Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOGOR UTARA
Jl. Raden Kan’an No.81 Tanah Baru Kota Bogor (16154)
Telp/Fax. (0251) 8363644
Situs web www.pkmbogorutara.kotabogor.go.id, e-mail : pkm.bout@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM SURVEILANS DIFTERI

UPTD PUSKESMAS BOGOR UTARA

TAHUN 2022

A. Latar Belakang

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium


diptheriae dengan gejala klinis demam ± 38˚C, pseudomembrane putih
keabu-abuan yang tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring
atau tonsil, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi
(bullneck) dan sesak nafas disertai stridor. Masa inkubasi antara 2-5 hari.
Masa penularan penderita 2-4 minggu sejak masa inkubasi, sedangkan
masa penularan carrier bisa sampai 6 bulan. Sumber penularan adalah
manusia, baik sebagai penderita maupun carrier. Seseorang dapat
menyebarkan bakteri difteri melalui droplet infection dan difteri kulit yang
mencemari tanah sekitarnya. Penyalit difteri merupakan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
Pada tahun 2012, jumlah kasus difteri berdasarkan data WHO tercatat
sebanyak 4.429 kasus yang tesebar dan secara umum terkonsentrasi di
benua Asia, diantaranya India 2.525, Indonesia 1.192, Iran 150, Nepal 138,
dan Laos 130. Tahun 2012, Indonesia merupakan negara tertinggi kedua
dengan kasus difteri.
Berdasarkan data surveilans integrasi penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, secara nasional dalam kurun waktu 2008-2012 jumlah
kasus difteri mengalami peningkatan signifikan yaitu 2008 sebanyak 218
kasus, 2009 sebanyak 189 kasus, 2010 sebanyak 432 kasus, 2011
sebanyak 807 kasus dan pada tahun 2012 sebanyak 1.192 kasus. Care
fatality rate dengan kisaran 3-10%.
Tahun 2012 kasus difteri dilaporkan di 19 provinsi. Jumlah kasus
terbanyak di Provinsi Jawa Timur dibandingkan dengan Provinsi lainnya
dengan jumlah kasus sebanyak 954 kasus (79,5 %), Provinsi Kalimantan
Selatan 61 kasus (5,6%) , dan Provinsi Sulawesi Selatan 49 kasus (4,5 %) .
perhatian khusus diberikan terhadap Provinsi Jawa Timur dimana sejak
tahun 2000 mulai melaporkan kasus difeteri dengan jumlah kasus dan luas
daerah yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun
2012, kasus meningkat lebih dari 28 kali lipat dibandingkan dengan tahun
2005.
Pada tahun 2010, cakupan imunisasi DPT-HB3 secara nasional cukup
baik, yaitu 93,6 %, namun data di tingkat provinsi dan kabupaten/ Kota
sangat bervariasi, bahkan 91 dari 495 kabupaten/kota tidak mencapai target,
dengan cakupan DPT-HB3 < 80%.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terlaksananya Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Difteri.

2. Tujuan Khusus

a. Tersusunnya langkah-langkah pelaksanaan imunisasi untuk


penanggulangan KLB difteri.

b. Terlaksananya langkah-langkah surveilans untuk penanggulangan


KLB difteri.

c. Terlaksananya advokasi, informasi dan mobilisasi masyarakat.

d. Tersedianya sistem monitoring dan evaluasi.

