Anda di halaman 1dari 7

PENATALAKSANAAN RABIES

No Dokumen :

SOP No Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman :
Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi
DINAS
KESEHATAN
KABUPATEN
SUKABUMI
Drs.H. ARDIANA TRISNAWIANA, MM
NIP . 19640611 198503 1 0111 001
1.Pengertian Penyakit Infeksi akut saraf pusat yang disebabkan oleh Virus Rabies yang termasuk genus
Lyssa Virus, Family Rhabdoviridae yang menginfeksi manusia melalui gigitan hewan yang
terinfeksi ( Anjing, Monyet, Kucing, Serigala, Kelelawar)
Rabies hampir selalu berakibat fatal jika post exposure prophylaxis tidak diberikan
sebelum onset gejala berat.
2. Tujuan Sebagai panduan penegakan diagnosis dan penatalaksanaan komprehensif.
3. Kebijakan
4. Referensi Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014
Tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas kesehatan primer
5. Prosedur A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :
1. Sabun
2. Air Mengalir
3. Cairan Antiseptik
4. Vaksin Anti Rabies
5. Serum Anti Rabies
B. Langkah Langkah Kegiatan
1. Petugas melakukan anamnesis kepada pasien atau keluarganya
2. Petugas memeriksa keadaan umum pasien dan tanda vital
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang sesuai
4. Petugas menentukan berat ringannya gigitan
5. Petugas memberitahu pengobatan yang tepat kepada pasien sesuai berat /
ringannya luka gigitan
6. Petugas melakukan penatalaksanaan gigitan dengan mencuci luka dengan sabun
dan air mengalir selama 15 menit
7. Petugas memberitahu pasien luka resiko tinggi yaitu jilatan/luka pada mukosa luka
di atas daerah bahu , luka jari tangan dan kaki, luka di daerah genetalia, luka yang
lebar/dalam atau luka multiple (multiple wound) diberikan VAR 2,5 IU 2 dosis pada
hari ke 0, 1 dosis hari ke-7 , dan 1 dosis hari ke- 21.
8. Cara pemberian VAR adalah vaksin dilarutkan dengan pelarutnya, dikocok sampai
semua larut, disedot dengan disposable syringe, disuntikkan secara intramuscular,
Hari ke-0 (saat kejadian) : diberikan 2 dosis VAR, 1 vial di lengan/gluteal kanan, 1
vial di lengan/gluteal kiri
Hari ke-7 : 1 dosis
Hari ke-21 : 1 dosis
9. Petugas memberitahukan dan menjelaskan penyakitnya pada pasien berupa
demam,malaise, mual,dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari, dan
harus mewaspadai adanya gejala rabies berupa takut angin, takut sinar matahari
cahaya dan takut air
10. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnose,
terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
6. Unit Terkait UGD
POLI UMUM
DAFTAR TILIK RABIES
No. Kode :
Terbitan :
DAFTAR TILIK No. Revisi :
Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :
Unit : ………………………………………………………………………………..

Nama Petugas : ………………………………………………………………………………..

Tanggal Pelaksanaan : ………………………………………………………………………………..

Tidak
No Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1. Apakah petugas memeriksa keadaan umum pasien dan vital sign
2. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan yang
sesuai
3. Apakah Petugas menentukan berat ringannya gigitan
4. Apakah Petugas menentukan berat ringannya reaksi yang terjadi
terhadap toksin
5. ApakahPetugas memberitahukan dan menjelaskan penyakitnya pada
pasien. Berupa demam, malaise, mual, dan rasa nyeri di tenggokan
selama beberapa hari
6. Apakah Petugas memberikan pengobatan yang tepat kepada pasien
sesuai berat ringannya luka gigitan
7. Apakah Petugas memberitahukan bila reksi berat pada gigitan yang
parah, gigitan didaerah leher ke atas, pada jari tangan dan genitalian
diberikan SAR 20 IU/kg BB dosis tunggal. Cara pemberian SAR adalah
setengah dosis infitrasi pada sekitar luka dan setengah dosis IM pada
tempat yang berlainan dengan suntikan SAR, diberikan pada hari yang
sama dengan dosis pertama SAR
8. Apakah Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke
sub unit farmasi
9. Apakah Petugas mendokumentasikan semua semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnose, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam
rekam medis pasien
10. Apakah bila reaksi berat dengan gejala sismetik dan tidak membaik
dengan tindakan diatas, petugas merujuk pasien ke Rumah Sakit.

