Anda di halaman 1dari 9

Artikel Penelitian

Pengendalian Malaria dalam Upaya Percepatan


Pencapaian Target Millennium Development Goals

Malaria Controls in Accelerating The Effort to Reach Millennium


Development Goals Target

Tri Rini Puji Lestari

Pusat Pengkajian Pengolah Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia

Abstrak Departement of Health North Maluku Province, but have not been able to
Di Provinsi Maluku Utara, malaria berada pada level endemi tinggi dengan effectively reduce malaria morbidity. This is because malaria control is per-
total Annual Parasite Incidence (API) > 5 dan masih menjadi masalah ke- formed is not comprehensive. Handling is more directed to break the chain
sehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkem- transmission to human, their habitats have not been touched up.
bangan pengendalian penyakit malaria di Provinsi Maluku Utara dalam upa- Key words: Control of malaria, millennium development goals, malaria mor-
ya percepatan pencapaian target 6C Millennium Development Goals bidity
(MDGs). Penelitian menggunakan metode studi kualitatif yang dilakukan
pada informan terpilih meliputi petugas kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku Utara, petugas kesehatan Malaria Center, dan tokoh Pendahuluan
masyarakat pemerhati malaria. Pengambilan data dilakukan pada tanggal Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan
10 16 April 2011 dengan menggunakan metode wawancara mendalam. masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama
Ditemukan bahwa program pengendalian malaria telah dilaksanakan oleh pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak di bawah li-
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, tetapi belum mampu secara efek- ma tahun (balita), dan ibu hamil. Selain itu, malaria se-
tif menurunkan angka kesakitan malaria sebab pengendalian yang di- cara langsung juga dapat menyebabkan anemia dan
lakukan tidak komprehensif. Penanganan masih lebih banyak ditujukan un- menurunkan produktivitas kerja. Penularan penyakit
tuk memutuskan mata rantai penularan pada manusia, sementara pada malaria melibatkan 3 komponen, antara lain manusia se-
nyamuk sebagai mesin perang serta habitatnya belum tersentuh secara bagai host intermediate, nyamuk sebagai host defenitif;
maksimal. parasit; dan lingkungan sebagai habitat perkembangbi-
Kata kunci: Pengendalian malaria, millennium development goals, angka akan nyamuk.1
kesakitan malaria Di Indonesia, malaria masih merupakan masalah ke-
sehatan masyarakat yang serius dan banyak dijumpai di
Abstract luar Pulau Jawa dan Bali terutama di daerah Indonesia
Malaria is one of public health problem in North Maluku Province because bagian timur termasuk Maluku Utara. Selama periode
endemic levels are high with a total Annual Parasite Incidence (API) > 5 . tahun 2000 _ 2004, angka endemis malaria di seluruh
The purpose of this study was to determine the development of malaria con- tanah air cenderung menunjukkan peningkatan. Di Pulau
trol in North Maluku in order to accelerate the achievement of Millennium Jawa dan Bali, Annual Parasite Incidence (API) selama
Development Goals (MDGs) target related to malaria 6C. The study design periode waktu tahun 1995 _ 2000 per 1.000 penduduk
used is qualitative that been done on selected informants. Informants con- meningkat pesat dari 0,07 (1995); 0,08 (1996); 0,12
sisted of health workers in Departement of Health North Maluku Province, (1997); 0,30 (1998); 0,52 (1999); dan 0,81 (2000).
health official Malaria Center, and community leaders who observe malaria.
Retrieval of data time is 10 16 April 2011 by in-depth interviews. It was Alamat Korespondensi: Tri Rini Puji Lestari, Pusat Pengkajian Pengolah Data
found that malaria control programs have been implemented by the dan Informasi Sekjen DPR RI, Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Gatot Subroto Jakarta
10270, Hp. 081382312169, e-mail: tririnipl@yahoo.com