C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


a. Melakukan pendataan kasus suspek Difteri yang telah di skrining oleh
dokter di wilayah cakupan Puskesmas Bogor Utara dengan menggunakan
formulir pelacakan epidemiologi kasus difteri (Form DIF-1) dan dinas
kesehatan kabupaten/kota melaporkan hasil pelacakan epidemilogi (Form
DIF-1) ke dinas kesehatan provinsi.
b. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi setiap suspek difteri untuk
mencegah penyebaran difteri yang lebih luas dan pelacakan terhadap
kontak erat. Kontak erat adalah semua orang yang pernah kontak dengan
kasus suspek difteri sejak 10 hari sebelum timbul gejala sakit menelan
sampai 2 hari setelah pengobatan (masa penularan).
c. Melaporkan kasus observasi difteri ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dalam kurun waktu 1 x 24 jam sejak laporan diterima menggunakan form
W1 melalui mekanisme pelaporan yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan
Kota Bogor.
d. Melakukan pemantauan kasus yang telah selesai masa pengobatan
sampai hasil kultur negatif serta melakukan pemantauan pemberian
profilaksis terhadap kontak erat.

D. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran

No. Kegiatan Pelaksana Program Surveilans AFP Lintas Lintas Ket


Pokok Program Sektor
Terkait terkait
1. Program  Puskesmas melaporkan adanya  Jejaring Sumber
kasus suspek Difteri di wilayah pembiayaan
surveilans klinik dan
Cakupan Puskesmas Bogor BOK tahun
Difteri Utara atau RS 2022
Melaporkan
 Petugas melaporkan kasus
Suspek Difteri ke Dinas hasil
Kesehatan Kota Bogor disertai
laporan
foto pseudomembran pasien
penyakit
 Dinas Kesehatan Kota Bogor
melalui LB1.
Memverifikasi diagnosis kasus
observasi difteri ke tim ahli
provinsi dengan menggunakan
form verifikasi diagnosa difteri
oleh tim ahli (Form DIF-6)
disertai foto “pseudomembran”
melalui “WhatsApp group Tim
Ahli Prov”

 Puskesmas bersama dinas


Kesehatan Kota Bogor
melakukan pelacakan
epidemiologi terhadap setiap
kasus suspek difteri untuk
mencari kasus tambahan,
identifikasi kontak erat, dan
pemberian profilaksis terhadap
kontak erat.

 Petugas Melakukan pemantauan


kasus yang telah selesai masa
pengobatan sampai hasil kultur
negatif dan melaporkan hasil
pemantauan ke Dinas Kesehatan
Kota Bogor.
E. Sasaran
Semua masyarakat yang berada di wilayah cakupan UPTD Puskesmas Bogor
Utara

F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


2022
No Kegiatan
Jan

Feb

Mrt

Apl

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des
1. Program
surveilans
Difteri Insidentil

G. Pembiayaan

Pembiayaan kegiatan dari dana BOK tahun 2022


No Kegiatan unit biaya Total Biaya
1 Surveilans KLB Surveilans Transport petugas : Rp.
2 orang x 4 hari x 3 kel x Rp. 50.000 1.200.000
= Rp. 1.200.000

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Monitoring dan evaluasi penanggulangan KLB difteri dilakukan dengan tujuan

memantau dan mengevaluasi penyelidikan dan penanggulangan KLB difteri


untuk melihat apakah telah dilakukan sesuai standar.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

1. Pencatatan suspek difteri menggunakan formulir pelacakan epidemiologi


kasus difteri (Form DIF-1)

2. Pelaksana Evaluasi program adalah Koordinator program P2P.

3. Hal yang perlu dilaporkan meliputi: Jumlah penderita yang terdata,


identitas penderita, riwayat penyakit yang diderita baik terdahulu maupun
saat ini, status imunisasi, riwayat kontak dengan kasus bagi kontak erat
dalam 10 hari terakhir sebelum sakit.

4. Laporan program ini disampaikan dan dilaporkan kepada Dinas


Kesehatan Kota Bogor bagian P2P setiap ada KLB Difteri.

J. Penutup .
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini kami buat, semoga KAK ini dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya

Bogor, 2 Februari 2022


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Bogor Utara Penanggung Jawab Kegiatan

Drg. Astrid Dewi Prabanigtyas, M.K.M Ruth Gledy, A.Md. Kep


NIP. 19790421 200604 2 009 NIP. 19930116 202012 2 019

Anda mungkin juga menyukai