JUMLAH
PENANGANAN GHPR
No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1-5
Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi
DINAS
KESEHATAN
KABUPATEN
SUKABUMI Drs.H. ARDIANA TRISNAWIANA, MM
NIP . 19640611 198503 1 011
. 19681208200212 1 001
1.Pengertian Rabies ( Penyakit Anjing Gila ) adalah Penyakit Infeksi akut saraf pusat yang disebabkan
oleh Virus Rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama Anjing,
Monyet, Kucing, Kelelawar. Luka gigitan hewan penular rabies adalah luka yang
disebabkan oleh gigitan hewan yang dicurigai dapat berpotensi menularkan virus rabies
2. Tujuan - Mencegah penularan virus rabies, serta mengurangi resiko infeksi virus rabies
- Menanggulangi mencegah penularan virus rabies dari hewan ke manusia
3. Kebijakan SK Kepala Dinas Kesehatan No. KS.23.00/11550/Dinkes/2023 Tentang Penyelenggaraan
Program
4. Referensi Petunjuk Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Raibies Di Indonesia
Kementrian Kesehatan RI Tahun 2019
5. Prosedur Alat
1. Kran dengan Air bersih yang mengalir
2. Kasa Steril
3. Sarung Tangan bersih
4. Needle dan spuit 1 cc
5. Kapas Alkohol
6. Sabun
7. Pinset sirugik dan anatomi
8. Gunting jaringan
9. Gunting Perban
10. Cairan antiseptic
11. Kom
12. Bengkok
13. Vaksin Anti Rabies
14. Serum anti Rabies jika tersedia
15. Plaster
16. Cairan steril atau NaCl
17. Salep antibiotic atau sufratul

6.Langkah- Perawatan Luka Gigitan


langkah
1. Jelaskan prosedur pembersihan luka pada pasien dan aspek yang perlu dinilai
dalam mempertimbangkan pemberian suntikan VAR atau SAR, beri pengertian
sejak awal mengenai perlu atau tidaknya pemberian VAR dan SAR. Cari pemilik
hewan yang dicurigai penular rabies ( jika ada ) dan amati apakah anjing
meninggal atau menunjukkan gejala infeksi rabies jangka waktu 2 minggu setelah
gigitan.
2. Minta persetujuan menangani luka pada pasien dan atau keluarga
3. Siapkan Alat dan Bahan
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan bersih
5. Bebaskan Area sekitar luka dari pakaian yang menghalangi
6. Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air ( sebaiknya air yang mengalir
), dengan sabun atau detergent selama 10 – 15 menit, bila perlu gunakan kasa
untuk membantu membersihkan.
7. Keringkan luka dengan kasa steril.
8. Ganti sarung tangan yang basah dengan sarung tangan bersih yang baru
9. Beri antiseptic ( alcohol 70 %, Betadine, Obat Merah dan lain lain) pada luka
10. Nilai besar luka, usahakan membersihkan luka sebersih mungkin dengan
mengunakan pinset, kasa, cairan antiseptic,Luka gigitan tidak dibenarkan untuk
dijahit, kecuali jahitan situasi jika sangat diperluka dan hanya berupa jahitan
situasonal.
11. Setelah luka bersih, tutup dengan menggunakan sufratul atau salep antibiotik,
luka tutup dengan kasa dan plester.
12. Jika pasien membutuhkan suntikan VAR karena termasuk luka beresiko infeksi
dan anjing terbukti terinfeksi rabies maka selanjutnya dilakukan prosedur
penyuntikan VAR.
13. Jika pasien dinilai belum membutuhkan suntikan VAR/SAR maka pasien dan
hewan yang dicurigai di observasi selama 2 minggu dari gigitan atau dapat
dikonfirmasi dengan dokter hewan setempat, jika memungkinkan maka
specimen otak hewan dicurigai/ penular rabies di bawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Apabila hewan mati, pasien harus mendapatkan VAR/SAR, sesuai
dengan resiko yang ada.