22
Lestari, Pengendalian Malaria dalam Upaya Percepatan Pencapaian Target MDGs

Tahun 2002, API turun dari 0,47 menjadi 0,32 pada di peningkatan endemi sekitar 15,29% (API sekitar
tahun 2003 per 1.000 penduduk.2 8,8% = 9.233 kasus positif) lebih besar dibandingkan
Penurunan kasus malaria merupakan salah satu in- tahun 2009 (API sekitar 7,7% = 7.557 kasus positif).
dikator target Millennium Development Goals (MDGs) Berdasarkan aspek penegakan diagnosis laboratorium,
yang menargetkan penghentian penyebaran dan penu- Provinsi Maluku Utara mengalami peningkatan sekitar
runan kejadian insiden malaria pada tahun 2015, dili- 39,7% lebih besar dibandingkan tahun 2009. Tahun
hat dari penurunan angka kesakitan dan angka kema- 2009, dari 37.429 kasus yang dilaporkan terdapat
tian akibat malaria. Di Indonesia, selama periode tahun 21.635 kasus yang dilakukan pemeriksaan laboratorium.
2005 _ 2010 endemis malaria mengalami penurunan, Sementara tahun 2010, dari 37.635 kasus yang dila-
pada tahun 2005 sebesar 410 per 1.000 penduduk porkan puskesmas terdapat 30.288 kasus yang diperiksa
menjadi 1,96 per 1.000 penduduk pada tahun 2010. laboratorium secara konvensional dan menggunakan
Angka ini cukup bermakna karena diikuti dengan in- metode rapid diagnostic test (RDT). Namun secara ke-
tensifikasi upaya pengendalian malaria yang salah satu seluruhan, proporsi kasus yang ditegakkan secara labo-
hasilnya adalah peningkatan cakupan pemeriksaan se- ratorium sekitar 80,5%.5 Namun, untuk mempercepat
diaan darah atau konfirmasi laboratorium. Pada tahun pencapaian target nasional tersebut, Provinsi Maluku
2005 telah dilakukan pemeriksaan darah sebanyak Utara telah mempunyai renstra penanggulangan malaria
98.828 (47%) terhadap penderita klinis yang berjum- tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta dokumen per-
lah 2.113.265. Pada tahun 2010 telah dilakukan pe- cepatan pencapaian target MDGs yang juga berisi ren-
meriksaan sediaan darah sebanyak 1.164.406 (63%) cana aksi daerah. Dokumen tersebut sesuai dengan be-
terhadap penderita klinis yang berjumlah 1.848.999. berapa kebijakan untuk program pengendalian penyakit
Tingginya cakupan pemeriksaan sediaan darah di labo- malaria yang diterapkan di Provinsi Maluku Utara.
ratorium tersebut merupakan pelaksanaan kebijakan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
nasional pengendalian malaria dalam mencapai elimi- pencapaian pengendalian penyakit malaria dan upaya
nasi malaria yaitu semua kasus malaria klinis harus percepatan pengendalian penyakit malaria yang sudah di-
dikonfirmasi laboratorium.3 lakukan dalam rangka pencapaian target 6C MDGs di
Dalam pengendalian malaria, banyak yang telah di- Provinsi Maluku Utara.
lakukan Indonesia dalam skala global dan nasional.
Program eliminasi malaria di Indonesia tertuang dalam Metode
keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009. Pelaksanaan sumber data primer yang didapat dengan wawancara
pengendalian malaria menuju eliminasi dilakukan secara mendalam pada informan kunci meliputi petugas kese-
bertahap sampai seluruh pulau tercakup untuk mewu- hatan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, petugas
judkan masyarakat hidup sehat yang terbebas dari penu- kesehatan Malaria Center, dan tokoh masyarakat pemer-
laran malaria sampai tahun 2030. hati malaria. Data sekunder berupa dokumen yang
Selain itu, telah diberlakukan Instruksi Presiden berhubungan dengan kebijakan dan pelaksanaan kebi-
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pro- jakan MDGs yang berkaitan dengan malaria dan didapat
gram Pembangunan yang Berkeadilan antara lain meng- dari instansi tersebut, surat kabar, dan bahan-bahan ke-
agendakan percepatan dalam pencapaian MDGs yang pustakaan lain. Analisis deskriptif dilakukan dengan re-
akan berimplikasi terhadap pelaksanaan MDGs di dae- duksi dan interpretasi data. Reduksi data adalah pemila-
rah. Presiden memerintahkan para gubernur untuk han data yang tidak beraturan menjadi potongan-potong-
melaksanakan program-program MDGs dan mengoordi- an yang lebih teratur dengan menyusun kategori serta
nasikan bupati/walikota dalam pelaksanaan program- merangkum menjadi pola dan susunan yang sederhana.
program di wilayah masing-masing untuk mempercepat Interpretasi adalah mendapatkan makna serta pema-
pencapaian MDGs. haman terhadap kata-kata dan tindakan para partisipan
Adapun indikator keberhasilan Rencana Strategis riset dengan memunculkan konsep dan teori general yang
(renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2010 _ 2014 menjelaskan temuan di lapangan.6 Analisis penelitian ini
adalah menurunkan angka kesakitan malaria dan kema- dilakukan melalui kedua proses tersebut sehingga dite-
tian penyakit malaria pada tahun 2015 menjadi 1 per mukan jawaban dari permasalahan yang ingin dicari dari
1.000 penduduk dari baseline tahun 1990 sebesar 4,7 penelitian.
per 1.000 penduduk.4
Provinsi Maluku Utara adalah salah satu wilayah en- Hasil
demis malaria dengan pencapaian MDGs yang masih ter- Pencapaian Pengendalian Penyakit Malaria
golong rendah sehingga masih memerlukan usaha keras. Selama 5 tahun pertama, kegiatan pengendalian
Berdasarkan laporan puskesmas, pada tahun 2010 terja- malaria di Provinsi Maluku Utara berhasil menurunkan

