Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGADAAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR)

1. LATAR BELAKANG : Penyakit Rabies adalah suatu ensefalomielitis akut yang


disebabkan oleh virus yang tergolong Rhabdovirus. Virus
rabies termasuk jenis virus neurotropik yang
dapatberkembang biak pada jaringan saraf. Penularan
kepada manusia terjadi melalui gigitan anjing yang
mengandung virus rabies. Gigitan kucing, kera dan kelelawar
dapat pula menularkan virus rabies tersebut. Penyakit ini bila
sudah menunjukan gejala klinis pada hewan atau manusia
selalu diakhiri dengan kematian.

Cara penularan rabies kepada manusia maupun hewan


lainnya melalui luka gigitan, jilatan pada kulit yang lecet,
selaput lendir mulut, hidung, mata, anus dan genitalia. Masa
inkubasi pada manusia bervariasi biasanya berkisar antara 2-
8 minggu, kadang-kadang 9 hari sampai 1 tahun, tergantung
keadaan luka gigitannya, lokasi luka gigitannya, jumlah virus
dan strain virus.

Data gigitan hewan penular rabies tahun 2017 – 2019


sebanyak 35.727 kasus gigitan hewan penular rabies dan 37
kasus kematian karena rabies. dengan rincian tahun 2017
sebanyak 9.598 kasus dengan kematian 10 kasus, tahun
2018 sebanyak 12.530 kasus dengan kematian karena
rabies 12 kasus dan tahun 2019 sebanyak 13.599 kasus
dengan kematian 15 kasus, meninggkatnya kasus gigitan
HPR diikuti angka kematian yg terus meningkat pula.

Pemberian vaksin anti rabies (VAR) disertai Vaksin Anti


Rabies (SAR) harus berdasarkan atas tindakan tepat dengan
mempertimbangkan hasil-hasil penemuan dari anamnesis
dan pemeriksaan fisik.

Vaksin anti rabies adalah vaksin yang digunakan untuk


mencegah rabies. Vaksin ini dapat digunakan sebelum atau
beberapa saat sesudah terpapar dengan virus ini, seperti
setelah digigit anjing atau kelelawar yang
terinfeksi.Kekebalan yang diperoleh dapat bertahan lama.
Vaksin ini biasanya disuntikkan ke dalam kulit atau otot.bJika
diberikan setelah terpapar, vaksin ini biasanya diberikan
bersamaan dengan imunoglobulin rabies.

Mengingat akan bahaya rabies terhadap kesehatan dan


ketentraman masyarakat karena dampak buruknya yang
selalu diakhiri kematian, maka usaha pengendalian penyakit
berupa pencegahan dan pemberantasan perlu dilaksanakan
seintensif mungkin, maka melalui pengadaan Vaksin Anti
Rabies (VAR) Tahu Anggaran APBD tahun 2020 diharapkan
dapat menyediakan kebutuhan Vaksin Anti Rabies (VAR) di
Provinsi NTT sebagai upaya penanggulangan penyakit
rabies.

1
2. MAKSUD DAN TUJUAN : a. Maksud
Melakukan Pekerjaan Pengadaan Vaksin Anti Rabies
(VAR) dalam rangka mendukung Program
Pengendalian Rabies Di Provinsi NTT
b. Tujuan
Tersedianya dukungan operasional dengan
menyediakan logistik berupa Vaksin Anti Rabies (
SAR) dalam pengendalian Rabies di Provinsi Nusa
Tenggara Timur tahun 2020.
3. LOKASI KEGIATAN : Dinas Kesehatan Provinsi NTT
4. RUANG LINGKUP : a) Ruang lingkup pekerjaan/ pengadaan ini adalah
PEKERJAAN pengadaan Vaksin Anti Rabies (VAR)
b) Lokasi Pekerjaan/pengadaan ini di Dinas Kesehatan
Provinsi NTT
5. TARGET/SASARAN : Seluruh Masyarakat Provinsi NTT
6. NAMA ORGANISASI : Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan
PENGADAAN BARANG pengadaan barang :
a. K/L/D/I :
Biro Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Provinsi NTT
b. Satker/SKPD : Dinas Kesehatan Provinsi NTT
c. PPK : Dinas Kesehatan Provinsi NTT

