Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM PENANGGULANGAN

DEMAM BERDARAH
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl.Terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS
drg. Sri Dewi Susanti
KAMPUNG
Nip. 19750202 200501 2 009
BARU

Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang di tularkan melalui


gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus yang sebelumnya telah
terinfeksi oleh virus Dengeu dari penderita DBD lainnya terutama menyerang
Pengertian
anak-anak, ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan dapat menimbulkan
kematian. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
wabah.
1. Menurunkan angka insidens kasus DBD sebesar 1/100.000 penduduk
di daerah endemis.
Tujuan 2. Tercapainya angka bebas jentik ( ABJ ) > 95 %.
3. Tercapai nya angka kematian DBD / CFR < 1 %.
4. Daerah KLB DBD < 5 %.

1.      Meningkatkan prilaku hidup bersih sehat dan kemandirian terhadap


P2DBD.
Kebijakan 2.      Meningkatkan perlindungan Kesehatan masyarakat terhadap
penyakit DBD.
3.      Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program DBD.
4.      Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.

Prosedur 1.      Penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan pasive di unit
pelayanan kesehatan dengan gejala tidak ada tanda kedaruratan
dilakukan uji Tourniquet dan dilakukan pemeriksaan laboratorium atau
RDT.
2.      Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit ≤ 100.000/µl, penderita di
rujuk ke Rumah Sakit.
3.      Selanjutnya dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita
dan apabila memenuhi kriteria fogging maka dilakukan pengasapan
dengan 2 siklus dengan interval 1 minggu.
4.      Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit > 100.000/µl,penderita
tidak perlu di rujuk cukup dilakukan kontrol dan tetap dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita apabila memenuhi
kriteria fogging maka dilakukan pengasapan dengan 2 siklus dengan
interval 1 minggu.
5.      Dan jika hasil negatif maka akan diberikan pengobatan sesuai
simptomatis.
6.      Jika ditemukan penderita dengan tanda kedaruratan atau penderita
dari Rumah Sakit, PE dilaksanakan berdasarkan laporan dari RS ( S0
dan hasil laboratorium )
7.      Apabila memenuhi kriteria fogging maka dilakukan pengasapan
dengan 2 siklus dengan interval 1 minggu.

1.       Dinas Kesehatan.


2.       Rumah Sakit
3.       UPTD Kesehatan/Puskesmas.
Unit terkait 4.       Pustu.
5.      Poskesdes/Polindes
FOGGING FOKUS (DBD)
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl.Terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS
drg. Sri Dewi Susanti
KAMPUNG
Nip. 19750202 200501 2 009
BARU