23
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 1, Agustus 2012

kasus dari 195 kasus per hari pada tahun 2003 menjadi tahun 2009 kembali turun menjadi 23 orang dan stabil
100 kasus per hari pada tahun 2008. Namun, pada tahun pada tahun 2010.
2009, malaria kembali meningkat menjadi 105 kasus per
hari sebagai akibat upaya pemberantasan vektor yang se- Penemuan dan Pengobatan Penderita Malaria
makin jarang dilakukan. Akibatnya, endemi malaria Di pelayanan dasar, sebanyak 98 dari 102 puskesmas
tidak pernah turun dengan asumsi pengobatan amodi- yang melaporkan pelayanan kesehatan dasar mencakup
aquin yang bertahan dalam darah selama 16 hari, se- 37.962 kasus klinis malaria dengan 303 malaria berat.
mentara umur nyamuk sekitar 40 hari sehingga memung- Hanya sekitar 79,3% kasus malaria yang dikonfirmasi
kinkan orang tetap terpapar dengan penyakit malaria. dengan pemeriksaan laboratorium dengan hasil positif
Tahun 2010, kunjungan pasien malaria klinis sebanyak sekitar 30,3% (9.114 kasus). Kasus malaria dengan hasil
107 kasus per hari meningkat 4,7% dibandingkan tahun laboratorium positif tersebut sekitar 81,1% (7.389 ka-
2009. Sementara, indikator positif malaria mengalami sus) yang diobati dengan Artemisinin-based Combi-
peningkatan 14,8% dari 7,7 pada tahun 2009 menja- nation Therapies (ACT). Pada pelayanan rujukan di 21
di 8,8 pada tahun 2010.7 rumah sakit yang ada, proporsi kasus malaria yang dila-
Mulai tahun 2010, kebijakan Subdirektorat Malaria porkan adalah 57,1% meliputi 7.075 kasus klinis dan
Kementerian Kesehatan tidak membenarkan lagi peng- 7.178 kasus (99,96%) dengan diagnosis laboratorium.
gunaan diagnosis klinis. Untuk itu, pada point endemi 2 Dari semua suspect yang diperiksa laboratorium, didapat
indikator yang digunakan meliputi Annual Blood 50,12% positif dan hanya 27,6% yang diobati dengan
Examination Rate (ABER) dan API.8 Indikator ABER ACT. Rumah sakit melaporkan angka kematian karena
adalah proporsi pengambilan dan pemeriksaan sediaan malaria yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
darah penduduk pada periode setahun. ABER digunakan Labuha, Badan Pengelola Rumah Sakit Daerah (BPRSD)
untuk menentukan besar cakupan penduduk yang diam- Soa Sio Tidore, dan RSUD Tobelo dengan 14 kasus ke-
bil dan diperiksa sediaan darah yang dinyatakan cukup matian malaria (6,3%).
apabila > 10% per tahun. Laporan tahunan Program Di Provinsi Maluku Utara, sekitar 10,2% desa dari
Pengendalian Penyakit Malaria pada tahun 2010 didapat 1.048 desa yang ada dilakukan survei yang memeriksa
angka pemeriksaan darah malaria di Provinsi Maluku 37.528 sediaan darah dengan proporsi hasil positif seki-
Utara secara keseluruhan belum memadai. Dari 9 kabu- tar 19% dan hanya 98,4% di antaranya yang mendapat
paten/kota di Provinsi Maluku Utara hanya 3 yang telah pengobatan ACT. Pengobatan kasus malaria dilakukan
memenuhi standar ABER meliputi Halmahera Selatan, pada semua kelompok usia penderita. Tahun 2010, dari
Halmahera Tengah, dan Morotai. 74.823 sampel darah yang diperiksa terdapat 20.333 ka-
Pencapaian tersebut menunjukkan kesiapan ketiga sus positif malaria dan yang diobati dengan ACT se-
kabupaten tersebut dari segi sumber daya manusia banyak 15.567 kasus. Setelah dilakukan pelatihan petu-
(SDM), sementara 6 kabupaten lain masih perlu men- gas laboratorium rumah sakit dan manajemen kasus
cari strategi untuk memaksimalkan angka ABER an- malaria puskesmas, jumlah penderita malaria yang men-
tara lain dengan meningkatkan kerja sama dengan dapat ACT meningkat menjadi 54,7%. Di puskesmas,
rumah sakit/klinik/praktik swasta. Apabila hal terse- peningkatan penggunaan ACT sebesar 77,7%, tetapi di
but dilakukan, kabupaten tidak akan kehilangan data. rumah sakit justru menurun 5,9%. Sampai tahun 2010,
Sementara pencapaian angka konfirmasi laboratorium mekanisme cross check sediaan darah belum berjalan.
dapat lebih dimaksimalkan dengan menyiapkan RDT
di puskesmas pembantu atau pondok bersalin desa Capacity Building
(polindes) sehingga tidak ditemukan lagi diagnosis kli- Kegiatan Training of Trainer Participatory Learning
nis. and Action malaria diikuti oleh 28 orang yang berasal
Provinsi Maluku Utara termasuk wilayah endemis dari badan perencanaan pembangunan daerah
tinggi yang terlihat dari nilai API sekitar 9,0 (> 5), (Bappeda), balai pendidikan masyarakat desa (BPMD),
dengan wilayah endemi tinggi malaria yaitu Halmahera dan dinas kesehatan setiap kabupaten/kota. Pelatihan
Selatan (22,5), Tidore Kepulauan (10,8), Halma- manajemen kasus malaria bagi bidan/pelaksana antena-
hera Tengah (8,0), Halmahera Utara (7,4), Ternate tal care (ANC) dilaksanakan di Kabupaten Tidore
(6,4), dan Halmahera Timur (5,7). Wilayah endemi Kepulauan dengan peserta 42 orang bidan/petugas
sedang yaitu Morotai (4,9) dan Halmahera Barat puskesmas pembantu (pustu) dan Kabupaten Halmahera
(3,9). Wilayah endemis rendah yaitu Sula Kepulauan Timur dengan peserta 20 orang. Pelatihan cross checker
(0,2).5 Jumlah kematian akibat malaria di rumah sakit diikuti oleh 21 orang ahli mikroskop meliputi peserta
setiap tahun bervariasi, pada tahun 2007 tercatat 15 dari Provinsi Maluku Utara sejumlah 12 orang dan 9 pe-
orang meninggal akibat malaria, dan tahun 2008 naik serta dari puskesmas di kabupaten/kota Maluku Utara
hampir 2 kali lipat menjadi 28 orang. Namun, pada yang menggunakan anggaran Global Fund.