Prosedur Penyuntikan VAR ( dilakukan 2 orang )


1. Siap VAR (dalam hal ini RABIVAC, kapas dan alcohol. Serta sarung tangan bersih.
2. Jelaskan prosedur penyuntikan dan minta izin pada pasien dan atau keluarga
pasien, termasuk jelaskan jadwal suntikan kedua dan ketiga dari VAR.
3. Petugas mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan.
4. Bersihkan area deltoit kiri dan kanan pasien dengan kapas alkohol secara
memutar dari arah dalam ke luar.
5. Tunggu sebentar hingga alcohol kering.
6. Dengan bantuan perawat kedua atau asisten suntik VAR secara bersamaan pada
deltoid kanan dan kiri secara intra musculair. Pemberian VAR sebanyak 4 dosis, 2
dosis hari ke 0, 1 dosis hari ke 7 dan 1 dosis hari ke 21
7. Tarik jarum suntik keluar, tekan daerah suntikan beberapa saat.
8. Tutup kembali spuit dan lepaskan Needle dari spuit lalu buang Needle dan spuit
terpisah sesuai tempatnya pada sampah medis.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Tanyakan kondisi pasien dan catat tindakan.
Jika SAR juga tersedia dan pasien beresiko tinggi maka VAR dan SAR dapat
diberikan secara bersamaan. Dosis VAR untuk anak dan dewasa sama yaitu 4
dosis, 2 dosis hari ke 0, 1 dosis hari ke 7 dan 1 dosis hari ke 21.
Cara Pemberian SAR di infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, sisanya di
suntikan secara intramuscular dengan dosis 20 IU/kg BB
11. Apabila pasien dinilai membutuhkan SAR namun tidak terdapat SAR pasien dapat
dirujuk ke pusat pelayanan yang memiliki SAR setelah luka di rawat.
7. Bagan alur Kasus Paparan
Tatalaksana HPR
kasus gigitan
hewan penular
rabies Hewan lari/hilang tidak dapat Hewan dapat ditangkap dan
ditangkap, mati dibunuh di observasi (10 – 14 hari )

Luka Risiko Tinggi Luka Risiko Rendah Luka Risiko Tinggi Luka Risiko Rendah

Segera diberi VAR Segera diberi VAR Segera diberi VAR Tidak diberi VAR tunggu
dan SAR dan SAR hasil Observasi

Jika specimen Spesimen Otak


Hewan Sehat Hewan Mati Hewan Mati Hewan Sehat
Otak tidak dapat dapat diperiksa

diperiksa,
lanjutkan Var Stop VAR Berikan/Lanjutkan Tidak diberi
VAR VAR

Positif Negatif
Spesimen Otak
diperiksa
VAR lanjutkan Stop VAR

Positif Negatif

Lanjutkan VAR Stop VAR

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Ruang Tindakan

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai di berlakukan


PENANGANAN GHPR
No Dokumen :
No Revisi :
DAFTAR
Tanggal Terbit :
TILIK
Halaman :

No Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku


1. Apakah Petugas menjelaskan prosedur pembersihan luka pada
pasien dan aspek yang perlu dinilai dalam mempertimbangkan
pemberian suntikan VAR atau SAR, beri pengertian sejak awal
mengenai perlu atau tindakannya pemberian VAR dan SAR ?

