Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM RABIES
TAHUN 2020

A. PENDAHULUAN
Rabies yang disebut juga penyakit anjing gila yang merupakan suatu penyakit infeksi
akut pada susunan saraf pusat(SPP) yang disebut virus rabies melalui gigitan hewan menular,
anjing,kucing, kera. Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu penyakit dapat ditularkan dari hewan
ke manusia melalui gigitan hewan penular rabies.
Penyakit ini telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan merupakan penyakit yang
menakutkan bagi manusia karena penyakit ini selalu diakhiri dengan kematian. Penyakit ini
menyebabkan penderita tersiksa oleh rasa haus namun sekaligus merasa takut terhadap air
(hydrophobia). Rabies bersifat fatal baik pada hewan maupun manusia, hamper seluruh pasien
yang menunjukkan gejala – gejala klinis rabies (encephalomyelitis) akan diakhiri dengan
kematian.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies
namun penyakit ini dapat dicegah melalui penanganan kasus gigitan hewan penular rabies
(GHPR) sedini mungkin.

B. LATAR BELAKANG
Penyakit rabies atau anjing gila adalah suatu penyakit yang sangat ditakuti dan dapat
menimbulkan kematian. Penyakit ini ditularkan dari hewan yang sudah terkena virus rabies
kepada manusia yang disebut dengan zoonosis. Penyakit rabies ini  bersifat akut dan dapat
menularkan dengan secara cepat kepada satu penderita dengan  penderita lain melalui saliva
(air liur) penderita yang sudah terkena virus rabies. Penyakit rabies disebabkan oleh virus
rabies dan penularannya kepada manusia dapat terjadi melalui gigitan hewan penular rabies
(HPR) terutama anjing, kucing dan kera.
Hal-hal yang menjadi faktor risiko penularan penyakit rabies adalah sarana
transportasi, khususnya pelabuhan yang tidak resmi, hewan peliharaan yang Tidak di
vaksinasi di daerah tertular, hewan liar di daerah tertular, pekerja yang berisiko spt dokter
hewan, penangkap anjing, petugas laboratorium, pemburu dll. Wisatawan ke daerah
tertular tapi tidak diberi pre exposure, tranplantasi terutama cornea.
Timbulnya penyakit ini pada manusia dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi anti
rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) setelah digigit hewan yang menderita rabies
(Soeharsono, 2002) Seperti kita ketahui bersama bahwa kebiasaan memelihara anjing, kucing
ataupun monyet yang sebenarnya memiliki suatu resiko yang cukup besar bagi kehidupan
terutama dalam bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit rabies. Kasus
klinis rabies pada hewan maupun manusia selalu berakhir dengan kematian. Penyakit Rabies
menimbulkan dampak psikologis seperti kepanikan, kegelisahan, kekhawatiran, kesakitan dan
ketidaknyamanan pada orang-orang yang terpapar. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada
daerah tertular terjadi karena biaya  penyidikan, pengendalian yang tinggi, serta tingginya
biaya postexposure treatment. Disamping itu, kerugian akibat pembatalan kunjungan
wisatawan, terutama di daerah yang menjadi tujuan wisata penting di dunia, seperti Bali,
dapat saja terjadi jika tingkat kejadian rabies sangat tinggi.
Karena kasus Gigitan Hewan Penular Rabies masih ada walau di masa pandemi
Covid ini, maka sangat diperlukan protokol kesehatan untuk layanan kasus ini agar nantinya
dapat dilaksanakan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Ada 2 cara pasien mendapatkan layanan
kesehatan ketika di gigit Hewan Penukar Rabies (HPR) yaitu datang langsung ke Fasyankes
atau melapor melalui telpon/daring/petugas kesehatan terdekat/perangkat desa. Setelah itu
dilakukan pelayanan dengan mengikuti juknis yankes Puskesmas pada masa pandemi covid-
19 dipilah mana yang termasuk dalam Orang Tanpa Gejala (OTG) / Orang Dalam
Pemantauan (ODP) / Pasien Dalam Pengawasan (PDP) / yang tidak diketahui atau yang
bukan OTG/ODP/PDP. “Karena pelayanan untuk kedua kategori pasien di atas tentu
berbeda”.
Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian antiseptik untuk mencegah terjadinya
infeksi. Yang kemudian diikuti dengan penanganan pasien sesuai pedoman dan pemberian
Vaksin Anti Rabies (VAR). Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
virus penyebab GHPR dan Rabies tersebut.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. TUJUAN UMUM
Menekan serendah rendah nya kasus penyakit rabies
2. TUJUAN KHUSUS
a. Penemuan dini kasus gigitan anjing, kucing atau pun hewan penularan lainnya.
b. Penatalaksanaan kasus gigitan anjing, kucing atau pun hewan penularan lainnya.
c. Pemberian vaksin.

D. TATA NILAI
1. Solidaritas
Rasa kepedulian yang tinggi dalam memberikan pelayanan
2. Empati
Memahami perasaan dan pikiran orang lain
3. Nyaman
Memberikan rasa nyaman dalam pelayanan
4. Yakin
Percaya diri dan kompeten dalam memberikan pelayanan
5. Unggul
Memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional
6. Mudah diakses
Akses yang mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


Kegiatan Dalam Gedung
1 Penyuluhan Perorangan Penyuluhan tentang penanganan rabies
2 Pelayanan Imunisasi Rabies Pelayanan imunisasi rabies bagi pelanggan korban
gigitan anjing
Kegiatan Luar Gedung
1 Sosialisasi penyakit Rabies 1. Sosialisasi tentang penyakit penyakit Rabies di
posyandu wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Alung
2. Penyuluhan cara penanganan korban gigitan
Hewan Penular Rabies

F. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Koordinator melaksanakan sosialisasi kepada pemegang program dan pemegang daerah
binaaan tentang rencana pelaksanaan kegiatan program
2. Koordinator program menyusun jadwal kegiatan
3. Bides dan pemegang daerah binaan melaksanakan kegiatan
4. Melaporkan hasil kegiatan dan melakukan analisa capaian program
5. Melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap hasil kegiatan

G. SASARAN
Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Alung

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


2020
No KEGIATAN
Apr

Des
Okt
Peb

Sep
Jun
Ma

Me
Jan

Ag

No
Jul

DALAM GEDUNG
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1 Penyuluhan perorangan

2 Pelayanan Imunisasi Rabies √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

LUAR GEDUNG
1 Sosialisasi Penyakit Rabies
NB. Jadwal pelayanan dalam gedung jika ada kasus
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan
dengan pelaporan hasil - hasil yang dicapai pada bulan tersebut

J. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan terhadap hasil kegiatan dilakukan setiap bulan oleh penanggung
jawab program yang selanjutnya dilaporkan kepala kepala Puskesmas. Hasil laporan capaian
program dianalisa setiap 3 tiga bulan, dilaporkan kepada kepala Puskesmas Lubuk Alung dan
didisribusikan kepada pihak terkait untuk ditindak lanjuti.

K. SUMBER DANA
Sumber dana kegiatan Program Rabies berasal dari Anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)
BOK Puskesmas Lubuk Alung Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai