Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOGOR UTARA
Jl. Raden Kan’an No.81 Tanah Baru Kota Bogor (16154)
Telp/Fax. (0251) 8363644
Situs web www.pkmbogorutara.kotabogor.go.id, e-mail : pkm.bout@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM SURVEILANS RABIES

UPTD PUSKESMAS BOGOR UTARA

TAHUN 2022

A. Latar Belakang

Rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf


pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus
rabies, ditularkan melalui saliva hewan penderita rabies melalui gigitan atau
luka terbuka. Penyakit ini bersifat fatal, biasanya berakhir dengan kematian.
Rabies telah menyebar luas secara global di semua benua di dunia
kecuali Antartika. Lebih dari 95% kematian pada manusia terjadi di Asia dan
Afrika. Hampir 99% kasus kematian rabies pada manusia ditularkan oleh
anjing (1).
Rabies dilaporkan untuk pertama kali di Indonesia pada kerbau oleh Esser
(1884) di Jawa Barat, kemudian 2 oleh Penning ditemukan pada anjing
(1889), dan oleh E.V. De Haan pada manusia (1894). Secara kronologis
tahun kejadian penyakit rabies mulai di Jawa Barat (1948), Sumatera Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur (1953), Sumatera Utara (1956), Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Utara (1958), Sumatera Selatan (1959), D.I. Aceh
(1970), Jambi dan Yogyakarta (1971), Bengkulu, DKI Jakarta dan Sulawesi
Tenggara (1972), Kalimantan Timur (1974), Riau (1975), Kalimantan Tengah
(1978), Kalimantan Selatan (1983) dan P. Flores (1997), Kalimantan Barat
(2005), Maluku dan Maluku Utara (2006), Pulau Bali (2008) dan Pulau Nias
(2010), Pulau Larat (2010), Pulau Babar dan Pulau Kisar (2012) (3). Pada
bulan Agustus 2014 Kalimantan Barat diberikan Sertifikat Bebas Rabies oleh
Menteri Pertanian, namun di bulan Oktober 2014 terjadi kasus rabies pada
manusia, sehingga Kalimantan Barat kembali menjadi tertular rabies. Sampai
saat ini sebanyak 25 provinsi yang telah tertular rabies. Oleh karenanya,
hingga saat ini rabies masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menurunkan Angka kesakitan yang disebabkan oleh gigitan hewan.

2. Tujuan Khusus

a. Menangani kasus gigitan hewan.

b. Melakukan perawatan luka.

c. Memberikan Vaksin Anti Rabies ( VAR ).

C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


a. Melakukan penanganan kasus GHPR secara cepat dan sesegera
mungkin. Untuk mengurangi/mematikan virus rabies yang masuk pada
luka gigitan, usaha yang paling efektif ialah mencuci luka gigitan dengan
air mengalir dan sabun atau detergent selama 10 - 15 menit, kemudian
diberi Antiseptik.
b. Anamnesis ( waktu dan tempat kejadian, ada tidaknya kontak atau gigitan,
terjadi didaerah tertular/ terancam/ bebas,apakah didahului tindakan
provokatif, hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies, penderita
gigitan hewan pernah diVAR dan kapan, hewan penggigit hewan pernah
di VAR dan kapan)
c. Pemeriksaan fisik berupa identifikasi luka gigitan, luka resiko rendah / luka
tidak berbahaya adalah jilatan pada kulit luka,garukan atau
lecet( erosi,ekskoriasi ), luka kecil disekitar tangan, badan dan kaki, luka
resiko tinggi/ luka berbahaya adalah jilatan / luka pada mukosa,lukadiatas
daerah bahu ( muka, kepala, leher ), luka pada jari tyangan/
kaki,genetalia, luka yang lebar/ dalam dan luka yang banyak (multiple).
d. Melakukan rujukan pada kasus ke Puskesmas Rabies Centre atau ke
Rumah Sakit untuk mendapatkan VAR.

D. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran


No. Kegiatan Pelaksana Program Surveilans Lintas Lintas Ket
Pokok Rabies Program Sektor
Terkait terkait
1. Program  Puskesmas menemukan kasus  Jejaring Sumber
adanya kejadian gigitan hewan pembiayaan
surveilans klinik dan
liar penularan rabies BOK tahun
Difteri atau RS 2022
 Petugas melakukan rawat luka
Melaporkan
gigitan dengan mencuci di air
mengalir 10 – 15 menit dan hasil
memberikan antiseptic.
laporan
 Petugas melakukan anamnesa penyakit
terkait identitas pasien, riwayat
melalui LB1.
sakit, jenis hewan penular rabies,
serta status hewan.

 Petugas memberikan edukasi


seputar rabies serta melakukan
rujuk pada pasien ke puskesmas
rabies centre untuk mendapatkan
VAR

 Petugas Melakukan pemantauan


adanya kasus gigitan lain di
wilayah.

 Petugas melaporkan hasil


kegiatan kepada dinas
kesehatan kota Bogor melalui
laporan mingguan SKDR

E. Sasaran
Masyarakat dengan luka gigitan anjing, kucing, monyet dengan resiko rendah
maupun resiko tinggi.

F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


2022
No Kegiatan
Jan

Feb

Mrt

Apl

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des

1. Program
surveilans
Rabies Insidentil

G. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan dari dana BOK tahun 2022
No Kegiatan unit biaya Total Biaya
1 Surveilans KLB Surveilans Transport petugas : Rp.
2 orang x 4 hari x 3 kel x Rp. 50.000 1.200.000
= Rp. 1.200.000

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Monitoring dan evaluasi penanggulangan KLB Rabies dilakukan dengan


tujuan

memantau dan mengevaluasi penyelidikan dan penanggulangan KLB Rabies


untuk melihat apakah telah dilakukan sesuai standar.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

1. Pencatatan pasien GPHR pada buku register Puskesmas.

2. Pelaksana Evaluasi program adalah Koordinator program P2P.

3. Laporan program ini disampaikan dan dilaporkan kepada Dinas


Kesehatan Kota Bogor bagian P2P setiap ada KLB GHPR.

J. Penutup .
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini kami buat, semoga KAK ini dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya

Bogor, 2 Februari 2022


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Bogor Utara Penanggung Jawab Kegiatan

Drg. Astrid Dewi Prabanigtyas, M.K.M Ruth Gledy, A.Md. Kep


NIP. 19790421 200604 2 009 NIP. 19930116 202012 2 019

Anda mungkin juga menyukai