2. Apakah Petugas meminta persetujuan menangani luka pada


pasien dan atau keluarga.
3. Apakah Petugas menyiapkan alat dan bahan

4. Apakah Petugas Mencuci tangan dan kenakan sarung tangan


bersih.
5. Apakah Petugas membebaskan area sekitar luka dari pakaian
yang menghalangi
6. Apakah petugas mencuci luka gigitan hewan tersangka rabies
dengan air ( sebaiknya air yang mengaliar “mengalir” ), dengan
sabun atau detergent selama 10 – 15 menit, bila perlu gunakan
kasa untuk membantu membersihkan
7. Apakah Petugas keringkan luka dengan kasa steril ?
8. Apakah Petugas mengganti sarung tangan yang basah dengan
sarung tangan bersih yang baru ?
9. Apakah Petugas memberi antiseptic ( alcohol 70 %, betadin,
obat merah dan lain-lain) pada luka ?
10. Apakah petugas menilai besarnya luka, usahakan
membersihkan luka sebersih mungkin, dengan menggunakan
pinset, kasa dan cairan antiseptic, luka gigitan tidak dibenarkan
untuk dijahit, kecuali jahitan situasi jika sangat diperlukan dan
hanya berupa jahitan situasonal ?
11. Apakah Petugas setelah luka sudah bersih, tutup dengan
menggunakan sufratul atau salep antibiotic, lalu tutup dengan
kasa dan plester ?
12. Apakah petugas jika pasien membutuhkan suntikan VAR karena
termasuk luka beresiko infeksi dan anjing terbukti terinfeksi
Rabies maka selanjutnya dilakukan prosedur penyuntikan VAR ?
13. Apakah Petugas jika pasien dinilai belum membutuhkan
suntikan VAR / SAR maka pasien dan hewanyang dicurigai
diobservasi selama 2 minggu atau dapat dikonfirmasi dengan
dokter hewan setempat. Jika memungkinkan maka specimen
otak hewan dicurigai / Penularan rabies dibawa ke laboratorium
untuk diperiksa. Apabila hewan mati maka, pasien harus
mendapat suntikan VAR / SAR, sesuai dengan resiko yang ada?
14. Apakah Petugas menyiapkan VAR (dalam hal ini RABIVAC),
KAPAS DAN ALKOHOL, SERA SARUNG T6ANGAN BERSIH ?
15. Apakah Petugas menjelaskan prosedur penyuntikan dan minta
izin pada pasienpasien dan atau keluarga pasien, termasuk
menjelaskan jadwal suntik keduan dan ketiga dari VAR ?
16. APakah Petugas mencuci tangan dan mengenakan sarung
tangan ?
17. Apakah Petugas membersihkan area deltoid kiri dan kanan
pasien dengan kapas dan alcohol secara memutar dari arah
dalam keluar ?
18. Apakah Petugas menunggu sebentar hingga alcohol kering
19. Apakah Petugas dengan bantuan perawat kedua atau asisten
suntikan VAR secara bersamaan pada deltoit kanan dan kiri
secara intra musculair. Dosis untuk dengan 4 kali pemberian
yaitu hari ke 0 ( dua kali pemberian sekaligus ) hari ke 7 satu kali
pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian ?
20. Apakah Petugas menarik jarum suntik keluar, tekan daerah
suntikan beberapa saat ?
21. Apakah Petugas menutup kembali spuit dan melepaskan
Needle dari spuit, lalu buang Needle dan spuit terpisah sesuai
tempatnya pada sampah medis /
22. Apakah Petugas melepaskan sarung tangan dan cucu tangan ?
23. Apakah Petugas menanyakan kondisi pasien dan catat
tindakan ?
24. Apakah Petugas memberikan SAR pada pasien berisiko tinggi
jika SAR tersedia ? VAR dan SAR dapat diberikan secara
bersamaan
25. Apakah Petugas menilai pasien membutuhkan SAR namun tidak
terdapat SAR pasien dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang
memiliki SAR ?

Anda mungkin juga menyukai