Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN

PERTEMUAN PENGUATAN SURVEILANS MIGRASI MALARIA DAN


PENGENDALIAN VEKTOR DBD

I. LATAR BELAKANG
Malaria merupakan masalah kesehatan yang berdampak pada pembangunan
ekonomi terutama pada masyarakat miskin. Hasil estimasi beban yang ditimbulkan
oleh malaria pada tahun 2001 adalah sebesar 10 Juta US dollar Dissability adjusted Life
Years (DALYs) di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia (WHO, 2003).
Angka kesakitan malaria yang dilaporkan pada tahun 2017 sebesar 17 kasus
positif malaria dari 4,639 kasus klinis dan yang diobati ACT sebesar 15 sementara yang
diperiksa sediaan darahnya adalah Angka kesakitan malaria berdasarkan API (Annual
Paracite Incidence) di Kabupaten Pasangkayu pada tahun 2017 sebesar 0,11 %0
Surveilans Epidemiologi menurut Depkes RI (2003), merupakan suatu proses
pengamatan terus menerus, teratur dan sistimatis terhadap terjadinya penyebaran
penyakit serta kondisi yang memperbesar risiko penularan dengan melakukan
pengumpulan data, analisis, interprestasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan.
Surveilan malaria menurut DepkesRI (1998), adalah kegiatan terus menerus,
teratur dan analisis, interprestasi data malaria untuk menghasilkan informasi yang
akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat sesuai dengan kondisi daerah setempat.
Surveilans migrasi malaria merupakan salah satu cara menemukan penderita
malaria di masyarakat, yaitu kegiatan pengambilan sediaan darah masyarakat yang
datang dan pergi dari daerah endemis.
Pengendalian vector adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vector serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi
beresiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vector disuatu wilayah.

A. Tujuan Umum
Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria dan DBD
sehingga tidak menjadi masalah kesehatan
B. Tujuan Khusus
1. Menurunkan frekuensi penyakit malaria dan DBD
2. Menurunkan jumlah kasus dan kematian akibat DBD
3. Membatasi penyebarluasan wilayah yang terjangkit penyakit malaria dan DBD
4. Dapat melaksanakan kegiatan surveilans migrasi di wilayah kerja masing-
masing
II. DAERAH SASARAN
1. Pengelola Program Malaria
2. Pengelola Program DBD
3. Petugas Surveilans
III. KEGIATAN

1
1. Presentasi dan Tanya Jawab
2. Diskusi

IV. LUARAN YANG DIHARAPKAN


1. Meningkatnya Penemuan Kasus Malaria secara Dini
2. Adanya respon cepat terhadap kasus import
3. Terlaksananya penanggulangan kasus DBD secara cepat dan tepat
4. Teridentifikasinya masalah dan hambatan yang dalam pelaksanaan kegiatan
intensifikasi pengedalian malaria

V. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


1. Waktu
Pertemuan dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 09 – 10 Juli 2019
2. Tempat
Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Mutiara Jl. Ir. Soekarno Pasangkayu

VI. PESERTA
A. Peserta
Peserta dari tingkat UPT Puskesmas terdiri dari :
1. Pengelola Program Malaria 15 Orang
2. Pengelola Program DBD 15 Orang
3. Petugas Surveilans 15 Orang
B. Peserta Kabupaten
Peserta Kabupaten meliputi :
1) Kabid / Kasie yang membidangi Program Malaria
2) Kasie yang membidangi Program Surveilans
3) Pengelola Program Malaria
4) Pengelola Program DBD

VII. PEMBIAYAAN
Biaya penyelenggaraan bersumber dari Dana APBD Kabupaten Pasangkayu Tahun
2019

Anda mungkin juga menyukai