Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

LAYANAN PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG


PEMBAWA PENYAKIT RABIES
PENGADAAN VAKSIN ANTI RABIES DAN SERUM ANTI RABIES
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN 2020
A. Latar Belakang

I. Gambaran Umum
Penyakit Menular sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat Nusa Tenggara Timur. Penyakit menular tidak mengenal batas-batas
daerah administrative, sehinggga pemberantasan penyakit menular memerlukan
kerja sama antar daerah, misalnya antar Provinsi, Kabupaten/Kota bahkan antar
Negara. Penyakit menular yang menjadi masalah di Nusa Tenggara Timur antara
lain: Rabies. Penyakit ini setiap tahun selalu ada dan sering menimbulkan
Kejadian Luar Biasa(KLB) serta Kematian. Untuk melakukan upaya
pemberantasan penyakit menular, penanggulangan KLB diperlukan suatu
pengamatan penyakit yang mampu memberikan dukungan kerja sama antar
program dan sektor, Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat dan Internasional.
Pada tahun 2014 terdapat trend Gigitan Hewan Penular Rabies cendrung
meningkat jumlah kasus sebanyak 7.404 gigitan dengan pemberian Vaksin Anti
Rabies ( VAR) sebanyak 6.250 kasus dan 1 kematian. Terbanyak kasus gigitan
anjing Rabies di Kabupaten Flores Timur sebanyak 1.625 kasus gigitan
Tahun 2015 jumlah kasus 7.386 gigitan dengan pemberian Vaksin Anti Rabies
6.153 kasus dan Spesimen positif 11 danKematian pada manusia 2 orang
.Terbanyak kasus gigitan anjing Rabies di Kabupaten Ngada sebanyak 1.291
kasus, yang diberi VAR.1.036.
Pada tahun 2016 jumlah kasus sebanyak 6801 gigitan dengan pemberian Vaksin
Anti Rabies ( VAR) sebanyak 5.340 kasus. Walaupun terjadi penurunan kasus
gigitan namun angka kematian karena Rabies meningkat menjadi 9 kasus
kematian. Terbanyak kasus gigitan anjing Rabies di Kabupaten Ende sebanyak
1.331 dengan pemberian VAR 1.071 kasus.
Tahun 2017 jumlah kasus gigitan hewan penular Rabies sebanyak 7.369 gigitan
dengan pemberian Vaksin Anti Rabies 6.317 kasus, meningkat dibanding dengan
tahun 2016. Meningkatnya kasus gigitan Hewan Penular Rabies diikuti dengan
angka kematian karena Rabies sebanyak 10 kasus.
Tahun 2014-2016 terjadi kekosongan Buffer Stok Vaksin Anti Rabies di Provinsi
Nusa Tenggara Timur, dan tahun 2017 terdapat dukungan Vaksin Anti Rabies dari
Kementerian Kesehatan namun karena tidak tersedianya dana pengiriman dari
pusat ke Kupang maka Daerah diminta untuk menyiapkan dana pengambilan VAR
ke Jakarta.

REVOLUSI KIA NTT : semua ibu hamil melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai
Tahun 2018-2019 Nusa Tenggara Timur dapat dukungan Vaksin Anti Rabies dari
Kementrian Kesehatan RI dengan biaya distribusi dari anggaran Provinsi, namun
belum mencukupi kebutuhan 9 Kabupaten Endemis Rabies.
Data gigitan hewan penular rabies tahun 2017 – 2019 sebanyak 35.727 kasus
gigitan hewan penular rabies dan 37 kasus kematian karena rabies. dengan rincian
tahun 2017 sebanyak 9.598 kasus dengan kematian 10 kasus, tahun 2018 sebanyak
12.530 kasus dengan kematian karena rabies 12 kasus dan tahun 2019 sebanyak
13.599 kasus dengan kematian 15 kasus, meninggkatnya kasus gigitan HPR diikuti
angka kematian yg terus meningkat pula.
Berdasarkan uraian diatas, maka Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
melalui Bidang P2P pada tahun 2020 diharapkan dapat mendukung
mengalokasikan anggaran dari dana APBD Provinsi NTT untuk Pengadaan
Vaksin Anti Rabies dan Serum Anti Rabies.
maka kami mengusulkan pengadaan yaitu: Pengadaan Vaksin Anti Rabies dan
Serum Anti Rabies.
B. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit Menular
b. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 20014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2014 nomor 244, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia nomor.5587.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
e. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN tahun 2010-2014
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun 2010 tentang jenis penyakit
menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan cara penanggulanganya;
g. Kepmenkes RI Nomor 116 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Surveilans Epidemiologi Kesehatan;
h. Kepmenkes RI Nomor 1582/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Pengendalian
Rabies;

C. TUJUAN

Tujuan Umum:
Menyediakan dukungan operasional pelaksanaan program Rabies
Tujuan Khusus:
Tersedianya dukungan operasional dengan menyediakan logistik berupa Vaksin Anti
Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies ( SAR) dalam pengendalian Rabies di Provinsi
Nusa Tenggara Timur tahun 2020.

REVOLUSI KIA NTT : semua ibu hamil melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai
D. INDIKATOR PROGRAM

1. Jumlah Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Menurun


2. 100% penanganan kasus Gigitan Hewan Penular Rabies sesuai SOP
3. Kabupaten Daerah Endemis Rabies minimal memiliki 1 Rabies Center per 50.000
Ribu penduduk.
4. Lyssa = Nol (0)
5. Tidak ada kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies
6. Presentase Pengetahuan Masyarakat tentang Tatalaksana penanganan pertama luka
gigitan HPR minimal 80%

E. SARANA DAN PRASARAN


Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan
jangkauan pelayanan kesehatan. Nusa Tenggara Timur memiliki 22 Kabupaten/Kota dan
9 Kabupaten merupakan daerah Endemis Rabies yaitu:
1. Kabupaten Lembtara
2. Kabupaten Flores Timur
3. Kabupaten Sikka
4. Kabupaten Ende
5. Kabupaten Nagekeo
6. Kabupaten Ngada
7. Kabupaten Manggaai Timur
8. Kabupaten Manggarai
9. Kabupaten Manggarai Barat

F. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Bidang pencegahan dan Pengendalian Penyakit

G. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari s/d Maret 2020


No Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengadaan Vaksin Anti Rabies (VAR) X X X
2 Pengadaan Serum Anti Rabies (SAR) X X X

H. BIAYA
Sumber dana yang digunakan untuk kegiatan ini adalah DPA SKPD Dinas Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur TA. 2020 sebesar Rp. 1.998.992.835 ( Satu Miliar
Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu

REVOLUSI KIA NTT : semua ibu hamil melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai
Delapan Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah) dengan rincian penggunaan biaya yang tertuang
dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).

a. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya

Kupang, Oktober 2019

An. Kepala Dinas Kesehatan Prov. NTT,


Kepala Bidang P2P

Ir. Erlina R. Salmun, M.Kes


Pembina
NIP. 196700919 199703 2 003

REVOLUSI KIA NTT : semua ibu hamil melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai

Anda mungkin juga menyukai