24
Lestari, Pengendalian Malaria dalam Upaya Percepatan Pencapaian Target MDGs

Kegiatan ini untuk menyiapkan tenaga terampil Kelambu yang didistribusi melalui kegiatan ini hanya
bidang quality assurance yang melakukan cross check 8.974 lembar (35%) dari 25.501 sasaran ibu hamil.
terhadap sediaan darah yang diperiksa sebelumnya oleh Capaian kegiatan ini tidak merata di seluruh kabupa-
ahli mikroskop puskesmas. Pelatihan quality assurance ten/kota dan hanya 3 kabupaten yang mempunyai caku-
merupakan upaya untuk menyertifikasi para cross check- pan di atas 15% yaitu Halmahera Selatan, Kota Ternate,
er kabupaten/kota yang ada di Provinsi Maluku Utara. dan Pulau Morotai. Pencapaian pada target bayi adalah
Pelatihan tersebut diikuti oleh 2 peserta dari Kabupaten 6.489 bayi (29%). Kelambu yang didistribusikan melalui
Halmahera Selatan dan peserta dari kabupaten/kota lain. kegiatan ini hanya 6.699 lembar dari 23.183 sasaran
Proses sertifikasi dilakukan oleh Lembaga Eikjman bayi. Kondisi pada program integrasi malaria dengan
menggunakan sumber anggaran United Nations imunisasi sama dengan integrasi pada ibu hamil. Hanya
Childrens Fund (UNICEF). Pelatihan fasilitator terdapat 3 kabupaten yang mempunyai cakupan di atas
Participatory Learning and Action desa dilakukan di be- 15% yaitu Halmahera Selatan, Kota Ternate, dan Pulau
berapa wilayah antara lain Kecamatan Obi, Makian, Morotai.
Kayoa, dan Gane Timur. Pelatihan Modul Lokal (Mulok) Kegiatan penyemprotan rumah dilakukan di 6 desa
malaria untuk guru di sekolah dasar (SD) percontohan dengan jumlah bangunan yang disemprot sebanyak 743,
dihadiri oleh 30 orang guru kelas 3 dan 4 di SD target. yang terdistribusi di 4 desa Kota Tidore Kepulauan,
Fasilitator berasal dari tim penyusun modul kabupaten Halmahera Selatan, dan Halmahera Tengah masing-ma-
yang merupakan gabungan dari tim Kementerian sing 1 desa. Kegiatan penyemprotan dilakukan hanya di
Pendidikan dan Kebudayaan, dinas kesehatan, dan desa-desa yang menunjukkan peningkatan kasus karena
Bappeda Halmahera Selatan. Buku untuk pegangan guru keterbatasan anggaran. Pemberdayaan masyarakat dalam
dan siswa juga telah didistribusikan sehingga mulai pengelolaan lingkungan dilakukan melalui kegiatan
tahun ajaran 2010/2011 kegiatan Mulok malaria dapat penyusunan modul pemberdayaan masyarakat dengan
berjalan. pendekatan Partisipatory Learning and Action yang di-
Workshop manajemen data malaria program survei- laksanakan dengan kerja sama UNICEF di Kabupaten
lan rumah sakit dan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Halmahera Selatan sejak tahun 2006. Saat ini, hal terse-
Utara diikuti oleh 8 kabupaten/kota (kecuali Tikep). but direplikasi oleh Kabupaten Halmahera Barat di 2 ke-
Kegiatan ini menghasilkan kesepakatan sharing data RL camatan dan Kabupaten Pulau Morotai. Untuk
2A dan 2B rumah sakit dan dinas kesehatan kabupa- Kabupaten Pulau Morotai, pelaksanaan tidak hanya un-
ten/kota. Sosialisasi kurikulum malaria dalam kehamilan tuk malaria, tetapi juga telah terintegrasi dengan kese-
pada semua politeknik kesehatan (poltekkes), akademi hatan ibu dan anak (KIA) serta imunisasi sehingga
kebidanan, dan akademi keperawatan yang berada di diharapkan dapat menjadi strategi percepatan pencapai-
Provinsi Maluku Utara dilakukan pada bulan Mei tahun an tujuan MDGs ke-4 dan ke-5.
2010. Kini, malaria menjadi muatan lokal pada maha-
siswa kebidanan di poltekkes. Lokakarya untuk mem- Monitoring dan Evaluasi
bangun sistem penatalaksanaan dan rujukan kasus Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan di an-
malaria berat dari tingkat polindes sampai rumah sakit. taranya dalam bentuk supervisi program dan keuangan
yang dilakukan di semua level mulai dari puskesmas
Pengendalian Vektor hingga provinsi. Namun, hasil yang didapat yaitu
Upaya pengendalian vektor di Provinsi Maluku Utara anggaran supervisi hanya digunakan pada level provinsi
dijabarkan melalui kegiatan kelambunisasi, penyem- dan kabupaten/kota, tetapi di puskesmas tidak berjalan.
protan rumah, dan pemberdayaan masyarakat dalam Indikator supervisi kabupaten dan memberikan feed back
pengelolaan lingkungan. Selama tahun 2010, sesuai ke- ke puskesmas baru tercatat secara maksimal sejak
bijakan International Institute on Mass Customization pertengahan tahun 2010. Dari 6 target indikator yang
and Personalization (IIMCP) Global Fund, pendistribu- telah ditetapkan oleh Global Fund, baru Kabupaten/Kota
sian kelambu hanya dilakukan pada 2 kategori yaitu ibu Ternate dan Halmahera Selatan yang mencapai 100%
hamil yang berkunjung dan di-screening di pelayanan ke- disusul Halmahera Tengah sebesar 83,33% dan
sehatan serta bayi dengan imunisasi lengkap. Halmahera Barat sebesar 50%. Pembuatan slide standar
Pelaksanaan program integrasi tersebut diharapkan da- untuk mendukung sistem diagnosis malaria Kabupaten
pat meningkatkan cakupan bayi dan ibu hamil yang ter- Halmahera Selatan dibaca oleh 10 ahli malaria dan di-
lindungi dengan kelambu. Peningkatan kunjungan bumil serahkan ke Provinsi Maluku Utara sebagai bahan pem-
ke fasilitas pelayanan kesehatan dan cakupan program belajaran. Workshop tengah tahun program kerja sama
Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child dinas kesehatan se-Maluku Utara dan UNICEF meru-
Immunization (GAIN UCI). Berdasarkan kedua kategori pakan upaya untuk mengevaluasi pencapaian program
tersebut, pencapaian hasil kegiatan hanya sekitar 32,4%. kerja sama di Provinsi Maluku Utara sekaligus sebagai

