Anda di halaman 1dari 4

PERTUSIS

445/Pusk.SH.1/TU-
No. Dokumen :
1/SOP/2019/1414
S
O No. Revisi : -
P Tanggal Terbit : 24/1/2019
Halaman : 1/2
UPTD
HARYANTO, SKM
PUSKESMAS
SIAK HULU I NIP. 197107101992031006
1. Pengertian Pertusis adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang sangat menular
ditandai dengan suatu sindrom yang berupa batuk yang bersifat spasmodic dan
paroksismal disertai nada yang meninggi karena penderita berupaya keras untuk
menarik nafas sehingga pada akhir batuk sering disertai bunyi yang khas (whoop).
2. Tujuan Dokter dapat melakukan pengelolaan Pertusis yang meliputi :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
3. Diagnosa dan Rencana penatalaksanaan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/Pusk. SH.1/TU-1/SK/2019/159 tentang
Pelayanan Klinis
4. Referensi KEPMENKES RI. Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ 1. Keluhan
Langkah- Perjalanan klinis pertusis yang dibagi menjadi 3 stadium yaitu:
langkah a. Stadium Kataralis (stadium prodormal) Lamanya 1-2 minggu. Gejalanya
berupa infeksi saluran pernafasanatas ringan, panas ringan, malaise, batuk,
lacrimasi, tidak nafsu makan dan kongesti nasalis.
b. Stadium Akut paroksismal (stadium spasmodik) Lamanya 2-4 minggu atau
lebih. Gejalanya berupa : batuk sering 5-10 kali, selama batuk pada anak
tidak dapat bernafas dan pada akhir serangan batuk pasien menarik nafas
dengan cepat dan dalam sehingga terdengar yang berbunyi melengking
(whoop), dan diakhiri dengan muntah.
c. Stadium konvalesen Ditandai dengan berhentinya whoop dan muntah. Batuk
biasanya menetap untuk beberapa waktu dan akan menghilang sekitar 2-3
minggu.
2. Faktor Risiko
a. Siapa saja dapat terkena pertusis.
b. Orang yang tinggal di rumah yang sama dengan penderita pertusis.
c. Imunisasi amat mengurangi risiko terinfeksi, tetapi infeksi kembali
b. dapat terjadi.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
a. Batuk berat yang berlangsung lama
b. Batuk disertai bunyi ‘whoop’
c. Muntah
d. Sianosis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan apus darah tepi, ditemukan leukosistosis dan limfositosis relatif

4. Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
Kriteria :
a. Terdeteksinya Bordatella pertusis dari spesimen nasofaring
b. Kultur swab nasofaring ditemukan Bordatella pertusis
c. Komplikasi
d. Pneumonia
e. Encephalitis
f. Malnutrisi
5. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Pemberian makanan yang mudah ditelan, bila pemberian muntah sebaiknya
berikan cairan elektrolit secara parenteral.
b. Pemberian jalan nafas.
c. Oksigen
d. Pemberian farmakoterapi:
1) Antibiotik: Eritromisin 30 – 50 mg/kgBB 4 x sehari
2) Antitusif: Kodein 0,5 mg/tahun/kali dan
3) Salbutamol dengan dosis 0,3-0,5 mg perkg BB/hari 3x sehari.

6. Bagan alir

1. Keluhan
Perjalanan klinis pertusis yang dibagi menjadi 3 stadium yaitu:
a. Stadium Kataralis (stadium prodormal) Lamanya 1-2 minggu.
Gejalanya berupa infeksi saluran pernafasanatas ringan, panas
ringan, malaise, batuk, lacrimasi, tidak nafsu makan dan
kongesti nasalis.

2. Faktor Risiko
a. Siapa saja dapat terkena pertusis.
b. Orang yang tinggal di rumah yang sama dengan penderita pertusis.
c. Imunisasi amat mengurangi risiko terinfeksi, tetapi infeksi kembali
dapat terjadi.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
a. Batuk berat yang berlangsung lama
b. Batuk disertai bunyi ‘whoop’
c. Muntah
d. Sianosis
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan apus darah tepi, ditemukan leukosistosis dan limfositosis
relatif

4. Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
Kriteria :
a. Terdeteksinya Bordatella pertusis dari spesimen nasofaring
b. Kultur swab nasofaring ditemukan Bordatella pertusis
c. Komplikasi
d. Pneumonia

5. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Pemberian makanan yang mudah ditelan,
bila pemberian muntah sebaiknya berikan
cairan elektrolit secara parenteral.
b. Pemberian jalan nafas.
c. Oksigen
d. Pemberian farmakoterapi:
7. Hal-hal Keadaan umum pasien
yang perlu
diperhatikan
8. Alat yang Alat :
digunakan 1. ATK
2. Tensi meter
9. Unit terkait 1. Pendaftaran
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Laboratorium
4. Layanan Farmasi
10. Dokumen Rekam Medis
terkait

11. Rekaman Tanggal Mulai


No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan
PERTUSIS

No. Dokumen :445/Pusk.SH.1/TU-


1/DT/2019/1415
No. Revisi :-
DAFTAR
Tanggal Terbit : 24/1/2019
TILIK
Halaman : 1/1
UPTD HARYANTO, SKM
PUSKESMAS NIP. 197107101992031006
SIAK HULU I
Tidak
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
berlaku
1. Apakah petugas menanyakan keluhan pasien?
2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang sederhana?
3. Apakah petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang ?
4. Apakah petugas merencanakan Penatalaksanaan Komprehensif
(Plan)?
5. Apakah petugas memberikan konseling dan edukasi pada pasien ?

Jumlah
Compliance Rate (CR)

Anda mungkin juga menyukai