7. SUMBER DANA DAN : a. Sumber Dana yang diperlukan untuk membiayai


PERKIRAAN BIAYA pengadaan barang adalah DPA Dinas Kesehatan Provinsi
NTT Tahun Anggran 2020 No……… Tanggal……..
b. Pagu Anggaran yang diperlukan untuk pengadaan
pengadaan ini sebesar : Rp 1,567,185,000.00 (Satu Miliar
Lima Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Seratus Delapan
Puluh Delapan Ribu Rupiah)
8. JADWAL PENGIRIMAN : Barang sudah harus tersedia : paling cepat minggu
keempat bulan maret dan paling lambat minggu kedua bulan
April
9. JANGKA WAKTU : Waktu yang diperlukan untuk pelaksaan / pengadaan ini
PELAKSANAAN adalah 30 (tiga puluh) hari kalender.
PEKERJAAN
10. PERSYARATAN : 1. Melampirkan jaminan suplay terhadap keseluruhan
PENYEDIA jumlah Vaksin dari perusahaan/distributor obat/Vaksin
peternakan (Dapat dari beberapa perusahaan
obat/vaksin peternakan).
2. Apabila surat jaminan berasal dari berasal dari
Distributor/Suplier, menyampaikan surat penunjukan
Distributor/Suplier resmi dari principal.
3. Melampirkan contoh/brosur/gambar yang sesuai
dengan spesifikasi tekhnis yang dipersyaratkan yang
bertanda tangan dan berstempel basah.
4. Surat ijin Edar yang dikeluarkan oleh BPOM yang
dilegalisir dari Pabrikan
5. Melampirkan Certifikate of analite (COA) yang
dilegalisir oleh pabrikan
6. Memiliki surat izin edar dari Kementerian Pertanian
Republik Indonesia.
7. Permintaan Uji Laboratorium 3 bulan terakhir.
8. Melampirkan surat pernyataan akan mengantar Vaksin
sampai ke lokasi (frangko lokasi) dalam keadaan baik,
cukup dan jumlah lengkap.

2
9. Bersedia mengganti Vaksin apabila ada
kerusakan/cacat pada saat diterima atau dilakukan
pemeriksaan.
10. Melampirkan izin edar obat – obatan/ Vaksin dari
instansi yang berwenang.
11. Dokumen untuk pengiriman Vaksin harus disiapkan dan
harus mencakup sekurang-kurangnya informasi berikut:
 Tanggal pengiriman;
 Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon
dan status dari penerima (misalnya Apotek, rumah
sakit atau klinik);
 Deskripsi Vaksin, misalnya nama, bentuk sediaan dan
kekuatan (jika perlu);
 nomor bets dan tanggal kedaluwarsa
 Kuantitas Vaksin, yaitu jumlah kontainer dan kuantitas
per kontainer (jika perlu);
 Nomor dokumen untuk identifikasi order pengiriman
 Transportasi yang digunakan mencakup nama dan
alamat
 perusahaan ekspedisi serta tanda tangan dan nama
jelas personil
 ekspedisi yang menerima (jika menggunakan jasa
ekspedisi) dan
 kondisi penyimpanan;
12. Surat penyataan :
 Yang bersangkutan dan manajemennya tidak
dalam pengawasan pengadilan Tidak Pailit, dan
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
 Tidak masuk dalam daftar hitam
 Sanggup menyerahkan barang tepat waktu,
bersedia diperiksa ulang serta mengganti saat itu
juga barang yang rusak, kadaluarsa dan tidak
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
 Tidak Menuntut bila terjadi perubahan anggaran
 Kebenaran dokumen
 Menggunakan materai nomor seri berbeda pada
semua pernyataan.
 Barang yang dimasukan sesuai dengan barang
yang ditawarkan.
13. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki izin SIUP
KLBI 47723 (Perdagangan Eceran Barang Farmasi
Bukan Di Apotik) / 46691 (Perdagangan
Besar Bahan Dan Barang Kimia Dasar)
14. Memiliki NPWP dan laporan Pajak Tahun Terakhir (SPT
Tahun 2019)
15. Pengalaman dalam menangani pekerjaan
 Penyediaan barang pada divisi yang sama paling
kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun terakhir baik dilingkungan
pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman subkontrak.
 Penyediaan barang sekurang – kurangnya dalam
kelompok grup yang sama paling kurang 1 (satu)
pekerjaan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta termasuk pengalaman subkontrak.