25
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 1, Agustus 2012

proses advokasi pada pihak terkait untuk perencanaan ta dinas lain. Namun realitanya, kolaborasi antara dinas
program kerja sama selanjutnya. Pertemuan koordinasi kesehatan dengan instansi terkait lain masih belum ber-
program integrasi tingkat Provinsi Maluku Utara diikuti jalan dengan baik, masing-masing stakeholder masih
oleh pelaksana ketiga program yang berintegrasi dan menjalankan programnya masing-masing.
Bappeda untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan program Malaria Center sebagai sebuah sistem terdiri dari 5
integrasi berdasarkan tinjauan masing-masing program. matriks yaitu SDM, logistik, laboratorium, pencatatan
Pada pertemuan tersebut juga disepakati supervisi inte- dan pelaporan, serta anggaran.
gratif. Pengembangan sistem informasi dan database Pertama, SDM. Matriks ini sebagai penentu berhasil
program pengendalian malaria di Kabupaten Halmahera tidaknya suatu pekerjaan. Dalam tinjauan sebagai suatu
Selatan diadakan sebab pada pola manual terdapat be- sistem, SDM harus mempertimbangkan kualitas dan
berapa variabel yang tidak termuat dalam format pela- kuantitas tenaga yang diukur dengan beban kerja dan
poran sehingga dibuat mekanisme pencatatan dalam su- rentang kendali wilayah kerja. Jika hal ini diabaikan ma-
atu sistem informasi yang terintegrasi dengan imunisasi ka tujuan yang akan dicapai tidak akan maksimal.
dan KIA. Namun, terdapat beberapa kendala antara lain Sebelum dibentuk Malaria Center, dinas kesehatan di
kekurangan tenaga peng-input data, adanya virus dan Provinsi Maluku Utara melakukan upaya promosi kese-
software yang digunakan tidak orisinal sehingga software hatan meliputi advokasi, kemitraan, dan pemberdayaan
belum final. masyarakat. Pemberdayaan masyarakat menggunakan
Terkait program nasional Gebrak Malaria, Malaria pendekatan Participatory Learning and Action yang meli-
Center didirikan di Provinsi Maluku Utara pada tahun batkan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya
2003. Pendirian Malaria Center ini didasarkan pada meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat meng-
Instruksi Gubernur Provinsi Maluku Utara Nomor 3 enali kondisi lingkungan seperti kondisi yang memu-
Tahun 2003 tentang Pembentukan Pusat Pengendalian ngkinkan sebagai tempat perindukan nyamuk, mengenali
Malaria (Malaria Center), Instruksi Gubernur Provinsi gejala-gejala terjangkitnya penyakit malaria, serta meng-
Maluku Utara Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pencegahan enali upaya pencegahan dan penanggulangan malaria.
dan Penanggulangan Penyakit Malaria, Keputusan Keuntungan dari pemberdayaan masyarakat dengan
Gubernur Provinsi Maluku Utara Nomor 10.1/KPTS/ menggunakan pendekatan Participatory Learning and
MU/2004 tentang Pelimpahan Tugas Koordinator Action adalah penurunan angka malaria di Halmahera
Malaria Center, dan diikuti dengan keputusan bupati/wa- Selatan sebesar 54% dari tahun 2006 _ 2009; kejadian
likota terdapat di Provinsi Maluku Utara. luar biasa malaria dihentikan; kematian diturunkan.
Malaria Center merupakan pusat koordinasi, komu- Bupati Halmahera Selatan pada bulan Agustus tahun
nikasi, dan informasi dalam pengendalian penyakit 2009 mengklaim terjadi penurunan angka kemiskinan
malaria. Koordinator Malaria Center adalah walikota/bu- sebesar 50% akibat penurunan kejadian malaria.
pati. Keberadaan Malaria Center tidak terlepas dari kemi- Kegiatan akan berkelanjutan karena masyarakat yang
traan dengan dunia usaha swasta seperti adanya kerja paling dekat dengan masalah mengetahui masalah mala-
sama dalam kegiatan corporate social responsibility ria di desanya dan akan melakukan upaya untuk menga-
(CSR). Dalam hal pengkoordinasian, pengintegrasian, tasi masalah tersebut serta menurunkan angka kejadian
dan penyinkronisasian pelaksanaan Malaria Center di- malaria dan penyakit lain seperti demam berdarah, fila-
selenggarakan musyawarah pimpinan daerah (muspida). riasis, diare, dan kecacingan.
Malaria Center adalah lembaga koordinatif dalam Namun, upaya pemberdayaan masyarakat belum ber-
penanggulangan penyakit malaria dengan penanggung- jalan dengan baik terutama kesadaran akan kebersihan
jawab adalah kepala daerah, yakni gubernur pada level lingkungan yang masih kurang. Padahal penularan
provinsi dan bupati/walikota pada level kabupaten/kota. penyakit malaria melibatkan vektor nyamuk Anopheles
Dinas kesehatan bersama kelompok kerja (pokja) mala- sehingga pemberantasan vektor ini perlu dilakukan.
ria memiliki peran sebagai sekretaris dan juga pengor- Selama ini, pelaksanaan upaya pengendalian malaria
ganisasi pelaksanaan kegiatan Malaria Center seperti lebih difokuskan pada pengobatan manusia, sedangkan
dalam hal penyediaan logistik, pemberdayaan pendekatan pemberantasan vektor jarang dilakukan.
masyarakat, pengembangan program. Kedua, logistik. Kementerian Kesehatan melayani lo-
Pemberantasan malaria bukan hanya tanggung jawab gistik berupa obat, reagensia, alat kesehatan, insektisida.
dinas kesehatan. Dinas pendidikan juga bertanggung Untuk menunjang mutu pelayanan maka mekanisme lo-
jawab dalam memberikan materi penyakit malaria seba- gistik perlu ada. Matriks ini juga mempertimbangkan
gai muatan lokal di sekolah, dinas pertanian dalam mem- jumlah dan kualitas tenaga yang akan mengatur keluar
bina penduduk agar tidak meninggalkan lahan pertanian masuknya barang, menjaga kualitas barang, serta
yang sudah tidak digarap lagi, dinas lingkungan dalam mengontrol ada tidaknya wilayah puskesmas/pustu/
pemberantasan tempat yang menjadi sarang nyamuk, ser- polindes yang kehabisan obat atau barang lain. Selain

