Anda di halaman 1dari 6

SOP PENANGGULANGAN

DBD
No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
Sunarya, AM. Kep, SKM, MM
PUSKESMAS
NIP. 1968 0219 1989 021 003
JAMPANGKULON
1. Pengertian Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang di
tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes
albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus
Dengeu dari penderita DBD lainnya terutama menyerang
anak-anak, ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan
dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini termasuk salah
satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan
DBD.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 102 Tahun 2022

4. Referensi Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di


Indonesia.
5. Prosedur/ 1. Penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan pasive di
Langkah-
unit pelayanan kesehatan dengan gejala tidak ada tanda
langkah
kedaruratan dilakukan uji Tourniquet dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium atau RDT.
2. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit ≤ 100.000/µl,
penderita di rujuk ke Rumah Sakit.
3. Selanjutnya dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di wilayah
penderita dan apabila memenuhi kriteria fogging maka
dilakukan pengasapan.
4. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit >
100.000/µl,penderita tidak perlu di rujuk cukup dilakukan
kontrol dan tetap dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di
wilayah penderita apabila memenuhi kriteria fogging maka
dilakukan pengasapan Dan jika hasil negatif maka akan
diberikan pengobatan sesuai simptomatis.
5. Jika ditemukan penderita dengan tanda kedaruratan atau
penderita dari Rumah Sakit, PE dilaksanakan berdasarkan
laporan dari RS (S0 dan hasil laboratorium)
6. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Pelayanan Obat, Loket.
SOP PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI DEMAM
BERDARAH DENGUE
(DBD)
No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
Sunarya, AM. Kep, SKM, MM
PUSKESMAS
NIP. 1968 0219 1989 021 003
JAMPANGKULON
1. Pengertian Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Agipty.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pelacakan kasus DBD.
2. Menurunkan angka kejadian dan kematian karena
penyakit DBD.
3. Kebijakan Permenkes Nomor 45 Tahun 2014

4. Referensi Buku Standar Puskesmas

5. Prosedur/ 1. Petugas menerima laporan dari pelapor tentang adanya


Langkah-
kasus DBD.
langkah
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan
termasuk surat tugas.
3. Petugas mendatangi lokasi penderita.
4. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
penderita.
5. Petugas memeriksa jentik dan kasus panas lain
dirumah penderita dan pada 20 rumah sekitar rumah
penderita dan dengan radius 100 meter serta
melakukan larvadisasi (bila perlu).
6. Petugas mengisi formulir penyelidikan epidemiologi
DBD, formulir W1 dan W2.
7. Petugas melapor ke Dinas Kesehatan dengan
menyertakan formulir PE DBD, Formulir W1 dan W2
serta hasil pemeriksaan hasil laboratorium darah (bila
perlu).
8. Pasien kasus panas lain dirujuk ke puskesmas atau
rumah sakit untuk penanggulangan lebih lanjut.
9. Petugas melakukan koordinasi lintas sektor untuk
rencana tindak lanjut penanganan kasus DBD.
10. Rencana Tindak Lanjut dapat berupa penyuluhan,
PSN, dan atau pengasapan/ fogging.
11. Data pasien dicatat di register pasien.
12. Dilakukan kurun waktu 1X24 jam setelah laporan
diterima.
6. Unit Terkait Pengelola Surveilans atau petugas lain yang sudah diberi
wewenang.
SOP PEMBERANTASAN
PENYAKIT DEMAM
BERDARAH DENGUE
(DBD)
No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
Sunarya, AM. Kep, SKM, MM
PUSKESMAS
NIP. 1968 0219 1989 021 003
JAMPANGKULON
1. Pengertian  Program pemberantasan penyakit DBD adalah salah
satu program di Puskesmas yang termasuk ke dalam
program esensial di P2M yang mempunyai tugas untuk
pemberantasan penyakit DBD
 Penyakit DBD merupakan masalah penting pada
kesehatan masyarakat di daerah tropis di dunia yang
disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypty
 Penyakit vdemam berdarah disebabkan infeksi virus
dengue yang akut dan ditandai dengan panas
mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas disertai
dengan manifestasi pendarahan.
2.Tujuan  Terselenggaranya Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) pada
tingkat pelayanan kesehatan terdepan (Puskesmas)
dalam mengantisipasi kemungkinan DBD
 Kasus dapat tertangani secara dini sesuai rangkaian
langkah-langkah kegiatan yang rasional, efektif,
efisiensi dalam mencegah terjadinya kematian dan
menurunkan angka kesakitan secara dini pada KLB
DBD
3. Kebijakan Berdasarkan SK Kepala Puskesmas Jampangkulon No.
102 Tahun 2022 Tentang Menjalin Komunikasi Dengan
Masyarakat Wilayah Kecamatan Jampangkulon
4. Referensi Buku Pedoman Pelaksanaan Program DBD dari Kemenkes

5. Prosedur/ 1. Melakukan penjaringan kasus DBD dalam gedung dan


Langkah-
luar gedung
langkah
2. Melakukan pencegahan penyakit DBD
3. Melakukan penanggulangan kasus DBD
4. Melakukan kewaspadaan dini KLB
5. Melakukan penyelidikan epidemiologi jika ditemukan
kasus
6. Melakukan penyuluhan tantang DBD
7. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan tiap bulan
9. Melakukan evaluasi tiap akhir tahun
6. Unit Terkait  Kepala UPTD Puskesmas Jampangkulon
 Penanggungjawab UKM
 Pelaksana program
 Masyarakat/sasaran

Anda mungkin juga menyukai