Anda di halaman 1dari 4

SOP PENYELIDIKAN DAN

PENANGANAN KLB DBD

No. Dokumen :
No. Revisi :-
TanggalTerbit : 1 Januari 2015
Halaman :1
PUSKESMAS TandaTangan Kepala Puskesmas dr. Nina Nurjanah,SH
PAKUTANDANG NIP. 19661218 201411 2 001
Penyakir Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu demam tinggi mendadak 2-7
hari, tanpa penyebab yang jelas terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik
merah /ptekie, mimisan, perdarahan pada gusi, muntah/berak darah.
 Penyebab :Virus dengue
1. Pengertian
 Masa Inkubasi :Antara 8-13 hari atau rata-rata 10 hari 2–7 hari
 Sumber Penularan :Nyamuk Aedes aegypti
 Penularan :Gigitan nyamuk terinfeksi virus dengue.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksankan


2. Tujuan
kegiatan penyelidikan dan penanganan KLB dbd

3. Kebijakan
1. Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Penyakit Menular dan Keracuanan Pangan
4. Referensi
2. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue Kementrtian Kesehatan
Republik Indonesia 2011
Alat :
1. Form penyelidikan epidemiologi DBD
2. Kuesioner
5. Prosedur
3. Pulpen
4. Lampu Senter
5. Pipet
6. Langkah-langkah Setiap diketahui adanya penderita DBD, segera ditindaklanjuti dengan kegiatan
Penyelidikan Epidemiologis (PE) dan Penanggulangan Fokus, sehingga
kemungkinan penyebarluasan DBD dapat dibatasi dan KLB dapat dicegah.
Selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan DBD sangat
diperlukan peran serta masyarakat, baik untuk membantu kelancaran
pelaksanaan kegiatan pemberantasan maupun dalam memberantas jentik nyamuk
penularnya.
1. Petugas Melakukan Penyelidikan Epidemiolegis (PE)
PE juga dilakukan untukmengetahui adanya penderita dan tersangka DBD
lainnya, mengetahui ada tidaknya jentik nyamuk penular DBD, dan
menentukan jenis tindakan (penanggulangan fokus) yang akan dilakukan.
a. Petugas melakukan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD
lainnya
b. Petugas melakukan wawancara menggunakan kuesioner dengan
penderita/keluarga penderita baik penderita yang dirawat dirumah sakit
ataupun rawat jalan, puskesmas serta kasus-kasus tersangka yang
dilaporkan oleh masyarakat. Data yang dikumpulkan antara lain :
1) Pentetapan diagnosis DBD, dengan wawancara menggunakan form
pelacakan DBD untuk menetapkan diagnosis klinis melaui keluhan
khas berupa demam mendadak, nyeri ulu hati dan keluar ruam hasil
rumple leed test.
2) Identifikasi faktor resiko; Identifikasi jenis nyamuk dewasa didalam
maupun diluar rumah, identifikasi jentik di tempat perindukan
didalam maupun diluar rumah, menghitung kontiner indeks serta
identifikasi virus DBD dlm nyamuk.
3) Pencarian kasus tambahan DBD. Berupa pendataan kasus DBD di
sarana pelayanan kesehatan, wawncara penduduk sekitar mengenai
keluhan yang menyerupai DBD.
c. Petugas melakukan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat
tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitarnya, termasuk tempat-
tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 M. Tujuannya
adalah untuk mengetahui penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut
serta tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah sekitar
tempat penderita.
d. Pengolahan data dilakukan secara manual maupun komputerisasi dengan
hasil (output) :
1) Menggambarkan distribusi frekwensi kejadian KLB penyakit DBD
berdasarkan waktu kejadian (mingguan), tempat kejadian
(RW/Desa), distribusi penduduk (umur, pekerjaan, dll), distribusi
ABJ, distribusi, spesies nyamuk.
2) Menggambarkan hubungan sebab akibat antara variabel faktor resiko
dengan DBD, seperti pekerjaan, Angka Bebas Jentik, spesies
nyamuk tertentu, curah hujan dan kepadatan penduduk.
2. Petugas Melakukan Penanggulangan Fokus
Petugas melakukan kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang
dilaksanakan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah dengue (PSN DBD), larvadiasasi, penyuluhan dan penyemprotan