26
Lestari, Pengendalian Malaria dalam Upaya Percepatan Pencapaian Target MDGs

faktor tenaga juga diperlukan adanya gudang yang layak mikroskopisnya oleh Eijkman. Selain itu, mekanisme
dan memenuhi syarat untuk menyimpan barang yang ter- cross checker juga telah berjalan meskipun masih belum
diri dari 2 bagian yakni gudang obat dan gudang insek- maksimal.
tisida. Keempat, pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dan
Logistik menjadi salah satu faktor penentu keberhasi- pelaporan merupakan hal yang substansial namun
lan kegiatan pengendalian malaria seperti obat anti kadang diabaikan. Hal ini terjadi karena belum dipahami
malaria, bahan laboratorium, kelambu, insektisida, dan arti penting sebuah data yang jika diolah dan dianalisis
lain-lain. Hingga saat ini, upaya untuk membangun sis- akan menjadi sebuah informasi dalam perencanaan kese-
tem logistik belum menampakkan hasil sehingga stok hatan ke depan.
obat anti malaria di puskesmas tidak tersedia. Kelambu Pada matriks ini, ketersediaan dan kualitas tenaga ju-
juga tidak untuk mendukung program integrasi, bahkan ga menjadi sebuah ukuran terhadap keberhasilan pelak-
untuk mengetahui stok logistik di setiap level juga masih sanaan pembangunan. Untuk mempermudah pelak-
menemui kendala. sanaan pencatatan dan pelaporan, dibutuhkan format
Untuk mencoba membangun sistem logistik pada yang sederhana namun menyediakan informasi yang
bagian-bagian tertentu telah dilakukan berbagai upaya dibutuhkan. Dalam penerapan sebuah format, perlu juga
seperti penghitungan kebutuhan obat hingga level dipertimbangkan kemampuan tenaga pelaksana pada li-
puskesmas selama 18 bulan. Namun hal tersebut ter- ni terdepan. Yang tidak kalah penting adalah penetapan
kendala pada informasi stok puskesmas dan harus di- mekanisme pelaporan dari lini terdepan hingga ke
lakukan pengurangan antara kebutuhan dengan stok se- provinsi dan pusat.
hingga kebutuhan yang direncanakan kemungkinan Kelima, anggaran. Matriks ini tidak kalah penting ji-
berlebihan. Selain itu, baru 1 kabupaten yang mengisi ka dibandingkan dengan keempat matriks sebelumnya.
daftar stok puskesmas, yakni Halmahera Selatan. Meskipun keempat matriks sebelumnya tersedia, namun
Pada sistem Remote Repping dari logistik, Global jika tidak ada dukungan anggaran maka tujuan yang di-
Fund telah berupaya untuk memperbaiki pola RR dengan inginkan pasti tidak akan tercapai.
membuat format stok out obat anti malaria > 7 hari. Pada matriks ini, terdapat 3 hal yang menjadi ukuran
Upaya ini belum maksimal dilaksanakan karena belum yaitu ketersediaan anggaran, kecukupan, dan mekanisme
semua puskesmas mengirimkan laporan stok out setiap pertanggungjawaban. Sebagai contoh konkret, nilai am-
bulan. bang penganggaran malaria di Kota Ternate sebesar
Pada pengisian format stok out obat juga masih ter- Rp41.700 per kasus setiap tahun selama 5 tahun akan
dapat banyak kekeliruan dan hanya dapat terlihat jika di- mampu menurunkan kasus sebanyak 86% (insiden
lakukan pemeriksaan terhadap laporan stok out bulanan. malaria Kota Ternate = 0,7 hingga pertengahan bulan
Jika mengacu pada pola pencatatan kartu stok, stok awal Desember tahun 2008). Jika dalam pelaksanaan kegiatan
pada tahun 2010 adalah stok akhir bulan Desember pengendalian malaria tetap sustain maka nilai ambang
tahun 2009. Stok akhir bulanan adalah pengurangan dari dalam penganggaran juga harus dipertahankan.
stok awal ditambah dengan pengeluaran. Pada laporan Berkaitan dengan pendanaan, pada tahun 2003 _
stok juga terdapat kolom penyesuaian yang dapat berupa 2009 pengendalian penyakit malaria di Provinsi Maluku
pengurangan atau penambahan ke stok akhir karena Utara menggunakan dana yang berasal dari Anggaran
barang expired, hilang, rusak atau barang yang sudah Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II 59,0%,
dikeluarkan dari gudang untuk kegiatan dan ada sisa dari Global Fund 27,4%, Anggaran Pendapatan dan Belanja
kegiatan kemudian dimasukkan kembali dalam Negara (APBN) 1,4%, APBD I 0,3%, dan sumber lain
perhitungan stok opname. 11,9%.
Ketiga, laboratorium. Matriks ini juga sangat diper- Seiring perjalanan waktu, sumber pendanaan yang
lukan dalam pelayanan kesehatan sebagai upaya pene- berasal dari APBD semakin tidak terlihat perannya. Pada
gakan kasus serta menjawab tantangan profesionalisme tahun 2010, penggunaan anggaran yang berasal dari
terhadap hasil sebuah diagnosis. Pada matriks ini, kuan- Global Fund mencapai 58%, UNICEF 37%, APBD
titas dan kualitas tenaga juga sangat berpengaruh. kabupaten/kota 3%, dan Program Percepatan Pem-
Sebagai contoh, jika sebuah puskesmas melayani pasien bangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (PPDTK) 2%.
malaria sebanyak > 100 per hari maka dibutuhkan tena- Pada tahun 2011, anggaran bersumber pada bantuan lu-
ga laboratorium sebanyak 2 orang. Kondisi ini belum ar negeri seperti Global Fund dan UNICEF sebesar 98%
memperhitungkan jenis pemeriksaan. Selain faktor dan sisanya bersumber dari APBN. Besarnya dana dari
manusia, tempat juga harus disiapkan dan memenuhi luar untuk menyokong upaya pengendalian penyebaran
syarat sebagai sebuah laboratorium dengan tidak menge- malaria dinilai mengkhawatirkan. Apabila terjadi
sampingkan kualitas dan kecukupan reagen. Saat ini, su- penghentian bantuan dari luar upaya-upaya pengendalian
dah ada 8 kabupaten/kota yang telah disertifikasi yang selama ini dilakukan akan terhenti karena ter-

27
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 1, Agustus 2012

kendala masalah dana. wewenang pengendalian penyakit menular yang


Anggaran tersebut digunakan untuk berbagai berdampak sosial besar dan secara operasional berada di
kegiatan seperti penemuan kasus secara tepat (34%), tingkat kabupaten/kota. Namun, beberapa kendala di-
pengendalian vektor (9%), pemberdayaan masyarakat hadapi pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam peng-
(14%), monitoring dan evaluasi (16%), serta biaya peng- endalian penyakit malaria, yaitu belum terbentuk sistem
uatan sistem kesehatan (manajemen) sebesar 27%. pengendalian malaria dari tingkat pusat sampai
Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pendanaan untuk puskesmas. Distribusi dan kualitas tenaga pelaksana pro-
pengendalian vektor masih belum mendapat perhatian gram meliputi kepengelolaan program, ahli mikroskop,
khusus, mengingat besaran alokasi dana paling sedikit serta manajemen kasus dan vektor tidak merata. Pola in-
dibandingkan program lain. tegrasi belum tersosialisasi maksimal terhadap program
Pada level provinsi, anggaran pengendalian malaria imunisasi dan KIA. Mekanisme cross check juga belum
tidak dikelola secara keseluruhan oleh provinsi. Namun, berjalan maksimal.
terdapat beberapa anggaran yang dikelola oleh kabupa-
ten, begitu pun sebaliknya. Terdapat 2 kabupaten/kota, Pembahasan
yakni Sula dan Halmahera Timur yang belum memiliki Upaya percepatan pencapaian target memerangi
Funding Agreement (FA) untuk Global Fund. malaria bertujuan untuk menurunkan API menjadi 5
Dalam upaya pertanggungjawaban kepada pemberi pada tahun 2015. Tujuan yang lebih spesifik antara lain
anggaran maupun kepada publik anggaran harus diukur meningkatkan cakupan pemeriksaan sediaan darah dan
berdasarkan performa (output dan outcome kegiatan) pengobatan penderita secara tepat hingga mencapai
dan akuntabilitas. Jika kelima matriks tersebut saling ter- 95%, meningkatkan kemampuan dan keterampilan tena-
hubung maka akan terwujud sebuah sistem. Untuk men- ga pelaksana pengendalian malaria hingga 95%, penyem-
jaga sustainability sebuah sistem, perlu dilakukan 3 hal protan rumah sekitar 80% pada desa dengan kategori
yakni empowerment, delegasi, dan regenerasi yang se- endemis tinggi, pendistribusian kelambu melalui pro-
muanya tergantung dari top leader yang ada. Dalam pe- gram integrasi menjadi 80%, pendistribusian kelambu
nerapannya sangat disadari bahwa pelibatan masyarakat, melalui program kampanye di desa dengan kategori en-
baik pemerintah dan swasta sebagai bagian dari demis tinggi menjadi 80%, meningkatkan kegiatan
masyarakat dalam aktivitas pengendalian penyakit meru- stakeholder kabupaten yang mengarah pada kegiatan
pakan kunci keberhasilan suatu pekerjaan. pengendalian malaria mencapai 75%, serta mewujudkan
Sejak tahun 2003 hingga 2007, dilakukan advokasi 50% desa yang mempunyai Komite Malaria Desa.4
kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota Berdasarkan uraian kebijakan pengendalian malaria
untuk mendapatkan dukungan politis maupun dukungan di Provinsi Maluku Utara, penanggulangan malaria su-
anggaran. Upaya ini telah mendapatkan respon yang dah menjadi fokus utama pemerintah daerah. Namun,
cukup positif dari pemerintah daerah kabupaten/kota pelaksanaan kebijakan pengendalian malaria tersebut
dengan mendirikan Malaria Center di Kota Ternate, masih belum efektif karena masih ada 3 intervensi dalam
Tikep, Halmahera Selatan, Halmahera Barat, dan program pengendalian malaria yang belum menam-
Halmahera Tengah. Malaria Center di Halmahera Timur pakkan hasil maksimal yaitu pengobatan dengan ACT,
dan Sula Kepulauan dianggarkan tahun 2009. kelambunisasi, dan penyemprotan rumah. Untuk itu,
Masih terdapat berbagai kekurangan yang menyang- agar target nasional dapat tercapai maka kegiatan yang
kut ketenagaan yang ada pada Malaria Center sehingga dilakukan harus terpadu dan terintegrasi. Hal ini dise-
untuk menjadikan Malaria Center di kabupaten/kota se- babkan kemampuan intervensi tersebut sangat berpe-
bagai bagian dari penanggulangan penyakit menular ngaruh pada keterpaparan masyarakat terhadap gigitan
diperlukan tenaga yang berkualitas. Untuk itu, diper- nyamuk yang efektif, obat diyakini hanya akan bertahan
lukan pelatihan terhadap tenaga administrasi dalam darah paling lama 16 hari, kelambu berinsek-
menyangkut recording dan reporting, tenaga laboratori- tisida dalam pelaksanaannya bertahan selama 2 tahun,
um (cross checker), tenaga entomologi, tenaga pembe- dan penyemprotan rumah akan efektif selama 3 _ 6 bu-
rantasan vektor, dan tenaga logistik. Untuk pelatihan ini lan. Dengan demikian, keberlanjutan kegiatan dan hasil-
diharapkan bantuan dari pusat. nya tidak dapat dipertahankan. Untuk lebih efektif, seti-
Dalam perjalanan pada periode tahun 2003 sampai ap minimal 1 tahun harus dilakukan penyemprotan
sekarang, masih ada satu langkah lagi yang menjadi rumah sesuai dengan pola kasus dan maksimal 2 tahun
pekerjaan berat menempatkan Malaria Center sebagai sekali harus diadakan pembelian kelambu.5
sistem yaitu peraturan daerah yang akan mengatur Namun demikian, keberadaan Malaria Center masih
susunan dan kedudukan (susduk) dan penganggaran. belum didukung oleh adanya peraturan daerah yang
Pada dasarnya, Malaria Center merupakan wujud pener- mengatur tentang keberadaan Malaria Center secara
apan konsep desentralisasi dengan tanggung jawab dan khusus. Kondisi ini menjadi kendala tersendiri bagi efek-

