Anda di halaman 1dari 4

No.

307 Tahun
PUSKESMAS Dokumen
:
2023
TELUK TIRAM
KOTA
Revisi : 00
BANJARMASIN Tanggal 2 Januari
Berlaku
:
2023

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KUNJUNGAN LAPANGAN HIV

KOTA BANJARMASIN
TAHUN 2023
KERANGKA ACUAN
KUNJUNGAN LAPANGAN HIV
PUSKESMAS TElUK TIRAM

A. PENDAHULUAN
Derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor, perilaku,
lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Namun pada kenyataannya faktor perilaku
dan lingkungan adalah pengaruh yang lebih besar kesehatan seseorang, terutama salah jika
seseorang atau masyarakat buruk atau salah terhadap kesehatan serta lingkungan yang tidak
bersih kumuh maka tentunya akan berakibat buruk terhadap seseorang ataupun yang tinggal
disitu. Oleh sebab iłu dalam menekan angka kesakitan penyakit-penyakit menular sebagai
dampak dari kedua faktor tadj, maka adanya kemitraan dan peran serta masyarakat antara
kader desa / kelurahan petugas lintas sektor dan masyarakat di desa / kelurahan yang
bersangkutan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya (Perkesmas 75 Tahun 2014). Dalam
pelaksanaan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayahnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi Upaya kesehatan Perseorangan dan Upaya
kesehatan Masyarakat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerjanya. Puskesmas
sebagai pelaksana teknis akan bekerjasama dengan lintas terkait yang ada di desa/kelurahan
dan kecamatan wilayah kerjanya. Kegiatan UKM Esensial Promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan prerventif dilaksanakan sesuai dengan tata nilai yang dimiliki Puskesmas Teluk
Tiram. Tata nilai yang berlaku di Puskesmas adalah:
P = Profesional
R = Ramah Dalam Pelayanan
I = Integritas Dalam Bekerja
M = Malu
A = Akuntabel

B. LATAR BELAKANG
Kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat. Di Indonesia sejak tahun
1999 telah terjadi peningkatan jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
pada sub populasi tertentu di beberapa provinsi yang memang mempunyai
prevalensi HIV cukup tinggi. Peningkatan ini terjadi pada kelompok orang
berperilaku berisiko tinggi tertular HIV yaitu para pekerja seks komersial
dan pengguna NAPZA suntikan di 6 provinsi: DKI Jakarta, Papua, Riau,
Bali, Jabar dan Jawa Timur(concentrated level of epidemic). Bila masalah ini
tidak ditanggulangi segara,kemungkinan besar epidemi akan bergerak
menjadi epidemi yang menyeluruh dan parah (generalized
epidemic).Kumulatif kasus AIDS diperkirakan sampai pada jumlah 93.968 –
130.000 padatahun 2002. Pada tahun 2010, diperkirakan ada 1 juta – 5
juta kasus infeksi HIV di Indonesia Dari jumlah tersebut diperkirakan
sebanyak 10.000 ODHA yang membutuhkan ART (Antiretroviral
TherapyTerapi Antiretroviral) segera.
Masalah yang dihadapi dalam penanganan kasus HIV/AIDS adalah
kesulitan dalam mendapatkan obat, mahalnya harga obat (ARV) dan
kurangnya informasi dan pemahaman tentang HIV/AIDS. ARV generik
buatan Indonesia sudah tersedia namun belum didukung oleh kesiapan
tenaga medis dan apoteker dalam mendukung keberhasilan terapi.
Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, diperlukan peran dari
aspek pelayanan kesehatan secara paripurna (komprehensif). Peran dari
profesi farmasi adalah suatu keharusan. Peran tersebut didasarkan pada
filosofi Pharmaceutical Care atau yang diterjemahkan sebagai asuhan
kefarmasian dan menurut International Pharmaceutical Federati
merupakan tanggung jawab profesi dalam hal farmakoterapi dengan tujuan
untuk dapat mencapai keluaran yang dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien.Peran apoteker dalam POKJA HIV/AIDS untuk terlibat aktif dalam
Pelayanan terpadu ODHA merupakan prakarsa bijaksana demi tercapainya
tujuan klien.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Mendukung program pencegahan HIV/AIDS Nasional
2. Tujuan Khusus
a. Penemuan kasus sedini mungkin
b. Kasus HIV/AIDS termonitoring
c. Masyarakat faham akan penyakit HIV/AIDS

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan kunjungan lapangan HIV dilakukan dengan melakukan
kunjungan pada rumah populasi kunci.
2. Kegiatan kunjungan lapangan HIV bersumber dari dana BOK sebesar
Rp. 1.080.000,00

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan Kunjungan Lapangan HIV dengan cara petugas melakukan
kunjungan rumah kepada populasi kunci dan melakukan pemeriksaan
skrining HIV dengan melakukan pengambilan darah dan penyerahan hasil.

F. SASARAN
Sasaran deteksi dini hiv adalah populasi kunci HIV seperti pasien TBC, ibu
hamil, pasangan ponci, WPS, LSL sebanyak 12 OH .

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal kegiatan pengambilan dan pengiriman specimen berpotensi KLB
adalah sebagai berikut :
Bulan Ket.
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kunjungan
1. Lapangan
Kasus HIV

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan Pelaporan dilakuan setiap kali selesai melakukan
Kunjungan Lapangan Kasus HIV
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi kegiatan kunjungan lapangan kasus HIV dilakukan sesuai jadwal
RAB BOK 2023.

Anda mungkin juga menyukai