KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PROGRAM MALARIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
TanggalTerbit :
Kabupaten KA Puskesmas
Biak Numfor Halaman : Bosnik
A. Pendahuluan
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Didalam tubuh manusia,
parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah
yang akhirnya menyebabkan penderita mengalami gejala-gejala malaria seperti gejala pada
penderita influenza. Apabila tidak diobati, penyakit akan semakin parah dan dapat terjadi
komplikasi yang berujung pada kematian .
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit
Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah
selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka
kejadian malaria tertinggi.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar
300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap
tahunnya. Sebanyak 90% dari jumlah kematian yang terjadi di Afrika dialami anak-anak.
Dalam rangka pengendalian penyakit malaria banyak hal yang sudah maupun sedang
dilakukan baik dalam skala global maupun nasional. Malaria merupakan salah satu indikator dari
target Pembangunan Milenium (MDGs), dimana ditargetkan untuk menghentikan penyebaran
dan mengurangi kejadian insiden malaria pada tahun 2015 yang dilihat dari indikator
menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat malaria. Program eliminasi malaria di
Indonesia tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No 293/MENKES/SK/IV/2009.
Pelaksanaan pengendalian malaria menuju eliminasi dilakukan secara bertahap dari satu pulau
atau beberapa pulau sampai seluruh pulau tercakup guna terwujudnya masyarakat yang hidup
sehat yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2030(Buletin malaria 2011).
Upaya penanggulangan penyakit malaria di Indonesia sejak tahun 2007 dapat dipantau
dengan menggunakan indikator Annual Parasite Incidence (API). Hal ini sehubungan dengan
kebijakan Kementerian Kesehatan mengenai penggunaan satu indikator untuk mengukur angka
kejadian malaria, yaitu dengan API. Pada tahun 2007 kebijakan ini mensyaratkan bahwa setiap
kasus malaria harus dibuktikan dengan hasil pemeriksaan sediaan darah dan semua kasus positif
harus diobati dengan pengobatan kombinasi berbasis artemisinin atau ACT (Artemisinin-based
Combination Therapies).
E. Sasaran
Target masing-masing sasaran di puskesmas disesuaikan dengan target yang ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota didaerah kerja Puskesmas Bosnik.