28
Lestari, Pengendalian Malaria dalam Upaya Percepatan Pencapaian Target MDGs

tivitas peran Malaria Center. Hal ini terbukti pada per- membangun sistem pelaksanaan dan rujukan kasus
jalanannya, Malaria Center di Provinsi Maluku Utara malaria khususnya malaria berat dari tingkat polindes
tidak sesuai dengan namanya. Penggunaannya bukan sampai rumah sakit.
hanya untuk malaria saja, tetapi juga dapat menjadi pusat Strategi intervensi yang paling berat adalah menjaga
pengendalian penyakit penular dan penyakit berbasis kesinambungan program termasuk kesinambungan
lingkungan yang lain.9 pelaksanaan program. Salah satu upaya yang efektif un-
Untuk mengintensifkan program pengendalian tuk meningkatkan kapasitas SDM pelaksana program
penyakit malaria di Provinsi Maluku Utara terdapat be- adalah melalui pelatihan, tetapi pelaksanaan suatu pelati-
berapa kebijakan yang dijalankan sesuai dengan renstra han membutuhkan anggaran yang besar. Selain itu, untuk
malaria Provinsi Maluku Utara tahun 2010 _ 2014 menjaga regenerasi pelaksanaan program dibentuk suatu
meliputi diagnosis malaria harus dikonfirmasi dengan pe- puskesmas model sebagai tempat untuk belajar bagi tena-
meriksaan mikroskop atau RDT untuk dapat mem- ga yang baru akan terlibat di puskesmas, baik manaje-
berikan pengobatan yang tepat sesuai dengan penyakit men kasus maupun ahli mikroskop.
yang didiagnosis; pengobatan lini pertama dengan de- Selain kebijakan pengendalian malaria sebagaimana
rivat ACT; pencegahan penularan malaria melalui dis- telah diuraikan, perlu juga diperhatikan faktor-faktor
tribusi kelambu Long Lasting Insecticidal Net (LLIN) yang dapat menimbulkan terjadinya kasus malaria seper-
dan penyemprotan rumah; kerja sama dalam forum ti jenis dan perilaku nyamuk malaria maupun kepen-
Gebrak Malaria; peningkatan peran serta masyarakat dudukan atau manusia (pekerjaan, kebiasaan, atau pola
dalam pengelolaan lingkungan. perilaku). Membangun kemitraan antara stakeholder
Pada percepatan pencapaian pengendalian malaria, terkait (instansi pemerintah, lembaga swadaya
metode yang digunakan adalah advokasi kepada pe- masyarakat, tokoh perorangan atau kelembagaan) untuk
mangku kepentingan yang terlibat pengendalian malaria; mencapai tujuan pengendalian malaria juga dapat mem-
membangun tim Gebrak Malaria yang solid di tiap kabu- permudah pencapaian target nasional. Kemitraan ini
paten/kota (seiring dengan didirikannya Malaria Center); dibangun atas dasar kesamaan perhatian, saling meng-
meningkatkan kapasitas SDM pengelola, tenaga manaje- hormati, tujuan jelas dan terukur, kesediaan memberikan
men kasus (dokter, bidan, dan perawat), pengelola logis- sumber daya, waktu, dan tenaga, serta kepercayaan.
tik, ahli mikroskop, dan pelaksana peng-input data; Membangun kemitraan ini sangat penting karena tidak
meningkatkan kapasitas SDM masyarakat desa dengan akan ada penurunan malaria apabila tidak ada perubahan
pendekatan Participatory Learning and Action; advokasi perilaku masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat
pada stakeholder dalam pemanfaatan dana alokasi dana bukan merupakan pekerjaan yang mudah, untuk itu
desa dan program pengembangan daerah tertinggal dan diperlukan kesungguhan, strategi, dan kerja sama dengan
khusus serta pelaksanaan vektor kontrol baik kelam- pihak terkait.
bunisasi maupun penyemprotan rumah. Berbagai kebi- Hal lain yang tidak kalah penting dalam mempercepat
jakan tersebut diterjemahkan dalam 4 kegiatan meliputi pencapaian target nasional adalah dukungan peraturan
penemuan dan pengobatan penderita, capacity building, daerah khusus tentang pengendalian malaria di Provinsi
pengendalian vektor, serta monitoring dan evaluasi.5 Maluku Utara. Keberadaan peraturan daerah ini penting
Selain itu, sistem pengendalian malaria dari tingkat untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan kebijakan
pusat sampai puskesmas juga harus dibentuk sehingga pengendalian malaria. Dengan peraturan daerah, pelak-
berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan program. sanaan pengendalian malaria dapat dilakukan lebih ter-
Pemerataan distribusi tenaga pelaksana program dan arah dalam sebuah sistem menuju tujuan yang sama dari
kualitas, pengelolaan program, ahli mikroskop, manaje- seluruh stakeholder, baik komponen dari pemerintah,
men kasus maupun vektor juga perlu dilakukan. Pola in- legislatif, dan masyarakat berdasarkan kemitraan.
tegrasi yang terisolasi secara maksimal terhadap kedua
program yakni imunisasi dan KIA serta mekanisme cross Kesimpulan
check yang dijalankan secara maksimal juga dapat mem- Pencapaian target MDGs terkait malaria di Provinsi
berikan andil terhadap efektivitas pelaksanaan kebijakan Maluku Utara masih belum optimal. Provinsi Maluku
pengendalian malaria di Provinsi Maluku Utara. Utara masih berada di level endemis tinggi dengan total
Jika dilihat dari outcome dan pentahapan pencapaian API sebesar 9,0. Wilayah endemis tinggi meliputi
eliminasi malaria, banyak faktor yang dijadikan ukuran Halmahera Selatan (22,5), Tidore Kepulauan
antara lain kematian. Kematian akibat malaria dise- (10,8), Halmahera Tengah (8,0), Halmahera Utara
babkan oleh beberapa hal diantaranya ketepatan diagno- (7,4), Ternate (6,4), dan Halmahera Timur (5,7).
sis, tindakan prarujukan, dan keterlambatan rujukan. Pada tahun 2003 _ 2008, pengendalian mampu menu-
Untuk mengantisipasi dan mengeliminiasi kematian yang runkan kasus dari 195 kasus per hari menjadi 100 kasus
diakibatkan oleh malaria, dilakukan lokakarya untuk per hari, tetapi pada tahun 2010 kasus kembali