(pengasapan) menggunakan insektisisda sesuai kriteria. Tujuannya adalah
membatasi penularan DBD dan mencegah terjadinya KLB di lokasi tempat
tinggal penderita DBD dan rumah/bangunan sekitarnya serta tempat-tempat
umum yang berpotensi menjadi sumber penularan DBD lebih lanjut.
3. Petugas Melakukan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Petugas melakukkan upaya penanggulangan yang meliputi :
pengobatan/perawatan penderita, pemberantasan vektor penular DBD,
penyuluhan kepada masyarakat dan evaluasi/penilaian penanggulangan
yangdilakukan di seluruh wilayah yang terjadi KLB. Tujuannya adalah
membatasi penularan DBD, sehingga KLB yang terjadi di suatu wilayah
tidak meluas ke wilayah lainnya. Penilaian Penanggulangan KLB meliputi
penilaian operasional dan penilaian epidemiologi. Penilaian operasional
ditujukan untuk mengetahui persentase (coverage) pemberantasan vektor dari
jumlah yang direncanakan. Penilaian ini dilakukan melalui kunjungan rumah
secara acak dan wilayah-wilayah yang direncanakan untuk pengasapan,
larvasidasi dan penyuluhan. Sedangkan penilaian epidemiologi ditujukan
untuk mengetahui dampak upaya penanggulangan terhadap jumlah penderita
dan kematian DBD dengan cara membandingkan data kasus/kematian DBD
sebelum dan sesudah penanggulangan KLB.
4. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)
Petugas melakukan kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong
nyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-tempat
perkembangbiakannya. Tujuannya adalah mengendalikan populasi nyamuk,
sehingga penularan DBD dapat dicegah dan dikurangi. Keberhasilan PSN
DBD diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau
sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.
Cara PSN DBD dilakukan dengan ”3M”, yaitu (1) menguras dan menyikat
tempat-trempat penampungan air, (2) menutup rapat-arapat
tempatpenampungan air, dan (3) mengubur atau menyingkirkan barang-
barang bekas yang dapat menampung air hujan.
5. Pemeriksaan Jentik Berkala
Petugas melakukan pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
Aedes aegypti yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau
kader atau petugas pemantau jentik (jumantik). Tujuannya adalah melakukan
pemeriksaan jentik nyamuk penular demam berdarah dengue termasuk
memotivasi keluarga/masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD.
6. Surveilans Ketat KLB DBD
Petugas melakukan intensifikasi PWS-KLB DBD disemua wilayah bertujuan
untuk memantaau penyebaran kasus DBD disetiap daerah, deteksi dini KLB,
Memantau kecederungan dan penyebaran kasus DBD pada daerah yang
sedang terjadi KLB DBD.
7. Bagan Alir Sistim Kewaspadaan Dini DBD meliputi :
1. Pemantauan kemungkinan terjadinya KLB DBD terhadap penderita maupun
jentik secara berkala. Intensifikasi pemantauan tergantung dari peringatan
kewaspadaan yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan.
2. Data curah hujan serta perkembangan nyamuk melalui pemantauan jentik
secara berkala ditempat-tempat seperti sekolah, mesjid, pasar, gedung
pertemuan.
3. SKD DBD bersamaan dengan SKD Demam chik.

Bagan : Sistim Kewaspadaan Dini dan Penanganan Kasus Penyakit DBD


Penemuan kasus/Deteksi kasus/klaster penyakit/kematian

Penderita dan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) penduduk rentan
resiko DBD

Lingkungan rentan
perindukan nyamuk
Penanganan Kasus sumber penularan

Pengobatan dan rujukan

Pemberian obat profilaksis

Fogging dan PSN lingkungan penderita

Terhadap penduduk resiko DBD

Pemantauan
Terhadap tempat2 perindukan
nyamuk

Surveilans Aktif Rumah Sakit

Melapor ke Dinas Kesehatan Kab

Analisis situasi, Evaluasi dan Rekomendasi

8. Hal yang perlu


diperhatikan
1. Klinik Umum
2. Balai Pengobatan
3. Rumah Sakit
9. Unit terkait
4. Poli Umum
5. MTBS
6. Puskesmas pembantu
1. Rekam medis
10. Dokumen terkait
2. Catatan tindakan

No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


11. Rekaman histori
perubahan

Anda mungkin juga menyukai