentifikasi dan
memperkirakan keseluruhan biaya penyakit tertentu. Metode ini sering disebut dengan
beban kesakitan dan melibatkan pengukuran biaya langsung dan tidak langsung yang
disebabkan oleh suatu penyakit tertentu. Analisis biaya adalah metode atau cara untuk
menghitung besarnya pengorbanan (biaya, cost) dalam unit moneter (rupiah), baik yang
langsung (direct cost) maupun tidak langsung (indirect cost), untuk mencapai tujuan
(Kemenkes RI, 2013).
Analisis biaya pengobatan malaria dianggap sangat perlu untuk dilakukan di Kabupaten
Lombok Barat karena daerah ini menjadi salah satu wilayah endemis malaria, sehingga
resiko penularan penyakit malaria sangat besar dan kemudian berpengaruh terhadap
tingkat morbiditas dan mortalitas penduduk. Selain itu, pentingnya melakukan analisis biaya
ini juga terkait dengan kondisi demografi penduduk di wilayah ini, dimana hal tersebut
memiliki hubungan dengan beban ekonomi yang akan dihadapi masyarakat ketika sakit.
Puskesmas Gunung Sari, Puskesmas Batu Layar, dan Puskesmas Lingsar merupakan
instansi pelayanan kesehatan milik pemerintah yang terdapat di Lombok Barat. Instansi
pelayanan kesehatan ini merupakan tempat dari para pasien malaria dirawat, baik yang
mendapatkan penanganan rawat inap maupun rawat jalan. Sepanjang bulan Oktober tahun
2018, insidensi penyakit malaria bertambah sebanyak 117 pasien, dengan angka prevalensi
yang sudah ada sebanyak 183 pasien, sehingga jumlah total pasien penderita malaria pada
bulan Oktober tahun 2018 sebanyak 300 pasien yang tersebar di tiga puskesmas
kabupaten Lombok Barat (Depkes, 2018). Untuk itu, diperlukan program baru untuk
meningkatkan angka kualitas hidup masyarakat khususnya yang tinggal di daerah endemis
malaria. Salah satu program yang akan dilakukan yaitu gerakan masyarakat menggunakan
kelambu untuk mencegah prevalensi terjadinya malaria.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar biaya yang
harus dikeluarkan selama menjalani program tersebut terhadap masyarakat yang tinggal
di daerah endemis malaria. Selain itu juga untuk mengetahui konsekuensi pengobatan
yang diperoleh oleh masyarakat selama dilakukan masa pengobatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berapa besaran biaya yang dikeluarkan dan konsekuensi yang didapatkan oleh pasien
malaria selama melakukan program gerakan masyarakat menggunakan kelambu di
Kabupaten Lombok Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui besaran biaya yang harus dikeluarkan terhadap konsekuensi yang diterima dari
dua intervensi yang dilakukan.