29
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 1, Agustus 2012

meningkat sekitar 15,29%. Di rumah sakit, pemerik- perlu memantau pelaksanaan upaya percepatan pencapa-
saan laboratorium positif sekitar 50,12% dan hanya ian target MDGs terkait malaria di daerah sehingga agen-
27,6% yang diobati dengan ACT. Pendistribusian ke- da daerah dan nasional dapat selaras dan berkelanjutan.
lambu mencapai 35% untuk sasaran ibu hamil dan 29%
untuk sasaran bayi. Hanya 3 kabupaten yang mencapai Daftar Pustaka
cakupan > 15% yaitu Halmahera Selatan, Kota Ternate, 1. Fahmi, AU. Manajemen penyakit berbasis wilayah, Jakarta: Penerbit
dan Pulau Morotai. Malaria Center belum didukung oleh Buku Kompas; 2005.
regulasi yang jelas sehingga berpengaruh pada pen- 2. Erdinal. Faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian malaria di
danaan. Sumber pendanaan pengendalian malaria yang Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar, 2005/2006.
sebagian besar dari pihak asing mengindikasikan komit- Jurnal Makara Kesehatan. 2006: 10 (2).
men pemerintah daerah yang rendah. Peningkatan kasus 3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan tahun
terjadi akibat pengendalian malaria yang lebih fokus pa- 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
da upaya memutuskan mata rantai penularan pada 4. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Peta jalan percepatan pen-
manusia, sementara pada nyamuk belum maksimal. capaian tujuan pembangunan milenium di Indonesia. Jakarta: Badan
Selain itu, kurang pemahaman stakeholder, advokasi Perencanaan Pembangunan Nasional; 2010.
yang belum maksimal, kekeliruan dalam penerapan 5. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara. Laporan tahunan program
strategi, dan belum ada program yang melibatkan sektor pengendalian penyakit malaria tahun 2010 bidang pengendalian penya-
terkait. kit dan penyehatan lingkungan. Maluku Utara: Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku Utara; 2011.
Saran 6. Daymone C, Holloway I. Metode-metode riset kualitatif. Wirtama C,
Semua upaya pengendalian malaria hendaknya di- penerjemah. Astuti SI, penyunting. Yogyakarta: Bentang; 2008.
lakukan secara komprehensif dan terintegrasi dengan 7. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara. Percepatan MDGs malaria
melibatkan stakeholder terkait. Komitmen pemerintah Provinsi Maluku Utara. Maluku Utara: Dinas Kesehatan Provinsi
daerah harus diterjemahkan dan diwujudkan dalam pro- Maluku Utara; 2011.
ses pembangunan yang dilakukan, mulai dari peren- 8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Epidemiologi malaria di
canaan pembangunan, penganggaran, hingga pelak- Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi. 2011; triwulan I.
sanaan. Pemerintah daerah perlu menerjemahkan target 9. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data, dan Informasi Sekretariat Jenderal
pengendalian malaria sesuai kebutuhan masyarakat se- Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Laporan penelitian pen-
hingga mampu menjawab berbagai masalah yang ada di capaian tujuan ke-6 (HIV/AIDS, malaria, tuberkulosis) dan tujuan ke-
daerahnya. Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih 7 (kelestarian lingkungan) MDGs di Provinsi Maluku Utara dan
mempersiapkan SDM karena keterbatasan pengetahuan Sulawesi Utara. Jakarta: Pusat Pengkajian, Pengolahan Data, dan
aparat pemerintah daerah tentang pengendalian malaria Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik
menjadi kendala pengendalian malaria. Pemerintah pusat Indonesia; 2011.

30

Anda mungkin juga menyukai