Anda di halaman 1dari 6

,,,

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KUSTA
No. Dokumen :
No. Revisi :
TanggalTerbit :
Kabupaten KA Puskesmas
Biak Numfor Halaman : Bosnik

MARIA D.SAMORI, S.SiT


PUSKESMAS BOSNIK
NIP.19650711 198801 2 001

A. Pendahuluan
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusian yang
seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga
adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. dalam keadaan ini warga masyrakat
berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari masalah-masalah tersebut akan
mempunyai efek atau pengaruh terhadap kehidupan penderita, karena masalah tersebut dapat
mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna social, tuna wisma, tuna karya dan ada
kemungkinan mengarah untuk melakukan kejahatan atau ganguan dilingkungan masyarakat.
program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegang penyakit,
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut
sehingga memungkinkan tidak lagi mnjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta
adalah suatu penyakit menular yang masih merupakan masalah nasional kesehatan
masyarakat, dimana berapa daerah di Indonesia prevalens rate masih tinggi dan masalah
yang ditimbulkan sangat kompleks. Masalah yang dimaksut bukan saja dari segi medis
tetapi meluas sampai masalah social ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan social. Pada
umumnya penyakit kusta terdapat di Negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar
penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat ketebatasan
kemampuan Negara tersebut dalam memberikan pelayanan memadai dibidang kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan soasial ekonomi pada masyarakat.

Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu Negara dengan penyakit kusta yang
tinggi. pada tahun 2013, indonesia menempati urutan ketiga setelah india dan berazil. Tahun
3013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan
tingkat 2 diantara penderita baru sebanyak 9,86%( WHO,2013, penyakit kusta merupakan salah
satu dari delapan penyakit terabaikan yang masih ada di Indonesia, yaitu filiariasis, kusta,
prambusia, dengue, helminthiasis, schistosomiasis, rabies, dan taeniasis. Indonesia sudah
mengalami kemajuan yang pesat dalam pembangunan di segala bidang termasuk kesehatan,
namun kusta sebagai penyakit kuno masih ditemukan.

Latar Belakang

Hingga kini, kusta sering kali terabaikan. Meskipun kusta tidak secara langsung
termasuk ke dalam pencapaian millennium development goals (MDGs), namun terkait
erat dengan lingkungan yaitu sanitasis. Penggunaan air bersih dan sanitasis akan
sangat membantu penurunanan angka kejadian penyakit NTD. Beban akibat penyakit
kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga
kecacatan yang diakibatkannya, Indonesia sudah mencapai eliminasi di tingkat
nasional.

Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikian besarnya, sehingga


menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya kepada penderi sendiri,
keluarga, masrakat dan Negara. Hal ini yang mendasari konsep perilaku penerimaan
penderita terhadap penyakit nya, dimana untuk kondisi ini penderita masih banyak
mengagap bahwa penderita kusta merupakan penyakit menular, tidak dapat diobati,
penyakit keturunan, kutukan tuhan, dan menyebabakan kecacatan. Akibat anggapan
yang salah ini penderi kusta merasa putus asa sehingga tidak tekun untuk berobat hal
ini dapat dibuktikan dengan kenyataan bahwa penyakit kusta mempunyai kedudukan
yang khusus diantara penyakit-penyakit yang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh
adanya lepropobiya (atau rasa takut yang berlebihan terhadap kusta). Lepropobia ini
timbul karna penderitat kusta yang cacat sangat menakutakan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terlaksananya program kusta sesuai dengan masalah yang ada , sehingga dapat
meningkatkan penemuan secara dini penderita kusta baru dan bisa mengobati pasien
kusta secara baik dan maksimal.

2. Tujuan Khusus :
 Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendetaksi
suspect kusta.
 Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarak dalam upaya deteksi
dini kusta.
 Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam
tata laksana
 pasien kusta. Terlaksananya pengembangan Desa Siaga melalui pertemuan
pemantapan
 tim Desa Siaga di Tingkat Kabupaten dan Pembinaan Forum Kesehatan
Desa (FKD).

C. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


No Kegiatan pokok Rincian kegiatan
1 Pemeriksaan kontak serumah 1. untuk pasien baru, kunjungan rumah
dilakukan sesegera mungkin.
2. pemberian konseling sederhana dan
pemeriksaan fisik. sasarannya adalah
keluaraga yang tinggal serumah dengan
pasien dan tetangga sekitarnya.
3. saat melakukan kunjungan, petugas
diwajibkan membawa kartu pasien, alat
pemeriksaan, dan obat MDT
2 Pemeriksaan anak sekolah SD 1. sebelum dilakukan pemeriksaan,
sederajat terlebih dahulu diberikan penyuluhan
tentang kusta kepada siswa atau guru.
2. pemeriksaan dilakukan pada seluruh
siswa kelas 1 s/d 6.
3. pemeriksaan dilakukan oleh program
kusta bekerja sama dengan lintas program
atau petugas kesehatan lainnya yg sudah
disosialisasi kusta.
4. jumlah siswa yang diperiksa dan kasus
baru yang ditemukan dicatat.
3 Special action program for 1. merupakan kegiatan khusus untuk
elimination leprosy ( SAPEL). mencapai tujuan eliminasi kusta dan
dilaksanakan pada daerah yang
mempunyai geografis yang sulit.
2. pada kegiata ini MDT diberikan
sekaligus 1(satu) paket dibawah
pengawasan petugas kesehatan diwilayah
tersebut/ kader /keluarga terdekat
3. programer kusta puskesmas
melakukan monitoring kewilayah tersebut
1 atau 2 bulan sekali. Dan atau petugas
wilayah/ kader/keluarga melaporkan
perkembangan pasien ke programer kusta
puskesmas tiap bulan.

D. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Ceramah dan diskusi
2. Pemeriksaan fisik,
3. Pembagian brosur dan leaflet,
4. Pemasangan bannerdi tempat-tempat strategis,
5. Monitoring dan evaluasi.

E. Sasaran
1. Masyarakat
2. Sekolah dasar
3. Lintas program
4. Lintas sektor

F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN RENCANA SERAPAN ANGGARAN
Ja Fe Mr Ap Me Ju Jul Ag Sp Okt No Des
n b t r i n t t v
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Penyuluhan
pada
penderita
kusta dan
keluarga
penderita
Pemeriksaan
serumah
Sosialisasi
kusta untuk
petugas
kesehatan
Screening
kusta di
masyarakat
*Sosialisasi
kusta
kesekolah
dasar dan
sekolah
lanjutan.
*Screening
kusta di
sekolah

G. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


evaluasi dilakukan setiap 2(dua) minggu sekali oleh programer kusta puskesmas
terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah ketepatan waktu,baik
pembukaan, pengisian materi maupun penutupan dan partisipasi peserta yang tercermin
dalam diskusi yang aktif.

H. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Mengisi buku pencatatan harian penemuan penderita puskesmas.
2. Mengisi kartu penderita
3. Membuat laporan bulanan puskesmas
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program. Kegiatan monitorng dilaksanakan secara berkala dan
terus menerus untuk dapat mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan kegiatan berjalan.

Anda mungkin juga menyukai