Anda di halaman 1dari 4

SOP PENANGGULANGAN

KLB POLIOMYELITIS
No.
SOP Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Terbit
Halaman 1/3
UPTD drg. Ai Nurul
PUSKESMAS Hidayah
GITIK NIP. 19780717
200604 2 015
1. Pengertian 1. Poliomyelitis (polio) adalah penyakit virus yang
sangat menular, terutama pada anak-anak yang
menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan
kelumpuhan.
2. Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari
15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid
(layuh), proses terjadi kelumpuhan secara akut (<14
hari), serta bukan disebabkan oleh ruda paksa.
3. Kasus polio pasti (confirmed polio case): Kasus AFP
yang pada hasil laboratorium tinjanya ditemukan virus
polio liar (VPL), cVDPV (circulating Vaccine Derived
Polio Virus), atau hot case dengan salah satu
spesimen kontak positif VPL/VDPV.
4. KLB polio adalah ditemukannya minimal satu kasus
polio pasti.
5. Kejadian KLB polio dapat dinyatakan berakhir
setelah paling sedikit selama enam bulan sejak
ditemukan virus polio terakhir, tidak ditemukan virus
polio melalui surveilans AFP yang adekuat.
6. Surveilans AFP adekuat: bila tercapai penemuan
kasus AFP dengan Non Polio AFP rate minimal 2/
100,000 anak < 15 tahun, spesimen adekuat minimal
80 % serta Kelengkapan & Ketepatan laporan
mingguan minimal masing-masing 90 % & 80 %.
7. Spesimen AFP berupa tinja yang diambil pada kasus

SOP PENANGGULANGAN KLB DIFTERI 1


AFP yang lama lumpuhnya belum lebih dari 2 bulan.
8. 11.Spesimen Adekuat adalah :
2 spesimen dapat dikumpulkan dengan tenggang
waktu minimal 24 jam.
a) Waktu pengumpulan ke 2 spesimen tidak lebih dari
14 hari sejak terjadi kelumpuhan.
b) Masing-masing spesimen minimal 8 gram (sebesar
satu ruas ibu jari orang dewasa), atau
1 sendok makan bila penderita diare.
Pada saat diterima di laboratorium dalam keadaan:
1) 2 spesimen tidak bocor.
2) 2 spesimen volumenya cukup.
3) Suhu dalam spesimen karier 2 - 8° C.
4) 2 spesimen tidak rusak(kering, dll).
9. Kontak adalah anak usia < 5 tahun yang berinteraksi
serumah atau sepermainan dengan kasus sejak terjadi
kelumpuhan sampai 3 bulan kemudian.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi
petugas dalam penanggulangan kasus difteri
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Gitik Nomor:
188.4/02.07/429.112.13/2020 Tentang Jenis-Jenis
Layanan di Puskesmas Gitik.
4. Referensi Buku Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan
Pangan Edisi Revisi III Tahun 2020.
5. Prosedur 1. Konfirmasi Awal KLB
Laboratorium Polio Nasional yang menemukan
virus polio melaporkan ke Dirjend P2P dan Dinas
Kesehatan Provinsi dalam 1 x 24 jam. Selanjutnya
Dinas Kesehatan Provinsi meneruskan informasi
penemuan virus polio ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
2. Pelaporan Segera KLB
Dinas Kesehatan Provinsi bersama Kab/Kota dan
Puskesmas melengkapi data kasus dan segera

SOP PENANGGULANGAN KLB DIFTERI 2


melaporkan ke Ditjend P2P dalam 1 x 24 jam
dengan menggunakan form W1
3. Persiapan Investigasi
a. Pembentukan tim
b. Mengumpulkan data informasi awal
c. Persiapan alat penyelidikan
4. Investigasi Lapangan
5. Mengumpulkan informasi factor resiko
6. Tatalaksana kasus
7. Pengolahan dan analisa data
8. pelaporan
6. Bagan Alir
Konfirmasi Awal KLB

Pelaporan segera KLB

Persiapan Investigasi

Investigasi Lapangan

Mengumpulkan factor resiko

Tatalaksana Kasus

Pengolahan dan Analisa Data

Pelaporan

7. Unit Terkait 1. Posyandu


2. Poskesdes
3. Puskesmas
8. Dokumen 1. Form PE Poliomyelitis
Terkait
9. Rekaman
No Yang Isi Tanggal Mulai
Historis

SOP PENANGGULANGAN KLB DIFTERI 3


Perubahan Diubah Perubahan Diberlakukan

SOP PENANGGULANGAN KLB DIFTERI 4

Anda mungkin juga menyukai