3
16. Memiliki kantor operasional yang alamatnya lengkap
sesuai dengan hak kepemilikan/sewa, memiliki surat
domisili dengan pemerintah setempat;
17. Memiliki surat dukungan dari
Principal/Suplier/Distributor,apabila yang mengeluarkan
surat dukungan adalah Distributor/Suplier harus
menyampaikan Surat Penunjukan Distributor/Suplier
resmi dari Principal lengkap dengan brosur dan stempel
basah.
18. Tidak masuk dalam daftar hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang
terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana, dan
pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil
Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti
diluar tanggungan Negara.

11. TENAGA : a) Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan Adalah Dokter Hewan/


TERAMPIL/PERALATAN SKH Sebanyak 1 Orang. Melampirkan Scan/Fotocopy
YANG DIBUTUHKAN KTP, Izajah, Surat Keterangan/Pernyataan Kerja, Dan
Membawa Dokumen Asli Pada Saat Dilakukan
Pembuktian.
b) Peralatan
12. SPESIFIKASI TEKNIS : Terlampir
13. RUANG LINGKUP : Pengadaan Vaksin Anti Rabies (VAR)
PENGADAAN
14. PRODUK YANG DI : Hasil/ produk yang akan dihasilkan dari pengadaan adalah
HASILKAN terpenuhinya Vaksin Anti Rabies (VAR) sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan
15. METODE KERJA :
16. LAPORAN PEKERJAAN : a. Apabila ada kendala dalam Pengadaan Vaksin Anti
Rabies (VAR) diharapkan melaporkan kepada PPK ( Via
Telepon atau secara tertulis) untuk segera dicari Solusinya
dan Kendala tersebut tidak boleh mengganggu
Ketersediaannya Vaksin Anti Rabies sebagaimana yang
sudah ditetapkan dalam dokumen Kontrak.
b. PPK melaporkan perkembangan pelaksanaan/
penyelesaian kegiatan pengadaan Belanja Vaksin Anti
Rabies (VAR) kepada Pengguna Anggaran setiap bulan
sesuai dengan waktu pelaksanaan kegiatan.
17. PENUTUP : Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan Vaksin
Anti Rabies (VAR) ini dibuat agar PPK dan Panitia/Pejabat
Pengadaan dapat menindaklanjuti sesuai dengan
kewenangan masing-masing yang diatur dalam peraturan
yang berlaku.

4
Lampiran

SPESIFIKASI VAKSIN ANTI RABIES (VAR)

1 Nama Barang : Vaksin Anti Rabies


2 Spesifikasi
a. Vaksin dalam bentuk kering mengandung virus rabies yang
diinaktifkan ( inctivated)
b. Virus rabies yaang digunakan diperoleh dari biakan jaringan
continous cell line ( tissue culture vaccine)
c. Virus diinaktifkan di dalam beta propiclakton
d. ( satu) dosis mengandung minimal 2.5 IU
e. Suhu Penyimpanan 2º C- 8ºC
f. Masa kadaluarsa ( Expired date) minimal 1.5 tahun ( satu
setengah) tahun saat barang diterima.
g. Kemasan 1 ( satu) dosis terdiri dari vaksin kering dalam vial dan
pelarutnya 0,5 ml (cc) dalam spuit serta jarum dan disposibel (
dalam satu paket dos)
h. Cara penyuntikan intra muskuler ( IM)

5
6

Anda mungkin juga menyukai