1. Pengertian Kegiatan pemberantasan nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)


disuatu wilayah dengan hasil Penyelidikan Epidemiologi Positif menggunakan
insectisida dalam bentuk asap dengan radius 100 meter sebanyak 2 siklus
dengan interval 1 minggu.
2. Tujuan Fogging Fokus dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan mencegah terjadinya KLB dilokasi tempat tinggal
penderita DBD dan rumah/bangunan sekitar serta tempat-tempat umum
berpotensi menjaadi sumber penularan DBD lebih lanjut.
3. Kebijakan SK Kapuskes
4. Referensi Pergub No 648 Tahun 2016 dan Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue
2014
5. Alat dan bahan 1. Alat :
a. Mesin fogging
b. Pakaian Kerja
c. Masker
d. Sarung Tangan
e. Kaca Mata Safety
f. Helm/ Topi
g. Sepatu
h. Gelas Ukur
i. Corong Plastik
2. Bahan :
a. Pelarut (Pertamina Dex)
b. Insectisida
c. Bahan Bakar
6. Langkah – 1. Mempersiapkan alat dan bahan pelaksanaan fogging.
langkah 2. Mencampurkan insektisida sesuai dengan dosis yang ditentukan ke
dalam Pelarut (Pertamina Dex) menggunakan gelas ukur yang sudah
disediakan dan pastikan insektisida tercampur rata.
3. Memasukan BBM (Pertamax) kedalam tangka bahan bakar dan
memastikannya terisi penuh sebelum mesin fogging digunakan.
4. Memasukan insectisida yang sudah dilarutkan kedalam tangki
insektisida dan menutupnya kembali dengan dengan rapat.
5. Memastikan bagian-bagian mesin seperti pipa larutan, tabung
pengasap, tutup tangki bahan bakar, tangki insektisida sudah terpasang
dengan benar serta kencangkan semua mur dan baut.
6. Hidupkan mesin fogging dengan memompa dan mengatur tombol kran
bensin secukupnya, apabila mesin dalam keadaan baik akan segera
hidup segera hidup.
7. Tunggu beberapa saat sampai mesin hidup dengan sempurna dan buka
kran larutan insektisida, maka larutan akan mengalir dan segera
tersembur dalam bentuk asap.
8. Pengsapan dimulai dari rumah bagian belakang lalu depan dan untuk
rumah yang bertingkat dimulai dari lantai atas dan dilakukan dengan
radius 100 meter dari rumah penderita.
9. Selanjutnya di luar rumah jangan melawan arah angin, bila angin
berlawanan dengan arah dengan penyemprot, moncong mesin fogging
diarahkan ke belakang membentuk sudut < 30°(hampir sejajar dengan
permukaan tanah).
10. Selesai fogging, semua bagian yang terkena larutan/cairan bahan kimia
harus dibersihkan dan kosongkan tangki bahan bakar serta tangki
insectisida. Biarkan mesin dingin kembali.
11. Pengasapan dilakukan 2 siklus dengan interval waktu 5-7 hari.

1. Program Kesehatan Lingklungan


2. Program Surveilans
7. Unit Terkait
3. Seksi Kesmas Kelurahan
4. RT, RW dan Kelurahan yang bersangkutan.
1. Pergub No 648 Tahun 2016
2. Pergub No 63 tahun 2011
8. Dokumen terkait
3. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue 2014
PSN (DBD)
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl.Terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS
drg. Sri Dewi Susanti
KAMPUNG
Nip. 19750202 200501 2 009
BARU

1. Pengertian Pemberantasan Sarang Nyamuk Deman Berdarah Dengue adalah


gerakan yang dilakukan secara serentak dengan melibatkan seluruh
elemen masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan PSN DBD
untuk menurunkan populasi nyamuk penular demam berdarah dengue
(Aedes Aegepty) serta jentiknya.
3. Kebijakan 1. Surat keputusan kepala Puskesmas Kecamatan Luwuk tentang
kebijakan penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas Kecamatan Luwuk
2. Surat keputusan kepala Puskesmas Kecamatan Luwuk tentang
kebijakan perencanaan dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Badan Layanan Umum
Daerah Puskesmas Kecamatan Luwuk.
4. Referensi 1. KEPMENKES nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang
pemberantasan penyakit Demam Berdarah.
2. KEPMENKES nomor 92 Tahun 1994 tentang upaya pencegahan
dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
3. PERMENKES RI No.2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
4. Komitmen bersama 33 pemimpin daerah dalam peringatan ASEAN
Dengue Day pada tanggal 15 Juni 2011 tentang upaya
pengendalian DBD.
5. Langkah- 1. Petugas Korwil Menyiapkan peralatan PSN
langkah
prosedur 2. Petugas Korwil berkoordinasi dengan lintas sektor, kader, RT/RW
untuk melakukan monitoring dan kunjungan rumah
3. Petugas Korwil tingkat Kelurahan dan tingkat RW melakukan
monitoring kegiatan PSN oleh kader jumantik
4. Petugas Korwil tingkat Kelurahan dan tingkat RW melakukan
pemeriksaan jentik di bak mandi warga (khususnya jentik Aedes
Aegepty) secara sampling 10 rumah
5. Petugas korwil tingkat Kelurahan dan tingkat RW melakukan
pencatatan jumlah jentik yang ditemukan disetiap bak mandi
rumah.
6. Petugas Korwil Melaporkan hasil monitoring kegiatan PSN jumantik
dan melaporkan hasil pemeriksaan jentik secara sampling 10
rumah kesie Kesling Kecamatan

6. Unit terkait 1. Wilayah kerja Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai