Anda di halaman 1dari 3

PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA

PENYAKIT DBD
No. Dokumen : 440/ /ADMEN/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr.Kharisma Dewi
SEMBAWA NIP.19811020 201001 2010

1. Pengertian Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) penyakit DBD


adalah upaya penanggulangan yang meliputi
pengobatan/perawatan penderita, pemberantasan vektor
penular DBD, penyuluhan kepada masyarakat dan
evaluasi/penilaian penanggulangan yang dilakukan diseluruh
wilayah yang terjadi KLB
2. Tujuan Sebagai pedoman langkah-langkah untuk penanggulangan
kejadian luar biasa (KLB) penyakit DBD

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sembawa Nomor /


/ / 2017 Tentang Pengelolaan Progam UKM.
4. Referensi Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan, 2005, Pencegahan dan
pemberantasan demam berdarah dengue di Indonesia
5. Langkah- Petugas melakukan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB )
Langkah penyakit DBD Bila terjadi KLB/wabah dilakukan penyemprotan
insektisida (2 siklus dengan interval 1 minggu ), PSN DBD,
larvasidasi, penyuluhan di seluruh wilayah terjangkit, dan kegiatan
penanggulangan lainya yang diperlukan, seperti : pembuatan
posko pengobatan dan posko penanggulangan, penyelidikan KLB,
pengumpulan dan pemeriksaan spesimen serta peningkatan
kegiatan surveilans kasus dan vektor, dan lain – lain,
a. Pengobatan/perawatan penderita
Penderita DBD yang berat dirawat dirumah Sakit atau
Puskesmas yang mempunyai fasilitas perawatan,
b. Pemberantasan vektor
1) Pengasapan (fogging/ULV)
a) Pelaksana Petugas dinas kesehatan
kapupaten/Kota, Puskesmas dan tenaga lain yang
telah dilatih,
b) Lokasi meliputi seluruh wilayah terjangkit
c) Sasaran rumah dan tempat – tempat umum
d) Insektisida sesuai dengan dosisi
e) Alat Mesin fogging atau ULV.
f) Cara pengasapan/ULV dilaksanakan 2 siklus
dengan interval satu minggu.
2) Pemberantasan sarang nyamuk DBD
a) Pelaksana Masyarakat di lingkungan masing –
masing.
b) Lokasi meliputi seluruh wilayah terjangkit dan
wilayah sekitarnya dan merupakan satu kesatuan
epidemologi.
c) Sasaran semua tempat potensi bagi perindukan
nyamuk, tempat penampungan air, barang bekas,
lubang pohon/pembangunan dan tempat umum.
d) Cara melakukan 3 M plus.
3) Lavarsidasi
a) Pelaksana tenaga dari masyarakat dengan
bimbingan petugas puskesmas/Dinas Kesehatan
Kota.
b) Lokasi meliputi seluruh wilayah terjangkit.
c) Sasaran tempat penampungan Air (TPA) di rumah
dan tempat – tempat umum.
d) Larvasida sesuai dengan dosis.
e) Cara larvasidasi dilakukan di selurugh wilayah KLB.
c. Penyuluhan kesehatan masyarakat
Dinas kesehatan kota bersama Puskesmas menyusun
rencana kegiatan penyuluhan, pelaksanaanya
dikoordinasikan oleh Bupati/Walikota setempat, kegiatan
penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) meliputi :
1) Pertemuan dengan lintas sektor terkait Kemendikbud,
Kemenag, Pemprov, Pemkot/Pemkab, kecamatan,
Kelurahan, dan lain –lain,
2) Penyuluhan dilaksanakan di sekolah (melalui guru
UKS), tempat ibadah, tempat pemukiman melalui PKK,
3) Penyuluhan melalui ketua RT/RW,
d. Penilaian penanggulangan kejadian luarbiasa ( KLB )
1) Penilaian Operasional
Penilaian operasional ditunjukan untuk mengetahui
presentase pemberantasan vektor dari jumlah yang
direncanakan,
2) Penilaian epidemologi
Penilaian ini ditunjukan untuk mengetahui dampak
upaya penangulangan terhadap jumlah penderita dan
kematian DBD. Penilaian epidemologi dilakukan untuk
membandingkan data kasus/kematian DBD sebelum
dan sesudah penanggulangan KLB,
6. Unit Terkait a. Lintas Sektoral
b. Pelayanan umum
c. UKM-Kesling

Anda mungkin juga menyukai