Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS TARUSAN

Jl. DR. M Zein No. 27 Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan, Telp. (0756)-431408

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBINAAN DESA SIAGA

A Pendahuluan
. Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan
penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan
mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta
tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang
penularannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Nyamuk Aedes Aegypty banyak
berkembang biak di tempat tempat yg tergenang air sehingga penyakit DBD banyak
terdapat di musim penghujan dan daerah-daerah perkotaan dan pemukiman kumuh.
Biasanya penyakit ini menyerang pada pagi hari dan sore hari. Prevalensi penyakit DBD
lebih banyak terjadi pada anak usia sekolah, dan penyakit ini termasuk penyakit menular
melalui gigitan nyamuk dari penderita kepada orang yg sakit

B Latar Belakang
Di Sulawesi Selatan, menurut laporan dari Subdin P2&PL tahun 2003, jumlah kejadian
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 26 kab./kota sebanyak 2.636
penderita dengan kematian 39 orang (CFR= 1,48 %), disamping itu pula jumlah
kejadian luar biasa (KLB) sebanyak 82 kejadian dengan jumlah kasus sebanyak 495
penderita dan kematian 19 orang (CFR=3,84%). Bila dibandingkan dengan kejadian
KLB Demam Berdarah Dengue Tahun 2002 maka jumlah kejadian mengalami
peningkatan sebesar 1,60 kali, jumlah penderita meningkat sebesar 4,21 kali dan
jumlah kematian meningkat 1,97%.Kasus DBD di Sulawesi Selatan pada tahun 2008
kategori tinggi pada Kab. Bone, Bulukumba, Pinrang, Makassar dan Gowa (217-668
kasus), sedangkan kabupaten/ kota yang tidak terdapat kasus DBD yaitu Kab. Luwu
Utara, Tator, Enrekang, Maros, Jeneponto dan Selayar,. CFR DBD di Sulawesi
Selatan pada tahun 2008 sebesar 0,83. Sedangkan pada Kab./ kota tertinggi yaitu di
Luwu Utara (14,29), menyusul Maros (13,33), Pinrang (3,42), Sidrap (1,61), kemudian
Wajo, Makassar, Parepare, Gowa dan Bone masing-masing di bawah 1,5.
Kasus DBD di Kecamatan Maritengngae merupakan kasus yg endemis karena setiap
tahun terjadi kejadian Kasus DBD. Pada Tahun 2012 terdapat 15 kasus DBD, pada
tahun 2013 terjadi peningkatan kasus sebanyak 49 kasus.pada tahun 2014 terjadi
penurunan sebanyak 22 kasus dan pada tahun 2015 januari sampai september terjadi
penurunan,ada 9 kasus.
Penemuan dan penanganan kasus DBD di Kecamatan Maritengngae sejalan dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) tingkat puskesmas dilaksananakan untuk
menurunkan prevalensi Kasus DBD.

C Maksud dan Tujuan

I . Tujuan kegiatan
1 Umum
Menurunkan Prevalensi penyakit DBD di Kec.
Maritengngae
2 Khusus
a Meningkatkan Angka Bebas Jentik.
b Mencegah terjadinya penularan Kasus DBD.
c Menentukan jenis tindakan penanggulangan fokus yang akan dilakukan.

D Kegiatan pokok dan Rincian Kegiatan

II Kegiatan Pokok dan Rincian


No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
- Melakukan Pemeriksaan Jentik di lokasi
1. PE DBD kejadian
- Mencari penderita / tersangka DBD lain
disekitar rumah penderita
- Pemberian Bubuk Abate

- Melakukan Penyuluhan Setiap


2. PENANGULANGAN DBD
melaksanakan Penjelidikan Epidemologi
dirumah penderita dan sekitar rumah
penderita / tersangka DBD.

3. JUMANTIK - Melakukan pemeriksan / pemantauan


jentik di Kelurahan Rijang Pittu

E Cara Melaksanakan Kegiatan


III Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran
A Cara melaksanakan kegiatan
1 Pelaksanaan kegiatan PE dilakukan melalui kunjungan rumah sejauh 100 m dari
rumah penderita.
-Pemberian bubuk abate dirumah penderita dan sekitar rumah
penderita 2.Penyuluhan dilaksanakan pada saat melaksanakan
kegiatan PE dirumah penderita. 3.Jumantik dilaksanakan di
Kelurahan Rijang Pittu
B Sasaran
1 Masyarakat
2 Rumah
3 Tidak ditemukan penderita baru DBD atau suspek DBD

C Rincian Kegiatan, Sasaran Khusus, Cara melaksanakan Kegiatan

F Sasaran

G Evaluasi Pelaksanaan dan Pelaporan


IV Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran
D Cara melaksanakan kegiatan
1 Pelaksanaan kegiatan PE dilakukan melalui kunjungan rumah sejauh 100 m dari
rumah penderita.
-Pemberian bubuk abate dirumah penderita dan sekitar rumah
penderita 2.Penyuluhan dilaksanakan pada saat melaksanakan
kegiatan PE dirumah penderita. 3.Jumantik dilaksanakan di
Kelurahan Rijang Pittu
E Sasaran
1 Masyarakat
2 Rumah
3 Tidak ditemukan penderita baru DBD atau suspek DBD

F Rincian Kegiatan, Sasaran Khusus, Cara melaksanakan Kegiatan

H Pencatan, Pelaporan dan Evaluasi

Pencatatan dan pelaporan Kasus DBD di laksanakan setiap minggu dan


setiap bulan sesuai dengan Lap. Mingguan dan laporan bulanan sesuai jadwal
pelaksanaan kegiatan.

Tarusan,02 januari 2016

Mengetahui

Kepala UPTD Kesehatan Penanggung jawab program


Puskesmas
Tarusan

Tabrani

Dr.Yessy Rivai Nip.197306212014071001

Anda mungkin juga menyukai