Anda di halaman 1dari 3

SOP PENYELIDIKAN DAN

PENANGANAN KLB
FILARIASIS
No. Dokumen : SPO/UKM/
No. Revisi :-
TanggalTerbit :
Halaman :
PUSKESMAS TandaTangan Kepala Puskesmas dr. Nina Nurjanah,SH
PAKUTANDANG NIP. 19661218 201411 2 001

1. Pengertian Filariasis aadalan penyakit menular menahun yang disebabkan


oleh cacing filarial yang menyerah saluran dan kelenjar getah
bening yang ditularkan oleh nyamuk.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksankan
kegiatan penyelidikan dan penanganan klb filariasis
3. Kebijakan

4. Referensi 1.Permenkes Nomor 1582/Menkes/2005 tentang Pedoman


pengendalian Filariasis
2.Permenkes No 94 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Filariasis
3.Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian
Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracuanan Pangan
5. Prosedur Alat yang digunakan
1. ATK
2. Formulir Penyelidikan Epidemiologi KLB Filariasis
6.Langkah-langkah 1. Petgas menemukan kasus
a. Penemuan Kasus secara aktif sebagaimana dilaksanakan
melalui survei darah jari dan survei kasus klinis.
b. Penemuan Penderita secara pasif diperoleh melalui
penderita yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dan
laporan masyarakat
2. Petugas melaksanakan penyelidikan epidemiologi dengan
wawancara menggunakan form penyelidikan untuk
mengidentifikasi faktor risiko.
3. Petugas mencari kasus tambahan dengan melaksanakan
survey darah jari
4. Petugas melaksanakan pengolahan data Pengolahan data yang
dilakukan secara manual maupun komputerisasi dengan hasil
(output) :
a. Menggambarkan distribusi frekwensi kejadian KLB penyakit
Filariasis berdasarkan waktu kejadian (mingguan), tempat
kejadian (RW/Desa), distribusi penduduk (umur, pekerjaan,
dll), distribusi ABJ, distribusi, spesies nyamuk.
b. Menggambarkan hubungan sebab akibat antara variabel
faktor resiko dengan Filariasis , seperti pekerjaan, Angka
Bebas Jentik, spesies nyamuk tertentu, curah hujan dan
kepadatan penduduk.
5. Petugas melaksanakan penanggulangan
a. Upaya penatalaksanaan kasus dengan memberikan obat
DEC 8 mg/kgBB sehari, 3x sehari selama 10 hari pada
penderita
b. Upaya membatasi penularan filariasis di sekitar rumah.
Upaya ini dilakukan pada kabupaten/ kota yang endemis
maupun tidak endemis filariasis dengan memberikan obat
DEC 8 mg/kgBB sehari, 3x sehari selama 10 hari pada
penderita
c. Pemutusan rantai penularan dilaksanakan paling sedikit
melalui POPM Filariasis pada wilayah endemis Filariasis
dan upaya perlindungan dari gigitan nyamuk.
d. Pengendalian vektor terpadu dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap gejala, cara
penularan, penanganan penderita, dan reaksi obat
Filariasis;
f. peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
dalam pencegahan Filariasis; dan
g. kesinambungan pelaksanaan kegiatan Penanggulangan
Filariasis.
6. Hasil penyelidikan dilaporkan ke Dinkes Kabupaten
7. Menganalisis situasi, evaluasi dan rekomendasi
6. Bagan ALir Penemuan kasus baru Filariasis oleh Puskesmas dan dilaporkan ke Dinkes

Petugas Dinkes melakukan entri data ke dalam format laporan bulanan untuk Dinkes
Provinsi

Petugas Dinkes memberikan konsultasi dan koordinasi kepada petugas Puskesmas


untuk penanganan kasus Filariasis sesuai buku pedoman penanganan kasus
Malaria dan Zoonosis dari Kementerian Kersehatan RI

Petugas dinkes berkoordinasi dengan Dinas terkait uintuk penanganan kasus


Filariasis antar Dinas

Petugas Dinkes melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan


provinsi Jawa Barat untuk penyediaan Obat, Sarana penunjang lain

Memantau tindak lanjut Puskesmas

8. Hal yang perlu


diperhatikan
1. Klinik Umum
2. Balai Pengobatan
3. Rumah Sakit
9. Unit terkait
4. Poli Umum
5. MTBS
6. Puskesmas pembantu
Rekam medis
10. Dokumen terkait
Catatan tindakan

No Yang diubah Isi Tanggal mulai


11. Rekaman histori perubahan diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai