Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LIMUSNUNGGAL
Jl. Rawa Belut NO. 5 Telp (0266) 210767 Email :
puskesmaslimusnunggal@gmail.com Sukabumi-43165

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH ODHA

UPTD PUSKESMAS LIMUSNUNGGAL

TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Perkembangan epidemi HIV-AIDS dan IMS di dunia telah menyebabkan
HIV-AIDS menjadi masalah global dan merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Dalam rangka mempercepat akselerasi upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, sangatlah penting untuk memadukan
upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan dimana
keduanya merupakan komponen penting dan saling melengkapi.
Berdasarkan laporan UNAIDS 2006 menunjukkan bahwa orang dengan
HIV/AIDS yang hidup 39,4 juta orang, dewasa 37,2 juta penderita,anak-anak
dibawah usia 15 tahun berjumlah 2,3 juta penderita.Sedangkan di kawasan Asia
Pasifik terjadi peningkatan yang cukup tajam, termasuk di Indonesia. (Pedoman
pengembangan jejaring layanan dukungan, perawatan dan pengobatan HIV/AIDS
Dep-Kes RI Ditjen P2PL 2007)
Berdasarkan laporan situasi perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia
sampai dengan 30 Juni 2010, secara komulatif jumlah kasus AIDS yang
dilaporkan adalah 21.770 kasus yang berasal dari 32 provinsi dan 300
kabupaten/kota. Cara penularan kasus AIDS komulatif dilaporkan melalui
hubungan seks heteroseksual (49,3%), Injecting Drug User atau IDU (40,4%),
hubungan seks sesama lelaki (3,3%), dan perinatal (2,7%). (Rencana operasional
promkes dalam pengendalian HIV-AIDS,Kemenkes RI 2011 ).
Kecenderungan menunjukkan bahwa Indonesia dalam waktu dekat akan
beresiko mengalami epidemi yang lebih besar. Peningkatan kasus penularan HIV
di kalangan kelompok beresiko di beberapa daerah di Indonesia menjadi salah
satu indikator potensi kenaikan yang cukup mengkhawatirkan. Dan ditambah
ketidaktahuan akan perilaku beresiko tinggi penularan HIV dan IMS serta tidak
pedulinya memeriksakan diri karena belum ada keluhan menyebabkan penularan
IMS dan HIV akan semakin meningkat dan membongkar kasus-kasus HIV yg ada
di bawah akan sulit dilakukan.

II. LATAR BELAKANG


Program penanggulangan IMS dan HIV/AIDS telah berjalan di Indonesia
kurang lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada
1987. Jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Bali mencapai 13.621kasus sampai
dengan februari 2016, dimana sebagian besar kasus terdapat di Denpasar
sebanyak 5.333 (40 %) kasus. Hingga kini program penanggulangan telah
berkembang pesat meliputi pencegahan hingga pengobatan, perawatan dan
dukungan. Perkembangan program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih
baik para penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS dan
HIV/AIDS serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasinya.
Akan tetapi penularan virus HIV terus meningkat, estimasi yang dibuat
belum bias tercapai, ini menyatakan bahwa masih ada kasus-kasus yang belum
terungkap. Kurangn disadarinya risiko penularan IMS dan HIV/AIDS oleh
kelompok beresiko serta rendahnya kesadaran untuk mengetahui status HIVnya
yang ditunjukkan dengan masih cukup besarnya kasus AIDS yang ditemukan
pada stadium lanjut di Rumah Sakit sehingga menyebabkan tingginya tingkat
kematian kasus AIDS merupakan isu strategis yang digunakan sebagai sasaran
respon pengendalian epidemi HIV dan AIDS.
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai penyakit menular ini
melalui pendidikan dan advokasi masyarakat menjadi hal yang utama. Tujuannya
untuk mencegah penyebaran epidemi ini lebih luas lagi. Kalau tidak, maka stigma,
diskriminasi dan ketidaktahuan akan tetap menjadi kendala bagi upaya
penanggulangan lebih jauh.
Infeksi Menular Sexual (IMS) merupakan satu diantara penyebab penyakit utama
di dunia dan telah memberikan dampak luas pada masalah kesehatan, sosial
ekonomi di banyak negara. Pada tahun 1991, WHO telah mempublikasikan suatu
rekomendasi penatalaksanaan pasien IMS yang bersifat paripurna, yang secara
luas berkaitan dengan; upaya pengnggulangan, pencegahan dan program-
program perawatan untuk IMS dan infeksi HIV.
Keberadaan virus HIV dan AIDS telah menarik perhatian dunia terhadap
penanggulangan dan pemberantasan IMS. Terdapat kaitan erat antara
penyebaran IMS dan penularan HIV, baik IMS yang ulseratif maupun non ulseratif,
telah terbukti menularkan HIV melalui hubungan sekual.
Sebagian besar kasus HIV dan AIDS terjadi pada kelompok perilaku
beresiko tinggi yang merupakan kelompok yang dimarjinalkan, maka program-
program pencegahan danpengendalian HIV dan AIDS memerlukan pertimbangan
keagamaan, adat-istiadat dan norma-norma masyarakat yang berlaku disamping
pertimbangan kesehatan. Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat
berhubungan dengan perilaku beresiko, oleh karena itu pengendalian harus
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh tehadap perilaku tersebut. Pekerja
seks baik langsung maupun tak langsung (seperti : kafe,spa,dll) adalah salah satu
kelompok resiko tinggi penularan virus HIV. Mengingat waktu kerja mereka lebih
banyak di malam hari dan istirahat di siang hari maka jadwal untuk memeriksakan
diri mereka sangat jarang dilakukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka sangat diperlukan layanan mobile
klinik IMS dan VCT untuk mengakomodir kebutuhan kelompok resiko seperti ini.
Sehingga perkembangan HIV/AIDS di Kota Denpasar akan bias ditekan.
Pengungkapan kasus sedini mungkin sehingga sesegera mungkin dapat
ditanggulangi sekaligus membantu pencegahan penularan kepada masyarakat
lain.

III. TUJUAN
1. Memperluas upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS pada ibu
hamil.
2. Mempermudah masyarakat untuk mendapatkan akses ke semua layanan baik
informasi, edukasi, terapi atau dukungan psikososial
3. Meningkatkan penemuan kasus sedini mungkin
4. Meningkatkan upaya pemberian terapi sesegera mungkin
5. Meningkatkan kualitas layanan VCT dan IMS di Puskesmas

IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. HIV - AIDS 1. Kunjungan Rumah ODHA


V. Cara Melaksanakan kegiatan

Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan program HIV AIDS

adalah mengikuti siklus Plan, Do, Cek , Action.

VI. Sasaran

1. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pelayanan

kesehatan di puskesmas.

2. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan puskesmas.

Rincian kegiatan, sasaran khusus, cara melaksanakan kegiatan

N Kegiatan Sasaran Rincian Sasaran Cara Lintas Lintas Ket


o Pokok Umum Kegiatan Melaksanaka Program Sektor
n kegiatan terkait Terkait

1. Kunjung ODHA Pemerik Terlaksa Kegiatan Promkes, Kelurah


dalam saan nanya dilaksankan TB,PTM an,keca
an
wilayah kesehtan kunjunga dengan matan,
Rumah
Puskesm dan n rumah mengunjungi WPA
ODHA as pemanta ODHA rumah ODHA
Sukabu uan secara rutin
mi disiplin setiap bulan
minum
ARV

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


WAKTU

N KEGIATAN
Ja Fe Ma Ap Me Ju J Ag Se Ok No De
O n b r r i n ul u p t v s
1. Kunjungan V V V V V V V V V V V V
Rumah
ODHA

VIII. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi dlaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dan disusun
pelaporan tentang hasil cakupan yang dicapai.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan


Dilakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan program HIV –
AIDS ke Dinas Kesehatan.

Sukabumi, Januari 2022


Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Limusnunggal Pelaksana Program,

Dr. Fenny Novita Dwi Soleiman Siti Nurhasanah, A.Md, Keb


NIP . 19761119 200901 2 001 NIP.

Anda mungkin juga menyukai